Anda di halaman 1dari 2

Inayatul Edsa Suroya /14711142

PEMBUKAAN

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWA yang dengan kasih
sayangnya telah mencurahkan segenap nikmatnya kepada kita semua. nikmat hidayah islam
yang merupakan nikmat yg terbesar yg denganya kita akan mampu mencapai syuganya Allah.
nikmat kesehatan nikmat terbesar kedua setelah nikmat hidayah iman ilsam, deganya kita
mampu melakukan aktivitas. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjungan kita
Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi'in, tabiut tabiahum, kepada
kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai
uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

ISI
Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan
sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara
yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya.
Mungkin kita pernah mendengan pepatah tak ada gading yg tak retak, sebagaimana
gading tdk ada manusia yg tidak pernah merasakan sakit baik itu ringan, sedang, bahkan berat.
Oleh karena itu, bukanlah sakit yg menjadi masalah terbesar bagi kita, namun yg lebih penting
untuk kita perhatikan, agaimana kita bisa menjadi hamba yg baik ketika kita sakit. kita bisa
mendapatkan banyak pahala ketika sakit, sebaliknya sakit yg kita derita dapat menjdi sumber
munculya dosa.
Islam memandang sakit sbg musibah. dalam memandang sakit sbg musubah ada 3 dimensi
yg perlu kita pahami
1. sakit sebagai hukuman atas apa perbuatan yg kita lakukan selama ini.

“Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-
Syuura: 30
Menjelaskanjika banyak berbuat maksiat dosa maka Allah akan memberi teguran melalui
sakit tersebut
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun
yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad)
menjadi Rasul kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi. (An-nisa: 79)
dengan adanya kaidah yg pertama ini, maka sepatutnya yg kita lakukan ketika sakit
bertaubat kepada allah dengan taubat nasuha ( menyesal, bertekat tdk melakukan perbuatan
dosa itu lagi)
2. Sesungguhnya sakit diberikan pada orang 2 yg Allah Pilih.
Cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu
kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih)
Penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita
lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu.
karena Allah sayang allah uji dengan sakit karena ingin meggugurkan dosa dosa kita.
ketika allah menghendaki kebaikan pada seseorang itu entah betuk rasa sakit, kemelaratan
, dll denganya Allah gugurkan dosa dosanya satu persatu
sakit yg Allah berikan untuk menggugurkan dosa dosa, sehingga orang yg diberi sakit patut
bersyukur karenanya, bahwa allah masih memilih kita, masih memberikan kasih sayang-Nya.
Karena kita yakin bahwa dosa dosa kita tergugurkan.
Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan
juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan
dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)
Maka sepatutnya kita memahami musibah dengan baik, sehingga kita rido terhadap ujian
yg diberikan Allah,dan kita yakin musibah yang dihadapi menjadi sumber pahala, sehingga
kita tidak merasa dizalimi allah dan disaat itu Allah rido dan memberikan pahala yg besar
baginya.
3. ujian kenaikan derajat kita dihadapan Allah SWT.
”Tidaklah dari seorang Muslim yang tertusuk duri hingga apa-apa yang lebih berat darinya,
kecuali dicatat baginya derajat dan dihapus darinya dengan hal itu kesalahan (Riwayat
Muslim).
Allah menjadikan musibah menjadi sebab ujian bagi manusia. maka musibah yg datang
didasari karna kecintaanya allah kpd hambanya. seorang hamba akan bisa mendapatkan derajat
yg lebih tinggi ketika mereka dapat ujian dan mampu bersabar, dan sebaliknya ketika dia tdk
bersabar maka hal sebaliknya.
PENUTUP

Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai