Anda di halaman 1dari 74

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN

DAN PENGELUARAN KAS PADA AJB BUMIPUTERA


MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Derajat


Sarjana Ekonomi (S1)Pada Program Studi Akuntansi

NOPIA HOT TRIANA SIHOTANG


NIM : 17.21.0150

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INTERNATIONAL BUSSINES MANAGEMENT INDONESIA
MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA AJB
BUMIBUTERA
SKRIPSI
Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi (S1)Pada Program Studi Akuntansi
` Oleh:
NAMA :NOPIA HOT TRIANA SIHOTANG
NIM :17.21.0150
PROGRAM STUDI :AKUNTANSI

Medan, 01 Maret 2021

Disetujui Oeh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Siswanto, S.E.,M.M. TransNingsih,S.T.,M.M.


Penguji 1 Penguji 2

Ketua STIE IBMI


LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nopia Hot Triana Sihotang
NIM :17.21.0150
Program Studi :Akuntansi
Menyataka bahwa skripsi yang berjudul “PERANAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA AJB BUMIPUTERA” adalah benar
benar merupakan hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar dalam daftar
pustaka.
Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Demikian surat ini saya
buat dengan sebenarnya.
Medan,01Maret 2021
Yang Menyatakan

Nopia Sihotang
Disetujui Oleh
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Siswanto,S.T.,M.M Trans Ningsih,S.T.,M.M


Penguji 1 Penguji 2

Ketua STIE IBMI

ABSTRAK
NOPIA HOT TRIANA SIHOTANG. 17.21.0150. Peranan Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada
AJB BUMIPUTERA.STIE IBMI . Medan. 2021 .
a. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
peranan sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas berjalan secara efektif pada AJB
BUMIPUTERA. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui keefektifan penerapan sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
pada Asuransi Jiwan Bersama BUMIPUTERA Medan.
b. Data-data yang diperlukan peneliti untuk menjawab
masalah adalah dengan menggunakan tehnik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dan tehnik analisa data dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada AJB
BUMIPUTERA sudah baik, namun masih terdapat
beberapa poin tertentu yang dinilai belum cukup baik.
Misalnya dalam penerimaan kas harus adanya
penambahandan pembagian tugas seperti penambahan
admin piutang dan asisten kasir. Sehingga admin
penjualan mengurus penjualan, admin piutang menangani
masalah penagihan dan asisten kasir menginput
pelunasan faktur penjualan. Pada pengeluaran kas sudah
lumayan baik dengan adanya pemeriksaan oleh
controller sebelum dilakukan proses pengeluaran kas
oleh kasir. Adapun dokumen dan formulir yang
digunakan dalam transaksi dirancang sesuai dengan
kegiatan perusahaan. Setiap transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas selalu ada tindakan pengverifikasian,
agar tidak terjadinya penyelewengan.
2. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan

Kas, Pengeluaran Kas, dan Pengendalian Intern.

ABSTRACT

Nopia Hot Triana Sihotang. 17.21.0150. Aplication of accounting


information systems cash receipts and disbursements in PT x. STIE
IBMI. Medan. 2019.
The formulation of the problem in this study is how the
application of accounting information systems for cash receipts and
payments runs effectively in AJB BUMIPUTERA. The purpose of this
study is to determine the efectiveness of the application of accounting
information systems for cash receipts and expenditures in AJB
BUMIPUTERA.
The data needed by researchers to answer the problem is to use
data collection technicques such as observation, interviews and
documentations . where the type of data used is primary data and
secondary data. And data analysys techniques in this study using
descriptive qualitative methods.
The results showed that the accounting information system for
cash receipts and disbursements in AJB BUMIPUTERA was good, but
there were still certain point which were not good enough. For
example in cash receipts there must be additional and division of
tasks such as adding accounts receivable admins and cashir
assistents. So that the sales admin takes care of the sale, the account
receivable admin handles the billing problem and the cashier’s
asistant inputs the payment of the sales invoice. The cash
disbursement is pretty good with the controller checking before the
cash disbursement process is carried out .The documents and forms
use in trantactions are the designed accotrding tu company activities.
Every cash receipt and disbursement transaction is always a security
measure to prevent froud.
Keyworks : accounting information systems , cash receipts, cash
disbursement and internal control

KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan kasihNya yang memberikan kesehatan dan kesempatan
kepada peneliti sehingga peneliti dapat melaksanakan dan
menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Peranan Sistem Informasi
Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada AJB
BUMIPUTERA.’’ sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat
sarjana pada program studi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi International Business Manajemen Indonesia (STIE IBMI)
Medan.
Dalam penyusunan proposal ini peneliti mengambil pemikiran
dari berbagai pihak yaitu dari beberapa dosen STIE IBMI dan juga
beberapa Alumni STIE IBMI serta buku-buku panduan yang
mendukung penyusunan skripsi ini.
Selama proses penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan
dukungan baik mau ril maupun materil dari keluarga besar peneliti.
Maka pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan banyak
terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua
keluarga yang terlibat dalam membantu penyelesaian skripsi ini,
terutama buat orangtua peneliti: Bapak Mora Dippos Sihotang (+) dan
Ibunda Ropianer Manalu,Binsar hamonangan purba, serta buat
saudara-saudara peneliti Erika Sari Indah Sihotang , Doharma
Sihotang dan Ayu Permata Sari Sihotang, terimakasih buat segala doa
dan dukungannya.
Selain itu, dalam penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Evi Novalin Bako, M.si selaku ketua sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi International Business Management Indonesia Medan.
2. Ibu herlin Munthe, s.pd.,M.pd selaku ketua Jurusan Ekonomi
Indonesia.
3. Bapak Siswanto, SE, MM selaku dosen pembimbing 1 yang telah
membimbing peneliti dan memberi kritik dan saran untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Ibu Trans Ningsih, S.T .,M.M. selaku dosen pembimbing 2 yang
telah membimbing dan memberi arahan serta saran dan masukan
kepada peneliti untuk menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
5.

6. Para dosen yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


International Business Management Indonesia(STIE IBMI)
7. Para staf pegawai yang ada di STIE IBMI Medan yang turut
memberikan partisipasinya kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
selesai.
8. Pimpinan AJB BUMIPUTERA Medan, beserta staf pegawai yang
telah banyak membantu peneliti dalam menyediakan data yang
diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini
9. Semua teman sekelas terutama jurusan Akuntansi
10. Terimakasih buat teman seperjuangan di kampus STIE IBMI yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan pembuatan proposal
skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian proposal ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya proposal
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam
penyelesaian proposal ini.

Tuhan Yesus Memberkati

Medan, 01maret 2021


Peneliti

Nopia Hot Triana Sihotang


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
1.1Latar Belakang Masalah..................................................1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................5
1.3 Rumusan Masalah...........................................................5
1.4 Tujuan Penelitian............................................................5
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


