Anda di halaman 1dari 24

DESAIN STRUKTUR BAJA

TAHAN GEMPA

Muslinang Moestopo*

Short Course
Konstruksi Baja HAKI 2005

*Dosen Institut Teknologi Bandung


‰ KONSEP
Kinerja struktur tahan gempa berupa
penyerapan energi gempa secara efektif
melalui terbentuknya sendi plastik pada
bagian struktur tertentu

Kriteria: kekuatan
kekakuan
daktilitas
disipasi energi

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


Sistem Struktur Bagian yang Leleh

Sistem Rangka
Pemikul Momen Ujung Balok

Moment Resisting
Frames

Sistem Rangka
Bresing Konsentrik Pelat Buhul
Concentrically Braced (Bresing tekuk)
Frames

Sistem Rangka
Bresing Eksentrik “Link”
(Bresing stabil)
Eccentrically Braced
Frames

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


Bagian yang leleh (sendi plastik) harus mampu
memperlihatkan kurva histeretik yang ‘gemuk’ dan stabil
Contoh :

Momen-rotasi di ujung balok

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


R : faktor modifikasi respon struktur,
memperhitungkan daktilitas dan kuat cadang struktur

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


R Komponen struktur EFEKTIF
TINGGI menyerap energi

Beban Gempa Rencana


RENDAH Kurva Histeresis
STABIL

Deformasi inelastik dan gempa


STABIL

Detailing
BAIK

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ SNI 03–1729-02
Sistem Pemikul Beban Gempa R Ωo
Dinding penumpu dengan rangka baja ringan dan 2.8 2.2
bresing tarik
Rangka bresing dimana bresing memikul beban 4.4 2.2
gravitasi
Sistem rangka bresing eksentris (SRBE) 7.0 2.8
Sistem rangka bresing konsentrik biasa (SRBKB) 5.6 2.2
Sistem rangka bresing konsentrik khusus 6.4 2.2
(SRBKK)
Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) 8.5 2.8
Sistem rangka pemikul momen terbatas (SRPMT) 6.0 2.8
Sistem rangka pemikul momen biasa (SRPMB) 4.5 2.8
Sistem rangka batang pemikul momen khusus 6.5 2.8
(SRBPMB)
Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005
‰ KOMBINASI PEMBEBANAN

™ Kombinasi Pembebanan Dasar


ƒ 1.4 D
ƒ 1.2 D + 1.6 L
ƒ 1.2 D + 1.6 (La atau H) + (γLL + 0.8 W)
ƒ 1.2 D + 1.3W + γLL + 0.5 (La atau H)
ƒ 1.2 D ± 1.0 E + γLL
ƒ 0.9 D ± (1.3 W atau 1.0 E)

™ Kombinasi Pembebanan Khusus


ƒ 1.2 D + γLL ± ΩO Eh
ƒ 0.9 D ± ΩO Eh
Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005
‰ BEBAN GEMPA GEDUNG BERATURAN

™ Gaya geser dasar nominal statik ekuivalen

C1I 2.5 CaI


V= W ≤ Wt
R t R

R : Faktor reduksi gempa


I : Faktor keutamaan bangunan
Wt : Berat total struktur
C1 : Faktor respon gempa

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ FAKTOR KEUTAMAAN BANGUNAN
Faktor
Katagori Gedung Keutamaan
I1 I2 I

Gedung umum untuk penghunian, perniagaan 1.0 1.0 1.0


dan perkantoran
Monumen dan bangunan monumental 1.0 1.6 1.6
Gedung penting pasca gempa, rumah sakit, 1.4 1.0 1.4
instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik,
pusat penyelamatan keadaan darurat, fasilitas
televisi dan radio
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya, 1.6 1.0 1.6
(gas, produk minyak bumi, bahan beracun)
Cerobong tangki di atas menara 1.5 1.0 1.5

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ KINERJA STRUKTUR GEDUNG

9 Kinerja Batas Layan


∆s ≤ Min ( 0.03 < h; atau 30 mm)
R
∆s = Simpangan antar tingkat hasil analisis elastis
h = Tinggi tingkat

9 Kinerja Batas Ultimit


0.7 R ∆S ≤ 0.02 h Untuk T > 0.7 detik
0.02 h
∆S ≤
0 .7 R

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ SPESIFIKASI BAHAN
Tegangan

Fu

Fy

Plateau

Regangan
εy εu

Fy
< 0.85
Fu
Daerah plateau cukup panjang
εu ≥ 20 %
Mudah dilas
Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005
‰ TEGANGAN LELEH

Kuat perlu sambungan dan komponen struktur yang terkait


ditentukan berdasarkan tegangan leleh yang dapat terjadi
(Fye)

Fye = Ry Fy

Ry = 1.5 untuk baja gilas BJ-41 atau yang lebih lunak


Ry = 1.3 untuk baja gilas BJ-50 atau yang lebih keras
Ry = 1.1 untuk pelat

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ KELANGSINGAN PELAT PENAMPANG

