Anda di halaman 1dari 26

SIKLUS MERKURI

Merkuri atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai air raksa merupakan unsur renik dalam kerak
bumi. Dalam susunan berkala periodik bernama Hydrargyricum (Hg) memiliki nomor atom 80, golongan
IIB dan berperiode VI. Merkuri ini memiliki berat atom 200,61, titik didih 35,7OC dan titik bekunya
38,85OC. Karena titik didihnya yang rendah ini, maka pada suhu kamar merkuri berbentuk cair dan
mudah menguap.
Merkuri di alam tersebar di karang-karang, udara, tanah, air dan bahkan ada di organisme hidup. di
alam untuk menjaga keseimbangannya, merkuri beredar melalui siklus yang disebut siklus merkuri.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini,

Gambar 1. Siklus merkuri di alam

Di atmosfir merkuri berasal dari kegiatan geologis seperti aktivitas gunung berapi,anthropogenic seperti
pembakaran batu bara dan dari tanah serta laut yang memang mengandung merkuri. Merkuri ini
berbentuk Hg(0), yaitu bentuk dasar dari merkuri. Hg(0) ini memiliki sifat insoluble dalam air.
Kemudian melalui reaksi oksidasi fotokimia Hg(0) diubah menjadi inorganic merkuri disebut Hg(II) dan
merkuri yang berikatan dengan partikulat di udara disebut Hg(P). kedua bentuk ini mudah larut dalam
air, sehingga ketika hujan turun keduanya ikut terbawa oleh hujan ke daerah perairan dan daratan.
Proses ini disebut wet deposition, sedangkan proses yang tanpa melalui hujan disebut dry deposition.
Kadar Hg(II) di atmosfir dapat dihitung dengan cara mereaksikannya dengan KCl (kalium klorida)
kemudian direduksi menjadi Hg(0). Kadar dari Hg(II) diukur sebagai RGM (Reactive Gaseous
Mercury). RGM secara operasional menggambarkan kuantitas Hg(II).

Kemudian ketika sampai permukaan tanah merkuri tersebut mengendap membentuk sedimen.
Atau berikatan dengan zat-zat organik terutama yang mengandung sulfur. Merkuri ini dapat kembali ke
udara ketika terjadi peningkatan suhu permukaan tanah atau pembakaran zat-zat organik. Peningkatan
suhu ini bisa terjadi salah satunya karena adanya kebakaran hutan. Atau juga karena ekosistem itu
sedang kekeringan. Dan jika dekat dengan daerah perairan ada sebagian yang larut ke dalam air. Selain
ke tanah merkuri juga mengendap di atas daun tumbuh-tumbuhan. Kemudian dia meresap ke dalam
daun melalui stomata daun. merkuri yang dilepaskan ke udara berbentuk Hg(0) sedangkan merkuri yang
dilepaskan ke air berbentuk inorganik merkuri Hg(II).

Selanjutnya untuk merkuri yang masuk ke dalam daerah perairan, ada yang menguap kembali ke
atmosfir namun juga ada yang mengalami metilisasi. Merkuri yang menguap kembali ini berbentuk
Hg(0). Hg(II) dalam daerah perairan dapat mengalami metilisasi (MeHg) dengan bantuan bakteri
pereduksi sulfat dan besi. Tidak hanya merkuri dari hujan saja tetapi sedimen merkuri di dasar perairan
juga dapat diubah menjadi MeHg. MeHg ini berbahaya bagi manusia, Karena MeHg ini akan terakumulasi
dalam plankton atau mikroorganisme. Kemudian plankton dan mikroorganisme ini akan dimakan oleh
predator yang lebih tinggi lagi dalam rantai makanan hingga sampai ke manusia. Hg ini dapat
menyebabkan timbulnya kecacatan pada manusia, seperti yang terjadi pada kasus minamata di jepang
dan kasus teluk buyat di Indonesia.

Pelepasan merkuri ke atmosfir berasal dari kegiatan alam seperti gunung berapi dan juga berasal dari
antropogenic. Salah satu sumber antropogenik yaitu pembakaran batu bara. Dengan adanya revolusi
industry terjadi peningkatan jumlah merkuri di atmosfir. Karena meningkatnya penggunaan bahan
bakar fosil terutama batu bara. Jumlah merkuri di atmosfir ini terus meningkat sepanjang tahun.
Contohnya yaitu china melaporkan pelepasan emisi dari pembakaran batu bara di negaranya. Yaitu
berdasarkan informasi dari penelitian, rata-rata kandungan merkuri dalam batu bara adalah 0,038-0,32
mg/kg. jumlah total pelepasan emisi dari pembakaran batubara sekitar 296-302,9 metrik ton setiap
tahun di pertengahan 1990an, termasuk 213,8 metrik ton dalam atmosfir dan 89,07 metrik ton dalam
abu dan sisa arang. Rata-rata kandungan merkuri organic dalam batu bara dari 15 provinsi dan kota
adalah 0,037 g/kg, yang mengandung 18,1 % merkuri. Kandungan rata-rata merkuri organic di abu
pembakaran batu bara 0,045 mg/kg, dengan persentase merkuri totalnya 28,1%. Dari tahun 1978 hingga
1995, pelepasan emisi merkuri meningkat dengan rata-rata 4,8% per tahun.

Sumber-sumber anthropogenic yaitu:


1. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara
2. Penggunaan bahan bakar fosil
3. Proses produksi semen (merkuri dalam kapur)
4. Penambangan dan pengolahan logam seperti besi, baja, ferromanganese, zinc, emas
dan logam selain besi lainnya
5. Penambangan merkuri
6. Proses amalgamasi
7. Produksi klor-alkali
8. Penggunaan lampu berfluorosensi
9. Industri manufaktur yang mengandung merkuri seperti thermometer dan elektrik
10. Pembakaran sampah
11. Pembukaan lahan baru
Gambar 2. Perbandingan jumlah merkuri praindustri dan setelah industri.

Jadi kesimpulannya di atmosfir merkuri berbentuk Hg(0). Kemudian turun ke daratan dan perairan
dalam bentuk inorganiknya yaitu Hg(II). Kemudian di air diubah menjadi metil merkuri (MeHg) oleh
bakteri. MeHg ini lebih toksik dibandingkan dengan Hg(II). Hg(II) di daratan dan perairan mengalami
proses reduksi menjadi Hg(0) dan kembali lagi ke udara. Sumber merkuri sebelum adanya industry
hanya berasal dari alam dan kegiatan alam seperti gunung berapi. Setelah adanya industry selain dari
alam berasal juga dari anthropogenic terutama dari proses pembakaran batu bara.

BAB II

PEMBAHASAN

1. A. Logam Merkuri (Hg) Dan Sifatnya


Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atauhydragyrum yang berarti “perak cair” (liquid
silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada temperatur kamar, berwarna
putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki
sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada temperatur –38.9oC dan
mendidih pada temperatur 357oC (Stwertka, 1998). Dengan karakteristik demikian, merkuri
sering dimanfaatkan untuk berbagai peralatan ilmiah, seperti termometer, barometer,
termostat, lampu fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb. Sifat penting merkuri lainnya
adalah kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan membentuk logam paduan (alloy)
yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut dengan
merkuri, sehingga merkuri dipakai untuk mengikat emas dalam proses pengolahan bijih sulfida
mengandung emas (proses amalgamasi). Amalgam merkuri-emas dipanaskan sehingga merkuri
menguap meninggalkan logam emas dan campurannya (Setiabudi, 2005).
Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu,
tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam
hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik
panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah
terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.

