Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................8
PENDAHULUAN...................................................................................................8
2.1. Latar Belakang..........................................................................................8
2.2. Maksud dan Tujuan...................................................................................8
2.3. Pengertian..................................................................................................9
2.4. Ruang Lingkup........................................................................................10
2.5. Batasan Operasional................................................................................10
2.6. Landasan Hukum.....................................................................................11
BAB II....................................................................................................................13
STANDAR KETENAGAAN................................................................................13
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia..........................................................13
2.2. Distribusi Ketenagaan.............................................................................13
BAB III..................................................................................................................14
STANDAR FASILITAS........................................................................................14
3.1. Standar Ruangan dan denah....................................................................14
3.2. Standar Fasilitas......................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................16
TATA LAKSANA.................................................................................................16
4.1. Pembentukan Tim tanggap darurat..........................................................16
4.2. Prosedur downtime recovery...................................................................18
4.3. Pembentukan Disaster Recovery Center (DRC).....................................20
4.4. Mobilisasi tim tanggap Darurat...............................................................21
4.5. Penyiapan kondisi backup unit perengkat keras dan jaringan.................25
4.6. Penyiapan databse backup menuju restore…………….……………….26
4.7. Prosedur Pelaksanaan Manual pencatatan dan perekaman data …..…. 26
4.8. prosedur Pengembalian ke Sistem Normalisasi ...............................…. 26
BAB V....................................................................................................................28
LOGISTIK.............................................................................................................28
BAB VI..................................................................................................................29
KESELAMATAN PASIEN...................................................................................29
BAB VII.................................................................................................................31
KESELAMATAN KERJA....................................................................................31
BAB VIII................................................................................................................32

vi
PENGENDALIAN MUTU....................................................................................32
BAB IX..................................................................................................................35
PENUTUP..............................................................................................................35

vii
Lampiran
Peraturan Direktur No. 25.2/PERDIR/RSPM/VI/2022
Tentang
PANDUAN SISTEM PENGAMANAN DATA SAAT TERJADINYA DOWNTIME
PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) DI RSU.
PRIMA MEDIKA

BAB I
PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


RSU.Prima Medika menjamin ketersediaan data/informasi dapat tetap selalu
memiliki data yang tercatat dan terekam dalam SIMRS secara terkini serta dapat
di akses dengan segera. Potensi kehilangan data milik di RSU.Prima Medika
tersebut baik dalam kategori bencana yang dapat terjadi kapan saja serta
disebabkan oleh bermacam-macam faktor dengan risiko yang berbeda-berbeda
pula, seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, padam listrik, huru hara, perang,
virus komputer,kegagalan sistem ataupun perangkat keras dan masih banyak lagi
lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu sistem kendali dan
pengaturan yang dapat mengantisipasi situasi dan kondisi yang bagaimanapun
tersebut sehingga kondisi pelayanan dan pencatatan data tetap terekam dengan
baik dan sesuai yang diharapkan seluruh pihak.
Metode perencanaan penanggulangan serta pemulihan bencana untuk
pemenuhan kebutuhan di RSU.Prima Medika harus teroganisir dengan baik dan
harus mengikuti prosedur standar yang ditulis untuk dapat dipahami oleh seluruh
pihak yang menerapkan. Dokumentasi yang efektif dan mudah dipahami sangat
penting dalam rencana pemulihan bencana.
Metode perencanaan penanggulangan serta pemulihan bencana di
RSU.Prima Medika memiliki cakupan yang luas bila hendak efektif untuk
melakukan skenario antisipasi bencana yang berdampak kepada pelayanan,
pencatatan dan perekaman data sehingga berpotensi terjadinya kehilangan data.
Sebuah skenario dengan dampak terburuk harus menjadi dasar terhadap metode
perencanaan. Seperti kerusakan pada fasilitas utama, dalam hal ini adalah ruang
server dan peralatan didalamnya. Karena rancangan perencanaan dibuat dengan

8
dampak terburuk tersebut, situasi yang kurang kritikal dapat diantisipasi dengan
hanya menggunakan sebagian dari metode perencanaan saja dan dengan sedikit
modifikasi prosedur bilamana diperlukan.
Setelah itu, perencanaan penanggulangan bencana harus dilakukan simulasi
dalam bentuk uji coba untuk melihat apakah sudah terbukti dan teruji dengan baik
dan sudah sesuai dengan yang diharapkan seluruh pihak. Proses ini juga sekaligus
memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada pihak-pihak terkait didalam
penerapan program penanggulangan bencana.
Sebagai salah satu institusi yang memberikan pelayanan publik RSU. Prima
Medika merasa perlu mempunyai sistem pengamanan data saat terjadinya
downtime pada SIMRS, sehingga dapat menjamin ketersediaan data atau
informasi dapat tetap selalu memiliki data yang tercatat dan terekam dalam
SIMRS secara terkini serta dapat di akses dengan segera. Oleh karena itu, sebagai
upaya penyamaan persepsi dalam menciptakan dan menjamin pengamanan saat
terjadinya downtime, maka disusun “PEDOMAN SISTEM PENGAMANAN
DATA SAAT TERJADINYA DOWNTIME PADA SIMRS DI RSU.PRIMA
MEDIKA

2.2. Maksud dan Tujuan


A. Maksud :
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pengamanan saat
terjadinya downtime SIMRS di RSU. PRIMA MEDIKA.
B. Tujuan :
Pedoman ini disusun bertujuan untuk :
a. Mendorong terwujudnya implementasi pengamanan saat terjadinya
downtime SIMRS sehingga pengelolaan data dan informasi
terhadap pelayanan yang berkualitas dapat terpenuhi,
b. Memberikan standar bagi petugas Rumah Sakit dalam pengamanan
data/ informasi saat terjadinya downtime SIMRS.
c. Mengurangi kejadian downtime SIMRS sehingga dapat
meningkatkan pengelolaan data dan informasi di lingkungan RSU.
PRIMA MEDIKA untuk menghasilkan layanan infomasi yang
berkualitas.

