Disusun oleh:
Ahmad Tafrizi
12376
Anggota:
Dhea Prasanti (14/364783/PN/13634)
Ahmad Syaifullah (14/365119/PN/13686)
Merliaana Wiwik A (14/365123/PN/13688)
Freshy Mayang Sary (14/369227/PN/13885)
I Gde Putu Dhananjaya (14/369624/PN13938)
Lupis adalah kue manis yang terbuat dari beras ketan. Dapat menambah kemanisannya
dengan adanya kelapa parut dan gula aren. Lupis yang merupakan salah satu jenis makanan
jajanan yang dibuat secara tradisonal dan khas asli Indonesia perlu dibuat inovasi dalam
memperbaiki kenampakan, mutu dan nilai gizi dalam produk. Salah satu inovasi yang
dilakukan yaitu kue lupis spirulina. Spirulina platensis kaya akan protein tinggi, lemak,
karbohidrat, dan elemen penting lainnya. Tujuan dari pembuatan kue lupis adalah membuat
inovasi produk berbasis Spirulina platensis dan mengetahui cara pembuatan Kue Lupis
dengan penambahan nilai gizi dari spirulina.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Hubeis (1995), 30% kebutuhan makanan konsumen diperoleh dari jenis
makanan yang berasal dari tempat konsumen tinggal yang diolah dengan teknologi
yang masih rendah (tradisional). Adanya kontribusi makanan tradisonal yang ada
selama ini mampu mempertahankan existensi makanan tradisional dan semakin
banyaknya inovasi makanan yang bersifat tradisional.
Makanan tradisional umumnya terdiri dari makanan pokok. Lauk pauk, termasuk
sayuran yang selalu dimakan mendampingi makanan pokok dan makanan selingan atau
kudapan, di samping buah-buahan. Dari pengelompokan tersebut masih dibedakan
menjadi makanan biasa dan makanan upacara atau hidangan istimewa yang dimakan
pada waktu dan keadaan tertentu. (Winarno, 1993).
Salah satunya jenis makanan tradisional ialah lupis. Lupis (sering disebut Lopis)
merupakan makanan khas Indonesia terutama area Jawa. Lupis adalah kue manis yang
terbuat dari beras ketan. Dapat menambah kemanisannya dengan adanya kelapa parut
dan gula aren. Biasanya dimakan pada saat sarapan atau teman minum teh pada sore
hari. Dahulu bentuknya segitiga, tetapi karena sulit untuk pembungkusnya, maka
dibentuk bulat memanjang (Astrini, 2013).
Spirulina platensis merupakan cyanobakter (alga hijau-biru) yang sudah banyak
digunakan sebagai bahan pangan. Spirulina platensis kaya akan protein, lemak,
karbohidrat, dan elemen penting lainnya. Spirulina platensis telah digunakan sebagai
suplemen makanan di negara-negara Amerika Utara. Di Afrika, Spirulina digunakan
sebagai sumber makanan tradisional. Spirulina membantu sistem imun dalam melawan
infeksi (Susanna et al. 2007). Antioksidan merupakan salah satu komponen yang dapat
menjaga sistem imun tubuh karena dapat menangkal 4 radikal bebas. Antioksidan pada
S. platensis salah satunya dapat diketahui dengan banyaknya komponen fenol yang
terkandung.
Lupis yang merupakan salah satu jenis makanan jajanan yang dibuat secara
tradisonal dan khas asli Indonesia perlu dibuat inovasi dalam memperbaiki
kenampakan, mutu dan nilai gizi dalam produk. Hal ini juga bermanfaat untuk
meningkatkan nilai jual serta menambah umur simpan produk agar dapat diproduksi
secara masal, serta dapat meningkatkan persebaran konsumsi makanan ringan yakni
lupis yang mampu bersaing di pasar modern sebagai makanan tradisonal yang memiliki
nilai gizi yang baik. Dengan fortifikasi produk dengan menambahkan Spirulina
platensis diharapkan akan menambah nilai gizi pada produk lupis, antara lain
kandungan protein, serat dan mineral dalam produk lupis.
B. Tujuan
1. Membuat inovasi produk berbasis Spirulina platensis
2. Mengetahui cara pembuatan Kue Lupis dengan penambahan nilai gizi dari spirulina
C. Manfaat
1. Memberikan inovasi produk makanan tradisional berupa kue lupis yang memiliki
nilai gizi yang tinggi dengan fortifikasi dengan Spirulina platensis
2. Meningkatkan nilai jual dan daya saing makanan tradisional di pasaran terutama
makanan tradisional kue lupis
A. Alat
1. Kompor
2. Gas elpiji
3. Panci
4. Baskom
5. Tali rafia
6. Timbangan
7. Pisau
8. Sendok
9. Talenan
10. Plastik mika
11. Kertas minyak
12. Daun pisang
13. Tusuk gigi
B. Bahan
1. Beras ketan
2. Kelapa parut
3. Bubuk Spirulina platensis
4. Gula jawa
5. Garam
6. Air
Air ditiriskan
Ketan dipanaskan hingga 3 jam dan setiap 30 menit sekali ditambahkan air pada panci
B. Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan volume
penjualan yang dapat dilakukan oleh perusahaan terutama jika perusahaan tersebut telah
berada dalam tahap kedewasaan. Menurut Kotler & Armstrong (2008), diversifikasi
merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan cara memulai bisnis baru atau
membeli perusahaan lain di luar produk dan pasar perusahaan sekarang. Dengan
diversifikasi produk, suatu perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis produknya
saja, tetapi perusahaan juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya (produk
diversifikasi), karena jika salah satu jenis produknya tengah mengalami penurunan, maka
akan dapat teratasi dengan produk jenis lainnya. Dalam lingkup yang lebih kecil
diversifikasi produk dapat diartikan sebagai cara atau metode untuk meningkatkan jenis
produk yang dihasilkan menjadi memiliki nilai jual, nilai gizi atau nilai estetika yang
lebih baik. Hal ini lebih berkaitan langsung dengan pengembangan kualitas produk.
B. Saran
Sebaiknya gula merah yang digunakan berasal dari bahan yang kadar kemanisannya
rendah jadi ketika dikonsumsi tidak menimbulkan rasa manis yang berlebihan atau
terkadang jadi pahit.
DAFTAR PUSTAKA