Vektor Dan Binatang Pengganggu
Vektor Dan Binatang Pengganggu
Bahan ajar mata kuliah pengendalian vektor dan binatang pengganggu – A membahas
tentang pengertian taksonomi, peranan vektor dan binatang pengganggu dalam kesehatan,
fisiologi serangga dan morfologi serangga, macam-macam vektor kompetensi, jenis parasit dan
mekanisme penularan, metode sampling dalam koleksi vektor dan binatang pengganggu, teknik
dalam konfirmasi vektor (khusus nyamuk), serta pengamatan dan penyelidikan vektor dan
serangga pengganggu.
Mata kuliah ini memiliki relevansi atau keterkaitan dengan beberapa mata kuliah di
semester yang sama maupun pada semesters berikutnya. Beberapa mata kuliah yang memiliki
relevansi dengan mata kuliah pengendalian vektor dan binatang pengganggu, seperti mata
kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat. Sebangai contoh relevansinya
adalah sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi tempat perindukan vektor
penyakit dan binatang pengganggu, seperti nyamuk, lalat, kecoak/lipas, dan tikus. Selain itu,
mata kulaih ini juga relevan dengan mata kuliah dasar pemecahan masalah kesehatan
lingkungan (DPMKL), yaitu bagaimana mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang
pemecahan masalah penyakit yang ditularkan oleh vektor (nyamuk, lalat, kecoak, pinjal) dan
binatang pengganggu (tikus). Mata kuliah ini juga sangat bermanfaat bagi anda, yang kelak
akan menjadi seorang sanitarian atau bekerja di bidang kesehatan lingkungan. Oleh karena
materi perkuliahannya mengajarkan mulai dari melakukan survei vektor dan binatang
penganggu sampai mengidentifikasi penyakit apa saja yang ditularkan.
Kompetensi umum dalam mata kuliah ini adalah setelah anda menyelesaikan
perkuliahan ini pada akhir semester III, anda diharapkan akan dapat melakukan intervensi
teknis, administratif, dan sosial sesuai hasil analisis vektor, dan binatang pengganggu.
Untuk mencapai standar kompetensi diatas, maka materi yang dibahas dalam mata
kuliah ini adalah :
1. Pendahuluan
a. Pengertian vektor dan binatang pengganggu
b. Pengertian vektor penyakit
c. Taksonomi dan siklus hidup
d. Peranan vektor dalam kesehatan
2. Fisiologi dan Morfologi serangga
3. Macam-macam vektor, kompetensi, jenis parasit dan mekanisme penularan
4. Metode sampling dalam koleksi vektor dan binatang pengganggu
5. Teknik dalam konfirmasi vektor (khusus nyamuk)
6. Pengamatan dan penyelidikan vektor dan serangga pengganggu
Mata Kuliah ini tidaklah sulit, maka untuk mencapai pemahaman anda akan materi
yang dipelajari, ada beberapa hal sebagai petunjuk belajar yang perlu anda perhatikan :
BAB I
PENGERTIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU
Oktofianus Sila, SKM, M.Sc
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat,
2. Relevansi
Materi ini berhubungan dengan pemberantasan penyakit tular vektor di masyarakat maupun
industri, serta tempat-tempat umum.
3. Standar Kompetensi
- Melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang
pengganggu. (kompetensi 43)
- Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang
pengganggu. (kompetensi 44)
- Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang
pengganggu.
4. Kompetensi Dasar
a) Menjelaskan pengertian taksonomi,
b) Peranan vektor dan binatang pengganggu dalam kesehatan
B. PENYAJIAN
Taksonomi (serangga):
Umumnya didasarkan atas persamaan ciri. Serangga dengan ciri sama, dimasukkan
dalam kelompok sama (melakukan klasifikasi).
Kategori umum pada binatang adalah sebagai berikut :
Phylum :
Kelas :
Ordo (bangsa) :
Famili (suku, marga) :
Genus (keluarga) :
Species (jenis) :
Golongan binatang : Secara berurutan akan terdiri atas: beberapa phyla, satu
phyla terdiri atas beberapa kelas, demikian seterusnya yang berarti jumlahnya akan
terus meningkat dalam setiap kelompok. Kelompok spesies/jenis terdiri atas sekitar
satu juta nama.