9
2.3. Pengertian
Downtime adalah istilah dalam industri komputer untuk menunjukan
waktu di mana komputer atau sistem TI tidak tersedia, offline atau tidak
beroperasi. Downtime memiliki banyak penyebab, termasuk penghentian
untuk melakukan maintenance (dikenal sebagai downtime terjadwal),
kesalahan manusia, malfungsi software atau hardware, dan bencana
lingkungan seperti pemadaman listrik, kebakaran, banjir, atau perubahan
suhu yang besar. Downtime dapat menjadi salah satu metrik yang digunakan
untuk ketersediaan sistem. Ketersediaan sering diukur dengan standar
operasional 100% atau standar yang tidak pernah gagal atau sering disebut
dengan uptime yaitu periode waktu ketika sistem komputer beroperasi
penuh dan tersedia bagi pengguna dan sistem lain. Administrator sistem dan
personel TI bertugas untuk memastikan ketersediaan sistem komputer yang
sangat penting serta meminimalkan kejadian downtime.
Data adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-
tanda yang secara relatif belum bermakna bagi Rumah Sakit. Informasi
adalah data yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang
mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Pengelolaan data
dan informasi di Rumah Sakit adalah proses penatalaksanaan mulai dari
identifikasi data, pengumpulan data, penyimpanan data, analisa data
menjadi informasi, pelaporan serta distribusi informasi.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS
adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem
Informasi Kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat

10
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, teknologi,
perangkat, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola
secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan.

2.4. Ruang Lingkup


Pengelolaan pengamanan saat terjadinya downtime SIMRS ini
digunakan sebagai acuan dalam menaggulangi terjadinya downtime SIMRS
yang dapat menjadi salah satu metrik yang digunakan untuk ketersediaan
data, sehingga RSU.Prima Medika dapat menjamin ketersediaan
data/informasi dapat tetap selalu memiliki data yang tercatat dan terekam
dalam SIMRS secara terkini serta dapat di akses dengan segera.

2.5. Batasan Operasional


1. Server
Server adalah sistem komputer yang menyediakan sumber daya untuk
pusat penyimpanan data dan layanan khusus. Penyimpanan data pada
server biasanya dipakai untuk menyimpan dokumen dan informasi.
Kemudian, data tersebut akan digunakan untuk melakukan berbagai
layanan. Misalnya menampilkan data informasi pasien, menampilkan
laporan indikator rumah sakit (BOR, LOS, TOI), dll.
2. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
lain, dan terpadu.
3. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi

11
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
5. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan
seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat,dan merupakan bagian dari Sistem
Informasi Kesehatan.
6. Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi
data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan.
7. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum
dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam
World Wide Web (WWW) di dalam internet.
8. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi,
dan dapat mengakses informasi.

2.6. Landasan Hukum


Pedoman pengelolaan data dan informasi ini disusun berdasarkan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik
adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,
optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak

12
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah
serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara
negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171 Tahun
2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 1 berisi
tentang Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneia Nomor 82 Tahun 2013
tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Bab I Pasal 2 berisi
tentang Pengaturan SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas,
profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneia Nomor 092 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi
Kesehatan Terintegrasi.

13
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Pendidikan : Diploma III / Strata 1 (Sarjana Komputer).
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front Office maupun Back Office.
3. Diutamakan menguasai jaringan komputer.
4. Menguasai database MySQL-SQL Server.
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/ PHP/ Visual
Basiq/Java.

2.2. Distribusi Ketenagaan


Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS
menujukkan bahwa jumlah staf yang ada di unit SIMRS sudah cukup dalam
menunjang proses
pengelolaan SIMRS dan tugas - tugas yang dilakukan oleh petugas
SIMRS. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIMRS yang saat ini
berjumlah 7 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.
Pelayanan yang dikerjakan pada jam kerja rumah sakit, yaitu :
 Shift I :
Senin – Kamis : jam 08.00 - 16.00
Jumat : jam 08.00 – 13.00
Sabtu : jam 08.00 – 14.00

 Shift II :
Senin – Kamis : jam 14.00 - 22.00
Jumat : jam 14.00 - 21.00
Sabtu : jam 14.00 - 21.00

14
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. Standar Ruangan dan denah


Standar ruangan dalam pengelolaan data dan informasi memiliki komponen
– komponen sebagai berikut
1. Ruang IT
Ruang IT adalah ruang khusus bagi pegawai SIMRS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi SIMRS di seluruh area Rumah Sakit
yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIMRS selain
memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh
tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi
Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area
publik yang biasa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi
yang tidak berkepentingan. Biasanya ruangan SIMRS berdekatan dengan
ruang Direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.

2. Ruang Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan
ruang SIMRS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi
masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang
ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan
perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

3.2. Standar Fasilitas


Standar fasilitas dalam pengelolaan data dan informasi memiliki
komponen – komponen sebagai berikut :
1. Komponen Input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, dan tablet.