TEORITIS.....................................................................................8
2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu..............................8
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi..................................................8
2.1.1.1 Pengertian Sistem.........................................................8
2.1.1.2 Pengertian Informasi.......................................................11
2.1.1.3 Pengertian Akuntansi....................................................13
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi........................16
2.1.1.5 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi..............................17
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas......................19
2.1.2.1.Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari
penjualan tunai......................................................................19
2.1.2.2 Bagan Alir Data Penerimaan Kas.........................27
2.1.2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari 34
Piutang.............................................................................................
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas.......................
2.1.3.1 Fungsi yang terkait........................................................
2.1.3.2 Dokumen yang Digunakan ................................................
2.1.3.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan.................................
2.1.3.4 Prosedur yang Digunakan.............................................
2.1.3.5 Unsur Pengendalian Intern............................................
2.1.3.6 Bagan Alir Data Pengeluaran Kas ................................
2.1.4 Penelitian Terdahulu...........................................................
2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ..........................................
BAB III METODE PENELITIAN..............................................
3.1 Jenis Penelitian..........................................................................
3.2 Sumber Data Penelitian.............................................................
3.3 Metode Pengumpulan Data.......................................................
3.4 Defenisi Operasional.................................................................
3.5 Metode Analisa Data.................................................................
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN...................
4.1 Gambaran Umum Perusahaan...................................................
4.1.1 Sejarah Perusahaan.............................................................
4.1.2 Visi, Misi dan Logo Perusahaan........................................
4.1.2.1 Visi Perusahaan...........................................................
4.1.2.2 Misi Perusahaan.........................................................
4.1.2.3 Logo Perusahaan.........................................................
4.1.3 Struktur Organisasi.................................................................
4.2 Hasil Penilitian.....................................................................
4.2.1 Akuntansi Penerimaan Kas pada ABJ BUMIPUTERA.........
4.2.2 Akuntansi Pengeluaran Kas pada ABJ BUMIPUTERA.......
4.3 Pembahasan..........................................................................
4.3.1 Akuntansi Penerimaan Kas pada ABJ BUMIPUTERA.........
4.3.2 Akuntansi Pengeluaran Kas pada ABJ BUMIPUTERA........
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................
5.1 Kesimpulan .......................................................................
5.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................
LAMPIRAN ................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Daftar Tabel Simbol Proses............................................
Tabel II.2 Daftar Tabel Simbol Input/Output.................................
Tabel II. 3 Daftar Tabel Simbol Simpanan ....................................
Tabel II.4 Daftar Tabel Simbol Alur dan Simbol Simbol Lainnya.
Tabel II.5 Penelitian Terdahulu.......................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Bagan Alir Data Penerimaan Kas..............................
Gambar II.2 Bagan Alir Data Pengeluaran Kas.............................
Gambar II.3 Kerangka Pemikiran Teoritis......................................
Gambar IV.1 Logo Perusahaan......................................................
Gambar IV.2 Struktur Organisasi..................................................
Gambar IV.3 Flowchart Prosedur Penerimaan Kas........................
Gambar IV.4 Flowchart Prosedur Pengeluaran Kas.......................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian dalam dunia usaha sekarang ini
sudah mengalami perkembangan yang pesat, serta diiringi dengan
tingkat persaingan yang ketat. Hal ini terlihat dari banyaknya
perusahaan-perusahaan yang mulai bermunculan, baik perusahaan
Nasional milik pemerintah, perusahaan swasta nasional, maupun
perusahaan swasta milik asing. Melalui perkembangan tersebut,
sebagian besar masyarakat semakin merasa bahwa informasi
merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting. Demikian juga
pada suatu perusahaan diperlukan adanya sistem informasi.
Suatu perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya selalu
dihadapkan dengan berbagai transaksi yang terjadi secara berurutan
dalam jumlah yang cukup besar. Untuk memperoleh transaksi yang
lebih efektif dan efisien, maka diperlukan suatu sistem. Sistem ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang baik. Informasi
yang baik adalah suatu informasi yang dapat disediakan pada
waktunya, bermanfaat, dan dapat diandalkan. Salah satu sistem yang
terpenting dalam sebuah perusahaan adalah sistem informasi
akuntansi.
Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang berfungsi
untuk mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
yang dilaksanakan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi
informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan, misalnya
pihak eksternal, seperti kreditur, calon investor dan pajak, sedangkan
pihak internal perusahaan adalah manajemen, dan membuat
perencanaan serta menyediakan pengendalian untuk menjaga aset-aset
perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi akuntansi yang
mengawasi aktivitas-aktivitas yang berlangsung, perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk menentukan seberapa baik kinerjanya dan
juga akan mengalami kesulitan dalam menelusuri bagaimana
pengaruh-pengaruh dari berbagai aktivitas atas sumberdaya-
sumberdaya yang ada di bawah pengawasannya.
Sistem informasi akuntansi mempunyai beberapa bagian seperti
sistem pengolahan transaksi, sistem pelaporan data transaksi, dan
sistem pelaporan manajemen. Sistem transaksi tersebut memiliki
beberapa bagian lagi yaitu: siklus pendapatan, siklus pengeluaran, dan
siklus konversi.
Setiap perusahaan memerlukan adanya suatu sistem informasi
akuntansi yang baik, terutama dalam hal mengelola kas secara efektif
dan efisien. Sistem informasi akuntansi yang baik adalah suatu sistem
yang diterapkan dalam perusahaan, dimana semua transaksi
penerimaan atau pembayaran dalam jumlah besar harus dilakukan
dengan cek yaitu melalui bank, sedangkan untuk penerimaan atau
pembayaran tunai yang jumlahnya relatif kecil dilakukan melalui kas
kecil. Kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang mempunyai
sifat likuiditasnya paling tinggi. Kas adalah aktiva paling lancar,
karena itu kas sangat rentan terhadap penyelewengan. Kesalahan atau
penyimpangan terhadap kas ditangan (kas kecil) biasanya melibatkan
pihak pihak intern perusahaan terutama di bagian kas. Beberapa
perusahaan gagal dalam pengelolaan kas secara efektif dan efisien
disebabkan karena sistem informasi akuntansi yang kurang maksimal.
Untuk itu diperlukan pengendalian terhadap sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
Menurut Mulyadi (2013:516), sistem pengendalian intern yang
baik dalam sistem kas mensyaratkan agar dilibatkan pihak luar(bank)
ikut serta dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai
berikut:
1. Semua penerimaan kas harus disetor penuh kepada bank
pada hari yang sama dengan penerimaan kas atau pada hari
kerja berikutnya.
2. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
3. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek
(karena jumlahnya kecil) dilakukan melalui dana kas kecil
yang diselenggarakan dengan imprest system.
Melalui penerapan sistem informasi akuntansi yang baik dan
memadai, akan terdapat cara cara pengendalian intern yang berjalan
dengan sendirinya, sehingga dapat meningkatkan mutu informasi,
meningkatkan pengawasan internal check, melindungi harta benda
perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap catatan
akuntansi.
Untuk melindungi kas dari penyelewengan dan
penyalahgunaan, maka sistem informasi akuntansi memiliki peranan
yang sangat penting, yaitu dalam mengatur sistem dan prosedur
terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, agar dapat meminimalkan
kerugian dan dapat menghasilkan informasi mengenai posisi kas
perusahaan. Dalam mengelola kas, setiap perusahaan menerapkan
sistem yang berbeda-beda, ada yang manual dan ada yang
komputersasi walaupun tujuannya sama yaitu untuk menyajikan
informasi yang akurat, efektif dan efisien.
AJB BUMIPUTERA adalah perusahaan bagian asuransi yang
berdiri sejak tahun 1912 yang mana perusahaan ini bergerak dibidang
perekonomian yaitu peransuransian dengan cara seseorang
mengikatkan diri kepada perusahaan untuk mengurangi risiko yang
tidak diinginkan dimasa yang akan datang. Perkembangan
perusahaan-perusahaan asuransi diluar negeri dapat dikatakan sudah
sangat baik karna asuransi telah dianggap sebagai gaya hidup
masyarakat baik dalam kalangan bawah maupun kalangan atas.
Sedangkan di Indonesia asuransi masih dianggap sesuatu yang mewah
karena sebagian besar pemakai jasa asuransi adalah kalangan
menengah keatas.
Dalam kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas AJB
BUMIPUTERA membutuhkan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dan
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas yang baik agar informasi dari
kegiatan penerimaan dan pengeluaran dapat sesuai dengan apa yang
dibutuhkan pihak manajemen. Indikator sistem yang diterapkan akan
baik apabila penyampaian kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen dapat disampaikan secara cepat dan tepat sehingga
pengambilan keputusan pihak manajemen dapat dilakukan secara
tepat waktu.
Penerapan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
akan sangat membantu perusahaan memberi informasi penting dalam
pengambilan keputusan dan mengadakan ramalan tentang masa depan
perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan agar tidak terjadi
penyalahgunaan kas. Dengan adanya sistem akuntansi penerimaan kas
dan pengeluaran kas yang baik, dapat menunjang keberhasilan
kegiatan operasi suatu perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka
penulis tertarik untuk membahas bagaimana sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan pada AJB
BUMIPUTERA tersebut dalam bentuk tugas akhir (TA) dengan judul
“Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Pada AJB BUMIPUTERA”

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
Penerapan dalam unsur pengendalian intern penerimaan dan
pengeluaran kas masih terdapat peran ganda yang dilakukan oleh
bagian keuangan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peranan
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas berjalan
efektif pada AJB BUMIPUTERA?”
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini dari rumusan masalah,
maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui keefektifan
penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas pada AJB BUMIPUTERA Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Peneliti
- Sebagai wahana dalam meningkatkan kemampuan meneliti,
menulis dan berfikir ilmiah khusunya yang berkaitan dengan
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Dan
berguna memenuhi persyaratan akademik dan menyelesaikan
pendidikan di program Sarjana Ekonomi di STIE IBMI.
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara teoritis yang diperoleh
selama di bangku kuliah ke dalam praktek dunia kerja yang
sesungguhnya .
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan
asuransi AJB BUMIPUTERA tentang peranan sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada periode yang akan
datang.
3. Bagi STIE IBMI
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan
referensi yang kelak bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
Menambah hubungan kerjasama antara Perguruan Tinggi dengan
Instansi/Perusahaan yang terkait.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai panduan apabila mengadakan penelitian dengan
permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu


2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani
(sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang di hubungkan bersama agar memudahkan aliran energi
materi atau informasi agar tercapai suatu tujuan tertentu. Sistem juga
dapat diartikan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam satu wilayah serta mempunyai jenis penggerak, contoh
umum misalnya negara. Negara adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang secara kesatuan seperti provinsi yang saling berhubungan
sehingga dapat membentuk suatu negara.

Suatu sistem harus memiliki tiga unsur , yaitu : Input, Proses


dan Output.
Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu di
operasikan,output merupakan hasil operasi. Dalam pengertian
sederhana , output berarti tujuan sasaran atau target pengorganisasian
suatu sistem. Sedangkan proses adalah aktifitas yang mengubah input
menjadi output.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:201), “Sistem


adalah sekumpulan unsur ( elemen ) yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
suatu tujuan.” Dan menurut Mulyadi (2016:1) Sistem pada dasarnya
adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang
lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Azhar (2010:24) “Sistem adalah kumpulan atau grup
dari subsistem atau bagian atau komponen apapun baik fisik ataupun
non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu,”
Kumpulan subsistem seperti cara yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan yang bersifat fisik atau non fisik dan saling
berhubungan antara yang lain dan dapat mencapai tujuan yang telah
dibuat dalam suatu perusahaan.
Menurut James (2009:6) “Sistem adalah sekelompok dua atau
lebih komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya atau subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang
sama.”
Menurut Marshall dan Steinbart (2010:2) “Sistem adalah
rangkaian dari dua atau lebih komponen komponen yang saling
berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.”
Sistem juga memiliki karakteristik, yaitu:
1. Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi ,


yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
2. Batasan sistem

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem


dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan di luar suatu sistem adalah apapun di luar batas dari


sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan
sistem tersebut.
4. Penghubung sistem

Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan antara


satu sub sistem dengan subsistem yang lainnya.
5. Masukan sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.