Semua serangga adalah anggota phylum Arthropoda, yaitu binatang dengan kaki
beruas-ruas. Serangga yang biasa dikenal sebagai lebah madu dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phylum - Arthropoda
Klas - Insekta
Ordo - Hymenoptera
Famili - Apidae
Genus - Apis
Species - Apis mellifera (lebah madu)
Nama suatu species binatang adalah:
• Nama umum daerah setempat
• Nama ilmiah
KLASIFIKASI
Dunia binatang terbagi menjadi 14 phyla. Dasar yang dipakai adalah tingkat
kekomplekan dan mungkin dari urutan evolusinya sehingga phyla binatang disusun dari
phylum yang rendah ke phylum yang tinggi. Serangga atau insekta termasuk dalam
phylum Arthropoda, terbagi menjadi 3 sub phylum ialah :
Subphylum : Trilobita, (telah punah dan tinggal fosil)
Subphylum : Mandibulata (terbagi menjadi beberapa Kelas, termasuk insekta (hexapoda)
Subphylum : Chelicerata (beberapa kelas, termasuk Arachnida).
MORFOLOGI
Arti Primitif
C. PENUTUP
BAB II
FISIOLOGI SERANGGA
Oktofianus Sila, SKM, M.Sc
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat,
Pokok bahasan ini berisi tentang Fisiologi serangga diantaranya Sistem integumen dan
pernafasan, Sistem pencernaan dan peredaran darah Sitem saraf (foto, mekano &
chemo reseptor)
2. Relevansi
Materi ini erat hubungannya dengan cara masuk dan kerja insektisida pada tubuh
serangga yang bertujuan untuk mengendalikan populasi serangga. Disamping itu
berperan sebagai dasar dalam pemilihan insektisida yang efektif dalam pengendalian
serangga dan binatang pengganggu.
3. Standar Kompetensi
- Melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang
Bahan Ajar Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu – A 8
pengganggu. (kompetensi 43)
- Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang
pengganggu. (kompetensi 44)
- Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang
pengganggu.
4. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tentang Fisiologi serangga
Sistem integumen dan pernafasan
Sistem pencernaan dan peredaran darah
Sitem saraf (foto, mekano & chemo reseptor)
B. PENYAJIAN
1. DINDING TUBUH (INTEGUMEN)
Dinding tubuh (Integumen) terdiri dari satu lapisan epidermis yang dapat
menghasilkan lapisan luar yang keras. Sebagian besar lapisan luar ini terdiri dari kutikula
dan beberapa zat kimia lainnya. Semua lapisan ini berasal dari sel epidermis atau sel
epidermis yang telah berubah bentuk. Lapisan ini ditembus oleh banyak sekali saluran
halus yang berbentuk spiral.
Kutikula serangga mengandung empat puluh sampai lima puluh persen kitin dan
jarang sekali mengandung kapur. Kitin merupakan rantai panjang glukosamina
(C8H13O5N). Zat ini tidak larut di dalam air, alkohol, eter atau pelarut organik lainnya,
asam lemah, basa lemah, atau kuat, tetapi larut di dalam asam mineral pekat dan
dipecah ke dalam berbagai komponennya. Jika dipanaskan di dalam KOH, memberikan
hasil yang disebut kitoson. Senyawa ini dengan iodium memberikan warna ungu, dan ini
merupakan suatu cara uji yang baik untuk mengenal kitin. Di dalam lapisan epidermis
terdapat sel yang dapat mengeluarkan polifenol dan mungkin juga cairan yang dapat
melarutkan kutikula pada proses pergantian kulit. Sel tersebut dinamakan sel kulit.
Kelulusan (permeabilitas) kutikula tergantung dari beberapa keadaan kimia – fisika yang
ada pada satu saat.
Dinding tubuh serangga tersusun dari berbagai senyawa khusus sebagaimana
terlihat pada gambar 1.
SEGMENTASI
Segmen kepala sudah tidak lagi menampakan batas aslinya. Segmen dada
mempunyai susunan sklerotisasi yang rumit. Dengan demikian hanyalah daerah perut
yang mempunyai segmentasi dan susunan sklerit yang masih mempertahankan bentuk
aslinya yang sederhana.
Insang trakea biasanya terdapat pada pangkal kaki, pada beberapa tempat di
dinding tubuh atau pada rectum. Oksigen secara berdifusi memasuki trakea yang ada
pada insang. Otot-otot penggerek terdapat pada dasar lembaran insang. Pergerakan
lebih cepat apabila konsentrasi oksigen di dalam air menjadi berkurang. Diduga bahwa
pergerakan insang menyebabkan aliran air melewati lembaran-lembaran tersebut. Makin
cepat pergerakan insang, makin banyak air yang melewati insang dan dengan demikian
makin banyak oksigen yang dapat diserap.
a. Pengambilan oksigen dari luar : tidak semua serangga air dapat mengambil oksigen
langsung dari dalam air. Mereka harus muncul ke permukaan untuk bernafas. Pada
bagian-bagian tertentu pada tubuh terdapat kumpulan rambut yang dapat memecah
tegangan permukaan. Bagian ini mempunyai afinitas lebih besar terhadap udara
daripada terhadap air.