Merkuri adalah unsur kimia dengan nomor atom 80. Isotop merkuri terentang dari nomor
massa 193 hingga 205. Adapun sifat nuklir untuk tiap-tiap isotop merkuri dapat dilihat pada
Tabel. Merkuri yang memiliki nomor massa 203 atau disebut Hg-203 merupakan unsur yang
memiliki inti tidak stabil sehingga memancarkan radiasi. Radiasi yang dipancarkan adalah
partikel beta yang dilanjutkan dengan memancarkan gelombang elektromagnet berupa sinar
gamma dengan energi 279,19 keV yang berintensitas 100 %. Waktu paro dari unsur ini adalah
46,8 hari.

Merkuri dapat bercampur dengan enzim di dalam tubuh manusia menyebabkan hilangnya
kemampuan enzim untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang penting.
Logam merkuri ini dapat terserap kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan kulit. Karena
sifat beracun dan cukup volatil, maka uap merkuri sangat berbahaya jika terhisap, meskipun
dalam jumlah yang sangat kecil. Merkuri bersifat racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah
kecil merkuri yang terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya.

Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik
pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis pada sistim syaraf
pusat. Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:

1. Merkuri elemental (Hg) : terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam
gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi
soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.
2. Merkuri inorganic : dalam bentuk Hg++(Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) Misalnya:
a) Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang sangat toksik, kaustik dan
digunakan sebagai desinfektan

b) Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder dan laksansia
(calomel)

c) Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.

1. Merkuri organik: terdapat dalam beberapa bentukm :


a) Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek
dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang tercemar zat
tsb. dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital.

b) Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan
fungisida.

1. B. Keberadaan Logam Merkuri (Hg) Di Alam


1. Merkuri dalam batuan
Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) di alam dan biasanya
membentuk mineral sinabar (cinnabar) atau merkuri sulfida (HgS). Merkuri sulfida terbentuk
dari larutan hidrothermal pada temperatur rendah dengan cara pengisian rongga (cavity filling)
dan penggantian (replacement). Merkuri sering berasosiasi dengan endapan logam sulfida
lainnya, diantaranya Au, Ag, Sb, As, Cu, Pb dan Zn, sehingga di daerah mineralisasi emas tipe
urat biasanya kandungan merkuri dan beberapa logam berat lainnya cukup tinggi. Kelimpahan
rata-rata merkuri dan beberapa logam berat dalam batuan yang tidak termineralisasi dapat
dilihat pada Tabel berikut.

Kelimpahan rata-rata beberapa unsur logam berat pada berbagai jenis batuan

(Sumber: Field Geologists’ Manual)

(Setiabudi, 2005).

1. Merkuri dalam sediment sungai


Kontaminasi merkuri dalam sediment sungai terjadi karena proses alamiah (pelapukan batuan
termineralisasi), proses pengolahan emas secara tradisional (amalgamasi), maupun proses
industri yang menggunakan bahan baku mengandung merkuri. Untuk mengetahui sumbernya,
kontaminasi merkuri ini perlu diperhatikan dengan cermat karena tidak adanya standar baku
mutu untuk kadar merkuri dalam sedimen sungai. Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 baku
mutu zat pencemar dalam limbah untuk parameter merkuri adalah 0,01 mg/L atau 10 ppb.
Nilai ambang batas ini sangat rendah jika dipakai untuk mengevaluasi hasil analisa Hg dalam
sedimen sungai (Setiabudi, 2005).

1. Merkuri dalam tanah


Berdasarkan pengamatan lapangan, banyak proses pengolahan bijih emas dengan gelundung
dilakukan di lokasi pemukiman, di halaman rumah atau kebun pemiliknya. Hal ini tentu menjadi
perhatian, khususnya dalam melihat kemungkinan kontaminasi Hg di lingkungan tempat
tinggal masyarakat, sehingga pengetahuan tentang konsentrasi merkuri dalam tanah menjadi
cukup penting. Meskipun di beberapa tempat, limbah tailing yang diperkirakan masih
mengandung emas dan merkuri diangkut dan dijual keluar desa, tetapi masih ada sisa tailing
tercecer dan sebagian kolam tailing yang penuh, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya
kontaminasi merkuri di sekitar lokasi gelundung. Selain itu proses penggarangan yang
dilakukan disamping rumah juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, karena uap
merkuri yang bebas akan mengkontaminasi lahan di sekelilingnya. Seperti halnya dengan conto
sedimen sungai, sampai saat ini belum tersedia standar nilai baku mutu Hg dalam tanah
(Setiabudi, 2005).

1. Merkuri dalam air permukaan


Konsentrasi merkuri dapat disebabkan oleh partikel halus yang terbawa bersama limbah akibat
proses amalgamasi dan pelarutan dari sedimen sungai yang mengandung merkuri. Dalam
jangka waktu yang cukup lama logam merkuri dapat teroksidasi dan terlarut dalam air
permukaan. Dari penelitian konsentrasi Hg dalam air dari lokasi tambang di daerah Jawa Barat,
pada umumnya kadar merkuri dalam air sangat kecil dan berada dibawah nilai ambang batas,
kecuali di beberapa lokasi yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan emas rakyat
(Setiabudi, 2005).

1. C. Pemanfaatan Logam Merkuri Di Alam


Pada umumnya merkuri berbentuk logam padat dan merupakan salah satu elemen alami yang
dapat ditemukan di berbagai lingkungan. Siklus merkuri secara luas terjadi pada lingkungan,
dan ketika di udara, merkuri akan terangkut secara global, secara regional maupun lokal.
Sumber utama merkuri di atmosfir adalah penguapan dari tanah dan air, disamping itu
pembakaran fossil fuels terutama batubara. Kadar merkuri di udara akan naik dapat juga
disebabkan oleh pembuangan sampah padat seperti termometer Hg, switch listrik, baterai, juga
pemakaian cat yang mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran limbah
minyak. Sumber utama pada air adalah buangan limbah industri (terutama industri tambang
emas) dan proses pelapukan batuan karena pengaruh iklim.

Merkuri banyak sekali digunakan dalam berbagai macam aktivitas manusia, seperti pada
industri klor dan soda tajam. Karena merkuri adalah sejenis logam, merkuri dapat
menghantarkan listrik, sehingga merkuri digunakan pada perangkat elektronik. Sumber merkuri
yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang berpotensi mencemari udara dan air dapat berasal
dari:

1. Industri khlor-alkali
2. Produksi energi
3. Pemprosesan gas dan petroleum
4. Penambangan emas
5. Penambangan dan penghasil metal
6. Pembuangan limbah dengan pembakaran
7. Sektor dental
8. Air kotoran
Produk-produk yang menggunakan merkuri biasanya adalah:

1. Baterai
2. Kosmetik
3. Dental Amalgam

Amalgam mengisi

1. Peralatan elekronik dan lampu


2. Cat
3. Pestisida
4. Pharmacheutical
5. Thermometer

Bola dari -dalam-kaca termometer merkuri

Violet cahaya mendalam dari debit uap merkuri dalam lampu kuman , yang kaya spektrum
radiasi ultraviolet yang tak terlihat.
Kulit penyamak kulit yang mengandung merkuri tekanan rendah lampu uap dan dua lampu
inframerah, yang bertindak baik sebagai sumber cahaya dan pemberat listrik

Berbagai macam jenis lampu fluorescent.

merkuri Old switch

Mercury manometer untuk mengukur tekanan

1. Peralatan-peralatan kendaraan bermotor


Sumber merkuri yang berasal dari alam dan yang disebabkan oleh aktivitas manusia ini akan
masuk ke laut, danau dan sungai, akan diubah menjadi metilmerkuri oleh bakteri tertentu dan
kemudian akan terakumulasi pada ikan dan hewan-hewan laut lainnya (Wurdiyanto, 2007).