15
Komponen output adalah media utuk menghasilkan data yang telah
diolah dari sistem berupa laporan, seperti printer, dan scanner.
2. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam Sistem Informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
3. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat
keras computer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data
perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang di
hasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna
untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
4. Komponen Kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam,
api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan sistem
itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa
hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

16
BAB IV
TATA LAKSANA

Untuk menjamin ketersediaan data / informasi di unit pelayana yang ada di


RSU.Prima Medika agar dapat tetap selalu memiliki data yang tercatat dan
terekam dalam SIMRS secara terkini serta dapat di akses dengan segera, maka
RSU.Prima Medika memiliki sistem pengamanan data jika terjadi downtime pada
SIMRS RSU.Prima Medika.
Penyebab potensial dari bencana yang mengganggu layanan, pencatatan
dan perekaman data menggunakan SIMRS peruntukan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) di RSU. Prima Medika dapat dikategorikan sebagai berikut :
 Bencana Alam (Natural Disaster)
 Kesalahan Manusia (Human Error)
 Disengaja (Intentional Causes)
Berikut merupakan jenis-jenis bencana dari masing-masing kategori tersebut :
1. SEBAB ALAM (NATURE)
Disebabkan oleh pengaruh alam seperti Gempa Bumi, Kebakaran,
Banjir, Topan Badai, perubahan Temperatur, dll.
2. KESALAHAN MANUSIA (HUMAN ERROR)
a. Kegagalan perangkat keras (Hardware failure)
b. Kesalahan pemrograman (Sistem error)
c. Kurang pelatihan (Lack of training)
d. Pemeliharaan yang tidak tepat (Improper maintenance)
e. Ceroboh (Carelessness)
f. Pengguna yang tidak berhak (Unauthorized personnel)
g. Mati listrik
3. DISENGAJA (INTENTIONAL CAUSE)
a. Sabotase
b. Virus komputer
c. Pencurian dan Serangan sistem

17
Penyebab potensial yang sudah diklasifikasikan berdasarkan jenis yang
ada dalam kategori pada uraian sebelumnya harus ditentukan dampak yang dapat
terjadi apakah berdampak kecil, sedang, besar terhadap keseluruhan sistem
operasional yang ada. Berikut adalah analisa terhadap penyebab potensial bencana
sehingga mengakibatkan matinya sistem (down time) di RSU.Prima Medika dapat
terjadi disertai dengan probabilitas dan tingkatan dampak seperti tersebut :

PENYEBAB PROBABILITAS DAMPAK


NO POTENSIAL MINI SEDANG MAKS. KECIL SEDANG BESAR
BENCANA M
A. Alam (Nature) :
1. Gempa Bumi YA YA
2. Kebakaran YA YA
3. Banjir YA YA
4. Topan / Badai YA YA
5. Temperatur YA YA
B. Kesalahan Manusia (Human Error):
1. Kegagalan HW YA YA
2. Kegagalan SW YA YA
3. Kurang Pelatihan YA YA
4. Pemeliharaan yang YA YA
tidak tepat
5. Kecerobohan YA YA
6. Pengguna yang YA YA
tidak berhak
7. Mati listrik YA YA
C. Disengaja(Intentional Caused) :
1. Sabotase YA YA
2. Virus Komputer YA YA
3. Pencurian YA YA
4. Serangan Sistem YA YA

Keterangan tabel analisa penyebab potensial bencana :


1. Kolom penyebab potensial :
Adalah pengklasifikasian terhadap jenis-jenis potensial penyebab bencana
berdasarkan 3 (tiga) kategori.
2. Kolom probabilitas :
Adalah menentukan terhadap kemungkinan potensi bencana yang dapat
terjadi dalam 3 (tiga) klasifikasi; minimum, sedang, maksimum.
3. Kolom Dampak :
Adalah menentukan seberapa jauh dampak dan akibat dari bencana yang
dapat terjadi dalam 3 (tiga) klasifikasi; kecil, sedang, besar.

18
Dalam melaksanakan penanggulangan bencana disertai antisipasinya pada
RSU.Prima Medika, diperlukan suatu rancangan solusi dengan kemungkinan
skenario dampak terburuk yang dapat terjadi dalam cakupan luas sehingga efektif
untuk melakukan skenario antisipasi bencana yang berdampak kepada pelayanan,
pencatatan dan perekaman data. Dengan demikian situasi yang kurang kritikal
atau dibawah kondisi terburuk sekalipun sudah dapat dilakukan antisipasi
menggunakan seluruh atau sebagian rancangan desain tersebut dengan
memungkinkan adanya modifikasi prosedur bilamana diperlukan. Berikut adalah
rancangan solusi terhadap penanggulangan bencana :
1. Pembentukan Tim tanggap darurat;
2. Prosedur Down Time Recovery;
3. Pembentukan Disaster Recovery Center (DRC);
a. Mobilisasi tim tanggap darurat,
b. Penyiapan kondisi backup unit perangkat keras dan jaringan,
c. Penyiapan database backup menuju restore,
d. Prosedur pelaksanaan manual pencatatan dan perekaman data,
e. Prosedur pengembalian ke sistem normalisasi.

