Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Myasthenia Gravis (MG) adalah suatu kelainan autoimun yang
ditandai oleh suatu kelemahan abnormal dan progresif pada otot rangka yang
dipergunakan secara terus-menerus dan disertai dengan kelelahan saat
beraktivitas. (Salma Kamarudin,2019)
Myasthenia Gravis (MG) merupakan penyakit autoimun kronis yang
dimediasi oleh antibodi terhadap acetylcholin receptor (AChR) pada membran
postsynaptic dari tautan otot saraf. Hilangnya situs AChR menyebabkan
transmisi berkurang dari impuls saraf ditautan otot-saraf dan penurunan
depolarisasi otot (Huether & McCance, 2019).
Myasthenia gravis disebabkan oleh gangguan transimisi impuls
saraf ke otot. Hal ini terjadi ketika komunikasi normal antara saraf dan
otot terganggu di persimpangan neuromuskuler dimana sel-sel saraf
terhubung dengan otot-otot yang dikontrol. Biasanya bila impuls menuju saraf,
ujung saraf akan melepaskan zat neurotransmitter yang disebut asetilkolin.
Asetilkolin berjalan dari sambungan neuromuskuler dan mengikat reseptor
asetilkolin yang diaktifkan dan menghasilkan kontraksi otot. Sebanyak 15 %
– 20 % pasien dengan MG setidaknya pernah mengalami satu kali myasthenic
crisis. Myasthenic crisis merupakan keadaan darurat medis yang terjadi akibat
otot- otot yang mengontrol pernafasan melemah hingga pasien membutuhkan
ventilator untuk bernafas (Bershad & Suarez, 2008) (Erlan Yudistira,2014)
MG secara klinis memiliki ciri kelelahan dan kelemahan pada otot.
Keluhan kelemahan meningkat sepanjang hari, diperburuk dengan aktivitas dan
mengalami perbaikan dengan istirahat. Ciri-cirinya meliputi ptosis, diplopia,
disartria, disfagia, serta kelemahan otot pernapasan dan anggota gerak. Sekitar
setengah pasien memiliki keluhan ocular lalu dapat mengeluhkan gejala
pernapasan, disarthria, disfagia, atau kelelahan dan kelemahan otot anggota
gerak. Kelemahan otot okular biasanya bilateral dan asimetris serta
menimbulkan diplopia, ptosis atau keduanya. Kelemahan alat anggota gerak
dan batang tubuh biasanya distribusinya lebih banyak di proksimal
dibandingkan di distal. Otot quadriseps, triseps, dan ekstensor leher tampak
lebih dulu terkena. Gejala yang paling serius adalah gangguan pernapasan
karena kelemahan otot diafragma dan interkostal. Gejala pernapasan ini,
bersama dengan gejala bulbar berat, dapat memuncak dan disebut krisis
miastenik dan membutuhkan ventilasi mekanik (Bedlack & Sanders, 2020).
Lebih lanjut dibahas langkah dalam perawatan pasien MG dengan
myasthenic crisis dimulai dengan pengkajian. Perawat dan dokter
berkolaborasi dalam melakukan pengkajian, pengkajian dalam fase krisis
meliputi penegakan diagnosa MG, selanjutnya pencarian penyebab terjadinya
krisis seperti tanda dan gejala: Demam, batuk, sakit dada, dispneu, pengeluaran
cairan hidung, riwayat pengobatan, TTV, auskultasi dada, Inspeksi dada dan
tenggorokan, tes lab, Tes urin dan Rotgen dada. adanya keterbatasan menelan,
kemudian kaji fungsi pernapasan. Langkah –langkah pengkajian tersebut
dilakukan agar perawat dapat mengatasi penyebab dari krisis (Bedlack &
Sanders, 2020).
Secara global insiden MG sebanyak 30/1.000.000/tahun. Hal yang sama
juga dikemukakan oleh departemen kesehatan Amerika Serikat, menunjukan
angka kejadian pasien dengan diagnosa MG diperkirakan 5 sampai 14 dari
100.000 populasi yang dilihat dari berbagai etnis maupun jenis kelamin.
Sementara Joensen (2014) mengemukakan angka kejadian MG di Eropa dan
Amerika Utara, diperkirakan 9,6/1.000.000 orang pertahun. Insiden MG di
negara-negara Asia meningkat dalam lima dekade terakhir, dari 2-5 per juta
menjadi 9-21 per juta populasi.
Saat ini di Indonesia masih mengupayakan pendataan yang maksimal
terkait jumlah pasien dengan MG yang dilakukan oleh Yayasan Miastenia
Gravis Indonesia (YMGI) selaku support group utama karena kelainan yang
cukup jarang dijumpai. Prevalensi MG sekitar 85-125 per satu juta penduduk
dengan insidensi tahunan sekitar 2-4 per satu juta penduduk. Penyakit ini
memiliki dua puncak kejadian, yang pertama antara 20 hingga 40 tahun yang
didominasi wanita dan antara 60 hingga 80 tahun dengan perbandingan pria
dan wanita yang seimbang (Putri, 2017)
Data kunjungan penyakit Myasthenia gravis di rawat inap UPTD
RSUD DEPATI HAMZAH Pangkalpinang Tahun 2018-2020 sebagai berikut,
pada tahun 2018 tidak terdapat kasus Myasthenia gravis namun pada tahun
2019 terdapat 3 kasus Myasthenia gravis., berdasarkan umur dan jenis
kelamin, sebanyak 1 orang laki-laki umur 25-44 tahun, dan 2 orang wanita
umur 25-44 tahun. Pada tahun 2020 kasus Myasthenia gravis menurun
menjadi 1 kasus, yaitu pada 1 wanita umur 25-44 tahun.
Menurut Twork, dkk (2010) mengatakan jika pasien MG memiliki
permasalahan dengan adanya penurunan kekuatan pada otot yang
menyebabkan mobilitas menjadi terhambat. Selain itu secara fisik kemampuan
untuk berkomunikasi juga mengalami masalah. Sebagian memiliki masalah
emosi yang berimplikasi ke hubungan sosialnya, seperti menarik dan
membatasi diri untuk beraktivitas dan berinteraksi di lingkungan sekitar.
Menurut Salma (2019), Miastenia gravis timbul akibat produksi auto
antibodi patogenik yang berikatan dengan neuromuscular junction dengan
gejala klinis kelelahan dan kelemahan otot rangka. Pasien dapat menikmati
hidup normal dan produktif ketika penyakit ini diobati dengan adekuat. Oleh
karena itu, pemberian tata laksana yang tepat sedari awal serta kontrol teratur
akan dapat membantu pasien menikmati hidup normal.
Pasien Myasthenia gravis memiliki beberapa masalah keperawatan
yang kompleks dan sangat memerlukan asuhan keperawatan yang holistik
(menyeluruh), sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Berdasarkan uraian
diatas penulis tertarik untuk membahas tentang Asuhan keperawatan pada
pasien Myasthenia Gravis di ruang NON BEDAH RSUD DEPATI HAMZAH
pangkalpinang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan pada Ny.S di
ruang NON BEDAH RSUD DEPATI HAMZAH Pangkalpinang.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar Myasthenia Gravis
b. Menjelaskan asuhan keperawatan Myasthenia Gravis meliputi :
1) Pengkajian Myasthenia Gravis Mengidentifikasi diagnosa
keperawatan pada klien dengan Myasthenia Gravis
2) Melakukan perencanaan pada klien Myasthenia Gravis
3) Melakukan implementasi pada klien Myasthenia Gravis
4) Melakukan evaluasi dan dokumentasi pada klien Myasthenia Gravis

