Anda di halaman 1dari 60

TINJAUAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN

(PPh) PASAL 21 PEGAWAI DI KANTOR


MAIL PROCESSING CENTRE (MPC)
PT. POS INDONESIA (PERSERO)

TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III
Program Studi Administrasi dan Keuangan

Disusun oleh:
ALDIAN MINGGANO DWIPUTRA
NPM 09.301.251

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2013
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : TINJAUAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN


(PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA PEGAWAI
TETAP DI KANTOR MAIL PROCESSING CENTRE
(MPC) PT. POS INDONESIA)
Penulis : ALDIAN MINGGANO DWIPUTRA/09.301.251
Program Studi : Diploma III
Program : Administrasi dan Keuangan

Diterima dan Disetujui Dipertahankan


Dalam Ujian Sidang

Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Sudarman.S.Sos., M.M. Yosep Purnama


NIDN. 04-070958-02 NIPPOS. 967300265
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : TINJAUAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN


(PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA PEGAWAI
TETAP DI KANTOR MAIL PROCESSING CENTRE
(MPC) PT. POS INDONESIA)
Penulis : ALDIAN MINGGANO DWIPUTRA/09.301.251
Program Studi : Diploma III
Program : Administrasi dan Keuangan
Lulus Ujian : 15 Mei 2013

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Euis Hernawati S.E.,M.M. Sudarman S.Sos., M.M.


NIDN. 04-171168-01 NIDN. 04-070958-02

Mengetahui dan Disahkan Oleh


Direktur
Politeknik Piksi Ganesha

DR. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M.


NIDN. 04-100568-02
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : TINJAUAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN


(PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA PEGAWAI
TETAP DI KANTOR MAIL PROCESSING CENTRE
(MPC) PT. POS INDONESIA)
Penulis : ALDIAN MINGGANO DWIPUTRA/09.301.251
Program Studi : Diploma III
Program : Administrasi dan Keuangan

Telah dinyatakan Lulus Ujian Dalam Ujian Sidang


Pada Tanggal 15 Mei 2013 di Bandung

Ketua merangkap Anggota,

DR. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M.


NIDN. 04-100568-02

Sekretaris merangkap Anggota,

Sudarman S.Sos.,M.M.
NIDN. 04-070958-02

Anggota,

Euis Hernawati S.E.,M.M.


NIDN. 04-171168-01
ABSTRAK

ALDIAN MINGGANO D.
NPM. 09.301.251
Administrasi dan Keuangan

TINJAUAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN


(PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA PEGAWAI TETAP DI
KANTOR MAIL PROCESSING CENTRE (MPC) PT. POS
INDONESIA (PERSERO)

Tugas Akhir : 55 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sistem Perpajakan terutama


yang berkaitan dengan PPh Pasal 21 pada kantor MPC PT. Pos Indonesia
(Persero).
Metode penelitian yang oleh penulis pergunakan ialah metode deskriptif
kualitatif dimana penulis menjelaskan dan menceritakan situasi, kondisi, dan
keadaan yang ada di tempat penelitian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ternyata faktor yang menghambat
pelaksanaan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah (1)Kesalahan dalam
melakukan penghitungan pengenaan pajak dan pengalian tarif, yang dikarenakan
oleh kesalahan data pegawai yang diterima pelaksana pemotongan di bagian
akunting perusahaan. (2)Adanya pegawai yang belum memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), dikarenakan tarif yang berbeda dengan yang memiliki
NPWP. (3)Lambatnya informasi yang diterima oleh kantor MPC PT. Pos
Indonesia (Persero) mengenai aturan baru perpajakan.
Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk memperbaiki Sistem
Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 para Pegawai Tetap adalah (1)Lebih
memaksimalkan sarana komputer yang ada. (2)Meningkatkan kerjasama antar
pegawai terutama yang terlibat langsung dalam proses penghitungan, penyetoran,
dan pelaporan pajak agar pekerjaan dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.

Kata kunci : sistem perpajakan, nomor pokok wajib pajak


ABSTRACT

Aldian MINGGANO D.
NPM. 09,301,251
Administration and Finance

STUDY OF INCOME TAX PAYMENT SYSTEM (Income Tax)


ARTICLE 21 OF THE STAFF REMAINS IN OFFICE MAIL
PROCESSING CENTRE (MPC) PT. POS INDONESIA
(LIMITED)

Final Assignment :55 page

This study aims to determine the Tax System on the MPC office PT. Pos
Indonesia (Persero).
The research method used is descriptive qualitative method in which the
author describes and narrates the situation, conditions, and circumstances that
exist in the study.
In the implementation of tax systems, office MPC PT. Pos Indonesia
(Persero) has done so in accordance with the systems and laws and regulations.
Based on the research conducted, it turns out the factors that hinder the
implementation of the payment of income tax under Article 21 is (1) error in
calculating the tax rate and multiplying, which was due to data errors executive
employees who received cuts at the accounting firm. (2) The employee who does
not have a Taxpayer Identification Number (TIN), due to the different rates that
have a TIN. (3) The delay in the information received by the office of MPC PT.
Pos Indonesia (Persero) regarding the new rules of taxation.
The author provides suggestions to improve the payment system for
income tax under Article 21 of the Permanent Employees are (1) More maximize
existing computer facilities. (2) Increasing cooperation between employees
especially those directly involved in the process of counting, depositing, and
reporting of taxes so that the work can be done the better.

Keyword : tax systems, taxpayer identification number


PERNYATAAN PENULIS
Judul Tugas Akhir :
TINJAUAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN (PPh)
PASAL 21 TERHADAP PARA PEGAWAI TETAP DI KANTOR MAIL
PROCESSING CENTRE (MPC) PT. POS INDONESIA (PERSERO)
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Tugas Akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar professional Ahli Madya (A.Md) di Politeknik Piksi
Ganesha maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Tugas Akhir ini adalah karya ilmiah murni yang saya buat dan bukan hasil
plagiat/tiruan serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri.

Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis dengan sebenar-benarnya dan


apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh
dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruantinggi.

Bandung, 9 November 2012


Yang membuat pernyataan,

ALDIAN MINGGANO D.

