Kurikulum SMK.
Terkait dengan Kurikulum SMK 2018, pada hari Kamis, 05 Juli 2018 pukul 10.00 WIB
telah berlangsung vicon (video conference) spektrum dan struktur kurikulum 2018.
Konferensi tersebut dihadiri oleh Direktorat Jenderal SMK dan beberapa tokoh atau
pejabat sebagai nara sumber dengan peranan yang sangat penting terkait langsung
dengan masalah sertifikasi. Sebut saja Pak Andin dan Pak Nasaruddin dari Direktorat
Jenderal GTK, Pak Joharis dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan Pak Dadan Sukma
dari Dapodik. Konferensi ini membahas tentang implementasi spektrum dan struktur
kurikulum 2018 dan sinkronisasi antara Dapodik dan GTK, duo sejoli yang mendapat
perhatian besar dari kalangan pendidikan bak artis yang lagi naik daun. Dari sekian
peserta, saya melihat Produk Kreatif dan Kewirausahaan banyak dipertanyakan dan
menjadi top problem.
Dari hasil konferensi tersebut, ada satu hal yang sangat menarik perhatian saya dan
menjadi bahan pertanyaan juga dari orang lain, yaitu tentang Produk Kreatif dan
Kewirausahaan, menarik perhatian saya untuk mencoba mengkaji makna di dalamnya.
Selain Guru Produktif, ada yang menyimpulkan bahwa Produk Kreatif dan
Kewirausahaan hanya linear diajarkan oleh Guru Kewirausahaan, sedangkan guru lain
–Fisika, Kimia, Biologi, Ilmu Pengetahuan Alam– tidak linear. Guru tersebut linear jika
mengajar Prakarya dan Kewirausahaan. Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah
1). Guru Kewirausahaan yang dimaksud adalah guru yang bersertifikasi kewirausahaan
ataukah 2). boleh guru lain yang mengajar kewirausahaan yang bidang studi
sertifikasinya linear dengan Prakarya dan Kewirausahaan. Contoh nyatanya adalah
sebuah SMK yang ada di Kabupaten Sumbawa. Ada 7 orang guru yang diberi jam
Produk Kreatif dan Kewirausahaan dimana 1 orang bersertifikasi murni Kewirausahaan
sedangkan yang lainnya bersertifikasi Ekonomi, Fisika, Biologi dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Jika Guru Kewirausahaan yang dimaksud adalah pada poin 1, artinya hanya 1
guru yang boleh mengajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan, sedangkan jika poin 2
artinya semuanya guru yang bidang studi sertifikasinya linear dengan Prakarya dan
Kewirausahaan bisa mengajar –tertuang dalam Permendikbud Nomor 46 Tahun 2016
dan akan direvisi kembali–. Dengan kata lain ada banyak guru yang terancam
sertifikasi. Yang saya pahami dari Permendikbud Nomor 46 Tahun 2016 adalah bahwa
Bidang Studi Sertifikasi Ekonomi, Fisika, Biologi dan Ilmu Pengetahuan Alam linear
dengan Prakarya dan Kewirausahaan. Bagaimana perubahan dari peraturan ini, kita
menunggu saja peraturan revisi tentang penataan linearitas. Apakah jawaban dari
misteri ini, kita lihat saja. Semoga apa yang menjadi analisa selama ini sudah sesuai
dengan ekspektasi, sehingga sertifikasi dapat berjalan lancar tanpa kendala.
Di akhir tulisan ini, poin penting yang ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan
memahami secara baik aturan-aturan yang berlaku dan juga pedoman-pedoman
yang ada, beberapa masalah terselesaikan. Menurut saya, dalam melakukan analisa
kebutuhan guru sehingga memperoleh kesimpulan kekurangan atau kelebihan guru,
tidak hanya dengan melihat secara sekilas struktur yang ada. Ada komponen-
komponen penunjang yang dijadikan sebagai elemen. Untuk mudahnya, saya berikan
ilustrasi. Katakanlah di tingkat 11 ada 12 rombongan belajar. Secara sekilas terlihat
bahwa Produk Kreatif dan Kewirausahaan memiliki jam total sebanyak 84 jam (7 jam x
12 rombel) , sertifikasi aman untuk 3 orang guru. Apabila ada 6 orang guru sertifikasi
dan satuan pendidikan tersebut memang benar-benar membutuhkan, maka tanpa
melanggar aturan ke-6 guru tersebut masih memenuhi minimal 24 jam (28 jam/
guru). Hal ini berlaku untuk semua Mata Pelajaran C2 dan C3 Produktif.
Pustaka: