BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang
dituangkan dalam bentuk aturan. Salah satunya adalah peraturan sekolah yang
disebut dengan tata tertib. Siswa dituntut untuk menaati tata tertib sekolah di
dalam menuju keberhasilan proses belajar mengajar, membentuk karakteristik
siswa, agar disiplin dan bertanggung jawab. Tata tertib sekolah dapat berjalan
dengan baik apabila sikap disiplin terhadap tata tertib dan peraturan sekolah,
berperan sebagai faktor eksternal siswa, dan sebagai dasar berperilaku.
Peraturan sekolah dibuat agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan
sekolah, mengontrol diri dan bertanggung jawab dan berperilaku sesuai dengan
tutntutan lingkungan sekolah. Disiplin sekolah dianggap sebagai sarana agar
proses belajar dapat efektif. Karena tujuan disiplin di sekolah adalah efektifitas
proses belajar mengajar, maka perilaku yang dianggap mendukung proses
belajar mengajar dianggap masalah disiplin. Faktor kedisiplinan dalam
lingkungan sekolah menjadi pangkal utama dari proses pembelajaran di sekolah.
kedisiplinan siswa terhadap tata tertib membuat siswa tahu tentang hak dan
kewajibannya di sekolah, mematuhi aturan sekolah dan diberi sanksi apabila
siswa melanggar tata tertib yang telah ditentukan sekolah. Kedisiplinan siswa
terhadap tata tertib dalam lingkungan sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor,
faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh kondisi/latar belakang suasana
lingkungan sekolah, struktur tata tertib sekolah. pola penerapan tata tertib
sekolah yang dijalankan dan proses pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai
upaya kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah.
Kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah mutlak diperlukan dan dijalankan
oleh seluruh komponen sub sistem dalam lingkungan sekolah, mulai dari kepala
sekolah, staf guru, karyawan dan petugas lainnya, serta para siswa secara
keseluruhan, dengan demikian akan tercipta suatu keadaan yang harmonis dan
dinamis dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar menuju terwujudnya
1
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang keadaan sosial ekonomi, dan keluarga Klien?
2. Jenis pelanggaran apa saja yang sudah dilakukan klien?
3. Hal apa yang melatarbelakangi Klien melakukan berbagai pelanggaran
tersebut?
4. Upaya apa saja yang telah dilaksanakan sekolah?
2
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
3
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
C. Uraian Permasalahan
Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja
sebagai Dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta, sedangkan
Ibundanya sebagai Ibu rumah tangga saja. Keadaan sosial ekonomi Klien dapat
dikatakan masih dalam taraf ekonomi menengah ke bawah, bahkan Klien pun
tercatat sebagai salah satu siswa penerima program bantuan Kartu Jakarta
Pintar (KJP) dari Pemerintah. Sejak awal tahun pelajaran 2017/ 2018 yaitu
sejak diri Klien memangku kelas XI di SMAN 67 Jakarta, Klien sudah
terdeteksi kerap melanggar tata tertib dan aturan yang berlaku di sekolah.
4
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
Pihak guru BK dan Wali Kelas pun selalu berupaya mengingatkan Klien
agar dapat mematuhi tata tertib kedisiplinan di sekolah. Namun, Klien hanya
kurang memperhatikan himbauan dan arahan tersebut, sehingga pada akhirnya
terkumpulah sejumlah 100 poin pelanggaran secara komulatif.
Dalam permasalahan ini, pihak guru BK dan Wali Kelas pun bekerja
sama dengan pihak orang tua klien. Orang tua klien pun memahami
permasalahan putranya. Langkah yang di ambil selanjutnya adalah pembuatan
surat pernyataan bermaterai untuk mengambil kembali putranya yang dititipkan
disekolah. Karena kejadian pelanggaran yang terakhir ini terjadi menjelang
Kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) maka pihak sekolah masih
memberikan kebijakan untuk mengikutsertakan Klien pada Kegiatan PAS
tersebut. Klien diberi kesempatan hingga akhir semester Genap tahun ajaran
2017/2018.
Berdasarkan hasil Pleno Dewan Guru, diputuskan bahwa Klien masih
belum dapat memperoleh kesempatan untuk Naik Kelas. Klien diberi
kesempatan untuk mengulang kembali sebagai peserta didik di Kelas XI. Hal
yang menjadi pertimbangan mendasar ialah bahwa Klien memiliki lima (%)
bidang Studi (Mata Pelajaran) yang nilainya masih Kurang dari Nilai Kriteria
5
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
Pragnosa
Dari kasus tersebut maka Anton sedang mengalami masalah yaitu
pelanggaran tata tertib baik itu kehadiran, keterlambatan maupun kepribaian
dan kurang motivasi untuk belajar karena kurangnya perhatian dan kasih
sayang dari orang tua. Dari rumusan, jenis, dan bentuk masalah yang sedang
dihadapi Anton, maka dibuat alternatif yaitu berupa tindakan bantuan seperti
diberikannya motivasi yang cukup dan juga kasih sayang kepada Anton baik
6
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
orang tua, guru, teman, dan oran-orang yang ada disekitarnya. Terutama yang
paling berpengaruh dan diperlukan Klien ialah perhatian dari pihak orang tua.