6. Keluaran sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan


menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolahan sistem

Pengolahan dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan


merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem
Suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan.
Jadi, sistem adalah sekelompok unsur atau cara yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya untuk melaksanakan suatu
kegiatan kegiatan secara bersama sama dalam mencapai suatu tujuan.

2.1.1.2 Pengertian Informasi


Informasi adalah kumpulan data yang telah diproses dan
dikelola sedemikian rupa menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan
bermanfaat bagi penerimanya, sehingga dapat dijadikan dasar
pengambilan keputusan yang tepat.

Secara etimologis istilah informasi berasal dari bahasa Latin,


yaitu Informatinem yang artinya ide, kode, atau garis besar. Informasi
dapat disajikan dalam beragam bentuk, mulai dari tulisan, gambar,
tabel, diagram, audio, video, dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan informasi sangatlah penting baik dalam


kebutuhan bermasyarakat maupun dalam kebutuhan bisnis. Informasi
dalam dunia bisnis merupakan hal yang paling pokok baik secara
internal maupun eksternal. Setiap organisasi atau perusahaan saling
bersaing untuk mendapatkan informasi dalam persaingan bisnis yang
sangat kompetitif.
Menurut Azhar (2010:26): “Informasi adalah hasil pengolah
data yang memberikan arti dan manfaat.” Misalnya dalam hal
penyampaian suatu berita yang menjadikan suatu berita itu memiliki
manfaat bagi setiap penerima suatu berita tersebut.
Informasi sangat penting dalam suatu organisasi. Informasi
mengarah dan memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang
kurang mendapat informasi akan menjadi kerdil dan kurang berguna
karena masukan –masukan dari data kurang berfungsi dengan baik.
Agar informasi dapat bermanfaat bagi pemakainya, maka informasi
harus memiliki kualitas atau karakteristik sebagai berikut:
1. Akurat
Akurasi atau tingkat keakuratan dapat diartikan bahwa
sejauh mana informasi bebas dari kesalahan, tidak bisa atau
menyesatkan. Secara ideal semua informasi yang dihasilkan
harus seakurat mungkin.
2. Ketepatan waktu

Manajer seharusnya dapat memperoleh informasi yang


menggambarkan apa yang terjadi sekarang atau di masa
yang akan datang dan informasi apa yang telah terjadi di
masa lampau, mengingat bahwa informasi disajikan
mempengaruhi proses pemmbuatan keputusan.
3. Kelengkapan
Informasi semakin berharga jika dapat memberikan suatu
gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecah
masalah. Namun informasi yang berlebihan sama sekali
bukan merupakan keuntungan melainkan justru merupakan
suatu ancaman tersendiri.
4. Relevansi
Informasi harus dapat menambah pengetahuan atau nilai
bagi para pembuat keputusan.

5. Ringkas
Informasi telah di kelompokkan sehingga tidak perlu di
terangkan.
6. Jelas
Tingkat informasi dapat di mengerti dan di pahami oleh
penerima.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi


adalah sekumpulan fakta-fakta atau peristiwa yang telah di olah
menjadi sebuah bentuk data, dimana data tersebut dapat digunakan
oleh siapa saja untuk mengambil suatu keputusan. Dari defenisi
tersebut dapat dipahami bahwa kata “Informasi” memiliki arti yang
berbeda dengan kata “Data”. Data adalah fakta yang masih bersifat
mentah atau belum di olah,setelah mengalami proses atau di olah
maka data itu bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat. Tidak
semua data atau fakta dapat diolah menjadi sebuah informasi bagi
penerimanya. Jika suatu data yang di olah ternyata tidak bermanfaat
bagi penerimanya, maka hal tersebut belum bisa disebut sebagai
sebuah informasi.

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi


Akuntansi adalah seni dalam mencatat, meringkas,
mengklasifikasikan, mengolah dan menyajikan data transaksi, serta
berbagai aktivitas yang terkait dengan keuangan. Dengan adanya
akuntansi maka akan memudahkan seseorang dalam mengambil
keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi bertujuan untuk
menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat di
manfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak yang
berkepentingan lainnya.
Bicara tentang akuntansi sudah pasti berkaitan dengan angka-
angka dan perhitungan rumit sebagai bentuk pencatatan transaksi.
Secara umum akuntansi dibutuhkan dalam bisnis sebagai pelaporan
keuangan perusahaan. Pembuatan laporan akuntansi dapat digunakan
sebagai bahan untuk pengambilan keputusan perusahaan sesuai hasil
analisis akuntansi. Untuk lebih jelas, berikut adalah pengertian
akuntansi menurut beberapa ahli.
Menurut James (2009:9): “Akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku
kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan.”
Akuntansi menyediakan informasi bagi para pemangku kepentingan
dalam perusahaan melalui proses sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan pemangku kepentingan
2. Menilai kebutuhan pemangku kepentingan
3. Merancang sistem informasi akuntansi untuk memenuhi
kebutuhan pemangku kepentingan.
4. Mencatat data ekonomi mengenai aktivitas dan peristiwa
perusahaan.
5. Menyiapkan laporan akuntansi bagi para pemangku
kepentingan.

Menurut Charles dan Harrison (2011:14): “Akuntansi adalah


sistem informasi yang mengukur aktifitas bisnis, memproses data
menjadi laporan , dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pengambil keputusan.”
Menurut Anastasia dan Lilis (2011:14): “Akuntansi adalah
kegiatan mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan
mengkomunikasikan peristiwa peristiwa ekonomi suatu organisasi
(bisnis maupun non bisnis) kepada pihak pihak yang berkepentingan
dengan informasi bisnis tersebut.”
Kegiatan akuntansi tersebut meliputi :
1. Pencatatan
Pencatatan adalah kegiatan pencatatan atas transaksi keuangan
perusahaan yang terjadi kedalam dokumen yang tersedia pada
perusahaan
2. Penggolongan
Penggolongan adalah kegiatan mengelompokkan transaksi
keuangan perusahaan ke dalam pikiran buku besar.
3. Peringkasan
Peringkasan adalah kegiatan untuk meringkas transaksi
keuangan yang sudah digolongkan ke buku besar ke dalam
neraca saldo..
4. Pelaporan
Pelaporan adalah menyusun laporan keuangan yang terdiri dari
laporan laba/rugi, laporan perubahan modal neraca dan laporan
arus kas serta catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa


akuntansi merupakan kegiatan yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran, dan pemrosesan data menjadi informasi dan
melaporkan informasi tersebut kepada berbagai pihak yang
diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan
keputusan mengenai badan usaha yang bersangkutan.

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memiliki peranan yang penting


dalam suatu perusahaan karena sistem informasi akuntansi
mengidentifikasi, mengukur, dan mencatat segala aktifitas yan terjadi
diperusahaan, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan
oleh pihak pihak yang berkepentingan.
Menurut Anastasia dan Lilis (2011:4): “ Sistem Informasi
Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan
memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan
transaksi keuangan.”
Fungsi sistem informasi akuntansi adalah :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan


transaksi.
2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan
dalam proses penganbilan keputusan.

Menurut kusrini, dan Andi (2007: 10): “ Sistem informasi


akuntansi merupakan sebuah sistem yang mengubah data
transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi
pemakainya.” Dalam suatu bisnis sistem informasi akuntansi
bertujuan mengubah suatu data transaksi yang menghasilkan
informasi keuangan dalam suatu perusahaan yang dapat
digunakan sebagai hal yang berguna bagi setiap pemakai yang
ada di suatu perusahaan.
Menurut Wibowo (2007:115), ada beberapa tahapan yang
perlu dilalui dalam rangka menyusun sistem informasi
akuntansi. Tahapan tersebut adalah :

1. Analisis (analysis)
2. Desain (design)
3. Implementasi (implementation)
4. Tindak Lanjut (follow-up)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa


sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen yang
terdapat dalam organisasi yang terdiri dari beberapa sumber
daya yang bertugas menyiapkan informasi keuangan dengan
cara pengumpulan, pengklasifikasian, pengolahan dan analisis
data transaksi sehingga menghasilkan informasi- informasi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan.