NPM. 09.301.251
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


ABSTRAK ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan ....................................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ............................................................... 3
1.3 Pertayaan Penelitian ............................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................. 4

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI PENELITIAN


2.1 Kajian Ilmiah ....................................................................... 6
A. Sistem ............................................................................. 6
B. Pajak ............................................................................... 8
C. Sistem Perpajakan .......................................................... 13
D. Pajak Penghasilan (PPh) ................................................ 16
E. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 .................................. 16
F. Pegawai .......................................................................... 22
2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ........ 23
BAB III TINJAUAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN
(PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA PEGAWAI TETAP DI
KANTOR MAIL PROCESSING CENTRE (MPC) PT. POS
INDONESIA (PERSERO)
3.1 Sejarah Kantor MPC Bandung 40400 .................................. 26
3.2 Logo PT. Pos Indonesia ........................................................ 30
3.3 Visi dan Misi PT. Pos Indonesia .......................................... 31
3.4 Motto Pt. Pos Indonesia......................................................... 31
3.5 Struktur Organisasi Kantor MPC ..….……………………… 32
3.6 Sistem Perpajakan Terhadap Pajak Penghasilan Pegawai Tetap
Kantor MPC PT. Pos Indonesia (Persero) ................................... 33
3.7 Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal
21 untuk Pegawai Tetap PT. Pos Indonesia .......................... 34
3.8 Permasalahan Dalam Sistem Pembayaran PPh Pasal 21 terhadap
Pegawai Tetap di Kantor MPC .............................................. 38
3.9 Upaya Pemecahan Masalah dalam Sistem Pembayaran PPh Pasal
21 terhadap Pegawai Tetap di Kantor MPC .......................... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan .................................................................................. 40
4.2 Saran ........................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43


LAMPIRAN ................................................................................................... 45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Pengertian PPh Pasal 21 ............................................................ 17


Gambar 3.1 : Logo PT. Pos Indonesia ............................................................ 30
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Kantor MPC PT. Pos Indonesia ................ 32
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tarif WPOP Pasal 17 Ayat (1) a UU No. 36/2008 (UU PPh) ...... 21
Tabel 1.2 : Besarnya PTKP ............................................................................ 21
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Praktek Lapangan ...................................... 45


Lampiran 2 : Lembar Pengajuan Judul ............................................................ 46
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Bimbingan ................................................... 47
Lampiran 4 : Surat Persetujuan Praktek Kerja Lapangan ............................... 48
Lampiran 5 : Lembar Penilaian dan Daftar Hadir Praktek Lapangan .............. 49
Lampiran 6 : Formulir 1721 ............................................................................ 50
Lampiran 7 : Formulir 1721-I ......................................................................... 52
Lampiran 8 : Formulir 1721-II ........................................................................ 53
Lampiran 9 : Formulir 1721-T ........................................................................ 54
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan Rasulullah


Muhammad SAW, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyususnan Tugas Akhir ini.
Adapun tujuan penulis menyusun Tugas Akhir ini adalah sebagai salah
satu syarat kelulusan pada program studi Administrasi dan Keuangan (AKE) di
Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
Meskipun dalam penyusunannya penulis banyak menemukan kesulitan
dan hambatan-hambatan, tetapi karena adanya dorongan dan motivasi dari
berbagai pihak khususnya dosen pembimbing, maka tugas Laporan Semester ini
dapat selesai pada waktu yang sudah ditentukan.
Harapan penulis, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis maupun masyarakat umum yang berada di lingkungan kampus serta
para karyawan di kantor MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia
(Persero).
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati serta tidak
mengurangi arti, maksud, dan tujuan penulis, sudah selayaknya penulis
menghaturkan ucapan terima kasih yang setingi-tingginya kepada:
1. Bapak DR. K. Prihartono AH., Drs., S. Sos., MM., selaku Direktur
Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
2. Kedua Orang Tuaku dan Kakakku yang tercinta, terima kasih atas
Do’a serta dukungan dan motivasinya.
3. Ibu Euis Hernawati, SE., MM., selaku Ketua Program Studi
Administrasi dan Keuangan (AKE).
4. Dosen Pembimbing Bapak Sudarman , S. Sos, MM yang banyak
memberikan bantuan serta bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar yang telah membantu penyusunan
Tugas Akhir ini.
6. Bapak Jeje Jubaedy WP, selaku Manajer Audit dan Mutu di kantor
MPC PT. Pos Indonesia (Persero) yang telah menerima saya untuk
Praktek Kerja Lapangan selama 1 (satu) bulan.
7. Bapak Yosep Purnama, selaku pembimbing di kantor MPC PT. Pos
Indonesia (Persero), terima kasih atas bimbingannya.
8. Seluruh Karyawan kantor MPC PT. Pos Indonesia (Persero),
khususnya bagian SDM & Akuntansi, yang telah banyak membantu
dalam penyusunan selama Praktek Kerja Lapangan.
9. Keluarga Besar AKE C3/09, terima kasih atas segalanya terutama atas
senyum dan canda selama berkuliah di Politeknik Piksi Ganesha
Bandung.
10. Seluruh Mahasiswa Angkatan 2009, khususnya jurusan Administrasi
dan Keuangan (AKE) yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, semoga karya tulis sederhana
yang saya buat ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi semua.
Sayapun tetap percaya dan yakin bahwa hanya orang-orang tinggi hati saja yang
menutup diri untuk digugat, karena itulah penulis mengharapkan dan sangat
membutuhkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis
ini.
Semoga Allah SWT memberikan berkah kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, Juni 2012

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Di setiap Negara, entah itu adalah negara berkembang maupun

negara maju, pajak merupakan sumber pendapatan bagi Negara tersebut.

Sangat besarnya keuntungan yang didapat oleh Negara dari pajak, maka

pemerintah seringkali merehabilitasi, menambah atau mengubah sistem

dari pajak tersebut.

Sebagai salah satu sumber pemasukan Negara dari sektor

masyarakatnya sendiri, pajak merupakan bentuk khusus dari pendapatan

Negara berdasarkan pada hukum publik. Pajak pada mulanya hanya

berperan kecil, yaitu sebagai alat pembiayaan luar biasa bagi pengeluaran

khusus dan incidental namun berkembang menjadi bentuk terpenting

pendapatan Negara. Meningkatnya kebutuhan sumber pendapatan Negara

tersebut selaras dengan munculnya usaha-usaha produktif hingga kapasitas

terkena pajak juga ikut meningkat.

Ketentuan tentang perpajakan sendiri diatur dalam Pasal 23 ayat

(2) Undang-undang Dasar 1945 yang mengemukakan bahwa pemungutan

pajak harus ditetapkan dengan undang-undang. Berdasarkan ketentuan

tersebut, maka pada tahun 1983 telah diundangkan Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan telah diubah

beberapa kali dan yang terakhir kali ialah Undang-undang Nomor 36

Tahun 2008. Sedangkan tata cara pemungutannya sendiri diatur dalam


peraturan tersendiri dengan maksud agar tercapai keseragaman, sehingga

memudahkan para Wajib Pajak untuk mempelajari, memahami, serta

mematuhinya.

Undang-undang Pajak Penghasilan ini sendiri mengatur tentang

materi pengenaan pajak yang pada dasarnya menyangkut Subjek Pajak

(siapa yang dikenakan pajak), Objek Pajak (penyebab dikenakan pajak),

dan Tarif Pajak (cara menghitung jumlah pajak) dengan pengenaan yang

merata serta pembebanan yang adil.

