Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Riset Sains dan Teknologi e-ISSN: 2549-9750

Volume 1 No. 2 September 2017 p-ISSN: 2579-9118

KEJADIAN MYALGIA PADA LANSIA PASIEN RAWAT JALAN

MYALGIA DISEASE ON ELDERLY IN OUTPATIENTS

Sumardiyono1*, Novy Wahyunengsi Lowa1, Abdullah Muchammad Azzam1,


Khairunnisa Nurul Huda1, Nadia Nurfauziah1
1Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret


Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta
*E-mail: sumardiyono_uns@yahoo.com

ABSTRAK
Histori Artikel: Pendahuluan: Myalgia atau nyeri otot termasuk salah satu keluhan sakit
yang cukup sering diderita manusia. Lansia juga sering mengeluhkan
adanya myalgia. Proses menua mengakibatkan terjadinya penurunan
Submitted:
fungsi dari organ-organ pada lansia, diantaranya penurunan fungsi
03/04/2017 muskuloskeletal, dan penurunan massa otot yang dapat menyebabkan
gangguan pada otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
hubungan kejadian myalgia pada lansia pasien rawat jalan.
Revised: Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional
analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di
21/04/2017
Puskesmas Matesih Kabupaten Karanganyar dengan sampel para pasien
rawat jalan tanggal 1-31 Mei 2016. Sampel dipilih secara simple random
sampling sebanyak 97 sampel. Data sekunder berupa umur diambil dari
Accepted: rekam medik pasien. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi
17/06/2017 Square.
Hasil dan Pembahasan: Kejadian myalgia pada pasien rawat jalan lansia
(48,6%) lebih sedikit dibandingkan pasien rawat jalan bukan lansia
(51,4%).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara kejadian myalgia
dengan lansia pada pasien rawat jalan di Puskesmas Matesih Karanganyar
(p>0,05).

Kata kunci: Myalgia, Lansia

ABSTRACT
Introduction: Myalgia or fatigue is one of the most common disease affects humans. Elderly are also
often complain of myalgia. Aging process resulted in a decreasing organ function, including
musculoskeletal function, and muscle mass, which may cause abnormality to the muscle. This research
aims to know the relationship between myalgia disease with elderly in outpatients.
Methods: This research was an observational analytic research with cross sectinal approach. This
research was done at the health center Matesih Karanganyar with a sample of outpatients in May 30–
June 1, 2016. The sample was selected by simple random sampling as many as 97 samples.
Secondary data are taken from the patient’s medical record. Data was analyzed by Chi Square Test.
Results and Discussion: The incidence of myalgia at the health center Matesih Karanganyar in
elderly outpatient (48.6%) less than the younger outpatient (51.4%).
Conclusion: There was no significant relationship between the incidence of myalgia with the elderly in
outpatients at Matesih health centre in Karanganyar district (p> 0.05).

Keywords: Myalgia, Elderly

59
Sumardiyono, Novy Wahyunengsi Lowa, Abdullah Muchammad Azzam, Khairunnisa Nurul Huda,
Nadia Nurfauziah
Myalgia Disease On Elderly In Outpatients

PENDAHULUAN Lansia merupakan tahap akhir siklus


kehidupan. Lansia juga merupakan tahap
Di Surakarta, myalgia merupakan salah perkembangan normal yang akan dialami oleh
satu masalah kesehatan yang penting. setiap individu yang mencapai usia lanjut dan
Berdasarkan data yang berasal dari merupakan kenyataan yang tidak dapat
masyarakat (community based data), angka dihindari. Lansia adalah kelompok orang yang
kesakitan penduduk yang dikumpulkan oleh sedang mengalami suatu proses perubahan
Puskesmas melalui sistem pencatatan dan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa
pelaporan data, myalgia menduduki urutan ke dekade. Pada tahap ini individu mengalami
4 (7,34%) dari 10 besar penyakit sesudah banyak perubahan baik secara fisik maupun
influenza (11,64%), hipertensi mental, khususnya kemunduran dalam
esensial/primer (9,59), dan nasopharingitis berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
akut (8,15%) pada pasien rawat jalan di dimilikinya (Soejono, 2000). Menurut WHO
Puskesmas Surakarta tahun 2014 (Depkes RI, tahun 2012, Populasi lansia di kawasan Asia
2014). Tenggara mencapai 8% atau sekitar 142 juta
Myalgia dapat dikatakan sebagai sakit jiwa. Pada tahun 2011 jumlah penduduk
pada otot, berat, kaku atau rasa kram atau lansia di Indonesia sekitar 18,27 juta orang
nyeri otot dan dapat terjadi kram di kaki di atau 7,58 persen dari total penduduk (BPS,
malam hari. Kelemahan otot juga dapat 2012).
terjadi tanpa rasa ketidaknyamanan dan Proses menua mengakibatkan
dapat dilihat pada penderita ketika tidak terjadinya penurunan fungsi dari organ-organ
mampu membuka tutup botol, kesulitan lansia, diantaranya penurunan penglihatan,
menjentikkan jari atau kesulitan berdiri dari kemunduran sel saraf, penurunan fungsi
duduk di kursi (Tomaszewski, 2011). muskuloskeletal, dan penurunan massa otot
Muttaqin (2008), menyatakan bahwa myalgia yang dapat menyebabkan gangguan pada otot,
atau nyeri otot termasuk salah satu keluhan salah satunya adalah myalgia atau nyeri otot
yang cukup sering diderita manusia. Myalgia (Darmojo, 2009). Myalgia dapat
atau disebut juga nyeri otot merupakan gejala mengakibatkan kekakuan pada otot jika tidak
dari banyak penyakit dan gangguan pada dilakukan perawatan sesegera mungkin.
tubuh. Penyebab umum myalgia adalah Untuk itu sangat diperlukan upaya
penggunaan otot yang salah atau otot yang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
terlalu tegang. Pemakaian otot yang berlebihan yang memperhatikan aspek fisik, psikis, sosial
dapat mengakibatkan otot-otot yang dan lingkungan (Mubarak, 2010).
digunakan mengalami kekurangan oksigen, Myalgia merupakan rasa sakit atau
sehingga terjadi suatu proses oksidasi anaerob kelelahan otot yang sering dikeluhkan pasien
yang akan menghasilkan asam laktat. Asam di Puskesmas Matesih, Puskesmas lain
laktat inilah yang akan menimbulkan rasa maupun di Rumah Sakit yang biasanya bersifat
pegal atau nyeri. Myalgia dapat dialami dalam akut dan sering menyerang secara spontan
waktu singkat, misalnya otot kram, atau serta bisa disebabkan aktivitas fisik yang
berlanjut sampai beberapa hari, bahkan berlebihan, pengaruh obat ataupun
beberapa bulan atau menahun dapat pengobatan lain. Di wilayah kerja Puskesmas
mengganggu penderita karena intensitas yang Matesih, myalgia merupakan penyakit yang
berfluktuasi. Penyakit ini tidak mengancam sering dirasakan oleh para lansia di
aktivitas hidup penderita, namun bila timbul masyarakat. Penyebab yang paling sering
terus- menerus dapat menyebabkan disebabkan oleh ketegangan (kontraksi) yang
penderita menjadi frustasi karena bisa saja berlebihan, saat latihan atau bekerja berat.
menjadi hambatan dalam hal bekerja maupun Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis
aktivitas harian lainnya yang ada akhirnya kejadian myalgia pada lansia pasien rawat
dapat menurunkan kualitas hidup penderita. jalan di Puskesmas Matesih Kabupaten
Sebagian penderita myalgia terkadang Karanganyar.
mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri
untuk waktu yang lama. Hal ini berisiko efek METODE PENELITIAN
samping obat jika dikonsumsi berlebihan atau
tidak menurut anjuran dokter, misalnya dapat Penelitian ini merupakan penelitian
menyebabkan hambatan pembentukan sel observasional analitik dengan desain
darah merah, terjadi sakit maag (gartritis), penelitian cross sectional. Penelitian ini
ataupun keropos tulang. dilakukan di Puskesmas Matesih Kabupaten

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (59 – 63) 60
Sumardiyono, Novy Wahyunengsi Lowa, Abdullah Muchammad Azzam, Khairunnisa Nurul Huda,
Nadia Nurfauziah
Myalgia Disease On Elderly In Outpatients

Karanganyar dengan sampel para pasien kejadian myalgia dengan skala ukur nominal
rawat jalan tanggal 1-31 Mei 2016. Pada (kategorikal). Data dianalisis secara statistik
tanggal 1-31 Mei 2016 terdapat 3257 pasien menggunakan uji Chi Square dengan tingkat
rawat jalan, kemudian dengan rumus Slovin kemaknaan α = 0,05.
didapatkan 97 sampel untuk mewakili
populasi. Sampel dipilih secara simple random HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling.
Data sekunder berupa umur diambil Penelitian mengenai hubungan kejadian
dari rekam medik pasien. Menurut WHO lanjut myalgia dengan lansia pada pasien rawat
usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang jalan di Puskesmas Matesih Kabupaten
berumur 60 tahun atau lebih. Karanganyar pada tanggal 1-31 Mei 2016
Variabel bebas pada penelitian ini didapatkan hasil penelitian seperti tersaji
adalah usia dengan skala ukur nominal pada tabel 1.
(kategorikal) dan variabel terikatnya adalah