1. TIM TANGGAP DARURAT.


Merupakan suatu tim yang dibentuk khusus untuk menjalankan
kondisi darurat dalam keadaan bencana saja sebagai bentuk
penanggulangan terhadap kemungkinan kehilangan data dan antisipasi
terhadap penomoran, pencatatan dan perekaman data. Tim tersebut harus
memiliki komitmen tinggi yang sanggup siap siaga kapanpun dibutuhkan
dari waktu ke waktu sesudah pernyataan bencana, karena tidak diketahui
dan dapat diprediksikan kapan terjadinya suatu bencana.
Tim tanggap darurat ini harus bertempat tinggal dan berada di
lokasi yang sama dengan lokasi RSU. Prima Medika, yaitu kota Denpasar,
karena tim tersebut berfungsi sebagai first level untuk RSU. Prima
Medika. Diperlukan tim yang terlatih dengan kualifikasi pada masing-
masing bidang yang dibutuhkan seperti bidang sistem aplikasi dan bisnis
proses manual, bidang infrastruktur jaringan dan perangkat keras, bidang

19
kegiatan pengelolaan data seperti penomoran, pencatatan dan perekaman
data dalam kondisi darurat pada saat proses penanggulangan dan
pemulihan bencana.
Anggota tim tanggap darurat yang dibentuk tersebut terdiri dari
personil PT. Buana Varia Komputama dan dibantu oleh personil Instalasi
Informasi Tekhnologi (IT) RSU.Prima Medika sebagai penghubung yang
memfasilitasi di dalam internal organisasi di rumah sakit.
Struktur tim tanggap darurat yang terbentuk akan disosialisasikan
kepada setiap unit/instalasi di RSU.Prima Medika sehingga pada saat
kondisi bencana siapapun dapat mengetahui, kepada siapa dan kemana
harus menghubungi pertama kali. Berikut merupakan struktur tim tanggap
darurat downtime SIMRS RSU.Prima Medika

Site Coordinator
Pimpinan Team Tanggap darurat
Anak Agung Ngurah Manik Artawan
HP : 08123644109

System Support Technical Support


1. Bagian Manual Sistem & Bisnis proses 1. Server dan database
bagian IRD Nama : A.A.A.Jaqueline Widari, S.Kom
Nama : dr. Adi Surya Darma HP :
Hp : 081246798615 2. Jaringan Komputer dan perlengkapan
2. Bagian Manual Sistem & Bisnis proses Nama : IGN. Rai Swara, S.T
bagian RJ
Nama : Samsul Aidi, S.Kep
Hp : 081916657583
3. Bagian Manual Sistem & Bisnis proses
bagian RI
Nama : I Gusti Ayu Arini
Hp : 081236482945
4. Bagian Manual Sistem & Bisnis proses
bagian RM
Nama : Putri Jayanti
Hp : 081939683269

20
2. DOWN TIME RECOVERY
Merupakan suatu upaya pemulihan sistem SIMRS RSU.Prima
Medika yang sedang operasional dengan cepat dan dengan waktu
sebelum 1 X 24 jam sejak diketahui terjadinya permasalahan sehingga
layanan sistem tidak terganggu. Pemulihan tersebut dilakukan oleh team
First level support dari IT RSU.Prima Medika. First level support
tersebut identik dengan tim tanggap darurat seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Metode pendekatan penanggulangan dan pemulihan
bencana dalam bentuk Down time recovery dibagi menjadi :
- High Availability
- Disaster Recovery.

2.1. HIGH AVALAIBILITY


Merupakan pemulihan segera yang ditunjang dengan fasilitas
pendukung tekhnologi yang sudah tersedia dan terpasang langsung di
lokasi. Umumnya adalah bencana dengan dampak kecil dan sedang
dimana down time recovery dapat dilaksanakan dalam beberapa jam saja.
Beberapa fasilitas yang dapat di implementasikan adalah seperti server
utama dengan tekhnologi redundant server, perangkat jaringan utama
(backbone switch) dengan technologi redudant switch modul dan
spanning tree protocol (SPT), database dengan tehknologi database
replication dan terakhir adalah backup unit terhadap perangkat keras
pendukung lainnya seperti unit pc, printer, barcode, distribution switch.
Waktu pemulihan diupayakan seminimum mungkin dan tidak lebih dari 1
X 24 jam untuk mencegah potensi hilangnya data.

2.1.1. REDUNDANT SERVER


Melakukan redundant terhadap server utama (primary server),
sehingga bila terjadi kegagalan hardware pada server utama
dapat langsung dialihkan kepada server cadangan (secondary
server).

21
2.1.2. REDUNDANT SWITCH MODUL & SPANNING TREE
PROTOCOL
Melakukan redundant terhadap perangkat pusat jaringan utama
(backbone switch), sehingga bila terjadi kegagalan hardware
dapat langsung dialihkan kepada unit perangkat cadangan yang
sudah tersedia secara pasif. Selain itu tekhnologi spanning tree
protocol memungkinkan melakukan pembuatan topologi secara
local loop tanpa terjadinya tumbukan data sehingga bila terjadi
gangguan pada satu segmen distribusi dapat langsung beralih
(automatic fail over) melalui segmen distribusi lainnnya yang
terhubung langsung.
2.1.3. DATABASE REPLICATION
Melakukan replikasi database secara real time sehingga bila
terjadi kerusakan (corrupt) database dapat secara langsung dan
segera dialihkan dengan menggunakan database hasil replikasi
yang identik dengan database yang pertama.
2.1.4. HARDWARE BACKUP UNIT
Menyediakan backup unit terhadap seluruh perangkat keras
terpasang di RSU. Prima Medika peruntukan SIMRS sehingga
bila terjadi kegagalan hardware dapat segera dipulihkan dan
tidak mengganggu operasional sistem yang ada.
2.1.5. UNINTERUPTABLE POWER SUPPLY (UPS)
Menyediakan UPS pada seluruh server, unit cpu serta pada
setiap segmentasi distribusi jaringan (distribution switch)
sehingga bila terjadi kegagalan daya listrik dan tidak serta merta
beralih kepada genset yang sudah disediakan oleh RSU.Prima
Medika, operasional sistem peruntukan MIRSA tetap dapat
operasional selama beberapa saat dan potensi kehilangan data
dapat dicegah.