Dewasa ini, pemprosesan penghitungan pajak banyak perusahaan

menggunakan program Excel, yang dianggap lebih memudahkan

pekerjaan dari para akuntan atau bendahara perusahaan.

Dalam pelaksanaan Sistem Pembayaran Pajak kantor MPC PT. Pos

Indonesia dilakukan mulai dari tahap penghitungan gaji pegawai, tahap

penyetoran, dan tahap pelaporannya menggunakan cara elektronik spt.

Disini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada kantor

MPC. Pos Indonesia yang hasilnya akan disajikan dalam bentuk laporan

Tugas Akhir dengan judul: “TINJAUAN SISTEM PEMBAYARAN

PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA

PEGAWAI TETAP DI KANTOR MAIL PROCESSING CENTRE

(MPC) PT. POS INDONESIA (PERSERO)”.


1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas yang mengemukakan bahwa

sesungguhnya pajak itu sangat berguna bagi pembiayaan penyelenggaraan

pemerintah dan juga pembangunan, oleh karena itu penulis melakukan

observasi di kantor MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia

(Persero), penulis berkeinginan untuk menulis laporan tentang

“Bagaimana Sistem Pembayaran PPh Pasal 21 Terhadap Para Pegawai

Tetap di kantor MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia

(Persero)?”.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang penulisan maka penulis

lebih memfokuskan pembahasan masalah pada pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana Sistem Perpajakan PPh Pasal 21 terhadap Pegawai Tetap di

kantor MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia (Persero)?

2. Bagaimana Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 terhadap Pegawai Tetap di kantor MPC (Mail

Processing Centre) PT. Pos Indonesia (Persero)?

3. Permasalahan apa saja yang timbul dalam Sistem Pembayaran PPh

Pasal 21 Terhadap Para Pegawai Tetap di kantor MPC (Mail

Processing Centre) PT. Pos Indonesia (Persero)?


4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia dalam

mengatasi permasalahan tersebut?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem perpajakan PPh Pasal 21

terhadap pegawai tetap di kantor MPC PT. Pos Indonesia

(Persero).

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemotongan,

penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21 di kantor MPC PT. Pos

Indonesia (Persero).

3. Untuk mengetahui permasalahan apa yang timbul dalam sistem

pembayaran PPh Pasal 21 di kantor MPC PT. Pos Indonesia

(Persero).

4. Serta untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guna

mengatasi permasalahan tersebut.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis adalah selain untuk memenuhi persyaratan sebagai

Tugas Akhir ialah agar dapat lebih memahami lagi mengenai apa

itu PPh Pasal 21 dengan lebih mendalam lagi.


2. Bagi instansi adalah untuk sebagai bahan masukan agar ke

depannya dapat menjadi lebih baik lagi.

3. Bagi lembaga adalah untuk dijadikan arsip serta untuk dijadikan

contoh dari Tugas Akhir sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa

Politeknik Piksi Ganesha yang akan menyusun Tugas Akhir

sebagai contoh.
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

PENELITIAN

2.1 Kajian Ilmiah

A. Sistem

Pengertian sistem menurut Wikipedia Indonesia adalah sistem berasal dari

bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang

terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk

menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model

matematika seringkali bisa dibuat.

Sedang menurut beberapa ahli pengertian sistem adalah sebagai berikut:

1 Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang

saling terikat dalam suatuantar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan

lingkungan.

2 Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan

perangkat hubungan satu sama lain.

3 Menurut L. Ackof, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik

yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama

lainnya.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:


1 Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda

fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem

tersebut.

2 Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan

objeknya.

3 Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.

4 Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

Syarat-syarat sistem:

1 Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.

2 Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.

3 Adanya hubungan antar elemen sistem

4 Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi, dan material) lebih penting

dari elemen sistem.

5 Tujuan organisasi lebih penting daripada tujuan elemen.


B. Pajak

1. Pengertian Pajak

Menurut P.J.A Adriani (2000:12) mendefinisikan pajak sebagai

berikut:

“Pajak adalah iuran pada kas Negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh Wajib Pajak menurut peraturan umum dengan tidak

mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjuk, dan gunanya ialah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas

Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Menurut Prof. Dr. Djajadiningrat (2005:8) mendinisikan pajak

sebagai berikut:

“Pajak adalah kewajiban untuk menyerahkan sebagian kekayaan

karena suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan

kedudukan tertentu. Pungutan tersebut bukan sebagai hukuman, tetapi

menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat

dipaksakan. Untuk itu, tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung,

misalnya untuk memelihara kesejahteraan umum”.

Menurut Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang dikeluarkan

Dierktorat Jenderal Pajak (2007:1) definisi pajak adalah:


“Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung digunakan untuk keperluan

Negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dari definisi-definisi pajak diatas, maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa pajak dapat dilihat dari cirri-ciri yang melekat pada

pengertian pajak, yaitu:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan

pelaksaan yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam membayar pajak tidak bisa ditunjukan adanya jasa balik

oleh pemerintah.

3. Pajak dipumgut oleh Negara baik itu dari pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pajak hanya dapat

dipungut oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

berdasarkan Undang-undang yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Pajak

Fungsi pajak tidaklah lepas dari tujuan pajak itu sendiri, sedangkan

tujuan pajak sendiri tidak bisa lepas dari tujuan Negara yaitu
memakmurkan masyarakatnya. Oleh karena itu, fungsi pajak tidak lepas

dari tujuan Negara yang menjadi dasarnya.

Menurut Siti Resmi (2003:2), mengemukakan bahwa:

“Terdapat dua jenis pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber

keuangan Negara) dan fungsi regulerend (mengatur).

Uraian dari fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Budgetair (sumber keuangan Negara)

Pajak yang bersumber dari masyarakat digunakan oleh

pemerintah sebagai sumber dana untuk membiayai pengeluaran

Negara.

Seperti halnya yang diungkapakan oleh Mardiasmo

(2003:1) bahwa:

“Fungsi budgetair artinya pajak sebagai sumber dana bagi

pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya”.

Begitu juga menurut Drs Kardiman (2004:144) yang

menyatakan bahwa:

“Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang utama

bagi kas Negara”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis

menyimpulkan bahwa fungsi budgetair ini berfungsi sebagai

salah satu sumber pemasukan bagi kas Negara dimana


kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sangat

diharapkan oleh pemerintah kita.

2. Fungsi Regulerend (mengatur)

Fungsi regulerend menurut Mardiasmo (2003:1), ialah:

“Fungsi regulerend artinya pajak sebagai alat untuk mengatur

atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social

atau ekonomi”.