1. D. Peranan Dan Pengaruh Logam Merkuri Bagi Tubuh


Merkuri (Hg), adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik
logam maupun metil merkuri (CH3Hg+), biasanya masuk tubuh manusia lewat pencernaan. Bisa
dari ikan, kerang, udang, maupun perairan yang terkontaminasi. Namun bila dalam bentuk
logam, biasanya sebagian besar bisa diekresikan. Sisanya akan menumpuk di ginjal dan sistem
saraf, yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam
bentuk logam tidak begitu berbahaya, karena hanya 15% yang bisa terserap tubuh manusia.
Tetapi begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu ia bisa bereaksi dengan metana yang
berasal dari dekomposisi senyawa organic membentuk metil merkuri yang bersifat toksis.
Dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya
besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya
keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi, tuli, dan berbagai gangguan lain seperti yang
terjadi pada kasus Minamata. Merkuri yang terhisap dapat lewat udara berdampak akut atau
terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkitis, hingga
rusaknya paru-paru. Pada keracunan merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal
sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering
sakit kepala. Jika terjadi akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di
otak kecil yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi pada
sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil (Edward. 2008).

Berdasarkan sifat fisika – kimia, bahaya utama logam merkuri bagi kesehatan terdiri dari :

1. Merkuri elemental (Hg)


a) Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan. Inhalasi gas merkuri dapat menyebabkan
bronkhitis korosif yang disertai febris, menggigil, dispnea, hemoptisis, pneumonia, edema paru
(Adult Respiratory Distress Syndrome), sianosis bahkan fibrosis paru. Keluhan gastrointestinal
berupa: mual, muntah, ginggivitis, keram perut dan diare. Kerusakan sistim syaraf pusat berupa
kelainan neuropsikiatrik (erethism), tremor, iritabilitas, emosi yang labil, hilang ingatan, cemas,
depresi. sakit kepala, reflek abnormal dan perubahan EEG. Rash kemerahan dengan deskuamasi
kulit terutama pada tangan dan kaki dijumpai terutama pada anak-anak. Kelainan pada ginjal
dapat berupa proteinuria, kelainan elektrolit urine, disuria dan sakit ejakulasi. Efek psikiatri
berupa depresi, perasaan malu, marah, iritabilitas, cemas, nafsu makan menurun atau agresif.

b) Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah kecuali
jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu
lama di saluran gastrointestinal.

c) Intravena dapat menyebabkan emboli paru. Menimbulkan triad yang klasik, yaitu:
ginggivitis dan salivasi, tremor dan perubahan neuropsikiatri. Gangguan psikiatri berupa
depresi, perasaan malu, marah, cemas, iritabilitas, agresif, hilang ingatan, hilangnya
kepercayaan diri, sukar tidur, tidak nafsu makan atau tremor ringan. Selain itu dapat dijumpai
kelainan pada ginjal berupa proteinuri.

Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan plasenta.
Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi
menjadi bentuk merkurik (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein
enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan
logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa
mata, mulut, dan saluran pernafasan.

1. Merkuri inorganik:
Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan kadar
tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis rendah
dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan
gangguan imunologis.

Setelah menelan zat ini timbul gejala iritasi mukosa berupa stomatitis, rasa logam, rasa panas,
hipersalivasi, edema laring, erosi oesofagus, mual, muntah, hematemesis, hematokhezia,
keram perut, ARDS, shock dan gangguan ginjal berupa proteinuri, hematuri dan glikosuri.
Gagal ginjal akut dapat terjadi dalam 24 jam. Perdarahan gastrointestinal dapat menyebabkan
anemia dan syok hipovolemi.

Kontak pada kulit akibat penggunaan krem yang mengandung garam merkuri dapat
menimbulkan pigmentasi, rasa terbakar dan dapat menyebabkan toksisitas sistemik. HgCl2
dapat menyebabkan iritasi kulit sedangkan merkuri fulminat dan merkuri sulfida menyebabkan
dermatitis kontak. Penggunaan calomel (HgCl) dapat menyebabkanPink’s disease pada anak-
anak yang ditandai: rash eritematosus, febris, splenomegali, iritabilitas dan hipotonia.

Menimbulkan triad yang klasik, yaitu: ginggivitis dan salivasi, tremor dan perubahan
neuropsikiatri Aplikasi garam merkuri pada kulit dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan neuropati perifer, nefropati, eritema, dan pigmentasi.

1. Merkuri organik: terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan
degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal,
ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui
plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan
dancerebral palsy.
a) Pemaparan akut

Menyebabkan iritasi gastrointestinal berupa mual, muntah, sakit perut dan diare.
Keracunan Phenyl mercury (merkuri aromatis) menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal,
malaise, mialgia dansyndrome mimic viral. Keracunan metil merkuri menyebabkan efek pada
gastrointestinal yang lebih ringan tetapi menimbilkan toksisitas neurologis yang berat berupa:
rasa sakit pada bibir, lidah dan pergerakan (kaki dan tangan), konfusi, halusinasi, iritabilitas,
gangguan tidur, ataxia, hilang ingatan, sulit bicara, kemunduran cara berpikir, reflek tendon
yang abnormal, pendengaran rusak, lapangan penglihatan mendekati konsentris, emosi tidak
stabil, tidak mampu berpikir, stupor, coma dan kematian (Clarkson, 1990 ; Marsh et al, 1987 ).

b) Pemaparan kronis

Menyebabkan suatu sindroma yang kronis. Penelanan kronik bentuk alkil yantai pendek (metil
merkuri) menyebabkan disartria, parestesi, ataxia dan tuli. Dapat pula terjadi Tunnel vision dan
skotoma multipel atau erethism. Keracunan Fenil merkuri dan methoxyethil merkuri
menimbulkan gangguan yang sama dengan pemaparan kronis merkuri inorganik.

Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup, walaupun beberapa diantaranya
diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air
yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh
manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus,
dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia
(Supriyanto, dkk., 2007).
Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi
pada tubuh dan bersifat neurotoxin. Merkuri yang digunakan pada produk-produk kosmetik
dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintikbintik
hitam pada kulit, iritasi kulit, hingga alergi, serta pemakaian dalam dosis tinggi bias
menyebabkan kerusakan otak secara permanen, ginjal, dan gangguan perkembangan janin,
bahkan pemakaian dalam jangka pendek dalam kadar tinggi bisa menimbulkan muntah-
muntah, diare, kerusakan paru-paru, dan merupakan zat karsinogenik yang menyebabkan
kanker.

Penggunaan merkuri dalam waktu lama menimbulkan dampak gangguan kesehatan hingga
kematian pada manusia dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun kasus kematian sebagai
akibat pencemaran merkuri belum terdata di Indonesia hingga kini namun diyakini persoalan
merkuri di Indonesia perlu penanganan tersendiri. Tentu saja hal ini sebagai akibat dari
pengelolaan dan pemanfaatan yang tidak mengikuti prosedur.

Pengaruh merkuri terhadap kesehatan manusia dapat diurai sebagai berikut :

1. Pengaruh terhadap fisiologis.


Pengaruh toksisitas merkuri terutama pada Sistem Saluran Pencernaan (SSP) dan ginjal terutama
akibat merkuri terakumulasi. Jangka waktu, intensitas dan jalur paparan serta bentuk merkuri
sangat berpengaruh terhadap sistem yang dipengaruhi. Organ utama yang terkena pada
paparan kronik oleh elemen merkuri dan organomerkuri adalah SSP. Sedangkan garam merkuri
akan berpengaruh terhadap kerusakan ginjal. Keracunan akut oleh elemen merkuri yang
terhisap mempunyai efek terhadap system pernafasan sedang garam merkuri yang tertelan
akan berpengaruh terhadap SSP, efek terhadap sistem cardiovaskuler merupakan efek
sekunder.