Kalau serangga muncul ke permukaan air, bagian ini akan tetap kering. Spirakel
berada pada bagian kering ini. Lubang spirakel dapat pula dilindungi oleh lingkaran-
lingkaran rambut, yang mengembangapabila serangga muncul ke permukaan air dan
menguncup kalau serangga menyelam.
Terdapat beberapa cara penyimpanan udara, diantaranya disimpan dibagian
ventral tubuh diantara rambut-rambut yang kebal air (hydrofuge)sebagaimana terdapat
pada Notonecta.
Bagian bawah pada elytera dapat pula dipakai untuk menyimpan udara cadangan
seperti pada Dytiscus atau Hydrophylus. Perkembangan tingkat tertinggi ditandai oleh
terjadinya selaput udara di seluruh tubuh.
3. SISTEM PENCERNAAN
Saluran depan : tidak menghasilkan enzim kecuali kelenjar ludah yang bermuara
di mulut.
Kolembola mempunyai saluran makanan yang sangat sederhana, tidak
mempunyai bagian-bagian dan penonjolan yang berarti. Tabung malpighi tidak terdapat.
Saluran depan serangga pemanah mempunyai proventrikulus yang tumbuh dengan baik
dan yang tidak terdapat pada serangga penghisap cairan.
Pada lipas misalnya, makanan dari mulut masuk ke dalam tembolok dan masih
mengandung campuran ludah. Pada tembolok, enzima dari ludah masih dapat
melakukan tugasnya. Makanan lebih dihaluskan pada proventikulus karena adanya
gerigi pada bagian ini. Dapat terjadi bahwa makanan kembali lagi ke dalam tembolok.
Pada lebah, kerongkongan (oesophagus) sangat panjang dan tembolok juga tumbuh
dengan baik. Pada serangga penghisap, tenggorokan (pharynx) merupakan alat
Gambar 3a. Saluran makanan Umum Gambar 3b. Bagian Saluran makanan pada Lalat
Susunan seperti lalat juga terdapat pada kupu-kupu, dengan sedikit perbedaan.
Pada nyamuk, tembolok dipakai sebagai tempat menyimpan gula, sedangkan darah
disimpan di perut tengah.
Perut tengah : tidak mempunyai lapisan kutikula (intima), tetapi mempunyai lapisan
membran peritrop.
Grastic caeca yang berguna untuk memperlebar perut dan tempat simbion, tidak selalu
terdapat disini.
Saluran terakhir : pembagian dan panjang saluran akhir tergantung dari makanan
serangga bersangkutan. Saluran ini dimulai dari daerah bermuaranya saluran malpighi.
Katup pilorus dapat juga dipakai sebagai tanda permulaan daerah akhir ini. Dinding
saluran akhir di bagian depan lebih tipis daripada bagian belakang. Pada larva
4. SISTEM SARAF
Setiap sel hidup mampu menghantar rangsang ke sel lainnya. Suatu sel saraf
mempunyai kekhususan sebagai sel yang dapat menghantar rangsangan dan juga
sebagai sel yang dapat mengadakan perpaduan stimulus yang datang dari luar maupun
dari dalam tubuh. Telah kita kenal bahwa sel saraf (neuron) terdiri dari tubuh sel dan
akson yang panjang. Sel saraf berkumpul dan membentuk jaringan saraf.
Secara keseluruhan, jaringan saraf mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mendapatkan keterangan dari keadaan sekeliling dan dari tubuh serangga itu sendiri
b. Mengumpulkan semua keterangan dari keadaan yang diperoleh dan juga
mengintegrasikannya
c. Menyampaikan hasil integrasi ke otot yang merupakan reaksi serangga terhadap
keterangan dari sekitarnya itu.
Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri
dari sepasang rantai saraf yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Pada tiap
segmen terjadi suatu pengmpulan saraf tubuh sel yang kemudian disebut ganglion
(ganglia = jamak). Saraf tepi terdiri dari tiga macam sel saraf :
a. Sel saraf indera : membawa impuls dari alat indera
b. Sel perantara (internuncial) : membawa impuls antara sel saraf
c. Sel saraf motor : membawa impuls dari pusat integrasi ke otot
Benang saraf (axon) dari tiap ganglion pergi ke segmen yang sama. Kadang-
kadang ganglion itu sendiri tidak berada pada segmennya semula (sudah berpindah ke
segmen lainnya).