Begitu juga menurut Waluyo (2007:6), yang menyatakan

bahwa:

“Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan di bidang social dan ekonomi”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa fungsi regulerend berfungsi untuk

mengatur dan mengarahkan masyarakat kea rah yang

diinginkan oleh pemerintah.

3. Jenis Pajak

Menurut Prof.Mardiasmo, MBA AK, (2008:13) jenis-jenis pajak di

Indonesia dibedakan menjadi:

a. Pajak Pusat
“Pajak Pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai biaya rumah tangga

Negara pada umumnya”.

Pajak Pusat sendiri terdiri atas:

1) Pajak Penghasilan (PPh)

2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

3) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM)

4) Bea Materai

5) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

6) Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

b. Pajak Daerah

“Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut pemerintah daerah

berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk

kepentingan pembiayaan biaya rumah tangga pemerintah

daerah tersebut”.

Pajak Daerah sendiri terdiriatas:

1) Pajak Propinsi

a) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air

b) Bea balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan

diatas Air

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


d) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

dan Air Permukaan

2) Pajak Kabupaten/Kota

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

g) Pajak Parkir

C. Sistem Perpajakan

Ada 3 (tiga) sistem perpajakan yang sering dipakai berbagai

wilayah di dunia ini, yaitu:

1. Official Assesment System

Official Assesment System artinya adalah yang dimana

disini pemerintah/fiskus diberi kewenangan lebih/penuh

kepada pemerintah untuk menentukan berapa besarnya pajak

yang dikenakan dan yang akan di setor oleh wajib pajak ke

pada negara .
2. Withholding Tax

Withholding Tax artinya adalah dimana disini dinyatakan

bahwa pemberian wewenang kepada piha ketiga untuk

menentukan/memotong besarnya pajak yang diberikan oleh

wajib pajak ke pada fiskus.

3. Self Assesment System

Self Assesment System artinya adalah dimana wajib pajak

yang menentukan , menghitung dan membayar dan melaporkan

opajak yang di berikan kepada fiskus , disini diberikan penuh

tanggung jawab kepada wajib pajak untuk berindak secara aktive

dan jujur di dalam pemberian pajak.

Sistem perpajakan di Indonesia saat ini adalah Self Assesment

System, diamana Wajib Pajak diberikan kebebasan menghitung, menyetor,

dan melaporkan pajaknya sendiri ke kantor pajak.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman maka menuntut

Direktorat Jenderal Pajak dan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksaan

pajak menggunakan sistem yang lebih baik lagi yaitu dengan

dikeluarkannya elektronik SPT (e-SPT).

Elektronik SPT atau e-SPT adalah aplikasi (software) yang sengaja

dibuat untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk memudahkan dalam

menyampaikan SPT.
Kewajiban dalam menggunakan e-SPT saat menyampaikan SPT

mulai diberlakukan sejak 1 Juli 2009. Dalam hal ini tak semua Wajib

Pajak harus menyampaikan e-SPT. Wajib Pajak yang harus

menyampaikan e-SPT hanya badan usaha yang terdaftar sebagai Wajib

Pajak di Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil)

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan

Pajak di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KKp Madya di

seluruh Indonesia.

D. Pajak Penghasilan (PPh)

Berdasarkan buku Pajak Penghasilan yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (2007:1), Pajak Penghasilan (PPh) adalah “Pajak

yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan berkenaan dengan

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak”.

Sedangkan menurut Siti Resmi (2003:74), “Pajak Penghasilan

(PPh) merupakan pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu taun pajak”.

Dari pengertian diatas dapat didimpulkan bahwa Pajak Penghasilan

(PPh), adalah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak atas penghasilan

yang diperoleh selama satu tahun pajak yang bersangkutan.


E. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan

yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang

diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri

sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan.

Pajak Penghasilan Pasal 21

- Pekerjaan atau jabatan


- Jasa dan Kegiatan yang dilakukan WPOP

Penghasilan Seperti :

- Gaji
- Upah
- Honorarium
- Tunjangan, dan
- Pembayaran Lain dengan Nama dan Bentuk
Apapun

WP Dalam Negeri

PPh Pasal 21

GAMBAR 1.1

Pengertian PPh Pasal 21


Dalam melakukan pembayaran PPh Pasal 21, kita diwajibkan untuk

melakukan pelaporan dimana pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan

bawahan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan

yang telah dilakukan selama satu periode tertentu.

Selain itu juga pegawai harus melakukan penyetoran dimana caranya

ialah:

1. Wajib Pajak/wajib Bayar/Wajib Setor/Bendahara dapat melakukan

pembayaran melalui bank/pos persepsi yang terhubung dengan sistem

MPN (Modul Penerimaan Negara). Diasumsikan semua bank/pos persepsi

terhubung dengan MPN.

2. Pembayaran diakui sebagai pelunasan pada tanggal pembayaran.

3. Mengisi formulir setoran dalam rangkap 4 (empat) dengan data yang

benar, jelas, dan lengkap.

4. Menyerahkan formulir setoran kepada petugas bank/pos persepsi dan

uang setoran senilai yang tersebut dalam formulir setoran.

5. Menerima kembali formulir bukti setor lembar 1 (satu) dan 3 (tiga) yang

telah diberi NTPN dan NTB/NTP serta dibubuhi tanda tangan/paraf

pejabat bank/pos, cap dari bank/pos , tanggal dan waktu/jam penyetoran

sebagai bukti setor.


2. Dasar Hukum Pajak Penghasilan

Berdasarkan buku Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak

Herry Purwono (2010 : 17) mengemukakan bahwa:

1. Undang-undang: Nomor 7 Tahun 1983 yang telah diubah beberapa

kali dan yang terakhir ialah dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang

PPh.

2. Peraturan DirJen Pajak: Nomor PER-31/PJ/2009 dan PER-57/PJ/2009

tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran, dan

pelaporan pajak penghasilan pasal 21 dan pajak penghasilan pasal 26.

3. Petunjuk Pelaksanaan: Peraturan Menteri Keuangan Nomor

252/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemotong Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan

Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. Jo.PER-31/2009.

Tanggal 25 Mei 2009.

3. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Ketentuan Pemotongan dan Pemungutan Pajak

Penghasilan (Pasal 5) Tahun 2009, penghasilan yang dipotong PPh Pasal

21 adalah:

1. Penghasilan teratur.

2. Penghasilan tidak teratur.


3. Upah harian, upah mingguan, upah bulanan, upah satuan, dan upah

borongan.

4. Uang pesangon, uang manfaat pensiun, jaminan/tunjangan hari tua.

5. Honorarium, komisi, fee, uang saku, uang rapat, uang representasi,

hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun dan

imbalan sejenis dengan nama apapun.

4. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan PPH Pasal 21/26 (Pasal 3), pihak yang tergolong

sebagai penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 seperti yang

dikemukakan dalam buku Perpajakan: Teori dan Kasus Resmi Siti (2009 :

5), adalah:

1. Pegawai Tetap

2. Penerima Pensiun

3. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas yang Menerima Upah

Harian, Upah Satuan, Upah Borongan, dan Uang Saku

4. Bukan Pegawai yang Menerima Imbalan Berkesinambungan

5. Tenaga Ahli seperti Pengacara, Arsitek, Notaris, dan Lain Sebagainya.


5. Tarif Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh)

No. Penghasilan Tarif

1. s.d. Rp. 50.000.000 5%

2. Di atas Rp. 50.000.000 s.d. Rp. 15%

250.000.000

3. Di atas Rp. 250.000.000 s.d. 25%

Rp.500.000.000

4. Di atas Rp. 500.000.000 30%

TABEL 1.1

Tarif WPOP Pasal 17 ayat (1) a UU No. 36/2008 (UU PPh)

(Sumber Dokumen Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas Dirjen

Pajak)

Rp. 15.840.000 Untuk diri wajib pajak orang pribadi

Rp. 1.320.000 Tambahan untuk wajib pajak kawin

Rp. 1.320.000 Tambahan untuk setiap tanggungan maksimal

3 orang

TABEL 1.2

Besarnya PTKP

(Sumber Dokumen Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas Dirjen

Pajak)
F. Pegawai

1. Pengertian Pegawai

Perusahaan tanpa pegawai dapat diibaratkan taman tanpa bunga.

Hal itu menggambarkan betapa pentingnya peran dari pegawai dalam

sebuah perusahaan meskipun banyak perusahaan tak menyadari tentang

hal itu.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bambang Suharno,

“Karyawan merupakan aset, dimana aset terpenting dalam perusahaan itu

ada 3, yaitu SDM, SDM, dan SDM”. Maksudnya ialah betapa pentingnya

SDM atau pegawai sebagai aset perusahaan.

2. Pegawai Tetap

Menurut Wibowo Subekti, “Pegawai tetap adalah pegawai yang

menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara

teratur, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk jangka

waktu tertentu.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor

252/PMK.03/2008, “Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau

memperoleh penghasilan secara teratur, termasuk anggota dewan

komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus

ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung, serta pegawai yang

bekerja berdasarkan kontrak dalam jangka waktu tertentu sepanjang


pegawai yang bersangkutan bekerja penuh (full time) dalam pekerjaan

tersebut”.

3. Pegawai Tidak Tetap

Menurut Wibowo Subekti,”Pegawai tidak tetap adalah pegawai

yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan

bekerja, berdasarkan jumlah hari kerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang

dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pihak

pemberi kerja”.

2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang bersifat

deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk

memberikan gambaran tentang masalah-masalah yang berhubungan

dengan penelitian ini.

B. Ruang Lingkup Penelitian

1) Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis memutuskan untuk

menjadikan kantor Mail Processing Centre (MPC) PT. Pos Indonesia

sebagai lokasi penelitian, dengan pertimbangan bahwa pada kantor

tersebut tersedia data-data atau informasi yang dapat mendukung

terhadap penelitian ini.


2) Waktu Pelaksanaan Penelitian (Praktek Kerja Lapangan)

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, terhitung 23 hari mulai

tanggal 27 Februari 2012 sampai dengan tanggal 30 Maret 2012 dan

dilakukan sesuai dengan jam kerja sebagai berikut:

a. Hari Senin – Kamis:

Jam Kerja : 08.00 – 14.00

Jam Istirahat : 12.00 – 13.00

b. Hari Jum’at

Jam Kerja : 08.00 – 14.00

Jam Istirahat : 11.30 – 13.00

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan berbagai informasi atau data yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut:

1) Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung

dilokasi yang akan diteliti guna memperoleh data, baik itu merupakan

data primer maupun data sekunder yang berhubungan dengan

permasalahan. Penelitian melalui teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung dilapangan khususnya

mengenai fungsi sistem pembayaran pajak terhadap para pegawai

tetap di kantor MPC PT.Pos Indonesia.


b. Wawancara, yaitu kegiatan tanya jawab secara tatap muka

langsung dengan informan mengenai perpajakan, tugas, dan fungsi

tiap divisi di kantor MPC.

c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui penelusuran

dokumen-dokumen baik berupa laporan maupun tulisan-tulisan

lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2) Penelitian Pustaka, yaitu dengan mempelajari buku-buku, dokumen,

karya ilmiah serta sumber-sumber tertulis lainnya yang berhubungan

dengan obyek yang akan diteliti.


BAB III

TINJAUAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK

PENGHASIALAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PARA

PEGAWAI TETAP DI KANTOR MAIL PROCESSING

CENTRE (MPC) PT. POS INDONESIA (PERSERO)

3.1 Sejarah Kantor Mail Processing Centre (MPC) Bandung

40400

Landasan formal didirikannya Sentral Pengolahan Pos Bandung 40400

adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Pos dan Giro tanggal 21

Januari 1988 Nomor : 11/Pran/Dirut/1988 dan mulai beroperasi pada tanggal

15 November 1988, yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan

Telekomunikasi tanggal 30 Nopember 1988. Adapun bangunan SPP (Sentral

Pengolahan Pos) Bandung 40400 menempati luas gedung 4.145 m2 dan luas

tanah 10.715 m2. PT Pos Indonesia memiliki beberapa jenis pelayanan jasa

yang kemudian akan di proses di SPP Bandung, layanan tersebut adalah:

1. Layanan Bisnis Komunikasi

a. Surat Biasa

b. Surat Kilat

c. Surat Kilat Khusus

d. Express Mail Service (H1)


e. Pos Express

2. Layanan Bisnis Keuangan

a. Wesel Pos Standar

b. Wesel Pos Prima

c. Wesel Pos Instan

d. Westron Union

e. Dinas Giro

3. Layanan Bisnis Logistik

a. Paket Pos Standar

b. Paket Pos Optima

c. Paket Pos Point to Point

4. Layanan Bisnis Keagenan

a. Pembayaran Pensiunan

b. Pembayaran Program Jaring Pengaman Sosial (JPS)

c. Penerimaan dan Pembayaran TABANAS BATARA

d. Sistem Online Payment Point (SOPP)

1) Pembayaran Tagihan Listrik dan Telepon

2) Pembayaran Angsuran Kredit FIF

3) Pembayaran Kartu Kredit ABN AMRO, GE Finance

4) Pembayaran Tagihan Pulsa Pasca Bayar (Telkomsel, Satelindo,

Matrix dan IM3)

5) Isi Ulang Pulsa (Telkomsel, IM3 Smart)