Tabel 1. Karakteristik Sampel berdasar kejadian myalgia dan lansia


Total (n=97)
Variabel Kategori
Frekuensi (n) %
Kejadian myalgia Myalgia 35 36,1
Bukan Myalgia 62 63,9
Usia Lansia 38 39,2
Bukan lansia 59 60,8
Sumber: Data sekunder (2016)

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat (63,9%). Pasien rawat jalan yang berusia
jumlah pasien rawat jalan dengan diagnosis lansia (39,2%) lebih sedikit dibandingkan
myalgia pada penelitian ini adalah 35 orang pasien rawat jalan yang bukan berusia lansia
(36,1%) dan jumlah pasien rawat jalan dengan (60,8%).
diagnosis bukan myalgia adalah 62 orang

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Kejadian Myalgia pada Lansia


Lansia
Total
Variabel Ya Tidak p
(%)
n (%) n (%)
Myalgia 17 18 35 0,154
(48,6) (51,4) (100)
Buka myalgia 21 41 62
(33,9) 66,1 100
Sumber: Data sekunder (2016)

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui myalgia (p=0,73). Pada penelitian ini juga
bahwa kejadian myalgia pada pasien rawat diinformasikan bahwa jenis kelamin tidak
jalan lansia (48,6%) lebih sedikit daripada berhubungan secara signifikan terhadap
pasien rawat jalan bukan lansia (51,4%). kejadian myalgia (p=0,27). Namun penelitian
Tabel 2 juga menunjukkan dari 38 orang ini berbeda dengan penelitian di Pakistan yang
pasien rawat jalan lansia, 17 orang dilakukan oleh Zubair et al. (2015) pada
diantaranya mengalami myalgia dan 21 orang kejadian myalgia di Rumah Sakit, dimana hasil
lainnya tidak mengalami myalgia, sedangkan penelitiannya menunjukkan bahwa variabel
dari 59 pasien rawat jalan bukan lansia, 18 usia berpengaruh terhadap kejadian myalgia
orang orang diantaranya mengalami myalgia (p=0,01), sedangkan variabel lain tidak
dan 41 orang lainnya tidak mengalami berpengaruh yang bermakna terhadap kejadian
myalgia. Tabel 2 juga menunjukkan tidak myalgia, seperti jenis kelamin (p=0,67),
adanya hubungan signifikan antara kejadian diabetes melitus (p=0,63), hipertensi (p=0,83),
myalgia dengan lansia (p>0,05). dan penyakit jantung koroner (p=0,86).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini juga berbeda dengan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya penelitian sebelumnya yang menyatakan
oleh Raad et al. (2004), yang menyatakan tidak prevalensi nyeri pada lansia mengalami
ada hubungan antara umur dengan kejadian peningkatan 65-80% dan sebagian besar

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (59 – 63) 61
Sumardiyono, Novy Wahyunengsi Lowa, Abdullah Muchammad Azzam, Khairunnisa Nurul Huda,
Nadia Nurfauziah
Myalgia Disease On Elderly In Outpatients