1. Pengaruh terhadap sistem syaraf.


Merkuri yang berpengaruh terhadap system syaraf merupakan akibat pemajanan uap elemen
merkuri dan metil merkuri karena senyawa ini mampu menembus blood brain barrier dan
dapat engakibatkan kerusakan otak yang irreversiblesehingga mengakibatkan kelumpuhan
permanen. Metilmerkuri yang masuk ke dalam pencernaan akan memperlambat SSP yang
mungkin tidak dirasakan pada pemajanan setelah beberapa bulan sebagai gejala pertama
sering tidak spesifik seperti malas, pandangan kabur atau pendengaran hilang (ketulian).

1. Pengaruh terhadap ginjal.


Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh masuknya garam inorganik
atauphenylmercury melalui SSP akan menyebabkan naiknya permiabilitas epitel tubulus
sehingga akan menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal). Pajanan melalui uap
merkuri atau garam merkuri melalui saluran pernafasan juga mengakibatkan kegagalan ginjal
karena terjadiproteinuria atau nephrotik sindrom dan tubular nekrosis akut.

1. Pengaruh terhadap pertumbuhan.


Terutama terhadap bayi dan ibu yang terpajan oleh metilmerkuri dari hasil studi membuktikan
ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu yang makan gandum yang diberi
fungisida, maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan kerusakan otak yaitu retardasi
mental, tuli, penciutan lapangan pandang, microcephaly, cerebral palsy, ataxia, buta dan
gangguan menelan (Wurdiyanto, 2007).

Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah oleh aktifitas mikro
organisme menjadi komponen methyl merkuri (CH3-Hg) yang memiliki sifat racun dan daya ikat
yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut
mengakibatkan merkuri terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam
jaringan tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya
baik bagi kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia, yang makan hasil tangkap hewan-
hewan air tersebut. Sanusi (1980) mengemukakan bahwa terjadinya proses akumulasi merkuri
di dalam tubuh hewan air, karena kecepatan pengambilan merkuri (up take rate) oleh
organisme air lebih cepat dibandingkan dengan proses ekresi.

Diantara berbagai macam logam berat, merkuri digolongkan sebagai pencemar paling
berbahaya. Sedang unsur-unsur logam berat lainnya juga memiliki potensi yang membahayakan
lingkungan perairan. Disamping itu, ternyata produksinya cukup besar dan penggunaannya di
berbagai bidang cukup luas. Djojosoebagio (1978) di dalam Widodo (1980) mengatakan bahwa
pencemaran yang disebabkan oleh logam-logam berat yang juga merupakan unsur-unsur
langka (seng, timah, kadnium, merkuri, arsen, nikel, vanadium dan berilium) merupakan
masalah yang serius dewasa ini.

Pengaruh merkuri sebagai pollutan terhadap kehidupan biota laut dapat bersifat langsung
maupun tidak langsung, misalnya dengan melalui penurunan kualitas air. Adanya kemampuan
mengakumulasi merkuri di dalam tubuh biota laut dapat membahayakan kehidupan biota yang
bersangkutan maupun biota lainnya misalnya melalui rantai makanan atau food chain (Budiono,
2002).

1. E. Sumber Pencemaran Dan Dampak Logam Merkuri


Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan
tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik
dan organik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif rendah. Berbagai jenis aktivitas
manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan yang dapat
menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton/tahun. Pekerja yang mengalami pemaparan terus
menerus terhadap kadar 0,05 Hg mg/m3 udara menunjukkan gejala nonspesifik berupa
neurastenia, sedangkan pada kadar 0,1 – 0,2 mg/m3 menyebabkan tremor. Dosis fatal garam
merkuri adalah 1 gr.

Merkuri telah digunakan pada penambangan emas sebagai pemisah dari batubatuan selama
berabad-abad karena merkuri harganya murah, mudah digunakan, dan relative efisien. Selain
itu merkuri juga berasal dari aktivitas berbagai jenis industri dan pembakaran bahan-bahan
yang mengandung merkuri.

Merkuri yang terdapat dalam udara jatuh ke bumi baik di dekat sumber penghasil merkuri
sebagai akibat kegiatan industri maupun di lokasi yang sangat jauh dari sumbernya. Bila
merkuri tertimbun dalam tanah yang berair maka oleh mikro organisme akan diubah menjadi
metal merkuri yang mana merupakan bentuk merkuri yang memiliki toksisitas tinggi. Limbah
dari semua pengguna merkuri ini akan terkumpul pada perairan/laut.

Merkuri yang terdapat di perairan/laut di ubah menjadi metilmerkuri oleh bakteri tertentu.
Hewan laut akan terkontaminasi metilmerkuri apabila laut tersebut tercemar oleh merkuri
dengan cara meminum air tersebut atau dengan memakan hewan lain yang mengandung
merkuri. Merkuri yang terdapat dalam tubuh hewan laut adalah dalam bentuk metil merkuri.

Organisme kecil ini akan memangsa metilmerkuri dan membawanya ke organisme lain dengan
cara bila hewan pemangsanya memakan organisme kecil ini, mereka juga membawa metil
merkuri dalam tubuh mereka. Proses ini dikenal sebagai bioakumulasi dan berlanjut terus
dengan kadar merkuri yang semakin meningkat. Hewan pemangsa seperti ikan memiliki posisi
yang tertinggi dalam mata rantai pembawa merkuri. Bila manusia mengkonsumsi ikan ini maka
akan turut terpapar oleh merkuri. Gambar 1 memperlihatkan terjadinya bioakumulasi merkuri
pada hewan laut.

(Wurdiyanto, 2007).

Selain dari proses pertambangan, merkuri juga dapat berasal dari proses industri. Industri yang
memberikan efluents Hg adalah yang memproses chlorine, produksi coustic soda, tambang dan
prosesing biji Hg, metalurgi dan electroplating, pabrik kimia, pabrik tinta, pabrik kertas,
penyamakan kulit, pabrik tekstil, dan perusahaan farmasi.

Selain banyak digunakan pada penambangan emas, merkuri juga berfungsi sebagai pemutih
dan penghalus pada kulit manusia. Oleh sebab itu banyak sekali perusahaan kosmetik
mencampurkan merkuri ke dalam bahan kosmetik. Merkuri yang terdapat pada kosmetik
biasanya dalam bentuk berbagai senyawa organic atauinorganik. Kosmetik yang mengandung
merkuri ini dapat terserap oleh kulit dan masuk ke dalam tubuh. Merkuri ini akan mudah sekali
terikat dengan protein dan enzim yang ada di dalam tubuh, karena protein dan enzim tubuh
memilikigroup thiol, sehingga merkuri tersebut akan mengkontaminasi tubuh dan
menyebabkan berbagai macam penyakit (Wurdiyanto, 2007).

1. Merkuri dilingkungan perairan


Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan industri
(industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-senyawa merkuri di bidang
pertanian. Merkuri dapat berada dalam bentuk metal, senyawasenyawa anorganik dan senyawa
organic. Terdapatnya merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh
kegiatan perindustrian seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, chlorine dan coustic soda;
kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan peletusan gunung berapi.
Namun pencemaran merkuri yang disebabkan kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi
maupun ekologi tidak significant.

Di antara beberapa sumber polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri di lingkungan


laut, menurut Mandlli di dalam Portmann (1976) yang terpenting adalah industri penambangan
logam, industri biji besi, termasuk metal plating, industri yang memproduksi bahan kimia, baik
organic maupun anorganik, dan offshore dumpingsampah domestik, Lumpur dan lain-lain.

Telah lama diketahui bahwa merkuri dan turunannya sangat beracun, sehingga kehadirannya di
lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah
larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Selain itu pencemaran perairan oleh
merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya
yang stabil dalam sendimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap
dan terkumpul dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui
prosesbioaccumulation maupun biomagnification yaitu melalui food chain. Dikatakan pula
bahwa fluktuasi merkuri di lingkungan laut, terutama di daerah estuarin dan daerah pantai
ditentukan oleh prosesprecification, sedimentation, floculation dan reaksi adsorpsi desorpsi.
Akumulasi merkuri di dalam tubuh hewan air, yaitu phytoplankton (Chlorella sp), Mussel (genus
Vivipare) dan ikan herbivore Gyrinocheilus aymonieri (fam. Gyrinochelidae) karena up take rate
merkuri oleh organisme air lebih cepat dibandingkan proses eksresi (Setiabudi, 2005).

Hamidah (1980) mengatakan bahwa merkuri di alam umumnya terdapat sebagai methyl
merkuri (CH3-Hg), yaitu bentuk senyawa organic dengan daya racun tinggi dan sukar terurai
dibandingkan zat asalnya. FAO (1971) mengemukakan bahwa merkuri yang dapat diakumulasi
adalah merkuri yang berbentuk methyl merkuri, yang mana dapat diakumulasi oleh ikan atau
shellfish, dan juga merupakan racun bagi manusia.
Proses methylasi terpengaruh dengan adanya dominasi unsur sulfur (S), yaitu pada keadaan
anaerob dan redokpotensial yang rendah. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh di dalam
pembentukan methyl merkuri antara lain :suhu, kadar ion Cl-, kandungan organic, derajad
keasaman (pH), dan kadar merkuri.

Gavis dan Ferguson (1972) di dalam Sanusi (1980) mengemukakan beberapa kemungkinan
bentuk merkuri yang masuk ke dalam lingkungan perairan alam, yaitu:

a) Sebagai inorganic merkuri, melalui hujan, run-off ataupun aliran sungai. Unsur ini
bersifat stabil terutama pada keadaan pH rendah.

b) Dalam bentuk organic merkuri, yaitu phenyl merkuri (C6H5-Hg), methyl merkuri (CH3-Hg)
dan alkoxyalkyl merkuri atau methyoxy-ethyl merkuri (CH3O-CH2-CH2-Hg+). Organik merkuri
yang terdapat di perairan alam dapat berasal dari kegiatan pertanian (pestisida).

c) Terikat dalam bentuk suspended solidsebagai Hg2+2 (ion merkuro), mempunyai sifat
reduksi yang baik.

d) Sebagai metalik merkuri (HgO), melalui kegiatan perindustrian dan manufaktur. Unsur ini
memiliki sifat reduksi yang tinggi, berbentuk cair pada temperatur ruang dan mudah menguap.

Transfer dan transformasi merkuri dapat dilakukan oleh phytoplankton dan bakteri, disebabkan
kedua organisme tersebut relatif mendominasi suatu perairan, dan juga oleh sea grasses.
Bakteri dapat merubah merkuri menjadi methyl merkuri, dan membebaskan merkuri dari
sendimen. Dalam kegiatannya bakteri membutuhkan bahan organic atau komponen-komponen
karbon, nitrogen dan posphat sebagai makanannya.

Windom (1974) lihat Mandelli di dalam Portmann (1976) mengemukakan bahwa sea grasess
systemmendominasi penyerapan merkuri dari sendimen dan dari air laut. Pada proses tersebut
merkuri yang bebas dari sendimen dengan jalan lain dapat kembali ke dalam jaring makanan
melalui akarnya. Gavis dan Ferguson, 1972) ; (Shin dan Krenkel , 1976) di dalam Sanusi (1980),
mengatakan bahwa methyl merkuri yang terbentuk dalam sediman bersifat tidak stabil,
sehingga mudah dilepaskan ke dalam perairan yang kemudian diakumulasi oleh hewan maupun
timbuh-tumbuhan air.

Karena sifatnya yang sangat beracun, maka U.S. Food and Administration (FDA) menentukan
pembakuan atau Nilai Ambang Batas (NAB) kadar merkuri yang ada dalam jaringan tubuh badan
air, yaitu sebesar 0,005 ppm. Nilai Ambang Batas yaitu suatu keadaan dimana suatu larutan
kimia, dalam hal ini merkuri dianggap belum membahayakan bagi kesehatan manusia. Bila
dalam air atau makanan, kadar merkuri sudah melampaui NAB, maka air maupun makanan
yang diperoleh dari tempat tertentu harus dinyatakan berbahaya. WARDOYO (1981) menyatakan
NAB air yang mengandung merkuri total 0,002 ppm baik digunakan untuk perikanan.
Pencemaran perairan oleh merkuri akibat kegiatan alam mempunyai kisaran antara 0,00001
sampai 0,0028 ppm, kecuali pada beberapa tempat seperti sungai-sungai di Itali dimana
terdapat sumber endapan logam merkuri alamiah, kadarnya dapat mencapai 136 pph. Secara
kualitatif pergerakan lokal unsur merkuri di perairan umum dapat digambarkan berikut ini :

(Budiono, 2002).

1. Teknologi Amalgamasi dan Penggarangan (Penggunaan Merkuri)


Pada kegiatan amalgamasi terjadi kehilangan logam merkuri cair yang terbawa ampas. Sejalan
dengan waktu ada sebagian dari merkuri cair yang larut dalam air dan masuk ke air sungai.
Merkuri terlarut ini kemudian masuk, misalnya, ikan di sungai ini. Apabila air sungai tercemar
ini diminum atau ikan yang hidup di sungai (kolam) tercemar dimakan manusia, maka
persenyawaan merkuri akan berada dalam badan manusia. Sementara itu, pada kegiatan
penggarangan terbuka, uap merkuri akan terhirup pekerja dan orang-orang disekitarnya. Dalam
kegiatan penyimpanan atau pengambilan logam merkuri ke/dari tempatnya juga akan ada uap
merkuri yang keluar (Ardiwilaga).

Merkuri elemen atau logam merkuri tidak terlalu beracun apabila tertelan, karena penyerapan
yang amat rendah oleh usus. Namun, uap merkuri yang terhisap akan diserap sempurna oleh
paru-paru dan kemudian dioksidasi menjadi ion merkuri Hg2+. Dalam beberapa jam endapan
uap merkuri yang terhisap menyerupai apa yang terjadi apabila menelan garam merkuri.
Perbedaannya adalah bahwa uap merkuri menembus membrane jauh lebih cepat dari pada ion
merkuri Hg2+, kemudian sejumlah uap memasuki otak sebelum dioksidasi. Jadi keracunan
system pusat saraf akan lebih nyata setelah terhisap uap merkuri daripada Hg2+.

Gejala-gejala yang muncul setelah beberapa jam adalah lemah, perasaan dingin, rasa logam,
perasaan sakit, muntah, diare, napas berat, batuk dan rasa berat di dada. Keseringan
menghirup uap merkuri menimbulkan gejala yang ditandai oleh menggigil, depresi spikis,
mudah terusik atau cepat marah, malu berlebihan, tidak dapat tidur, ketidakstabilan emosi,
sering lupa, bingung, keringat berlebihan dan muka merah (Ardiwilaga).

Beberapa kasus pencemaran merkuri telah menorehkan tinta hitam negeri yang ramah gemah
ripah loh jinawi ini dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Tercatat, kasus pencemaran
merkuri di Sulawesi Utara terutama Teluk Buyat dan Teluk Manado, sungai-sungai di Kalimantan
terutama Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan, Sungai Citarum dan Cisadane di Jawa Barat,
Sungai-sungai di DKI Jakarta hingga teluk Jakarta dan beberapa daerah di Sumatera barat dan
Jambi.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Sulawesi Utara telah melaporkan
adanya kontaminasi merkuri yang telah meracuni sejumlah kawasan laut dan sungai di Sulawesi
Utara minimal sejak tahun 1990. Demikian juga telah dilaporkan oleh para peneliti dari
Universitas Sam Ratulangi, Manado pada tahun 1996. Bapedalda Sulut juga melaporkan bahwa
kontaminasi merkuri itu berasal dari limbah adanya aktivitas pertambangan emas rakyat.
Diperkirakan sekitar 40% merkuri yang digunakan para penambang emas rakyat itu merembes
ke laut, melalui pencucian tromol dan pada proses pemanggangan batuan.

Penambangan emas di Teluk Buyat, telah dimulai sejak tahun 1887 hingga tahun 1922 oleh
perusahaan Belanda, Nederland Mynbow Maschapai. Setelah itu masyarakat local mengambil
alih penambangan tersebut dan pada pertengahan tahun 1980 terdapat sekitar 4000
penambang di kawasan itu. Limbah penambangan emas tersebut mengalir ke Sungai Totok
hingga bermuara di Teluk Buyat. Praktek tersebut menimbulkan pencemaran yang serius.
Tahun 1995 terdeteksi kandungan merkuri di atas ambang batas pada hati ikan kerong-kerong
(terapon jarbua) yaitu 9,1 mg/g berat hati, atau senilai 18 kali lebih tinggi dari panduan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selanjutnya, pada tahun 2004, FMIPA – Universitas Indonesia melakukan analisa sample darah
terhadap warga Buyat, hasilnya menunjukkan bahwa kadar total merkuri dalam darah mereka
melebihi batas normal rata-rata. Bahkan ada penduduk yang mempunyai kadar merkurinya
mencapai 23,9 mikrogram per liter. Kadar normal rata-rata menurut IPCS (International
Programme on Chemical Safety) adalah 8 mikrogram per liter.

Selain itu telah dilakukan pemeriksaan terhadap sampel rambut penduduk di Teluk Buyat dan
Teluk Totok oleh Dr. Mineshi Sakamoto di LaboratoriumNational Institute for Minamata
Disease, Japan. Hasilnya menunjukkan bahwa kandungan merkuri rata-rata penduduk disana
adalah 2,65 mikrogram per gram berat sample atau sekitar 1 per 20 dari standar WHO.

Dari kedua peneliti tersebut menyimpulkan bahwa kandungan tersebut belum mencapai dosis
yang dapat menimbulkan gejala penyakit minamata. Meskipun demikian bila pencemaran
tersebut dibiarkan tanpa tindakan penanggulangan yang memadai, maka dalam jangka waktu
tertentu akan terjadi degradasi lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya
kondisi kesehatan masyarakat sekitar. Beberapa contoh kasus akibat pemakaian merkuri
dipaparkan pada Tabel.

(Wurdiyanto, 2007).

1. F. Penanganan Dan Analisis Logam Merkuri


Beberapa ketentuan/peraturan tentang batasan nilai kandungan merkuri pada suatu bahan dari
berbagai lembaga maupun instansi yang berwenang sebagai berikut :
1. Nilai batas kandungan merkuri untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) yang diijinkan adalah
0,001 mg/liter air.
2. Berdasar pada Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kandungan merkuri dalam makanan yang
tanpa diolah maksimum 0,001 ppm (part per millions)
3. Kandungan merkuri dalam darah yang aman maksimum 0,04 ppm (part per millions)
4. Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan
merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil.
Beberapa catatan diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1 – 1 ppm sudah
dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan kadar merkuri dalam darah para
pekerja tambang rakyat mencapai 0,16 ppm. Selanjutnya menurut IPCS (International
Programme on Chemical Safety) paparan merkuri pada tubuh manusia mencapai 200 s/d 500
(Wurdiyanto, 2007).

Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis logam merkuri dalam
suatu zat.

1. Metode spektrometri nyala serapan atom (SSA)


Air sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik antara lain berbagai logam berat yang
berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehari-
hari dan secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan dan apabila
sudah melebihi batas yang ditentukan berbahaya bagi kehidupan. Logam-logam berat yang
berbahaya yang sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik
(As), kadmium (Cd), khromium (Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat
terakumulasi di dalam tubuh suatu mikroorganisme, dan tetap tinggal dalam jangka waktu
lama sebagai racun. Peristiwa yang menonjol dan dipublikasikan secara luas akibat pencemaran
logam berat adalah pencemaran merkuri (Hg) yang menyebabkan Minamata deseasedi teluk
Minamata, Jepang dan pencemaran kadmium (Cd) yang menyebabkan Itai-itai disease di
sepanjang sungai Jinzo di Pulau Honsyu, Jepang.

Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat
pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Jika di dalam tubuh ikan telah terkandung kadar
logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah ditentukan dapat sebagai
indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan. Menurut Adnan, kandungan logam
berat dalam ikan erat kaitannya dengan pembuangan limbah industri di sekitar tempat hidup
ikan tersebut, seperti sungai, danau, dan laut. Banyaknya logam berat yang terserap dan
terdistribusi pada ikan bergantung pada bentuk senyawa dan konsentrasi polutan, aktivitas
mikroorganisme, tekstur sedimen, serta jenis dan unsur ikan yang hidup di lingkungan
tersebut.

Peralatan dan wadah yang akan digunakan untuk analisis, dicuci dengan sabun kemudian
dibilas dan dibersihkan dengan akuades. Peralatan dan wadah yang sudah bersih direndam
dalam asam nitrat 1 : 3 selama 24 jam, kemudian dibilas dengan akuatrides 3 – 4 kali sampai
diperoleh pH air bilasan normal (pH 7). Hasil pencucian dikeringkan dalam oven dan
dipanaskan pada suhu 50 – 60 0C. Setelah kering, alat ini dimasukkan dalam kantong plastik
dan disimpan dalam ruang bebas debu.

Uji kepekaan dan presisi alat uji (AAS) dilakukan dengan membuat 1 buah larutan campuran
yang terdiri atas larutan standar Cu 1000 ppm, HNO3 1 N, dan akuatrides sedemikian rupa
sehingga konsentrasi Cu dalam larutan 2 ppm, dan konsentrasi HNO3 dalam larutan 0,1 N.
Kepekaan alat uji ditentukan dengan mengukur serapan larutan tersebut dengan 3 kali
pengukuran, sedangkan presisi alat uji ditentukan dengan menghitung simpangan baku dari
pengukuran 6 kali serapan larutan itu.

Kondisi optimum analisis masing-masing unsur diperoleh dengan mengukur serapan


maksimum masing-masing unsur pada setiap perubahan parameter panjang gelombang, arus
lampu, lebar celah, laju alir cuplikan, laju alir asetilen, dan tinggi pembakar. Larutan yang
digunakan adalah 25 mL larutan Pb 5 ppm. 25 ml larutan Cd konsentrasi 5 ppm, dan 25 mL
larutan Cu 5 ppm,

Kurva kalibrasi unsur Pb, Cu, dan Cd diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar
masing-masing unsur pada kondisi optimum unsur. Kisaran larutan standar masing-masing
unsur adalah Pb 0,5 – 2,5 ppm, Cd 0,05 – 0,25 ppm, Cu 0,1 – 0,50 ppm. Kurva kalibrasi
diperoleh dengan membuat kurva antara konsentrasi terhadap serapan masing-masing unsur.

Cuplikan ikan dicuci, diambil dagingnya, dikeringkan dan ditumbuk dengan menggunakan
lumpang dan alu, diayak sampai lolos 100 mesh dan dihomoginkan, cuplikan ikan yang telah
homogen ditimbang 0,5 g dalam teflon bom digester, dibasahi sedikit akuatrides, kemudian
ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat. Setelah itu, teflon bom digester ditutup rapat kemudian
dimasukan dalam tungku pemanas dan dipanaskan pada suhu 1500C selama 4 jam. Hasil
pelarutan setelah dingin dituang kedalam gelas beker dipanaskan di atas pemanas listrik
dengan penambahan akuatrides secara berulang-ulang. Hasil pelarutan setelah dingin
dimasukkan labu takar 10 ml dan ditepatkan sampai batas tanda dengan penambahan
akuatrides, cuplikan siap untuk dilakukan analisis unsur (Supriyanto, dkk., 2007).

1. Metode Analisa Aktivasi Neutron.


Pengukuran tingkat kandungan merkuri di dalam suatu hasil produk yang ditawarkan
menggunakan metode Analisa Aktivasi Neutron. Preparasi sampel dilakukan dengan metode
gravimetri yang sudah tidak diragukan keandalannya karena mempunyai ketelitian yang sangat
tinggi dan menggunakan alat semi mikro balance yang terkalibrasi oleh laboratorium
terakreditasi. Hasil aktivasi diukur menggunakan metode spektrometri gamma sehingga
memungkinkan unsur-unsur lain dapat dianalisa. Analisa yang dilakukan secara kuantitatif
maupun kualitatif, sehingga dapat mengetahui unsur dan besarnya dalam satuan tertentu.
Standar yang digunakan tertelusur dalam Standar Internasional.
(Wurdiyanto, 2007).

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikur :

1. Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atauhydragyrum yang berarti “perak cair” (liquid
silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada temperatur kamar,
berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi
sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada
temperatur –38.9oC dan mendidih pada temperatur 357oC. Tidak larut dalam air, alkohol,
eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat,
asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan
yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
2. Di alam, merkuri terdapat dalam batuan, sediment sungai, tanah, air permukaan.
3. Logam merkuri dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Baterai, Kosmetik,
Dental Amalgam, Peralatan elekronik dan lampu, Cat, Pestisida, Pharmacheutical,
Thermometer dan Peralatan-peralatan kendaraan bermotor
4. Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan
terakumulasi pada tubuh dan bersifatneurotoxin.
5. Dampak logam merkuri pada tubuh akan berpengaruh terhadap fisiologis, sistem syaraf,
ginjal, dan pertumbuhan.
6. Analisis logam merkuri dapat dilakukan dengan Metode spektrometri nyala serapan atom
(SSA) dan Metode Analisa Aktivasi Neutron.

Dampak Merkuri terhadap lingkungan


Para penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari
butir-butir batuan. Endapan Hg ini disaring menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang
tersaring kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang mengandung Hg dibiarkan
mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian. Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar
di karang, tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks.

Mercury dapat terakumulasi dilingkungan dan dapat meracuni hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Acidic
permukaan air dapat mengandung signifikan jumlah raksa. Bila nilai pH adalah antara lima dan tujuh, maka
konsentrasi raksa di dalam air akan meningkat karena mobilisasi raksa dari dalam tanah. Setelah raksa telah
mencapai permukaan air atau tanah dan bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa Hg organik oleh
mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Senyawa Hg organik yang paling umum adalah methyl mercury, suatu
zat yang dapat diserap oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan diketahui berpotensi menyebabkan toksisitas
terhadap sistem saraf pusat.
Bila mikroorganisme (bakteri) itu kemudian termakan oleh ikan, ikan tersebut cenderung memiliki konsentrasi
merkuri yang tinggi. Ikan adalah organisme yang menyerap jumlah besar methyl raksa dari permukaan air setiap
hari. Akibatnya, methyl raksa dapat ikan dan menumpuk di dalam rantai makanan yang merupakan bagian dari
mereka. Efek yang telah raksa pada hewan adalah kerusakan ginjal, gangguan perut, intestines kerusakan, kegagalan
reproduksi DNA dan perubahan.

Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan dari Tremor Sampai ke Kematian


Sulit untuk menduga seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh adanya logam berat dalam tubuh. Namun,
sebagian besar toksisitas yang disebabkan oleh beberapa jenis logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg adalah karena
kemampuannya untuk menutup sisi aktif dari enzim dalam sel. Hg mempunyai bentuk kimiawi yang berbeda-beda
dalam menimbulkan keracunan pada mahluk hidup, sehingga menimbulkan gejala yang berbeda pula. Toksisitas Hg
dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu toksisitas organik dan anorganik.

Pada bentuk anorganik, Hg berikatan dengan satu atom karbon atau lebih, sedangkan dalam bentuk organik, dengan
rantai alkil yang pendek. Senyawa tersebut sangat stabil dalam proses metabolisme dan mudah menginfiltrasi
jaringan yang sukar ditembus, misalnya otak dan plasenta. Senyawa tersebut mengakibatkan kerusakan jaringan
yang irreversible, baik pada orang dewasa maupun anak (Darmono, 1995). Toksisitas Hg anorganik menyebabkan
penderita biasanya mengalami tremor. Jika terus berlanjut dapat menyebabkan pengurangan pendengaran,
penglihatan, atau daya ingat. Senyawa merkuri organik yang paling populer adalah methyl mercury yang berpotensi
menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat. Kejadian keracunan metil merkuri paling besar pada makhluk
hidup timbul di tahun 1950-an di Teluk Minamata, Jepang yang terkenal dengan nama Minamata Disease

Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, beberapa hal mengenai daya
racun merkuri dapat dijelaskan sebagai berikut (Fardiaz, 1992) :

 Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, beracun terhadap tubuh.


 Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racun, distribusi,
akumulasi, atau pengumpulan, dan waktu retensinya di dalam tubuh.
 Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh, saat komponen merkuri diubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
 Pengaruh buruk merkuri di dalam tubuh adalah melalui penghambatan kerja enzim dan kemampuannya
untuk berikatan dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul enzim dan dinding sel.
 Kerusakan tubuh yang disebabkan merkuri biasanya bersifat permanen, dan sampai saat ini belum dapat
disembuhkan.

Penting untuk diketahui, air raksa sangat beracun bagi manusia! Hanya sekitar 0,01 mg dalam tubuh manusia dapat
menyebabkan kematian. Sayangnya setelah air raksa yang sudah masuk ke dalam tubuh manusia, tidak dapat dibawa
keluar.

Kontaminasi dapat melalui inhalasi, proses menelan atau penyerapan melalui kulit. Dari tiga proses tersebut, inhalasi
dari raksa uap adalah yang paling berbahaya. Jangka pendek terpapar raksa uap dapat menghasilkan lemah, panas
dingin, mual, muntah, diare, dan gejala lain dalam waktu beberapa jam. Jangka panjang terkena uap raksa
menghasilkan getaran, lekas marah, insomnia, kebingungan, keluar air liur berlebihan, ritasi paru-paru, iritasi mata,
reaksi alergi, dari kulit rashes, nyeri dan sakit kepala dan lainnya.

Mercury memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada manusia, di antaranya sebagai berikut :

 Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati.
 Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam
protein dan enzim.
 Merkuri (Hg) organik dari jenis methyl mercury dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita
hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah
ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.

Karena bahaya proses raksa bagi kesehatan dan lingkungan yang serius, larangan penggunaannya semakin ketat.
Pada tahun 1988, diperkirakan 24 juta lb / yr dari raksa yang dilepaskan ke udara, tanah, dan air di seluruh dunia
sebagai hasil dari aktivitas manusia. Ini termasuk raksa yang dilepaskan oleh pertambangan raksa dan memperbaiki
berbagai operasi manufaktur, dengan pembakaran batu bara, dan sumber lainnya.