5. Layanan Benda Pos, Filateli dan Benda Pihak Ketiga

a. Penjualan Prangko

b. Penjualan Materai

c. Penjualan Sampul Flate Rate

d. Penjualan Prangko Prisma

e. Penjualan Akta Agraria

Namun dalam menyikapi pesatnya perkembangan dan perubahan

lingkungan bisnis dan tingginya tingkat persaingan dalam bisnis jasa

pengiriman, sehingga menuntut PT. Pos Indonesia harus bersikap

professional dalam jasa pelayanan dan berorientasi pada pelanggan serta

dukungan operasi yang efektif dan efisien yang mampu menjaga

pertumbuhan perusahaan pada masa sekarang dan masa yang akan datang,

maka status SPP (Sentral Pengolahan Pos) Bandung 40400 berubah menjadi

MPC (Mail Processing Centre) Bandung 40400, berdasarkan Surat

Keputusan Direksi tanggal 14 Januari 2005 No : KD 06/Dirut/0105, tentang

Tata Kerjadan Organisasi Mail Processing Centre Bandung 40400, dan

secara efektif beroperasi mulai tanggal 1 April 2005.

Seiring dengan perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis tersebut

maka Surat Keputusan Direksi tanggal 14 Januari 2005 No : KD

06/Dirut/0105, tentang Tata Kerjadan Organisasi Mail Processing Centre

Bandung 40400 disempurnakan dengan Surat Keputusan Direksi tanggal 14

September 2006 No. KD 51/Dirut/0906 tentang Organisasi dan Tata Kerja


Mail Processing Centre, dans ecara efektif beroperasi mulai tanggal 1 Juni

2007.

Mail Processing Centre adalah dirian Pos yang mempunyai fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta

penanggungjawab implementasi kebijakan Collecting, Processing,

Transporting, Delivery dan Reporting (CPTD-R) secara efektif dan efisien di

wilayah kerjanya. Bangunan Kantor Mail Processing Centre Bandung 40400

memiliki luas gedung 4.145 m2 dan luas tanah 10.715 m2. MPC Bandung

memiliki beberapa bagian system pemrosesan surat:

a. Bagian pemrosesan meliputi:

1. Pemrosesan kiriman surat standar dalam negeri

2. Pemrosesan kiriman surat standar luar negeri

3. Pemrosesan kiriman surat prioritas

4. Pemrosesan kiriman paket standar dan kilat khusus dalam negeri

5. Pemrosesan kiriman paket luar negeri

6. Pemrosesan bagian distribusi.

b. Bagian umum meliputi SDM, akuntansi, dan sarana yang ada di MPC

Bandung.

c. Bagian bina mutu meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengendalian aktivitas mutu karyawan dan aktifitas pengolahan data.

d. Bagian antaran meliputi beberapa Delivery Centre yaitu:

1. Delivery Centre Cimahi

2. Delivery Centre Soreang


3. Delivery Centre Ujungberung

4. Delivery Centre Sekejati

5. Delivery Centre Situsaeur

6. Delivery Centre Cipedes

7. Delivery Centre Cikutra

8. Delivery Centre Asia Afrika

9. Delivery Centre Dayeuhkolot

10. Delivery Centre Cikeruh

11. Delivery Centre Padalarang

12. Delivery Centre Lembang

13. Delivery Centre Majalaya

3.2 Logo PT. Pos Indonesia

Berikut ini adalah logo PT. POS INDONESIA seperti pada gambar

2.1 dibawah ini:

GAMBAR 3.1

Logo PT. POS INDONESIA


3.2 Visi dan Misi PT. Pos Indonesia

A Visi

MPC Bandung sebagai Centre Service Excellence dalam

menangani pemprosesan dan pengantaran kiriman pos sehingga tercipta

kepuasan pelanggan dan menjadi barometer bagi UPT lainnya serta

berperan sebagai Litbang dan Diklat penanganan kiriman pos.

B Misi

Melipat gandakan pendapatan serta memberikan dukungan operasi

secara optimal bagi Kantor Posatau UPT dan merupakan Sentral Layanan

Pelanggan dalam memelihara dan menggarap pelanggan melalui

penanganan dan penyerahan kiriman secara cepat, tepat, dan terpercaya.

3.4 Motto PT. Pos Indonesia

Tepat Waktu Setiap Waktu (On Time Everytime).


3.5 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (PERSERO)
3.6 Sistem Perpajakan Yang Berkaitan Dengan Pajak

Penghasilan Pegawai Tetap Kantor MPC PT. Pos Indonesia

(Persero)

Kantor MPC PT. Pos Indonesia (Persero) yang beralamat di Jl.

Soekarno – Hatta No. 558 merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pengiriman yang

memiliki tugas untuk melayani masyarakat dengan baik, meiliki kewajiban

untuk melakukan perhitungan dan pemotongan pajak Pajak Penghasilan

Pasal 21 atas pegawai tetap karena berperan sebagai pihak pemberi kerja.

Dalam hal ini, perusahaan menganut sistem perpajakan yang disebut With

Holding System dimana perusahaan bertindak selaku pemotong

pajakpenghasilan dari para pegawai.

Sedangkan untuk penyetoran dan pelaporannya dengan

menggunakan sistem e-SPT yaitu data SPT Wajib Pajak (WP) dalam

bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan

aplikasi yang sudah disediakan secara cuma-cuma oleh Direktorat Jenderal

Pajak.

Dalam pelaksanaan penghitungan PPh Pasal 21, kantor MPC PT.

Pos Indonesia telah melaksanakannya dengan baik dan sesuai dengan

Undang-undang No. 36 Tahun 2008.


3.7 Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan

Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Pegawai Tetap PT. Pos

Indonesia

Dalam pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 di kantor MPC PT. Pos Indonesia dilaksanakan oleh

Bagian Keuangan dan Administrasi Sumber Daya Manusia (ASDM),

sedangkan untuk pembayarannya dilakukan oleh Bagian Keuangan. Kedua

bagian ini adalah bagian yang memiliki kewenangan untuk mengurusi

persoalan menyangkut pajak.

Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap dilakukan saat penghasilan

dibayarkan kepada para pegawai. Objek PPh Pasal 21 sendiri adalah yang

berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan.

Macam-macam penghasilan yang diperoleh oleh pegawai kantor

MPC ialah terdiri dari penghasilan teratur dan tidak teratur.

A. Penghasilan Teratur

1. Gaji Dasar

Gaji dasar merupakan pendapatan yang diterima secara rutin setiap

bulannya oleh para pegawai.


2. Tunjangan Daerah

Tunjangan daerah adalah tunjangan dari perusahaan kepada pegawai

berdasarkan letak daerah perusahaan itu berada, sehingga masing-

masing daerah akan mempunyai tunjangan yang berbeda-beda.

