a. Produksi. Pada tahap ini, electron yang dihasilkan ketika filamen (katoda) dipanaskan akan
dipercepat akibat perbedaan tegangan antara filamen (katoda) dan logam target (anoda)
sehingga tumbukan dengan logam target. Tumbukan antara electron yang dipercepat tersebut
dengan logam target akan menghasilkan radiasi sinar-X yang akan dikeluar dan akan
berinteraksi dengan struktur kristal material yang diuji.
b. Difraksi. Setelah tahap produksi material yang akan dianalisis diukur struktur kristalnya dan
harus berada pada fasa padat karena pada kondisi tersebut kedudukan atom-atomnya berada
dalam susunan yang sangat teratur sehingga membentuk bidang-bidang kristal. Terjadi dua pola
pada saat difraksi yaitu pola terang dan pola gelap. Pola gelap terbentuk karena terjadi
interferensi destruktif dan pola terang terjadi ketika terjadi interferensi destruktif dari pantulan
gelombang-gelombang sinar-X yang saling bertemu. Interferensi konstruktif terjadi sesuai
dengan Hukum Bragg, yaitu : n λ = 2d sin θ
c. Deteksi. Selanjutnya hasil dari interferensi konstruktif akan dideteksi oleh detector. Agar
pendeteksian dapat terbaca makan posisi material yang akan diuji harus tepat pada arah sudut
pantul radiasi sinar-X tersebut.
d. Interpretasi. Selanjutnya setelah dideteksi akan diperkuat gelombangnya dengan
menggunakan amplifier. Lalu interferensi konstruktif radiasi sinar-X tersebut akan terbaca
secara spektroskopi sebagai puncak-puncak grafik yang ditampilkan oleh layar computer.
Dengan menganalisis puncak-puncak grafik tersebut struktur kristal suatu material dapat
diketahui. Contoh gambar grafiknya seperti dibawah ini.
Referensi
lib.ui.ac.id/file?file=digital/125054-R040871-Pengaruh%20proses-Literatur.pdf
digilib.unila.ac.id/13301/12/16.Bab%20II.pdf
digilib.itb.ac.id/files/disk1/626/jbptitbpp-gdl-mauritzpmn-31295-3-2008ts-2.pdf
eprints.polsri.ac.id/1859/3/BAB%20II.pdf