2.1.1.5 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memiliki peranan yang


penting dalam proses bisnis karena sistem informasi akuntansi
mengidentifikasi, mengukur dan mencatat proses bisnis tersebut
dalam suatu model yang sedemikian rupa sehingga informasi
yang diperlukan dapat dimanfaatkan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut Anastasia dan Lilis (2011:5), tujuan sistem
informasi lingkup sistem informasi akuntansi dapat dijelaskan
dari manfaat yang di dapat dari informasi akuntansi. Tujuan
sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengamankan harta/kekayaan perusahaan. Harta


kekayaan di sini meliputi kas perusahaan, persediaan
barang dagang, termasuk asset tetap perusahaan. Tidak
ada pemilik yang senang jika uang perusahaan dicuri
orang (baik itu oleh karyawan maupun orang asing).
2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan
keputusan. Misalnya, pengelolaan toko swalayan
memerlukan informasi mengenai barang apa yang
diminati oleh konsumen. Membeli barang dagangan yang
kurang laku berarti kas akan terjebak dalam
persediaan(yang sulit laku tersebut ) dan berarti
kehilangan kesempatan untuk membeli barang dagangan
yang laku.
3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal. Setiap
pengolahan usaha memiliki kewajiban membayar pajak.
Besarnya tergantung pada omset penjualan dan
tergantung pada laba rugi usaha.
4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja
karyawan atau divisi. Sistem informasi dapat juga
dimanfaatkan untuk penilaian kinerja karyawan atau
divisi.
5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit
(pemeriksaan). Data yang tersimpan dengan baik sangat
memudahkan proses audit (pemeriksaan). Satu hal yang
penting, audit bukan eksklusif milik perusahaan publik.
Semua perusahaan harus siap menghadapi pemeriksaan
(sekalipun perusahaan perseorangan), karena kantor
pajak punya wewenang untuk melakukan pemeriksaan
terhadap wajib pajak.
6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi
anggaran perusahaan. Anggaran merupakan alat yang
sering digunakan perusahaan untuk mengendalikan
perusahaan kas.
7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian. Selain berguna untuk
membanding kan informasi yang berkaitan dengan
anggaran dan biaya standar.

Menurut Mulyadi (2008:102), Sistem informasi akuntansi


dibuat untuk memudahkan manajemen dalam mendapatkan
informasi yang tepat, cepat dan terpercaya dalam
mengendalikan perusahaan. Dengan adanya informasi yang
dibutuhkan, manajemen dapat melakukan pencegahan
terhadap tindakan-tindakan penyelewengan wewenang
perusahaan. Tujuan umum sistem informasi akuntansi adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan bagi pengelolaan kegiatan usaha.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh
sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu,
ketepatan perjanjian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan
pengecekan internal, yaitu memperbaiki tingkat
kendala informasi akuntansi dan untuk meyediakan
catatan yang lengkap mengenai pertanggungjawaban
dan perbandingan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam
penyelenggaraan catatan.
Menurut James (2009:18), ada tiga tujuan utama yang
umum bagi semua setiap termasuk sistem informasi
akuntansi, yaitu:
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen
Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab
manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan
secara benar.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan
manajemen
Sistem informasi memberikan para manajemen
informasi yang mereka perlukan untuk melakukan
tanggung jawab pengambilan keputusan.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari
demi hari
Sistem informasi menyediakan informasi bagi personil
operasi membantu mereka melakukan tugas mereka
setiap hari dengan efisien dan efektif.

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Peneriman Kas

Sistem informasi akuntansi penerimaan kas


perusahaan berasal dari dua sumber utama: sistem
informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
dan sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
piutang.
2.1.2.1 Sistem Akuntansi penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penerimaan kas dari penjualan tunai yang terdiri dari
penerimaan kas dari over-the-counter sale, dan cash-on-delivery sale,
dan dari credit card sale.
Selain itu, penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan,
kantor pos, dan lock-box collection plan. Penjualan tunai dilaksanakan
oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan
oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh
perusahaan maka, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan
transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang,
seperti toko buku , berasal dari transksi penjualan tunai. Berdasarkan
sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai mengharuskan:

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke


bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan kembali
pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui
transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu
kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi


tiga
prosedur berikut ini :

1. Penerimaan kas dari Over-the Counter sale


Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan,
melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli,
melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima
barang yang dibeli. Dalam Over-the Counter sale ini,
perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal
check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit
card,sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Penerimaan
kas dari Over-the Counter sale dilaksanakan melalui prosedur
berikut ini :

a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga


(sales person) di Bagian Penjualan.
b. Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang
dapat berupa uang tunai, cek pribadi (personal check), atau
kartu kredit.
c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.
d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e. Bagian Kasa menyetor kas yang diterima ke bank.
f. Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam
jurnal penjualan.
g. Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan
tunai dalam jurnal penerimaan kas.

2. Penerimaan Kas dari Cash On Delivery Sales


Cash On Delivery Sales (CODSales) adalah transaksi
penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan
umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan
penerimaan kas dari hasil penjualan.
COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah
pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan
barang bagi pembeli dan jaminan kas bagi perusahaan
penjualan.
COD sales melalui pos belum merupakan sistem penjualam
yang umum berlaku di Indonesia.COD sales melalui pos
dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a. Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui
kantor pos.
b. Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengairim
dengan cara mengisi formulir COD sales di kantor pos.
c. Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD
sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos
penerima.
d. Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan
formulir COD sales, memberitahukan kepada pembeli
tentang diterimanya kiriman barang COD sales.
e. Pembeli membawa surat pangggilan ke kantor pos
penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang
tercantum dalam formulir COD sales. Kantor pos
penerima menyerahkan barang kepada pembeli, dengan
diterimanya kas dari pembeli.
f. Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim
bahwa COD sales telah dilaksanakan.
g. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD
sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat
mengambil kas yang diterima dari pembeli.

3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale


Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan
namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli
dan sarana penagihan bagi penjual,yang memberikan
kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual. Credit
card dapat merupakan sarana pembayaran bagi pembeli, baik
dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang
pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau
angkutan umum. Dalam over-the-counter, pembeli datang ke
perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang
akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan
menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang
melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli
tidak perlu datang ke perusahaan penjual.
Pembeli memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu
kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga
memungkinkan perusahaan penjual melakukan penagihan
kepada bank atau perusahaan penerbit kartu kredit.
1) Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai
Fungsi sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
dapat dilakukan dalam suatu perusahaan untuk dapat mencapai tujuan
penerimaan kas dari penjualan tunai sehingga perusahaan tersebut
dapat menjalankan suatu penerimaan kas secara tepat dan benar.

Menurut Mulyadi (2013:462): “Adapun fungsi fungsi yang


terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah :
a. Fungsi penjualan
Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order
dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan
meyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke bagian kas.
b. Fungsi kas
Dalam transaksi penjualan tunai, bagian ini bertanggung
jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c. Fungsi gudang
Bagian gudang bertanggung jawab dalam menyiapkan
barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan
barang tersebut kepada bagian pengiriman.
d. Fungsi pengiriman
Bagian ini bertanggung jawab untuk membungkus barang
dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya dari
pembeli.
e. Fungsi akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab untuk sebagai pencatat
transaksi penjualan dan penerimaan kas dalam membuat
laporan penjualan.

2).Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari


Penjualan Tunai
Dokumen sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai ini dapat mendukung transaksi dalam penerimaan kas
suatu perusahaan yang sangat membangun perusahaan dalam
perkembangannya, sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Mulyadi (2013:463): “ Dokumen adalah secarik kertas
yang memiliki ruang untuk diisi.” Adapun dokumen yang digunakan
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah
sebagai berikut:
a. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi
yang diperlukan oleh manajemen mengenai penjualan tunai.
b. Pita register kas
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang
dikeluarkan oleh bagian kas dan merupakan dokumen
pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal
penjualan.
c. Credit card sales slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan
yang menjadi anggota kartu kredit.
d. Bill of loading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan
penjual barang kepada perusahaan angkutan umum.
e. Faktur penjualan COD (Cash On Delivery Sales )
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
Dimana faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan
untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada
saat penyerahan barang ysng dipesan oleh pelanggan.
f. Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti
penyetoran kas ke bank.
g. Rekapitulasi harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok produksi yang dijual selama satu
periode.

3). Catatan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari


Penjualan Tunai
Catatan sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai yaitu berupa jurnal dan kartu yang dapat digunakan
suatu perusahaan untuk penerimaan kas dalam suatu perusahaan
tersebut. Sehingga perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Menurut Mulyadi (2013:468), catatan akuntansi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Jurnal penjualan
Jurnal penjuaaln digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan
kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai.
c. Jurnal umum
Dalam transaksi penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual .
d. Kartu persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Selain itu, kartu
ini juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan
barang yang disimpan di gudang.
e. Kartu gudang
Untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena
hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.

4) Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan


PenjualanTunai
Prosedur sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan
penjualan tunai ini buat agar dalam suatu penerimaan kas tidak terjadi
kesalaha- kesalahan yang dapat merugikan perusahaan dalam
transaksi penerimaan kas tersebut.
Menurut Mulyadi (2013:469), sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai dibagi menjadi tujuh prosedur, yaitu:
1. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan
untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman
mmenyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2. Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa
pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai )
kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut
melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi
pengiriman.
3. Prosedur Penyerahan Barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli.
4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas. Disamping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu
persediaan.
5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan
penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada
suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang
diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas
kedalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan data yang di catat dalam kartu
persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini,
fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal
umum.
5). Unsur Pengendalian Intern Penerimaan Kas
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan adanya
internal kontrol, maka kinerja masing masing bagian dapat berjalan
dengan efisien.
Menurut Mulyadi (2013:470): “Unsur pengendalian intern
secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan , fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi
akuntansi.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan,dan biaya.
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan
tunai.
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas
dengan cara membubuhkan cap “LUNAS” pada faktur
penjualan dan menempelkan pita register kas pada faktur
tersebut.
3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
4. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman
dengan cara membubuhkan cap “Sudah Diserahkan” pada
faktur penjualan tunai.
5. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen
pendukung yang lengkap.
6. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi stiap
organisasi
1. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualaan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
3. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

2.1.2.2 Bagan Alir Data Penerimaan Kas


Bagan alir atau Flowchart merupakan metode untuk
menggambarkan tahap tahap penyelesaian masalah (prosedur), beserta
aliran data dengan simbol simbol standard yang mudah dipahami.
Menurut Mulyadi (2013:57): “ Bagan alir data adalah suatu model
yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengelola data
dalam suatu sistem.”
Tentang simbol bagan alir (flowchart) Rommey (2015:67)
membaginya menjadi empat :
1. Simbol input/output
Simbol ini menunjukkan pengolahan input ke atau output
dari sistem
2. Simbol pemrosesan
Simbol ini menunjukkan pengolahan data, baik secara
elektronik atau manual (dengan tangan)
3. Simbol peyimpanan
Simbol ini menunjukkan tempat data disimpan
4. Simbol arus dan lain-lain
Simbol ini menunjukkan arus data, menunjukkan dimana
bagan alir dimulai dan berakhir, menunjukkan keputusan
dibuat, dan menunjukkan cara menambah catatan penjelas
untuk bagan alir.
Sedangkan tentang jenis bagan alir (flowchart), Romney
2015:68) membaginya menjadi tiga:
1. Bagan alir dokumen (document flowchart)
Bagan alir yang mengilustrasikan arus data dan dokumen
diantara area area pertanggung jawaban dalam organisasi
2. Bagan alir pengendalian intern (internal control flowchart)
Bagan alir yang digunakan untuk menjelaskan,
menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal,
termasuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan
ketidakefisienan sistem.
3. Bagan alir sistem
Bagan alir yang menggambarkan gabungan antar input,
pemrosesan, penyimpanan, dan output sistem.

Bagan alir sistem digambar dengan menggunakan simbol


simbol yang dijelaskan pada tabel 2.1,Tabel 2.2, Tabel 2.3, Tabel 2.4

Tabel
Simbol Pengertiann Keterangann
󠅒 Pemrosesn Sebuah fungsi
komputer pemrosesan
yang dilak
sanakan oleh
komputer
biasanya
menghasilkan
perubahan
terhadap data
atau informasi
Operasi Sebuah kegiatan
manual pemrosesan
yang
dilaksanakan
secara manual
󠅒 Operasi Fungsi
auxiliary pemrosesan
yang dijalankan
oleh perangkat
selain
kom[puter
󠅒 Operasi Suatu operasi
pengetikan dengan
Offline menggunakan
perangkat
pengetikan
offline, seperti
cash register.
Tabel Daftar Simbol Proses

2.1.2.3.Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang


Menurut Mulyadi (2016:403), sumber penerimaan kas suatu
perusahaan manufaktur sumber penerimaan kas biasanya berasal dari
pelunasan piutang oleh debitur, karena hampir semua produk yang
dihasilkan perusahaan dijual secara kredit dan persentase penjualan
tunai relatuf kecil. Sebaliknya dalam perusahaan dagang sumber
penerimaan kas terbesar berasal dari penjualan tunai.
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui beberapa
cara yaitu:
1. Melalui penagihan perusahaan
2. Melalui pos
3. Melalui lock-box-collection plan
Diantara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang
seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan
menggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama
perusahaan yang berhak menerima pembayaran diatas cek.
1). Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dari Piutang
Menurut Mulyadi (2016:407), fungsi yang terkait dalam sistem
penerimaan kas dari piutang adalah :
a. Fungsi sekretatiat
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat
bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat
pemberitahuan melalui pos dari para debitur perusahaan yang
bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan yang
diterima bersama cek dari para debitur.
b. Fungsi penagihan
Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada
debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan
bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur
perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih.
c. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi
sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan
melalui pos) atau fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari
piutang dilaksanakan melalui penagihan perusahaan). Fungsi
kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima
dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah
penuh.
d. Fungsi akuntansi
Bertanggung jawab atas pencatatan penerimaan kas dari piutang
ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke
dalam kartu piutang.
e. Fungsi pemeriksa intern
Fungsi ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan perhitungan
kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Disamping
itu, fungsi ini juga bertanggung jawab dalam melakukan
rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.
2). Dokumen Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari
Piutang
Menurut Mulyadi (2016:407), dokumen yang digunakan dalam
sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
a. Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud
pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuan berupa
tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang
disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur, yang
disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur melalui
penagihan perusahaan atau pos.
b. Daftar Surat Pemberitahuan
Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi
sekretaris atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari
piutang perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat
bertugas membuka amplop surat memisahkan surat
pemberitahuan dengan cek dan membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima setiap hari.
c. Bukti setor bank
Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima
dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan
diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya di
minta kembali oleh bank setelah ditandatangani dan di cap oleh
bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
d. Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh
perusahaan bagi para debitur yang melakukan penerimaan
bayaran utang mereka.

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas


Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan
menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan
dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan
melalui dana kas kecil yang diselenggara kan dengan salah satu
diantara dua sistem: fluctuating-fund-balance system dan imprest
system.
Pengeluaran kas dengan cek dinilai lebih aman dibandingkan
dengan pengeluaran kas dengan tunai. Adapun kebaikan pengeluaran
kas melalui cek ditinjau dari pengendalian internnya, sebagai berikut :
1. Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan
dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang
ditulis pada formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas
dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang
dimaksud oleh pihak pembayar.
2. Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank dalam pencatatan
transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan digunakannya
cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi
pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang secara periodik
mengirimkan rekening koran bank (bank statement) kepada
perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan
transaksi kas perusahaan yang direkam di dalam jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Jika sistem perbankan mengambilkan cancelled check kepada
check issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan
manfaaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek
dengan dapat digunakannya cancelled check sebagai tanda
terima kas dari pihak yang menerima pembayaran. Dengan
digunakannya cek dalam pengeluaran kas, check issuer akan
secara otomatis menerima tanda penerimaan kas dari pihak
yang menerima pembayaran. Cancleled check sebagai tanda
pembayaran lebih andal karena di dalam endorsement terkait
pihak bank yang merupakan pihak yang independen bagi
pembayar maupun bagi penerima pembayaran.
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah kesatuan yang
melibatkan bagian-bagian, formulir-formulir,catatan-catatan, dan
alat-alat yang saling berkaitan satu sama lain yang digunakan
perusahaan untuk menangani pengeluaran kas.

2.1.3.1 Fungsi Yang Terkait


Fungsi-fungsi yang terkait dalam pengeluaran kas dibuat demi
kelangsungan suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat
menjadi perusahaan yang berkembang.
Menurut Mulyadi (2013:513): “Fungsi yang terkait dalam
sistem akuntansi pengeliuaran kas adalah:
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk
pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang
bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi
akuntansi (Bagian Utang). Permintaan cek ini harus
mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.
Jika perusahaan menggunakan voucher payable system, Bagian
Utang kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk
memungkinkan Bagian Kasa mengisi cek sejumlah permintaan
yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
2. Fungsi kas
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini
bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otoritas
atas cek, dan mengirim cek kepada kreditur via pos atau
membayarkan langsung kepada kreditur. Karena sistem
perbankan di negara kita belum memudahkan pembayaran
dengan cek untuk kreditur di luar kota, dan untuk kreditur yang
mempunyai bank yang berbeda dengan bank perusahaan
pembayaran, maka umumnya pembayaran kepada kreditur
dilakukan dengan memindahbukuan. Jika bank-bank di negara
kita telah dihubungkan dengan sistem komputer dalam
pelayanan clearing-nya, prosedur pembayaran dengan cek yang
dikirim melalui pos akan mudah dilakukan.
3. Fungsi akuntansi
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi
akuntansi ini bertanggung jawab atas :
a. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan. Fungsi ini ini berada ditangan bagian kartu
persediaan dan bagian kartu biaya.
b. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluran kas atau register cek. Fungsi ini berada di tangan
bagian jurnal.
c. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan
dan kebenaran dokumen pendukung yang dipakai sebagai
dasar pembuatan bukti kas keluar. Fungsi akuntansi
Juga bertanggung jawab untuk menyelenggarakan arsip
bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai
buku pembantu utang perusahaan. Fungsi ini berada
ditangan bagian piutang.
4. Fungsi pemeriksa intern
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini
bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (cash
count) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya
dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas
dalam buku besar). Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan secara mendadak (suprised audit)
terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi
bank secara periodik.
2.1.3.2 Dokumen Yang Digunakan
Setiap perusahaan dalam pengeluaran kasnya dapat
menggunakan dokumen dokumen, agar setiap transaksi yang terjadi
dalam perusahaan tersebut dapat berjalan lancar tanpa ada
kesalahpahaman dalam pembukuan, misalnya dalam pengeluaran kas.
Menurut Mulyadi (2013:510), “Dokumen yang digunakan
dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah” :
1. Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada
bagian kasa sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut.
Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat
pemberitahuan ( remitance advice) yang dikirim kepada kreditur
dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan
berkurangnya utang.
2. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan
bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau
organisasi yang namanya tercantum pada cek. Ada dua pilihan
dalam penggunaan cek untuk pembayaran: (1)check issuer
membuat cek atas nama atau (2)check issuer membuat cek atas
unjuk.
3. Permintaan cek (check request)
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk
membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas yang
tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi
pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan cek
kepada fungsi akuntansi (bagian utang) untuk kepentingan
pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai
perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar
jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.
2.1.3.3 Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas ini
yaitu jurnal pengeluaran kas dan register cek, dimana keduanya
digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam
pembelian.
Menurut Mulyadi (2013:513), catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal)
Dalam pencatatan utang dengan account payable system, untuk
mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan
untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran
kas. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan
dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok yang
telah di cap “LUNAS” oleh fungsi kas.
2. Register cek
Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system,
transaksi untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua
jurnal, yaitu register bukti kas keluar dan register cek. Register
bukti kas keluar digunakan untuk mencatat utang yang timbul,
sedangkan register cek digunakan untuk mencatat pengeluaran
kas dengan cek. Register cek digunakan untuk mencatat cek cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur
perusahaan atau pihak lain. Jika sistem perbankan
mengembalikan cancelled check kepada check issuer, register
cek ini digunakan pula untuk mencatat cancelled check yang
telah dilakukan endorsement oleh menerima pembayaran.