3. Tunjangan Jabatan

Tunjangan jabatan merupakan tunjangan dari perusahaan yang

diberikan kepada pegawai berdasarkan dari posisi/jabatannya di

perusahaan.

4. Tunjangan Dasar

Tunjangan dasar adalah tunjangan yang diberikan perusahaan untuk

membiayai kebutuhan-kebutuhab pegawai seperti transportasi, makan,

dan lain-lain.

B. Penghasilan Tidak Teratur

1. Tunjangan Cuti

Ada 2 jenis tunjangan cuti, yaitu tunjangan cuti tahunan dan tunjangan

cuti besar. Tunjangan cuti tahunan diberikan pada saat bulan yang

sama ketika pegawai baru bekerja atau diangkat menjadi calon

pegawai. Besar dari tunjangan ini ialah sama dengan 1X penghasilan

pegawai. Sedangkan tunjangan cuti besar diberikan setiap 6 tahun

sekali yaitu terhitung sejak pegawai tersebut bekerja atau diangkat


sebagai calon pegawai. Besar dari tunjangan ini ialah 4X penghasilan

pegawai.

2. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan yang diberikan kepada pegawai dari perusahaan tiap 1

tahun sekali menjelang hari raya Idul Fitri.

3. Intensif Kerja

Intensif kerja merupakan penghasilan yang berasal di luar gaji pokok

pegawai, baru diberikan bila ada kontribusi/prestasi kerja.

Pelaksanaan penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal

21 terhadap pegawai tetap di kantor MPC adalah sebagai berikut:

a. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap Pegawai Tetap di

Kantor MPC PT. Pos Indonesia (Persero)

Di dalam penerapannya di kantor MPC, pemotongan PPh 21

dilakukan oleh staff akunting kepada para karyawan setiap akhir bulannya

dan karyawan tersebut akan mendapatkan tanda bukti pemotongan

penghasilannya di masa akhir tahun pajak (setahun sekali).

1) Dalam hal ini, pihak akunting perusahaan akan memeriksa data

pegawai secara keseluruhan, setelah itu menghitung penghasilan dari

pegawai tersebut.

2) Jika terjadi perbedaan jumlah penghasilan dengan bulan sebelumnya,

maka akunting akan mengevaluasi data penghasilan, menghitung

besarnya PTKP dan Pajak Penghasilan Pasal 21.


3) Kemudian akunting akan menginput dan menggabungkan Pajak

Penghasilan Pasal 21 terutang seluruh pegawai dan mencetak daftar

bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan kartu perincian

penghasilan bruto dan pemotongan pajak Penghasilan Pasal 21 untuk

para pegawai tetap masing-masing rangkap tiga. Kedua dokumen

tersebut kemudian akan diarsip oleh bagian Administrasi dan Sumber

Daya Manusia.

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap, sebagai

berikut:

Jaenudin, seorang pegawai dengan status kawin (istri tidak bekerja)

dan satu orang anak, setiap bulan memperoleh:

a. Gaji pokok Rp. 1.500.000,.

b. Tunjangan istri Rp. 150.000,.

c. Tunjangan anak Rp. 30.000,.

d. Tunjangan jabatan Rp. 250.000,.

e. Tunjangan lain-lain Rp. 300.000,.

Rp. 2.230.000,.

Pengurangan:

a. Biaya jabatan

5% x Rp. 2.230.000 Rp. 111.500,.

b. Iuran Pensiun Rp. 50.000,.

Rp. 161.500,.

Penghasilan netto sebulan: Rp. 2.068.000,.


Penghasilan netto setahun:

12 x Rp.2.068.000,. Rp. 24.822.000,.

PTKP setahun:

a. Untuk WP sendiri Rp. 15.840.000,.

b. Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000,.

c. Tambahan 1 anak Rp. 1.320.000,.

Rp. 18.480.000,.

Penghasilan kena pajak setahun Rp. 6.342.000,.

PPh pasal 21 terutang

5% x Rp. 6.342.000,. Rp. 317.100,.

PPh pasal 21 sebulan

Rp. 317.100 : 12 Rp. 26.250,.

b. Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap Pegawai tetap di

Kantor MPC PT. Pos Indonesia (Persero)

1) Pihak akunting perusahaan akan membuat Surat Setor Pajak (SSP)

rangkap 5 (lima) dan Bukti Bank Pengeluaran. Kemudian SSP tersebut

akan diperiksa kembali oleh Bagian Pengelolaan Keuangan.

2) Setelah tidak ada masalah dalam SSP tersebut, maka PPh Pasal 21

terutangnya akan disetor melalui Bank Persepsi atau melalui Kantor

Pos Giro.
3) Apabila terjadi keterlambatan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21,

maka dikenakan denda sebesar 2% per bulan dari pajak yang terutang.

c. Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Pegawai tetap di Kantor

MPC PT. Pos Indonesia (Persero)

1) Pelaporan Bulanan

Kantor MPC melakukan pelaporan PPh Pasal 21 untuk penghasilan

pegawai tetap setiap bulannya dengan menggunakan SPT Masa PPh

Passal 21/26 dan dilampirkan juga Surat Setor Pajak . Dilakukan

paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir

dan jika terjadi keterlambatan pelaporan maka akan dikenakan sanksi

sebesar Rp. 500.000/bulan (lima ratus ribu).

2) Pelaporan Tahunan

Setelah berakhirnya tahun pajak, maka kantor MPC memiliki

kewajiban untuk menghitung kembali PPh Pasal 21 terutang dalam

satu tahun pajak. SPT tahunan PPh Pasal 21 dilaporkan paling lambat

tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Jika terjadi keterlambatan maka

dikenakan denda sebesar Rp. 1.000.000,00/tahun (satu juta rupiah).


3.8Permasalahan Dalam Sistem Pembayaran Pajak Penghasilan

Pasal 21 terhadap Pegawai tetap di Kantor MPC PT. Pos

Indonesia (Persero)

Dalam pelaksaan tugas sebagai Wajib Pajak, seringkali kantor MPC

menemui berbagai permasalahan seperti:

1. Cukup banyaknya para pegawai yang masih belum memiliki Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP).

2. Terjadinya kesalahan dalam mengalikan tarif dan menghitung pengenaan

pajak, dikarenakan oleh adanya kesalahan data pegawai yang diterima oleh

pihak akunting perusahaan.

3. Aturan baru tentang perpajakan cenderung lambat diterima oleh kantor

MPC PT. Pos Indonesia.