Sel saraf pada saraf tepi terdapat pada bagian tepi ganglion. Tiga kelompok
ganglion yang terdapat di depan mulut (preoral) dapat dianggap sebagai otak (Gambar
4)
Cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. CaIran ini mempunyai peranan penting
dalam menyalurkan bahan makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, juga
berfungsi membawa hasil metabolit yang tidak terpakai ke tabung malpighi untuk
dibuang.
Hemolimfa terdapat di dalam haemocoel diantara organ tubuh. Untuk
menggerakan hemolimfa terdapat organ kontraktil yang disebut jantung.
Sistem pembuluh tidak terdapat. Pernafasan tidak memerlukan hemolimfa karena seperti
telah dikatakan, oksigen langsung masuk ke dalam jaringan.
Peredaran hemolimfa
Jantung mengembang karena pengerutan otot alar. Cairan tubuh memasuki
rongga perikardium dan langsung ke jantung.
Pengendoran otot alar disertai konstraksi jantung, memompa hemolimfa keluar
melewati aorta dan memasuki rongga tubuh. Ada kalanya terdapat sekat dibagian ventral
tubuh yang terbentang di atas kelompok ganglion. Sekat ini dapat berkontraksi sehingga
mengadakan gerakan bergelombang dan dengan demikian mendorong hemolimfa ke
depan.
Tubuh kontraktil, selain jantung, ada pula yang terdapat di dasar antena dan kaki
serta dapat membantu menggerakan hemolimfa. Peredaran hemolimfa tidak hanya
terdapat pada tubuh utama, tetapi juga pada sayap dan kaki.
HEMOLIMFA
Hemolimfa merupakan cairan tubuh yang jernih, berwarna hijau atau kuning;
merupakan medium tempat berlangsungnya pertukaran zat kimia merupakan pembawa
zat makanan dari satu organ ke organ lainnya, pembawa hormon dan juga pembawa zat
buangan ke tabung malpighi. Selain itu hemolimfa dapat pula membantu pernafasan,
memindahkan tekanan dari satu bagian tubuh ke bagian lain, seperti pada waktu
pergantian kulit, dan juga membantu mengembangkan sayap dari keadaan kuncup
HEMOSIT
Hemosit ialah sel bebas yang terdapat di dalam hemolimfa. Sel ini mempunyai inti,
jadi tidak seperti butir darah merah. Di dalam keadaan biasa, sebagian besar hemosit
menempel pada beberapa organ tubuh. Jumlah yang terdapat bebas di dalam aliran
hemolimfa tidak tentu, tergantung dari keadaan faal tubuh. Butir hemosit berlipat ganda
sewaktu serangga mendapat luka, diserang parasit atau sewaktu berganti kulit.
Macam hemosit
Hemosit berasal dari jaringan mesoderm. Dalam keadaan tertentu terjadilah
mitosis pada hemosit yang beredar atau yang melekat pada jaringan tubuh. Hemosit
cenderung untuk menempel pada sesuatu benda dan dengan demikian berbentuk bulat
panjang. Hemosit bebas berbentuk bulat. Penggolongan hemosit belum mencapai suatu
persetujuan umum. Secara umum dapat dikatakan bahwa hemosit mempunyai ukuran
dan bentuk berbeda-beda. Beberapa hemosit mempunyai isian berupa butiran proteina,
karbohidrat dan lemak.
Berdasarkan hal di atas, hemosit secara garis besar dapat dibagi ke dalam
beberapa golongan :
Prohemosit : berukuran kecil, dengan inti hampir memenuhi seluruh sel (gambar 5.a)
Amibosit : berukuran sedang, dengan inti berukuran sedang dan sitoplasma tidak
mempunyai isian.
Sel lemak (spherule) : berukuran besar, inti kecil dan sitoplasma mengandung isian
berupa butiran kecil
C. PENUTUP
* Tes formatif
Jawablah peryataan dibawah ini dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan tentang integumen (dinding tubuh) pada serangga adan apa fungsinya !
2. Jelaskan tentang sistem pernafasan pada serangga !
3. Jelaskan tentang sistem pencernaan pada serangga !
4. Jelaskan tentang sistem saraf pada serangga !
5. Jelaskan secara singkat sistem peredaran darah pada serangga !
6. Tuliskan alasan mempelajari fisiologi dan morfologi serangga !