22
2.2. DISASTER RECOVERY.
Disaster recovery merupakan suatu upaya down time recovery
dalam bentuk ketetapan tindakan terhadap langkah-langkah yang harus
diambil pertama kali saat menentukan apakah suatu masalah dan potensi
kehilangan data dapat dikategorikan sebagai suatu bencana seperti yang
sudah dijelaskan pada analisa dampak terhadap penanggulangan bencana
dengan dampak besar, seperti bencana alam,kebakaran pada ruang server.
Siapa yang berhak menyatakan kondisi bencana serta kepada siapa saja
pertama sekali informasi kondisi darurat diberikan.
Selain itu, pemberlakuan tingkat kegawatan terhadap pernyataan
kondisi bencana juga perlu diatur dengan tujuan dapat dilakukan
pengambilan keputusan mulai dari tingkat terendah hingga tingkat
tertinggi disesuaikan dengan dampak dari bencana itu sendiri dan untuk
dapat menggerakkan secara cepat dan tepat waktu tim tanggap darurat
yang sudah dibentuk. Berikut adalah prosedur disaster recovery yang
diterapkan oleh RSU.Prima Medika :

23
Sedangkan untuk dapat menggerakkan secara cepat dan tepat waktu tim
tanggap darurat yang sudah dibentuk selain waktu tanggap (respond time)
yang harus dilaksanakan, adalah sebagai berikut :

3. DISASTER RECOVERY CENTER (DRC).


Disaster Recovery Center merupakan pusat pemulihan dan
penanggulangan bencana yang berisikan tim yang sudah dibentuk dan
ditetapkan berdasarkan keputusan direktur RSU.Prima Medika. Tujuannya
adalah pada saat dinyatakan kondisi darurat di RSU. Prima Medika untuk
potensi kehilangan data dapat langsung dan segera diantisipasi oleh tim
yang langsung aktif terbentuk tersebut dengan melaksanakan prosedur
yang sudah ditetapkan. Setelah pusat pemulihan dan penanggulangan
bencana dieksekusi dan dilaksanakan, beberapa hal perlu dipersiapkan
segera sehingga proses pencatatan dan perekaman data dapat langsung

24
dilakukan walaupun masih dalam kondisi manual sehingga potensi
kehilangan data dapat diminimalisir sedini mungkin.
Persiapan tersebut dilakukan dengan kondisi skenario dan dampak
terburuk yang harus menjadi dasar terhadap metode perencanaan dan
dengan eskalasi level tertinggi secara terstruktur dan sistematis adalah
sebagai berikut :
1. Mobilisasi tim tanggap darurat.
2. Penyiapan backup unit untuk perangkat keras dan jaringan.
3. Persiapan data backup periode terakhir untuk dilakukan restore.
4. Persiapan prosedur pencatatan data manual terhadap layanan pasien.
5. Persiapan entry data kedalam sistem sementara dan backup data.
6. Normalisasi sistem dan pelaksanaan restore data.

3.1. MOBILISASI TIM TANGGAP DARURAT.


Setelah adanya pernyataan bencana yang sudah dideklarasikan,
maka tim tanggap darurat langsung mendapatkan informasi ini yang
dapat datang dari Kepala Instalasi Sistem Informasi Manajemen
RSU.Prima Medika dan seketika melaksanakan pembuatan pusat
penanggulangan dan pemulihan bencana (Disaster Recovery Center-
DRC) serta mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

25
penanggulangan bencana dan pemulihan sistem hingga kondisi normal
kembali. Lokasi pusat penanggulangan dan pemulihan bencana
ditentukan oleh RSU.Prima Medika (Disaster Recovery Center-DRC).
Dapat melalui Kepala unit IT dan SIMRS RSU. Prima Medika maupun
pimpinan tim tanggap darurat itu sendiri sehingga dapat langsung bekerja
sesuai kebutuhan yang diperlukan.

3.2. BACKUP UNIT PERANGKAT KERAS DAN JARINGAN.


Pada saat terjadinya bencana dengan kondisi skenario dan dampak
terburuk, maka tim tanggap darurat pada bagian infrastruktur jaringan
dan perangkat keras serta bagian server dan database langsung
mempersiapkan kondisi peralatan pengganti (backup unit) dengan
kebutuhan minimum sehingga terbentuk LAN (local area network)
dengan server dan SIMRS RSU.Prima Medika yang dapat
dioperasionalkan untuk melayani registrasi, pelayanan dan pembayaran
pasien sehingga pencatatan dan perekaman data saat kondisi bencana
tetap dapat dilakukan dengan melanjutkan kondisi data rekaman terakhir
yang berhasil dilakukan backup.
Minimum kebutuhan yang harus ada untuk peralatan perangkat
keras dan jaringan tersebut adalah sebagai berikut :
a. 1 unit Server, yang sanggup melakukan penampungan,pencatatan
dan perekaman data terakhir sebelum bencana.
b. 1 unit tape backup/storage dan tape tape cattridge (identik dengan
kondisi pengoperasian tape tape cattridge kondisi operasional).
c. Tape backup atau database dummy kondisi operasional, berisi data
rekaman data terkini sebelum terjadinya bencana.
d. 2 unit pc client, peruntukan registrasi dan pelayanan.
e. 1 unit switch 24 port 10/100/100 dengan infrastruktur jaringan
sementara.