2.1.3.4 Prosedur Yang Digunakan


Menurut mulyadi (2013:514), sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek dibagi menjadi tiga sistem, yaitu:
1. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak
memerlukan permintaan cek.
Jika pengeluaran kas timbul dari transaksi pembelian, sistem
akuntansi pembelian telah mengumpulkan dokumen-dokumen
pendukung, seperti surat order pembelian, laporan penerimaan
barang, dan faktur dari pemasok ditangan Bagian Utang. Dalam
voucher system Bagian Utang membuat bukti kas keluar atas
dasar dokumen pendukung tersebut. Pada saat utang kepada
pemasok jatuh tempo, bukti kas keluar dipakai sebagai perintah
kepada bagian kasa untuk mencetak cek. Atas dasar bukti kas
keluar tersebut, Bagian Kasa mengisi cek, mendapatkan otoritas
atas cek dari pejabat yang berwenang, dan kemudian
mengirimkan cek tersebut kepada kreditur. Dengan demikian,
pengeluaran cek untuk pembayaran utang yang timbul dari
transaksi pembelian tidak memerlukan dokumen permintaan
cek, karena bagian utang menerima berbagai dokumen yang
diperlukan untuk pembuatan bukti kas keluar dari sistem
akuntansi pembelian, sehingga pembuatan bukti kas keluar
dapat secara otomatis dilakukan oleh bagian utang berdasarkan
dokumen dokumen yang terkumpul di tangannya.
2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek yang
Memerlukan Permintaan Cek
Jika pengeluaran kas timbul dari transaksi selain dari transaksi
pembelian, dokumen-dokumen pendukung seperti kontrak-
kontrak pembelian jasa berada di tangan fungsi yang
memerlukan jasa tersebut. Dalam hal ini Bagian Utang
membuat bukti kas keluar. Pada saat utang kepada pemasok
jatuh tempo, bukti kas keluar dipakai sebagai perintah kepada
Bagian Kasa untuk membuat cek. Atas dasar bukti kas keluar
tersebut, Bagian Kasa mengisi cek, mendapatkan otoritas atas
cek dari pejabat yang berwenang, dan kemudian mengirimkan
cek tersebut kepada kreditur. Dengan demikian, pengeluaran
cek untuk pembayaran utang yang tidak dilaksanakan melalui
sistem akuntansi pembelian memerlukan dokumen permintaan
cek, karena Bagian Utang tidak menerima berbagai dokumen
yang diperlukan untuk pembuatan bukti kas keluar, sehingga
pembuatan bukti kas keluar tidak dapat secara otomatis
dilakukan oleh Bagian Utang berdasarkan dokumen-dokumen
yang terkumpul ditangannya.

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang memerlukan


permintaan cek, terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
a. Prosedur permintaan cek
Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi
permintaan cek. Dokumen ini dimintakan otorisasi dari kepala
fungsi yang bersangkutan dan dikirimkan ke fungsi akuntansi
sebagai fungsi yang terakhir ini dalam pembuatan bukti kas
keluar.
b. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.
Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan melalui
sistem pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang
diterima oleh fungsi akuntansi (Bagian Utang), dalam prosedur
pembuatan bukti kas keluar, Bagian Utang membuat bukti kas
keluar. Bukti kas keluar ini berfungsi sebagai perintah kepada
fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah rupiah yang
tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek
tersebut kepada kreditur yang namanya ditulis dalam dokumen
tersebut
c. Prosedur pembayaran kas
Dalam prosedur ini fungsi kas mengisi cek, meminta tanda
tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang dan
mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang namanya
tercantum pada bukti kas keluar.
d. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas
di dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. Dalam one-
time-voucher system dengan cash basis disamping fungsi
akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal
pengeluaran kas, pendebitan yang timbul dari transaksi
pengeluaran kas dicatat dalam buku pembantu

2.1.3.5 Unsur Pengendalian Intern


Menurut Mulyadi (2013:516), “Unsur pengendalian intern
secara garis besar adalah:
1. Organisasi
a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
.
b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh
dilaksanakan sendiri oleh Bagian Kasa sejak awal sampai
akhir, tanpa campur tangan dari fungsi lain.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwenang.
b. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus
mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus di dasarkan
bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat
yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen
pendukung yang lengkap.
3. Praktik yang sehat
a. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari
kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak
semestinya.
b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi
pengeluaran kas harus dibubuhi cap “Lunas” oleh Bagian
Kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
c. Penggunaan rekening koran bank. Yang merupakan
informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian
catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern yang merupakan
fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan
penyimpanan kas.
d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas
nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan
pemindah bukuan.
e. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil,
pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas
melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan
dengan imprest system.
f. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang
ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
g. Kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan di
asuransikan dari kerugian.
h. Kasir diasuransikan
i. Kasir dilengkapi dengan alat alat yang mencegah terjadinya
pencurian terhadap kas yang ada di tangan.
j. Semua nomor cek harus di pertanggung jawabkan oleh
Bagian Kasa

2.1.3.6 Bagan Air Data Pengeluaran Kas


Menurut Mulyadi (2013:522), bagan alir data pengeluaran kas
terbagi atas 4 macam, salah satunya adalah bagan alir data
pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system.dalam
account payable system, pencatatan transaksi pembelian dalam jurnal
pembelian dilaksanakan oleh bagian jurnal berdasarkan faktur dari
pemasok sebagai dokumen sumber.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang relevan dan merupakan salah
satu sumber informasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel II.5
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian
dan Tahun
1. M. Rizally “peranan Dalam menjalankan
Assyuga sistem dan tugasnya CV. Ije Jela
Universitas prosedur Comp Phone masih
Lampung penerimaan melakukan
Mangkurat Kas pada CV. perlengkapan fungsi
(2014) IJEJELA administrasi atau
COMPHONE keuangan yang
Marabahan” seharusnya hanya
melakukan
penerimaan pesanan
dari pembeli dan
menerima uang dari
pembeli atas hasil
pesanan yang
seharusnya
merupakan pekerjaan
fungsi penjualan dan
fungsi kasir. Sesudah
itu perusahaan belum
melakukan
penyetoran uang
kebank sehabis
terjadi transaksi atau
paling lambat pada
hari kerja berikutnya,
sehingga kas besar
kemungkinan
terjadinya
penyelewengan kas .
2 Canra Faisal “Sistem Jemaat GMIM Nafiri
STIE Multi Data Informasi masih menggunakan
Palembang Akuntansi sistem manual yang
(2013) Penerimaan memiliki kelemahan
dan pada pemisahan tugas
Pengeluaran diantara pencatatan
Kas Untuk dan penyimpanan
Perencanaan kas, tetapi sistem
dan informasi akuntansi
Pengendalian penerimaan dan
Keuangan pengeluaran kas
pada dalam rangka
Organisasi perencanaan dan
Nirlaba pengendalian
Keagamaan “ keuangan pada
jemaat GMIM Nafiri
dapat dikatakan telah
berjalan dengan
efektif,karena telah
sesuai dan memenuhi
unsur-unsur pokok
suatu sistem
informasi akuntansi
dan prosedur
prosedur
pengendalian intern.
3 Deni Desriani “Peranan Peranan sistem
Universitas sistem akuntansi penerimaan
Negeri akuntansi dan pengeluaran kas
Yogyakarta(2002 penerimaan pada BMT
) dan ASSALAM sudah
pengeluaran efektif. Dalam
kas pada penerimaan kas dan
BMT pengeluaran kas,
ASSALAM.” fungsi yang terklaim
adalah bagian
marketing, bagian
kasir, bagian
akuntansi, dan bagian
manajemen.
Dokumen yang
digunakan adalah slip
setoran, kartu debitur,
buku tabungan dan
dan slip pengambilan.
Dalam pengendalian
internnya, adanya
pembagian tugas
yang baik,
melaksanakan sistem
otorisasi dan prosedur
pencatatan, serta
telah melakukan
praktek yang sehat.
4. Mellyana “Sistem Sistem informasi
Margaretha Informasi akuntansi penerimaan
Manurung Akuntansi dan pengeluaran kas
STIE IBMI Penerimaan pada PT. Perkebunan
(2013) dan Nusantara Medan
Pengeluaran secara umum baik.
Kas pada PT. Tetapi bila
Perkebunan membandingkannya
Nusantara III dengan perusahaan
Medan” lain, sepenuhnya
belum cukup baik.
Untuk melaksanakan
sistem informasi
akuntansi penerimaan
kas dari cash/bank
dibagian keuangan
atau bagian akuntansi
digunakan sistem
informasi penerimaan
kas. Sedangkan
sistem informasi
akuntansi
pengeluaran kas
digunakan untuk
keperluan pihak
intern perusahaan.
5 Beinhardi Analisis PT. Surya Wenang
. Universitas Sam aktivitas Indah Manado dalam
Ratulangi sistem melaksanakan sistem
Manado (2015) Akuntansi akuntansi telah
penjualan dan menerapkan sistem
penerimaan organisasi dan
Kas pada PT. prosedur pencatatan,
Surya praktek yang sehat,
Wenang dan dalam
Indah melaksanakan tugas
Manado. sudah memadai,
sehingga dapat
dikatakan bahwa
sistem akuntansi
penjualan dan
penerimaan kas yang
diterapkan
sepenuhnya telah
efektif, hal ini
didukung dengan
adanya formulir-
formulir yang di
gunakan oleh
PT.Surya Wenang
Indah Manado telah
bernomor urut
tercetek dan
didistribusikan
dengan bagian-bagian
yang ikut.

2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis


Kerangka pemikiran teoritis merupakan penjelasan teoritis
pertautan antara variabel yang akan diteliti. Kas mempunyai peranan
yang sangat penting dalam memajukan sebuah perusahaan. Oleh
sebab itu sistem informasi akuntansi sangat berperan penting dalam
mengawasi penerimaan dan pengeluaran kas. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan utama suatu sistem informasi
akuntansi adalah menyediakan informasi bagi manajemen perusahaan
untuk perencanaan dan pengendalian, termasuk sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
Sistem informasi akuntansi memegang peranan yang sangat
penting dalam kegiatan suatu perusahaan. Dengan adanya suatu sistem
informasi akuntansi maka perusahaan terarah dalam pelaksanaan dan
pengawasan kegiatannya tersebut serta dapat mempermudah
perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
Sistem informasi akuntansi juga merupakan suatu sistem yang
terdiri dari seperangkat prosedur yang saling terkait satu sama lain
yang bertujuan untuk menyediakan informasi akuntansi bagi
perusahaan khususnya di bagian penerimaan dan pengeluaran kas.
Untuk itu di dalam perusahaan diperlukan suatu sistem informasi
akuntansi yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Jenis penelitian yang digunakan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Penelitian kualitatif digunakan untuk meliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (sugiyono, 2013)

3.2 Sumber Data Penelitian


Untuk menerapkan data dan keterangan yang diperlukan dalam
penyusunan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data yang
menurut sumbernya terbagi 2, yaitu:
1. Data primer, yaitu jenis data yang di peroleh dari sumber
pertama dengan cara melakukan penelitian langsung
kelapangan, guna memperoleh atau mengumpulkan keterangan-
keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun
informasi yang dapat diperoleh adalah seperti sejarah singkat
perusahaan , struktur organisasi, hasil observasi dan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa
karyawan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung
dari objek penelitian, melainkan data yang diperoleh dari
sumber yang kedua. Data sekunder tersebut seperti data yang
diperoleh dari kantor, buku perpustakaan, laporan jurnal atau
pihak pihak lain yang memberikan data yang erat kaitannya
dengan objek dan tujuan penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data.


Adapun metode pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Pengamatan/Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung pada objek
yang di teliti, sebagai proses pencatatan pola perilaku subjek
(orang), objek(benda) atau kejadian-kejadian yang sistematis tanpa
di sertai pertanyaan dan komunikasi dengan individu yang diteliti.
Metode ini dilakukan dengan mengamati dan mempraktekkan
kegiatan secara langsung dalam penerapan sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada AJB
BUMIPUTERA.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah. Wawancara ini dilakukan kepada bagian keuangan
perusahaan asuransi AJB BUMIPUTERA Medan untuk
mendapatkan informasi tambahan mengenai penerapan sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara membaca dan
mempelajari dokumen-dokumen , buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang diberikan
informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel.
Dalam hal ini variabel yang diteliti terdiri dari:
1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang
yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan. Indikator penerimaan kas adalah penjualan tunai
dan piutang.
2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan pengeluaran kas baik dengan cek maupun dengan uang
tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
Indikator pengeluaran kas adalah pembelian barang, pembelian
peralatan dan perlengkapan kantor, pembayaran gaji, air, listrik,
biaya transportasi dan juga biaya lainnya.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara , catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam
pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti
suatu kondisi atau suatu objek yang dimana setelah data diperoleh,
kemudian disajikan dengan menggunakan analisis deskriptif, sehingga
terungkapnya karakteristik variabel-variabel yang menjadi focus
kajian.

BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum perusahaan


4.1.1 Sejarah Perusahaan
Asuransi jiwa bersama(AJB) Bumiputera 1912 merupakan
perusahaan yang berdiri sejak tahun 1912 yang mana perusahaan ini
bergerak dibidang perekonomian yaitu asuransi. AJB bumiputera
adalah perusahaan asuransi satu-satunya yang menganut sistem
kepemilikan “mutual” usaha bersama. Dengan demikian AJB
Bumiputera didirikan dan dimiliki oleh dan untuk kepentingan
anggota melalui Badan Perwakilan Anggota (BPA) yang merupakan
lembaga tertinngi di AJB Bumiputera 1912.
Sejarah berdirinya AJB Bumiputera 1912 dilatarbelakangi
kondisi bangsa indonesia yang dijajah oleh kolonial belanda yang
berlangsung lebih dari tiga abad. Dengan latar belakang tersebut maka
timbul adanya gerakan nasional bangsa indonesia dengan diawali oleh
berdirinya Boedi Oetomo tahun 1908. Gerakan Boedi Oetomo telah
melahirkan kesadaran nasional untuk meningkatkan kesejahteraan
seluruh pemuda dan bangsa indonesia, maka lahir suatu gagasan dari
seorang guru yang bernama M.Ng.Dwijosewojo anggota persatuan
guru-guru Hindia Belanda untuk mendirikan asurasi jiwa bagi guru
pribumi.
Gagasan tersebut direalisasi dengan terbentuknya Onderlinge
Levensverzekering Maatschappij PGHB atau disingkat dengan O.L.
Mij. PGHB dan sempat berubah nama menjadi O. L. Boemi poetra,
kemudian diganti lagi dengan nama Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputra sampai sekarang. AJB Bumiputera dalam menjalankan
usahanya telah melalui empat masa yaitu sebagai berikut:
a. Masa penjajahan Belanda (1912-1942)
Pada masa ini AJB bumiputera mendapat reaksi yang kurang
baik dari kolonial belanda. Namun berkat kebulatan tekad para
pengelola, eksistensi perusahaan dapat dipertahankan bahkan
semakin berkembang. Hal itu diwujudkan dengan banyak
berdirinya kantor cabang di seluruh pulau di indonesia.
b. Masa penjajahan Jepang(1942-1945)
Pada masa penjajahan jepang, AJB Bumiputera mengalami
masa stagnasi dengan bergantinya mata uang dan banyaknya
pengelola yang bergabung serta aktif sebagai tentara PETA
c. Masa kemerdekaan dan orde lama (1945-1996)
Pada masa ini AJB Bumiputera mulai mengadakan perubahan
dan modernisasi dengan mengirimkan beberapa pengurusnya
untuk belajar diluar negeri. Pada tahun 1965 AJB Bumiputera
mengalami peristiwa senering yang mana mata uang seribu
rupiah menjadi satu rupiah. Hal ini mengakibatkan perusahaan
harus menjual astnya untuk membayar kewajibannyaa.
d. Masa orde baru sampai sekarang (1946-sekarang)
Peristiwa senering tahun 1965 yang mengakibatkan perusahaan
menjual asetnya untuk membayar semua kewajibannya,
membuat AJB Bumiputera mengalami kemunduran selama 25
tahun. Untuk mengembalikan semua asset yang hilang
memerlukan waktu kurang lebih 20 tahun, akan tetapi dengan
adanya kerja keras maka pengembalian aset-aset tersebut dapat
dicapai hanya dalam kurun waktu 8 tahun.

