Anda di halaman 1dari 6

Definisi GAKI

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan


tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan
hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu
yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok. Dimana akibat defisiensi
iodium ini merupakan suatu spektrum yang luas dan dapat mengenai semua segmen usia, dari
fetus hingga dewasa. Dengan demikian jelaslah bahwa gondok tidak identik dengan GAKY.
Dengan demikian kepentingan klinisnya tidak saja didasarkan atas akibat desakan mekanis
yang ditimbulkan oleh gondok, tetapi justru gangguan fungsi lain yang dapat dan sering
menyertainya seperti gangguan perkembangan mental dan rendahnya IQ, hipotiroidisme, dan
kretin. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang melebihi normal. Hipotiroidi adalah
kondisi di mana tubuh tidak memperoleh cukup hormon tiroid.
Hormon tiroid berperan dalam proses pertumbuhan otak dan sistim saraf. Oleh karena itu
anak penderita hipotiroidi mengalami hambatan dalam pertumbuhan fisik dan
keterbelakangan mental. Keterbelakangan fisik dan mental yang dikenal, akan tetapi
seringkali kondisi ini ringan hingga sulit diketahui kecuali dengan diagnosis yang baik.

Etiologi dan Patogenesis

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :

 Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess


Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan
karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur
iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus,
seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang
laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi
hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.
 Faktor Geografis dan Non Geografis
GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya
masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen,
Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan di
Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.

 Faktor Bahan Pangan Goiterogenik


Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang
bersifat goiterogenik. Zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan
menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut
merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar
gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat
goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik
sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat.
Menurut Chapman goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun
dan umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok
Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok
Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).

 Faktor Zat Gizi Lain


Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari
kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein
dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi
protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan
balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

Klasifikasi
Survei epidemiologis untuk gondok endemik biasanya didasarkan atas besarnya
kelenjar tiroid, dilakukan dengan metode Palpasi, menurut klasifikasi Perez atau
modifikasinya :
 Grade 0 : Tidak teraba
 Grade 1 : Teraba dan terlihat hanya dengan kepala yang ditengadahkan
 Grade 2 : Mudah terlihat, kepala posisi biasa
 Grade 3 : Terlihat dari jarak tertentu

Karena perubahan gondok pada awalnya perlu diwaspadai, maka grading sistem, khususnya
grade 1 dibagi lagi dalam 2 kelas, yaitu:
 Grade 1a : Tidak teraba atau teraba tidak lebih besar daripada kelenjar tiroid normal.
 Grade 1b : Jelas teraba dan membesar, tetapi pada umumnya tidak terlihat meskipun
kepala ditengadahkan. Kelenjar tiroid tersebut ukurannya sama atau lebih besar dari
falangs akhir ibu jari tangan pasien.

Akibat Kekurangan Iodium


Banyak faktor yang ditimbulkan akibat kekurangan yodium, meliputi:
1. Pada fetus: abortus, lahir mati, anomali kongenital, peningkatan kematian perinatal,
defek psikomotor, kretin nervosa dan kretin miksodematosa.
2. Pada neonatus: gondok neonatus, hipotiroid neonatus.
3. Pada bayi, anak dan remaja: gondok, hipotiroidi juvenil, gangguan fungsi mental,
keterbelakangan fisik, peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir.
4. Pada orang dewasa: gondok dan komplikasinya, hipotiroidi, gangguan fungsi mental.