26
3.3. DATA BACKUP SEBELUM BENCANA DAN RESTORE.
Data terkini sebelum terjadinya bencana dipersiapkan untuk mulai
dilakukan pengembalian data (restore) ke dalam sistem sesuai tersebut
pada penyiapan backup unit pada perangkat keras dan jaringan. Data
terkini sebelum bencana dapat diperoleh dari beberapa kondisi :
a. Data backup hasil pada tape tape cattridge dengan penyimpanan
diluar area lokasi bencana.
b. Data backup atau dummy pada harddisk sebagai antisipasi bila tape
tape cattridge mengalami keruasakan, 60 kilometer diluar area
bencana.
c. Data replikasi secara real time dari primary database server ke
secondary database server pada ruang server pada area bencana.
d. Database Replication online melalui Virtual Private Networking
(VPN) yang berjarak melebihi 60 kilometer dari pusat area
bencana.
Bila proses penyiapan data terkini sudah dilakukan oleh tim
tanggap darurat bagian server & database maka proses selanjutnya adalah
proses pelaksanaan pengembalian data ke dalam sistem sementara
(restore). Dibutuhkan beberapa waktu dalam proses restore tersebut
namun tidak akan melebihi 1 X 24 jam.

3.4. PROSEDUR PENCATATAN DATA MANUAL


Persiapan terhadap pencatatan dan perekaman data untuk registrasi,
layanan dan tindakan pasien dilaksanakan secara manual sistem selama
kondisi bencana terjadi dengan beberapa alat bantu seperti :
a. Tim tanggap darurat bagian Rekam Medik (RM) akan meminta
kepada unit/instalasi Rekam Medik (RM) RSU. Prima Medika
Balaraja Tangerang agar memberikan jatah nomor Rekam Medik
(RM) peruntukan unit/instalasi yang sudah dialokasikan untuk
situasi dan kondisi bencana.

27
b. Registrasi pasien menggunakan formulir identitas pasien yang
sudah dipersiapkan pada setiap unit/instalasi sebelum situasi dan
kondisi bencana.
c. Layanan dan tindakan terhadap pasien selama dalam masa situasi
dan kondisi bencana menggunakan formulir kartu kendali yang
telah dipersiapkan dan disimpan pada setiap unit/instalasi sebelum
situasi dan kondisi bencana terjadi. Bentuk formulir identitas
pasien adalah sesuai yang tertera pada LAMPIRAN 008.
FORMULIR KARTU KENDALI PASIEN.
d. Bila bencana yang terjadi adalah merupakan dampak terburuk,
maka semua cara bayar akan dicatat sebagai pasien dijamin dan
dilaporkan kepada pemerintah daerah atau kementrian kesehatan
untuk dapat diajukan klaim pembayarannya. Sedangkan bila
bencana yang terjadi hanya minimum dan bersifat lokal serta
bukan karena alam dimana penanganan pasien tetap dapat
dilakukan secara normal, maka pada setiap lokasi pembayaran tetap
menggunakan prosedur seperti biasanya namun pencatatan
mengggunakan formulir rincian biaya dan formulir kwitansi ditulis
secara manual dan dimasukkan ke dalam sistem setelahnya.

28
3.5. PEMASUKAN DAN BACKUP DATA KE SISTEM
SEMENTARA
Pencatatan secara manual menggunakan formulir dan kwitansi
yang ditulis sesuai tersebut pada persiapan pencatatan data manual
terhadap layanan dan tindakan pasien perlu dipusatkan dalam satu wadah
pada lokasi pusat penanggulangan bencana (DRC) sehingga dapat
dengan mudah dilakukan pemasukan data ke dalam sistem sementara
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tim Tanggap Darurat bagian
manual sistem dan bisnis proses bertugas mengumpulkan, memilah dan
memasukkan data-data tersebut ke dalam sistem sementara.
Tim Tanggap Darurat bagian server & database akan selalu
melakukan backup data terhadap hasil pemasukan data tersebut dengan
kurun waktu periodik secara rutin sampai sistem kembali normal
sehingga pencatatan dan perekaman data menjadi tetap terkini.

3.6. NORMALISASI SISTEM DAN RESTORE DATA


Kondisi bencana sudah usai. Dengan demikian pemulihan sistem
sudah dapat dilaksanakan dan kembali kepada situasi normal. Seluruh unit
perangkat keras, server, infrastruktur jaringan siap sedia untuk
dipergunakan kembali. Data backup terkini hasil daripada sistem
sementara sesuai tersebut pada persiapan entry data ke dalam sistem
sementara dan backup data, dipersiapkan untuk digunakan di sistem yang
hendak operasional. proses penyiapan data terkini yang sudah dilakukan
oleh tim tanggap darurat bagian server & database untuk selanjutnya
dilaksanakan proses pengembalian data (restore) ke dalam sistem
operasional. Dibutuhkan beberapa waktu dalam proses restore tersebut
namun tidak akan melebihi 1 X 24 jam. Setelah semua kondisi normal
kembali, maka dibuatkan pencatatan untuk laporan kejadian terhadap.