3.9Upaya Pemecahan Masalah dalam Sistem Pembayaran Pajak

Penghasilan Pasal 21 terhadap Pegawai Tetap di Kantor MPC

PT. Pos Indonesia

Upaya-upaya yang dilakukan demi mengatasi permasalahan-

permasalahan yang terjadi ialah sebagai berikut:

1. Segera mendata pegawai yang masih belum memiliki NPWP dan

mendaftarkannya ke Kantor Pelayanan Pajak.

2. Harus lebih menekankan lagi dalam hal ketelitian dalam melakukan

penghitungan terhadap pengenaan pajak serta membuat sistem yang lebih


baik lagi dalam hal pelaksaan otorisasi terhadap dokumen-dokumen yang

digunakan dalam penyetoran pajak.

3. Membuat kerjasama yang lebih baik lagi dengan Direktorat Jenderal Pajak

agar peraturan baru mengenai perpajakan dapat segera tersampaikan

kepada Wajib Pajak sehingga tidak menjadi permasalahan yang dapat

menghambat pekerjaan nantinya.

Kerjasama yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:

a. Secara rutin membuka situs pajak di www.pajak.go.id.

b. Berlangganan tabloid tentang perpajakan.

c. Mengikuti seminar/kursus khusus tentang perpajakan.


BAB IV

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan tinjauan selama 23 hari di kantor MPC (Mail

Processing Centre) PT. Pos Indonesia (Persero), maka penulis dapat

mengambil beberapa kesimpulan mengenai system pembayaran Pajak

Penghasilan Pasal 21 terhadap para pegawai tetap.

Kesimpulannya adalah antara lain sebagai berikut:

1. Dalam hal ini, perusahaan menganut sistem perpajakan yang disebut

With Holding System dimana perusahaan bertindak selaku pemotong

pajakpenghasilan dari para pegawai. Sedangkan untuk penyetoran dan

pelaporannya dengan menggunakan sistem e-SPT yaitu data SPT

Wajib Pajak (WP) dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib

Pajak dengan menggunakan aplikasi yang sudah disediakan secara

cuma-cuma oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2. Pemotong PPh Pasal 21 adalah pihak pemberi kerja yang dilakukan

oleh bendaharawan atau dalam hal ini dilakukan oleh bagian akuntansi

perusahaan.

3. Dalam pelaksaan tugas sebagai Wajib Pajak, seringkali kantor MPC

menemui berbagai permasalahan seperti:

a. Cukup banyaknya para pegawai yang masih belum memiliki

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).


b. Terjadinya kesalahan dalam mengalikan tarif dan menghitung

pengenaan pajak, dikarenakan oleh adanya kesalahan data pegawai

yang diterima oleh pihak akunting perusahaan.

c. Aturan baru tentang perpajakan cenderung lambat diterima oleh

kantor MPC PT. Pos Indonesia.

4. Upaya-upaya yang dilakukan demi mengatasi permasalahan-

permasalahan yang terjadi ialah sebagai berikut:

4. Segera mendata pegawai yang masih belum memiliki NPWP dan

mendaftarkannya ke Kantor Pelayanan Pajak.

5. Harus lebih menekankan lagi dalam hal ketelitian dalam

melakukan penghitungan terhadap pengenaan pajak serta membuat

sistem yang lebih baik lagi dalam hal pelaksaan otorisasi terhadap

dokumen-dokumen yang digunakan dalam penyetoran pajak.

6. Membuat kerjasama yang lebih baik lagi dengan Direktorat

Jenderal Pajak agar peraturan baru mengenai perpajakan dapat

segera tersampaikan kepada Wajib Pajak sehingga tidak menjadi

permasalahan yang dapat menghambat pekerjaan nantinya.

Kerjasama yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:

d. Secara rutin membuka situs pajak di www.pajak.go.id.

e. Berlangganan tabloid tentang perpajakan.

f. Mengikuti seminar/kursus khusus tentang perpajakan.


4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diketengahkan penulis diatas,

maka penulis mengajukan saran-saran yang penulis harapkan mampu

menjadi masukan yang bermanfaat bagi para pembaca, yaitu:

1. Menambahkan sikap saling percaya diantara para karyawan, dimana

Wajib Pajak memberikan kepercayaan kepada Pemotong Pajak untuk

memotong penghasilannya tanpa perlu memiliki perasaan takut

dicurangi sehingga dapat menciptakan situasi kerja yang nyaman.

2. Menambah staf di bagian Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya

bagian akuntansi karena persoalan pemotongan pajak hamper

dilakukan semuanya oleh 1 (satu) orang.

3. Lebih memaksimalkan lagi sarana komputer yang ada sehingga

pekerjaan-pekerjaan dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

A. DOKUMEN

1. Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas Direktorat Jenderal

Pajak Departemen KeuanganRI : “Ketentuan Pemotongan dan

Pemungutan Pajak Penghasilan Tahun 2009 (POTPUT PPh 21 2009)”.

2. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2009 &

Per57/PJ/2009 : “Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,

dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan

26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

B. BUKU-BUKU ILMIAH

1. Dwiarso Utomo, 2011, Pepajakan Aplikasi & Terapan, C.V Andi

Offset, Yogyakarta.

2. Purwono Herry, 2010, Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak,

Erlangga, Jakarta.

3. Resmi Siti, 2009, Perpajakan:Teori dan Kasus, Salemba Empat,

Jakarta.

4. Rochman Soemitro, 2004, Asas Dan Dasar Perpajakan I, PT. Refika

Aditama ,Bandung.
C. WEBSITE

1. http://www.pajak.go.id (diakses pada Juli 2012).

2. http://www.google.co.id/tinjauan-pembayaran-pegawai.html (diakses

pada Oktober 2012).


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 17

Juni 1990 dengan nama lengkap Aldian

Minggano Dwiputra. Penulis memeluk agama

Islam dan memiliki beragam hobby seperti

bermain sepak bola, bermain game, dan

membaca. Memulai pendidikannya dari TK Ananda di Bandung (1995), dan SD

Negeri Cisaranten Kidul V (2002), SLTPN 48 Bandung (2005), SMA Kartika

Siliwangi III (2008), kemudian penulis melanjutkan kuliah di POLITEKNIK

PIKSI GANESHA Program D-III Program Studi Administrasi dan Keuangan

sejak tahun 2009.

Penulis mendapatkan bekal pengalaman pertama kali mengikuti kegiatan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) kantor Mail Processing Centre (MPC) PT. Pos Indonesia

(Persero) terhitung sejak tanggal 27 Februari 2012 sampai 30 Maret 2012.

Selain memiliki bekal pengalaman dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis

juga memiliki pengalaman dalam bekerja. Diantaranya penulis pernah bekerja di

PT. Columbus sebagai pramuniaga toko dari November 2008 sampai Januari 2009

dan di PT. Indomarco Prismatama dari Februari 2009 sampai Juli 2009.

Anda mungkin juga menyukai