4.1.2 Visi,Misi dan Logo Perusahaan


Setiap perusahaan ataupun lembaga mempunyai visi dan misi
dalam menjalankan kegiatannya, begitupun dengan AJB Bumiputera
memiliki visi dan misi untuk mengantisipasi persaingan dibidang
perasuransian di Indonesia sebagai berikut:
4.1.2.1 Visi AJB Bumiputera
visi AJB Bumiputera adalah menjadi perusahaan asuransi
jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan. Didukung
dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan
mampu menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.
4.1.2.2 Misi AJB Bumiputera
1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa
berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional.
2. Menyediakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk
menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan
produktifitas dan peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada
pemegang polis.
3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan
inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang
efektif dan efisien.
4.1.2.3 Makna dan Arti Logo AJB Bumiputera

Gambar 2.1 Logo AJB Bumiputera


Bentuk bulatan penyanggah dan gunung merupakan perwujudan
tiga pendiri Bumiputera yang menginspirasi cita-cita Bumiputera,
yaitu: prinsip mutualisme yang berakar pada asas kekeluargaan dan
kebersamaan untuk mencapai kesejahteraan.
a. Unsur bulatan
Menggambarkan bola dunia, yaitu dari atmosfer dinamika gerak
dan aktifitas Bumiputera yang jangkauannya tidak lagi terbatas
pada lingkup nasional melainkan telah meluas ke skala
internasional. Kegiatan Bumiputera tersebut selalu berlandaskan
pada filosofi dan misi usaha, yaitu: mengabdi, memajukan, dan
bertekad turut mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa.
b. Unsur Penyanggah
Menggambarkan kemandirian dan ketinggalan Bumiputera di

dalam mengemban misi usaha dan cita cita serta di dalam


menhadapi tantangan di masa mendatang.
c. Unsur Gunung
Merupakan perwujudan alam semesta beserta isinya dan
merupakan penggambaran dari keteguhan tekad untuk
meneruskan misi para pendiri guna mensejahterakan bangsa
melalui usaha asuransi.
d. Warna Biru
Melambangkan kesetiaan AJB Bumiputera terhadap pemegang
polis dalam bentuk pelayanan sampai dengan kontrak
asuransinya berakhir, hal ini menjadi falsafah di Bumiputera
sebagai perusahaan yang berbentuk mutual.
e. Unsur Bentuk Huruf Fris Quadrata
Mengandung makna tangguh sesuai dengan keberadaan
Bumiputera sebagai perusahaan asuransi tertua dan terpercaya.
4.1.3 Struktur Organisasi

Kepala Cabang

Agen Kepala Unit


Koordinator Administrasi dan
Keuangan(KUAK)

Administrasi

Agen kasir Staf Staf Staf


Administra Administra Administras
si produksi si Premi i Pelayanan
Umum

Deskripsi Pekerjaan dan tanggung jawab pada AJB Bumiputera


yaitu:

1. Kepala Cabang
Kepala cabang adalah seorang pejabat yang memimpin sebuah
organisasi Kantor Cabang. Kepala Cabang berperan dalam
melaksanakan pengembangan organisasi keagenan, kegiatan
operasional produksi, operasional konservasi, operasional pengelolaan
dana, kegiatan administrasi keuangan, kehumasan, dan pelayanan
kepada pemegang polis, serta melaksanakan pengendalian dan
evaluasi atas pelaksanannya.
Tugas dan Tanggung jawab Kepala Cabang :
a. Melakukan recheck produksi ke lapangan sesuai dengan batas
kewenangannya.
b. Mengesahkan voucher titipan premi pertama dan menandatangani
SPAJ (Surat Permintaan Asuransi Jiwa).
c. Memastikan bahwa data/informasi yang disampaikan adalah benar.
d. Melakukan koordinasi dan mengelola organisasi perusahaan.
e. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas perusahaan.
f. Bertanggung jawab kepada kantor pusat.

2. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) adalah seorang


pejabat yang berperan dalam melaksanakan, membina, serta
mengawasi dan mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, dan
juga memberikan pelayanan kepada pemegang polis, Agen
Koordinator, dan Agen.

Tugas dan Tanggung jawab Kepala Unit Administrasi dan Keuangan:


a. Memeriksa kebenaran dalam hal pengisian SPAJ dan kelengkapan
berkasnya.
b. Menandatangani voucher dan berkas setoran titipan premi pertama.
c. Bertanggung jawab atas pengiriman SPAJ dan kelengkapannya ke
Kantor Wilayah dan Departemen Pertanggungan.
d. Memonitor penertiban polis.
e. Menyelenggarakan sistem pembukuan dan pengawasan keuangan.
f. Menyelenggarakan dan mengatur anggaran yang berkaitan dengan
pengeluaran dan penerimaan kas.
g. Memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
h. Melakukan analisa keuangan serta melaporkan data-data keuangan
perusahaan kepada kepala cabang.
i. Memberikan saran-saran penyempurnaan sistem operasi, tata kerja,
dan analisa dibidang asuransi kepada kepala cabang.

3. Agen Koordinator
Agen yang mempunyai kewajiban pokok melakukan pengawasan,
pengendalian dan pembinan terhadap agen-agen yang berada dibawah
koordinasinya.

Tugas dan Tanggung jawab Agen Koordinator:


a. Memastikan bahwa data/informasi yang disampaikan agen adalah
benar.
b. Menerima dan berusaha mengatasi permasalahan agen dalam
menghadapi keluhan nasabah secara langsung.
c. Bertanggung jawab langsung kepada kepala cabang.

4. Agen
Agen adalah petugas yang mengelola portofolio polis pada suatu
wilayah debit dengan kewajiban pokok melakukan kegiatan
pengutipan premi dan pelayanan terhadap pemegang polis.

Tugas dan Tanggung jawab Agen :


a. Mencari nasabah.
b. Melakukan seleksi awal tentang calon pemegang polis, memastikan
bahwa data yang ditulis dalam SPAJ sesuai fakta yang sebenarnya.
c. Memberikan penjelasan cara pengisian surat permintaan asuransi
jiwa (SPAJ) kepada pemegang polis.
d. Melengkapi SPAJ dengan dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Fotocopy indentitas diri (KTP/SIM/Pasport).
2. Kuitansi pembayaran titipan premi pertama.
3. Laporan recheck.
e. Menyelesaikan SPAJ beserta kelengkapannya kepada Agen
Koordinator untuk diteliti kebenaran dan kelengkapannya.
f. Menyetorkan uang titipan premi pertama kepada kasir beserta
berkas SPAJ.
g. Menyeleksi kemampuan nasabah terkait dengan keuangan.
h. Melakukan penagihan premi kepada nasabah.
i. Melakukan pemasaran dan pelayanan kepada nasabah.

5. Kasir
Kasir adalah suatu jabatan fungsional yang berperan dalam
melaksanakan
tertib administrasi, sirkulasi dan laporan keuangan.

Tugas dan tanggung jawab Kasir:


a. Menerima uang setoran titipan premi pertama dari agen.
b. Membubuhkan tanggal, nomor kas, dan paraf pada kuitansi titipan
premi pertama dan SPAJ.
c. Menandatangani bukti setoran premi.
d. Mencatat uang pengeluaran dan pemasukan.
e. Setoran dan pelaporan pajak serta mengelola LBK Wilayah.
f. Bertanggung jawab kepada KUAK.
g. Melayani seluruh transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas.
h. Menyetor dan mengambil uang ke bank.
i. Mengirim laporan keuangan ke kantor pusat.

6. Staf Administrasi Premi

Tugas dan Wewenang Staf Administrasi Portofolio & Kuitansi/Premi:


a. Mencatat kuitansi premi kepada supervisor/agen.
b. Mengecek kebenaran setoran premi agen.
c. Mengecek premi tertunda.
d. Mencatat tanggung jawab penangihan premi secara mingguan atau
bulanan.
e. Mencatat perkembangan portofolio kantor operasional
f. Membuat surat konfirmasi kepada pemegang polis

7. Staf Administrasi Produksi

Tugas dan Wewenang Staf Administrasi Produksi:


a. Mencatat SP/provisi dalam buku produksi dan provisi.
b. Mengecek kebenaran/kelengkapan SPAJ.
c. Mencatat surat-surat ke dalam buku agenda surat keluar.
d. Mencatat stock dan penggunaan kuitansi pertama.
e. Mencatat perkembangan produksi secara harian.
f. Mencatat persediaan sarana operasional (SP, bonus, dan saleskit).
g. Melaksanakan pencatatan stok kuitansi premi.
h. Membuat polis asuransi.
i. Menyampaikan polis dan sertifikat yang telah diteliti kepada
pemegang polis.

8. Staf Administrasi Pelayanan Umum

Tugas dan Wewenang Administrasi Pelayanan Umun:


a. Entry SPAJ (Surat Permintaan Asuransi Jiwa).
b. Membuat laporan klaim.
c. Pinjaman polis (dicatat dalam buku peminjaman polis).
d. Perubahan pemulihan polis (dicatat dalam buku repuli).
e. Melayani keluhan dan konfirmasi pemegang polis.
f. Mencatat barang-barang inventaris milik perusahaan ke dalam buku
dan membuat laporan setiap akhir tahun.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka
diuraikan beberapa kesimpulan dan saran bahwa sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di AJB Bumiputera,
sebagai berikut:
1. AJB Bumiputera adalah perusahaan asuransi jiwa nasional
pertama dan tertua di Indonesia yang memiliki empat belas
produk asuransi jiwa yaitu Mitra Prima, Ekawaktu Ideal, Mitra
Beasiswa, Mitra permata, Mitra Melati, Mitra Cerdas, Mitra
Sehat, Mitra Poesaka, Mitra Guru, Mitra Dana, Mitra BP-link,
Mitra Warisan Plus, Mitra Proteksi Mandiri, dan Mitra Asri.
Paket premi untuk produk-produk tersebut terjangkau terutama
Mitra Asri.
2. Sistem penerimaan premi pada AJB Bumiputera terdiri atas tiga
bagian yaitu:
a. Penerimaan premi oleh Agen melalui kantor AJB
Bumiputera, Pemegang polis- Agen- Kasir- Bank- Rekening
Bumiputera pusat.
b. Penerimaan premi melalui kantor AJB Bumiputera 1912,
Pemegang Polis - Kasir- Bank- Rekening Bumiputera pusat.
c. Penerimaan premi melalui Bank,
Pemegang polis- Bank- Rekening Bumiputera pusat
3.

Anda mungkin juga menyukai