diantaranya memerlukan perawatan di rumah kolesterol memiliki efek samping nyeri otot;
sakit karena menderita nyeri. kondisi 5) Penyakit autoimun, seperti rheumatoid
tersebut tidak mengejutkan karena pada asthritis dan lupus yang merupakan kondisi
populasi lansia terdapat peningkatan risiko dimana system imun menyerang
terjadinya nyeri yang sering sulit diobati, jaringan/organ tubuh.
seperti yang disebabkan oleh penyakit artritis,
neuropati diabet, nyeri pasca herpetik, KESIMPULAN
neuropati pascastrok, parkinson dan penyakit
terminal (King, 2000; Cardenas, 2000). Tidak terdapat hubungan signifikan
Nyeri merupakan pengalaman antara kejadian myalgia dengan lansia pada
subyektif yang dapat mempengaruhi kualitas pasien rawat jalan di Puskesmas Matesih
hidup lansia termasuk gangguan kemampuan Karanganyar.
fisiknya. Permasalahan nyeri pada lansia
adalah kesulitan menegakkan diagnosis dan Ucapan terima Kasih
menentukan terapi, sehingga memperberat
penyakit yang mendasari. Penatalaksanaan Peneliti menyampaikan terima kasih kepada dr.
medis kasus nyeri pada lansia seringkali terjadi Wahyu Purwadi Rahmat, M.Kes., selaku Kepala
kegagalan. Penyebab utama kegagalan tersebut Puskesmas Matesih Karanganyar, yang telah
adalah adanya beberapa keyakinan yang tidak memberikan ijin kepada peneliti untuk
tepat, yaitu 1) nyeri pada lansia adalah penelitian di Puskesmas Matesih Karanganyar.
sesuatu yang normal dan tidak perlu
penanganan medis professional; 2) penderita Daftar Pustaka
nyeri lansia lebih baik dalam mengatasi nyeri
dibandingkan usia muda sehingga tidak perlu Badan Pusat Statistik (BPS). (2012). Data
penanganan khusus; dan 3) nyeri kronis Statistik Indonesia: Jumlah Penduduk
mungkin dapat menyebabkan penderita lansia menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin,
tidak nyaman tetapi tidak berbahaya Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Available
(Rahmawati, 2006). at: http://data.go.id/dataset/jumlah-
Kelemahan studi ini adalah peneliti penduduk-berdasarkan-jenis-kelamin-
tidak melakukan pengambilan data secara dan-kelompok-usia
langsung pada subjek. Seperti diketahui bahwa Cardenas D.D, Egan KJ. (2000). Management of
nyeri merupakan keluhan yang objektif yang chronic psain. In: Kottke FJ, Lehmann
dirasakan oleh setiap individu, maka untuk JF. Krusen’s Handbook of Physical
mendapatkan data yang lebih akurat medicine and rehabilitation. 4th ed.
diharapkan melakukan pemeriksaan secara Philadelphia: WB Saunders Company;
langsung pada subjek, serta diperlukan 2000. p. 1163-7.
metode yang objektif untuk menentukan rasa
Darmojo B. (2009). Buku ajar Geriatri (Ilmu
nyeri pada lansia, mengingat rasa nyeri ini
Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai
dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain itu,
Penerbit Fakultas Kedokteran
peneliti juga tidak melakukan pengujian
Universitas Indonesia.
analisis terhadap faktor-faktor risiko myalgia
lainnya sehingga mungkin menimbulkan bias Darmojo R.B. (2004). Pola Penyakit dan
dalam hasil penelitian, karena kemungkinan Keluhan Pada Golongan Penyakit Pada
myalgia bisa disebabkan oleh karena: 1) Usia Lanjut Agar Tetap Sehat dan
Gangguan tidur, yaitu pada orang yang Berkualitas. Semarang: FK UNDIP, 2, 8-
menderita gangguan tidur terkadang 10.
merasakan nyeri otot akibat dari ansietas Depkes RI (2014). Profil Kesehatan Kota
karena stres; 2) Ketidakseimbangan hormon, Surakarta Tahun 2014. p:41. Available
terjadi jika salah satu hormon reproduksi at:
tidak berfungsi secara normal sehingga tubuh www.depkes.go.id/resources/downloa
beralih menggunakan adrenalin yang d/3372_Jateng_Kota_Surakarta_2014.p
seharusnya dipakai untuk mekanisme flight or df
fight pada saat keadaan darurat sehingga King S.A. (2000). Shattering the myths about
berdampak nyeri otot persisten atau disebut geriatric pain. Geriatric Times; 2000;
fibromyalgia kronis; 3) Defisiensi vitamin 1:5-6.
yang disebabkan oleh diet dan gaya hidup
yang kurang sehat; 4) Penggunaan obat-
obatan, misalnya obat penurun kadar

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (59 – 63) 62
Sumardiyono, Novy Wahyunengsi Lowa, Abdullah Muchammad Azzam, Khairunnisa Nurul Huda,
Nadia Nurfauziah
Myalgia Disease On Elderly In Outpatients

Muttaqin A. (2008). Buku Ajar Asuhan Setiawati A., Suyatna, dan Sulistia G.G. (2007).
keperawatan Kliendengan Gangguan Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC. Departemen Farmakologi dan
Mubarak (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Terapeutik FKUI.
Jakarta: Salemba. Soejono. (2000). Pedoman Pengelolaan
Rahmawati et al. (2006). Nyeri Kesehatan Pasien Geriatric untuk Dokter
musculoskeletal dan hubungannya dan Perawat. Jakarta: FK UI, 60-76.
dengan kemampuan fungsional fisik Tomaszewski M, Stepien KM, Tomaszewska J,
pada lanjut usia. Jakarta: Bagian et al. (2011). Statin-induced
Anatomi Fakultas Kedokteran myopathies. Pharmacol Rep PR 2011;
Universitas Trisakti. 63:859–66.
Raad I., Hachem R., Hanna H. (2004). Zubair A.K., Ahmad I.N., Ahmad A. (2015).
Relationship between Association of vitamin D with statin
myalgias/arthralgias occurring in induced myalgia. Pakistan Journal of
patients receiving Neurological Sciences (PJNS). Vol.10: Iss.
quinupristin/dalfopristin and biliary 2, Article 6. Available at:
dysfunction. J Antimicrob Chemother http://ecommons.aku.edu/pjns/vol10
2004; 53 (6): 1105-1108. doi: /iss2/6.
10.1093/jac/dkh234

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (59 – 63) 63

Anda mungkin juga menyukai