29
4. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan merupakan salah satu hal penting yang tidak dapat
diabaikan sehingga potensi kehilangan data karena kegagalan sistem yang
dapat terjadi karena berbagai sebab seperti yang diuraikan di atas dapat
selalu diminimalisir.
Beberapa jenis pemeliharaan yang berkaitan erat dengan down
time recovery untuk high availability adalah pemeliharaan terhadap
database, server, infrastruktur jaringan utama (backbone) yang secara
keseluruhan terpusat pada satu ruang server (data center) serta update
antivirus. Sedangkan jenis maintenance untuk perangkat keras seperti unit
cpu, printer jaringan terdistribusi (distribution switch) juga diperlukan
namun diuraikan secara terpisah dari dokumen business continuity plan
dan disaster recovery ini dan dapat dilihat secara terpisah sebagai bentuk
manifestasi pelatihan dan implementasi di operasional secara langsung.

4.1. BACKUP DATABASE


Sistem backup yang diterapkan adalah menggunakan backup Harian,
Mingguan dan Bulanan.

Pada gambar diatas file-file yang akan dibackup berasal dari server01
dimana pada jam-jam tertentu file-file tersebut akan digandakankan ke
server03 dan akan dibackup secara harian setiap jam 8 malam secara
otomatis.

30
Mekanisme yang digunakan pada tape tape cattridge, adalah :
Nama Tape cattridge/Hari Mingguan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu1 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu2 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu3 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu4 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu5 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Total Tape : Mingguan = 5 Unit, Harian = 7 Unit ==> 12 unit

Keterangan :

Nama Hari
Nama Tape cattridge

Tape Tape cattridge yang digunakan pada backup harian minggu pertama, misal
backup hari senin, akan digunakan kembali (ditambah) pada hari senin minggu
kedua dan hari senin minggu selanjutnya. Begitu juga untuk hari selasa, dan
seterusnya. Tape Tape cattridge yang digunakan pada backup mingguan, misal
backup minggu pertama, akan digunakan kembali (ditambah) pada minggu kedua
dan minggu seterusnya.
Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nop Des
cattridge/Bulan
Tape

Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nop Des

Total Bulanan = 12 Unit , Backup 2 Unit.


Tape

Keterangan :

31
Nama bulan Nama Tape cattridge

Mekanisme backup harian, tape cartridge harian akan dioverwrite pada hari yang
sama pada minggu berikutnya, misal cartridge hari senin minggu pertama akan
dioverwrite pada hari senin minggu kedua, dst. Sedang untuk cartridge backup
mingguan akan dioverwrite pada minggu yang sama pada bulan berikutnya, misal
cartridge minggu pertama bulan maret akan dioverwrite pada minggu pertama
bulan april, dan seterusnya. Jika terjadi backup pada minggu ke-5 maka minggu
ke-5 ini akan direplace pada bulan yang terdapat 5 minggu berikutnya, dibawah
ini adalah skema dari nama tape tape cattridge :

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


Nama Cattrideg/Hari

Minggu1 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

MInggu2 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu MInggu

MInggu3 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu4 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Minggu5 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Total Tape : Mingguan = 5 Unit, Harian = 7 Unit ==> 12 unit

Keterangan :

Nama Hari Nama tape tape cattridge

4.2. PEMELIHARAAN RUANG SERVER

Ruang server atau dengan istilah kata lain Data Center, merupakan
pusat ruang pengolahan data dan pusat jaringan dimana pengelolaannya
sangat penting dan membutuhkan pemeliharaan yang cukup intensif
serta keamanan ruangan terhadap personil yang tidak berhak sangat
dibatasi. Ruang server ini menuntut kinerja yang dalam 24 jam terus
menerus dapat beroperasional dimana penerapan high availability
sangat dibutuhkan.

32
Metode pemeliharaan yang dilakukan adalah menggunakan daftar
periksa sehingga peralatan terpasang dapat secara rutin terpantau dan
terpelihara dengan baik dan dapat bekerja optimal sehingga operasional
sistem tetap terjaga.
Beberapa hal yang sangat perlu untuk diperhatikan adalah kondisi
server, jaringan utama (backbone switch), Uninteruptable Power Supply
(UPS), kondisi dan daya listrik, suhu dan temperatur ruangan,
pendingin ruangan (A.C), sistem pengkabelan terstruktur. Bentuk
pemeliharaan menggunakan daftar periksa pemeliharaan ruang server
yang secara rutin setiap hari oleh petugas IT RSU.prima Medika.