Persyaratan nilai kelangsingan pelat penampang untuk


komponen struktur yang direncanakan memikul gaya
gempa dibuat lebih ketat dibandingkan dengan pelat
penampang biasa

Nilai-nilai batasnya dapat dilihat di Tabel 15.7-1


( SNI 03-1729-2002 )

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
( SPECIAL MOMENT FRAMES - SMF )

‰ GAYA GEMPA DASAR RENCANA


Faktor Kegempaan : R = 8.5 Ωο = 2.8
C sesuai SNI-1729
C1I 2.5 CaI
V= W ≤ Wt
R t R

‰ GAYA GESER TINGKAT


Fi sesuai SNI-1729

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ SIMPANGAN ANTAR LANTAI
Dengan R = 8.5, diperiksa:
∆s < Min (0.0035 h, 30 mm) - batas layan
∆s < 0.0034 h - batas ultimat

‰ DESAIN BALOK
(LIHAT Bab Desain Komponen Lentur)

Syarat kelangsingan : λ < λp ( Tabel 15.7-1 SNI 1729-2002 )


Lb < Lpd ( = 17.500 ry / fy )

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ DESAIN KOLOM
( LIHAT Bab Desain Komponen Lentur Aksial )
Nu
Untuk > 0,4
φNn

Nu (tekan) ditentukan dari


1.2 D + γLL + ΩO Eh
Nu (tarik) ditentukan dari
0.9 D - ΩO Eh
Nu tidak perlu melampaui :
™ Gaya aksial pada kolom akibat bekerjanya momen pada
balok sebesar 1.1 Ry Mp
™ Nilai batas yang ditentukan oleh kapasitas pondasi

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ KOLOM KUAT BALOK LEMAH
Sambungan balok dengan kolom harus memenuhi :

∑ Mpc
≥ 1,0
∑ Mpb
∑Mpc = ∑Z(Fy − Pu Ag ) kolom
∑Mpb = ∑(1.1 Ry Mp + My ) balok
My , momen tambahan akibat amplifikasi gaya geser
dari lokasi sendi plastis ke as kolom

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


‰ SAMBUNGAN BALOK-KOLOM
Mampu mempertahankan lentur sebesar Mp balok hingga
sudut rotasi inelastik ≥ 0.03 rad*).
2( 1.1 R y .Fy .Z) balok
Vu = V(1.2D + 0.5L ) +
L
L = jarak antara sendi plastik yang terjadi di daerah ujung
balok
*) : sudut simpangan antar lantai > 0.04 rad (AISC 2002)
Tidak perlu melampaui

Vu akibat (1.2D + 0.5L + Ω oEh )

DISAIN SAMBUNGAN ( GEOMETRI DAN BAHAN )


HARUS MENGACU KEPADA HASIL UJI YANG TELAH DILAKUKAN
Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005
‰ PANEL ZONE
Gaya geser terfaktor (Vu) ditentukan dari :

™ 1.2 D + γLL + ΩO Eh
™ 0.9 D - ΩO Eh
Tidak perlu melampaui geser akibat 0.8∑ R y .Mpbalok
Kuat geser rencana Vn ditentukan dari :

Nu ≤ 0.75 Ny
⎛ 3b cf t cf ⎞
φ v Vn = 0,6φ vFy dc t p ⎜1 + ⎟
⎜ db dc t p ⎟
⎝ ⎠
Nu ≥ 0.75Ny
⎛ 3b cf t cf ⎞⎛ ⎞
φ v Vn = 0,6φ vFy dc t p ⎜1 + ⎟⎜1.9 − 1.2Nu ⎟
⎜ db dc t p ⎟⎜ N ⎟
⎝ ⎠⎝ y ⎠
Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005
‰ PANEL ZONE

Tebal pelat minimum:

tz ≥
(dz + w z )
90

tz = tebal pelat penampang kolom atau pelat pengganda


dz = tinggi daerah panel di antara pelat tersusun
wz = lebar daerah panel di antara kedua sayap kolom

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN TERBATAS dan
SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA

Dengan nilai R yang lebih kecil dari 8.5 (SRPMK)


maka :
Gaya geser dasar rencana lebih besar
Detailing : lebih ringan
Lpd lebih panjang
kemampuan rotasi inelastik lebih kecil

Dimensi kolom dan balok dapat lebih besar daripada desain SRPMK

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005


Referensi :

1. American Institute of Steel Construction, Seismic Provisions for Structural


Steel Buildings (Draft 2005), AISC, Chicago, November 2004.

2. American Institute of Steel Construction, Seismic Provisions for Structural


Steel Buildings, AISC,Chicago, 2002

3. Bruneau M. et all, Ductile Design of Steel Structures, McGraw Hill,1998

4. LMS PPAU-IR ITB, Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, 2001

5. SNI 03-1729-2002,Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan


Gedung,2002.

6. SNI 03-1726-2002,Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk


Bangunan Gedung, 2002.

Seminar HAKI, Jakarta, Agustus 2005

Anda mungkin juga menyukai