c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan asuhan keperawatan seminar ini adalah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang di ruang NON BEDAH pada
tanggal 14 juni 2021 sampai 3 Juli 2021.

d. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan Asuhan Keperawatan Seminar
ini adalah dengan menggunakan penulisan diskriptif yaitu menggambarkan
bagaimana suatu proses keperawatan pada klien dengan Myasthenia Gravis

e. Sistematika Penulisan
Pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan dokumentasi. Adapun teknik penulisan yaitu
pengumpulan data dengan melakukan observasi kemudian menggambarkannya
dengan memaparkan dalam bentuk Asuhan Keperawatan, sedangkan untuk
mengumpulkan data sebagai berikut :
1. Observasi
Dengan menggunakan pengamatan langsung dan berperan serta
selama perawatan yakni dengan mengamati keadaan umum perkembangan
penyakit pasien, penatalaksanaan dan pengobatan berperan serta aktif
memberikan asuhan keperawatan.

2. Wawancara
Melakukan kegiatan untuk mendapatkan keterangan langsung dengan
menggunakan tanya jawab kepada pasien, keluarga pasien, perawat ruangan,
dokter, atau tenaga kesehatan lainya.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan adalah ketrampilan dasar yang digunakan selama
pemeriksaan antara lain inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi yang
memungkinkan perawat mengumpulkan data fisik klien yang luas. Dalam
melaksanakannya kelompok mengaplikasikannya pada pasien dengan
Myasthenia Gravis
4. Studi dokumenter
Pengumpulan data tentang keadaan pesien dari catatan medik, catatan
perawatan, hasil laboratorium, serta pemeriksaan lain.
5. Studi kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa
buku yang ada hubungannya dengan materi yang bersifat dalam pembuatan
Asuhan Keperawatan Seminar dan melalui akses internet

Anda mungkin juga menyukai