4.3. PEMELIHARAAN ANTI VIRUS


Seperti layaknya suatu penyakit, suatu sistempun memerlukan
antisipasi penangkal terhadap potensi bahaya serangan yang datangnya
berasal dari luar lingkup sistem itu sendiri yang sangat bermacam ragam
bentuknya dan dapat masuk dari berbagai jenis media. Untuk itu,
diperlukan antisipasi bentuk pencegahan dalam bentuk anti virus.
Pemeliharaan terhadap anti virus sangat perlu dilakukan secara
periodik untuk mencegah terhadap hal-hal yang tidak diinginkan sehingga
mengganggu jalannya operasional sistem SIMRS di RSU. Prima Medika,
yaitu berupa file patch udate.
Metode update terhadap patch terbaru anti virus tersebut akan
dimasukkan setiap minggu ke dalam server antivirus sehingga pc-client
yang tersebar di seluruh RSU.Prima Medika dapat melakukan update
secara otomatis ke server antivirus. Petugas IT yang ditunjuk akan
melakukan pemeriksaan terhadap hasil update tersebut dan melakukan
setup terhadap pc-client sehingga secara otomatis secara rutin melakukan
pemeriksaan dan tindakan pencegahan dini bila ditemukan sesuatu hal
yang tidak dikehendaki dalam SIMRS. Bila ditemukan, maka petugas akan
melakukan karantina sebagai tindakan pencegahan awal. Log (catatan)
pemeliharaan anti virus adalah bersamaan dengan daftar periksa pada
ruang server karena pemeliharaan server anti virus termasuk didalamnya.

33
CONTOH : FORMULIR DOWNTIME ALAT DAN SISTEM
INFORMASI

34
BAB V
LOGISTIK

Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnyaadalah menyediakan


barang atau bahan yangdibutuhkan untuk kegiatanoperasionalnya instansi tersebut
dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah
mungkin.
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar
tersedianyabarang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar
persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll. Logistik
yang diperlukan dalam pengelolaan data dan informasi adalah :
1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
computer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang di hasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).
3. Komponen Penunjang

35
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis
kantor yang standar.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011). Tujuan
keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien
serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
pelayanan di Rumah Sakit.
Pengelolaan data dan informasi sangat membantu dalam pencapaian
keselamatan pasien. Mengingat RSU. PRIMA MEDIKA sudah menggunakan
SIMRS secara keseluruhan. Data insiden keselamatan pasien yang dilaporkan di
RSU. PRIMA MEDIKA terdiri dari beberapa jenis insiden yaitu :
1. Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah suatu insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
Kejadian nyaris cedera meliputi:
a. Semua kejadian salah obat, yang belum sampai terpapar ke pasien.
b. Semua kesalahan medis (medical error) yang belum sampai
terpapar ke pasien.
2. Kejadian Tidak Cidera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena
"keberuntungan" (misal; pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), atau "peringanan" (suatu obat dengan reaksi
alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).

36
3. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu
tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission), bukan
karena underlying diseases/kondisi pasien. Kejadian tidak diharapkan
(KTD) mencakup:
a. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk
rumah sakit.
b. Semua kejadian serius akibat reaksi obat, jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit.
c. Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit.
d. Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis
pascaoperasi; sebagai contoh, diagnosis praoperasi adalah obstruksi
saluran pencernaan dan diagnosis pascaoperasi adalah ruptur
aneurisme aorta abdominalis (AAA).
e. Kejadian tak diharapkan atau pola kejadian tak diharapkan selama
sedasi prosedural tanpa memandang cara pemberian.
f. Kejadian tak diharapkan atau pola kejadian tak diharapkan selama
anestesi tanpa memandang cara pemberian.
g. Kejadian-kejadian lain; sebagai contoh, infeksi yang berkaitan
dengan perawatan kesehatan atau wabah penyakit menular.

37
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien
yang masuk kedalam program patient safety.
Pengelolaan data dan informasi sangat membantu dalam pencapaian
keselamatan kerja. Mengingat RSU. PRIMA MEDIKA sudah menggunakan
SIMRS secara keseluruhan. Keselamatan kerja pada unit berfokus kepada
peralatan-peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf RSU. PRIMA
MEDIKA selama melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya
kerja staf juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi
juga dari sisi psikologis.

38
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit di RSU. PRIMA MEDIKA akan mengarah


pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang
terdapat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal
lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit
kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
1. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems:
Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat
sebagai berikut :
a. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh
keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan
tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
b. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak
berarti hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai
keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena
itu sulit mengukurnya.
c. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang
besar, maka biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan
pencatatan dan kesalahan perhitungan.
d. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus
ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran

39
lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya.
Sifat ini sulit mengukurnya.
e. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih
pendek, daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan,
pengolahan dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya
agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi.
Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
f. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-
istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan
biaya yang besar.
g. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran
informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi
juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini
sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan
nilai yang dapat diukur.
h. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi
untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan
yang sama.
i. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk
mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah
dipertimbangkan sebelumnya.
j. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-
dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi,
hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.

40
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan
diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan
keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal, dan untuk
menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu
kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan
perkiraan daripada memberikan angka yang pasti.

2. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
a. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
b. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
c. Hilang atau tidak terolahnya data.
d. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah.
e. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah).
f. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan
program komputer).
g. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja.
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan
informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur
penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat
diatasi dengan :
a. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
b. Pemeriksaan intern dan extern
c. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
d. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar
para pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi.

41
BAB IX
PENUTUP

Pedoman sistem pengaman downtime SIRMS di RSU. PRIMA MEDIKA


diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan, menyediakan,
mengumpulkan dan mendokumentasikan seluruh data dan informasi kepada
public, sehingga RSU.Prima Medika menjamin ketersediaan data/informasi dapat
tetap selalu memiliki data yang tercatat dan terekam dalam SIMRS secara terkini
serta dapat di akses dengan segera.
Pedoman ini bersifat terbuka untuk penyempurnaan dan serta memberikan
pengembangan sesuai dengan kebutuhan serta mengikuti perkembangan
organisasi dan kemajuan teknologi.

42

Anda mungkin juga menyukai