7
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
itu pasti ada hikmahnya. Selain itu sifat keterbukaan dan pikiran yang
dewasa akan menyelesaikan segala persoalan.
8
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
9
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
10
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar mampu menjadi pribadi
yang disiplin dan taat dalam menjalankan aturan kehidupan yang berlaku baik
di keluarga, masyarakat, dan termasuk aturan-aturan (kedisiplinan) yang
berlaku di sekolah. Orang tua dapat mengantar siswa setiap harinya. Dan jika
memungkinkan melakukan komunikasi baik melalui telepon ataupun SMS
kepada Wali Kelas ataupun guru BK untuk setiap harinya dapat memantai
perkembangan anaknya.
4. Setiap pelanggaran baru yang dilakukan Klien akan mendapat sanksi dan
disertakan dengan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi kembali
atas apa yang dilakukannya, serta diketahui dan ditandatangani oleh orang tua
siswa, wali kelas dan guru BK.
11
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penegakan peraturan kedisiplinan di sekolah sangat diperlukan guna
pencapaian tujuan visi misi dan tujuan sekolah. Seluruh peserta didik diwajibkan
untuk mematuhi setiap peraturan yang berlaku. Pihak orang tua pun perlu
diberikan sosialisasi/ pengenalan terhadap aturan-aturan apa saja yang berlaku di
sekolah. Terhadap peserta didik yang melanggar peraturan kedisiplinan, pihak
sekolah selalu mengupayakan untuk memberikan bantuan dan pembinaan agar
peserta didik tersebut mampu mengentaskan permasalahan ketidakdisiplinannya.
Dalam hal ini, di SMA 67 terdapat satu peserta didik yang telah melakukan
rangkaian pelanggaran hingga pada akhirnya orang tua peserta didik tersebut
harus mengambil kembali anaknya dari pihak sekolah. Dibalik berbagai
pelanggaran yang dilakukan peserta didik (Klien) tersebut, pada dasarnya Klien
tersebut memiliki permasalahan baik dalam diri maupun dari luar dirinya, seperti
permasalahan kerenggangan dengan keluarganya, faktor ekonomi, dan pergaulan
yang kurang baik dari lingkungannya. Pihak sekolah telah memberikan berbagai
bantuan berupa pembinaan bimbingan serta konseling atas permasalahan diri
Klien agar Klien mampu mengentaskan permasalahannya.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh konselor dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik
(Klien) yang bernama Anton mengalami permasalahan sebagai berikut:
1. Prestasi belajar menurun.
2. Tidak mau memperbaiki kesalahannya yaitu pelanggaran tata tertib di sekolah
SMAN 67 Jakarta
12
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
B. Saran
Usaha pemberian bantuan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah
menuju perkembangan yang optimal perlu adanya kerja sama dengan seluruh
pihak, yaitu: orang tua siswa, wali kelas, Konselor, teman - teman sebaya, dan
yang terpenting ialah si peserta didik itu sendiri. Beberapa saran yang dapat
kami sampaikan ialah sebagai berikut:
1. Kepada diri Klien: Agar mau bersikap terbuka dan dekat kepada kedua orang
tuanya, bapak/ ibu guru, wali kelas, konselor, dan teman – teman sebayanya,
serta mau lebih disiplin dan bersemangat dalam menjalankan pendidikan di
mana pun nanti ia mengampu.
2. Orang Tua Siswa: Agar kiranya mau memberikan waktu, pendekatan, dan
perhatian yang maksimal kepada anaknya, serta memberikan bimbingan
belajar saat berada di rumah, serta berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan
anaknya dalam menunjang proses belajarnya.
3. Pihak Sekolah: Agar kiranya dapat melakukan tindakan preventif agar
kejadian seperti permasalahan Klien tidak terulang kembali. Serta jika
memungkinkan melakukan review ulang terhadap program skor/ penambahan
akumulasi jumlah point atas permasalahan peserta didik agar kiranya tidak
menjadi hal yang juga dapat merugikan Sekolah.
4. Masyarakat: Diharapkan pihak masyarakat mau bekerja sama dan membantu
sekolah untuk memberikan informasi jika terdapat peserta didik yang berada
di lingkungan luar sekolah pada saat jam belajar berlangsung
5. Pemerintah: Agar kiranya pemerintah dapat memberi tambahan dana kepada
pihak sekolah agar pihak sekolah dapat lebih sering kembali mengundang
Motivator dan mengadakan pelatihan-pelatihan kedisiplinan lainnya dalam
berbagai kegiatan ekstrakurikuler guna membentuk kepribadian peserta didik
yang lebih mandiri dan disiplin.
13
Studi Kasus Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Buku Tata Tertib Peserta Didik SMAN 67 Jakarta tahun Pelajaran 2017/2018
http://ririulfadesti.blogspot.com/2015/04/studi-kasus-anak-yang-bermasalah.html
14