Manifestasi Klinis
Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan, seperti:

 Terhadap Pertumbuhan
- Pertumbuhan yang tidak normal.
- Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
- Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
- Tingkat kecerdasan yang rendah

 Kelangsungan Hidup
Wanita hamil didaerah Endemik GAKI akan mengalami berbagai gangguan
kehamilan antara lain :
- Abortus
- Bayi Lahir mati
- Hipothryroid pada Neonatal

 Perkembangan Intelegensia
- Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah
normal.
- Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah
normal. Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang
beriodium. Iodium dalam makanan diubah menjadi iodida dan hampir secara
sempurna iodida yang dikonsumsi diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat
erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan anak. Dampak yang ditimbulkan dari
kekurangan konsumsi yodium yang berada dalam tubuh, akan sangat buruk akibatnya
bagi kecerdasan anak, karena bisa menurunkan nilai IQ anak. Akibat kekurangan
iodium dapat berupa gondok dan kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu
kretinisme neurology seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental,
kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur tiroid
(gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di bawah larynx sebelah kanan dan kiri
depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa hormon beriodium
lain yang dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang
lambat. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium
memang harus selalu dipenuhi. Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus
‘mengancam’. Baik bayi, anak, remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai
peluang terserang penyakit gondok, gangguan fungsi mental dan fisik, maupun
kelainan pada system saraf. Selain akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang
kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang juga bisa muncul. Misalnya saja,
kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan keguguran maupun bayi
lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak
sedikit bayi yang terganggu perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi
kemampuan psikomotoriknya.
 Pertumbuhan Sosial
Dampak sosial yang ditimbulkan oleh GAKI berupa terjadinya gangguan
perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang semacam
ini sulit dididik dan di motivasi.
Penanggulangan GAKY

Dengan pemberian iodium secara adekuat dan kontinu, sebagian besar spektrum GAKI dapat
reversibel. Namun apabila sudah terjadi gambaran kretin neurologi termasuk Minimal Brain
Damage tidak dapat dikoreksi lagi (ireversibel). Oleh sebab itu, upaya memenuhi kebutuhan
iodium sejak awal kehamilan adalah mutlak dalam pencegahan kretin endemik tipe neurologi.

Untuk menanggulangi GAKI, pemerintah melakukan cara jangka pendek dan jangka panjang.
Program penanggulangan GAKI jangka pendek dimulai tahun 1974 dengan penyuntikan
larutan minyak beriodium (lipiodol). Sasaran adalah penduduk berisiko tinggi di daerah
gondok endemik sedang dan berat, yang umumnya ditujukan untuk mencegah kasus kretin
baru lahir. Operasional penyuntikan ini menimbulkan banyak masalah, sehingga cakupannya
rendah. Misalnya memerlukan tenaga penyuntik yang profesional, biaya yang tinggi. Waktu
penyuntikan memerlukan 3-5 tahun sekali. Mulai tahun 1992 pemerintah merubah cara suntik
dengan kapsul minyak beriodium oral yang lebih mudah dan tidak memerlukan tenaga
khusus, yang juga sasaran utamanya penduduk di daerah
gondok endemik sedang dan berat.
upaya penanggulangan GAKI jangka pendek akan dihentikan apabila upaya jangka panjang
telah berjalan dengan mantap. Upaya penanggulangan GAKI jangka panjang ditempuh
pemerintah dengan fortifikasi garam beriodium yang dilaksanakan sejak tahun1977. Tahun
1985 dikeluarkan surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri dimana semua yang beredar
diseluruh wilayah indonesia harus dalam bentuk garam beriodium yang telah ditetapkan.
Kadar garam beriodium yang diperbolehkan harus mengandung kadar KIO3 40ppm ±25%.
Sementara itu sejak tahun1991 telah dilaksanakan uji coba iodisasi air minum dibeberapa
propinsi dengan endemisitas berat.
Evaluasi hasil upaya penanggulangan GAKI ini menunjukkan kemajuan. Hasil pemetaan
terakhir tahun1982 menunjukkan bahwa rata-rata prevalensi gondok total (TGR) 37,2%
menurun menjadi 27,7% tahun 1990 dan tahun 1998 menurun lagi menjadi 9,8%. Target
pemerintah menjadi 5% pada tahun2010. Sementara cakupan rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium meningkat. Konsumsi garam beriodium >30ppm 58,1%
tahun 1996 meningkat menjadi 63,6% tahun1998 tapi sedikit penurunan pada 1999 menjadi
63,6%. Sasaran provinsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium ialah >80%.

Anda mungkin juga menyukai