Pada tahun 1980-an, dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran akan dampak penggunaan air raksa yang
lebih banyak membahayakan kesehatan dan lingkungan dari pada manfaat, membuat penggunaannya mulai turun
tajam. Pada tahun 1992, yang digunakan dalam baterai telah menurun menjadi kurang dari 5% dari tingkat pada
tahun 1988, dan secara keseluruhan digunakan dalam perangkat listrik dan cahaya bulbs telah turun 50% pada
periode yang sama. Penggunaan raksa produksi cat, fungisida, dan pestisida telah dilarang di Amerika Serikat, dan
penggunaannya dalam pengerjaan dan proses produksi kaca secara sukarela telah dihentikan.

Di seluruh dunia, produksi raksa hanya dibatasi untuk beberapa negara-negara dengan undang-undang lingkungan
hidup yang santai. Di Spanyol, semua pertambangan merkuri telah dihentikan, dimana Spanyol pernah menjadi
produsen merkuri terbesar di dunia sampai 1989. Di Amerika Serikat, raksa pertambangan juga telah dihentikan,
meskipun dalam jumlah kecil adalah raksa kembali sebagai bagian dari proses pengilangan emas untuk menghindari
pencemaran lingkungan. Cina, Rusia (dulu dikenal dengan USSR), Meksiko, dan Indonesia merupakan produsen
terbesar raksa pada tahun 1992.

Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) telah melarang penggunaan raksa untuk banyak
aplikasi. EPA yang telah menetapkan tujuan mengurangi tingkat raksa ditemukan di kota menolak IB dari 1,4 juta /
thn (0,64 juta kg / thn) pada tahun 1989 menjadi 0,35 juta lb / yr (0,16 juta kg / thn) pada tahun 2000. Hal ini akan
dicapai oleh penurunan penggunaan raksa dalam meningkatkan produk dan pengalihan dari raksa dari kota menolak
melalui daur ulang. Mercury masih sebuah komponen penting di banyak produk dan proses, walaupun
penggunaannya diharapkan untuk terus menurun. Untuk itu, penanganan yang tepat dan daur ulang dari raksa
diharapkan signifikan mengurangi lepaskan ke lingkungan dan dengan demikian mengurangi bahaya kesehatan.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan air raksa seperti yang diuraikan di atas, Anda harus benar-
benar memperhatikan keselamatan kerja! Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.

Merkuri merupakan salah satu dari unsur kimia yang mempunyai nama Hydragyrum yang berarti perak
cair. Nomor atom raksa ialah 80 dengan bobot atom (BA 200,59) dan simbolnya dalam sistem periodik
adalah "Hg" (dari Hydrargyrum). Logam ini berat, berwarna keperakan yang cair pada suhu normal.
Merkuri dihasilkan dari biji Cinnabar (HgS) yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%. Mercury
siap dengan bentuk alloys logam lainnya, dan ini akan bermanfaat dalam pengolahan emas dan perak.
Hal ini pula yang mendorong untuk mengembangkan raksa dari cinnabar di Amerika setelah penemuan
emas dan perak di California dan negara barat lainnya di tahun 1800an.

Mercury telah di temukan di Mesir pada makam kuno peniggalan abad ke 1500 SM,dan mungkin
digunakan untuk keperluan kosmetik dan obat. Sekitar 350 SM, filsuf dan ilmuwan Yunani Aristotel
menjelaskan bagaimana cara mengambil air raksa dengan memanaskan batuan cinnabar untuk upacara
keagamaan. Di Roma, air raksa digunakan untuk berbagai keperluan dan memberikannya
nama hydrargyrum, yang berarti perak cair menjadi asal simbol kimia Hg untuk air raksa. Tindakan
percampuran Mercury pertama kali untuk mengolah ores perak dengan proses patio 1557 di Meksiko
membuat permintaan air raksa sangat meningkat. Barometer raksa ditemukan oleh Torricelli di 1643,
diikuti oleh penemuan yang raksa termometer oleh Fahrenheit di 1714. Namun kini, dengan alasan
kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. penggunaannya untuk bahan pengisi
termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor)
Mercury digunakan secara luas ke dalam berbagai produk industri dan aplikasi setelah 1900. Ia biasa
digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, maupun peralatan ilmiah lainnya,
baterai, cat, bahan peledak, cahaya bulbs, cahaya aktif, farmasi, fungicides, dan pestisida.
Aplikasi utamanya untuk produksi khlor dan caustic soda, dan dalam bentuk uap raksa digunakan dalam
tabung fluoresensi dan penerangan jalan. Merkuri juga digunakan sebagai bagian dari proses untuk
memproduksi kertas, felt, kaca, dan beberapa jenis plastik. Dalam industri pulp dan kertas banyak
digunakan senyawa FMA (fenil merkuri asetat). Pemakaian ini bertujuan untuk mencegah pembentukan
kapur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Hal ini menjadi sangat berbahaya
karena kertas seringkali digunakan sebagai alat pembungkus makanan.

Sifat-Sifat Merkuri
1. Sifat Fisik

 Berkilau seperti warna keperakan


 Mempunyai titik leleh yang rendah 234.32 K (-38.83o C, -37.89o F)
 Berujud cair pada suhu kamar (25o C) dengan titik beku paling rendah sekitar -39o C.Masih
berujud cair pada suhu 396o C. Pada temperatur 396o C ini telah terjadi pemuaian secara
menyeluruh.

2. Sifat Kimia

 Daya hantar listrik yang tinggi


 Bersifat diagmanetik
 Memberikan uap monoatom dan mempunyai tekanan uap (1,3 x 10-3 mm) pada suhu 20o C.
 Larut dalam cairan polar maupun tidak polar.
 Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang
lain.Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan dalam kemasan
tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran udaranya.
 Air raksa mudah hilang dari larutan akua garam air raksa karena reduksi oleh runutan bahan
pereduksi, atau dengan disproporsionasi Hg22+.
 Cenderung membentuk ion-ion M22+.
 Dilihat dari potensial standar, jelas bahwa hanya zat pengoksidasi dengan potensial dalam ranah
– 0,79 V sampai -0,85 V dapat mengoksidasi air raksa menjadi Hg1 namun tidak menjadi Hg11.
 Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya akan berubah
menjadi Hg11.
 Sangat sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak terhidrasi.

Sumber Ekstraksi
 Bijih air raksa dapat ditemui pada batuan : cinnabar (HgS), Metasinabarit, Kalomel, Terlinguait,
Eglestonit, Montroidit. Namun bijih air raksa yang terpenting hanyalah cinnabar,
 Cinnabar (HgS) ini dipanggang menghasilkan oksidanya yang pada gilirannya terdekomposisi
kira-kira 500o C, air raksa akan menguap.
HgS (s) + O2 (g) → Hg (g) + SO2 (g)
 Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah dengan memanggang HgS dengan Fe atau
CaO
HgS (s) + Fe (s) → FeS (s) + Hg (g)
4 HgS (s) + 4 CaO (s) → 3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)
Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu tinggi, mengurai
menjadi Hg (g) dan O2 (g).
 Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3 (aq), yang mengoksidasi hampir
semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan dapat diambil.
Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah diperoleh dengan kemurnian yang
paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998% Hg atau lebih).

Penggunaan merkuri yang baik pada usaha pertambangan logam mulia dengan metoda
pengolahan amalgamasi :

1. Hindari kontak langsung ketika bekerja dengan merkuri, gunakanlah selalu sarung tangan.
2. Simpanlah merkuri selalu dalam tempat yang tertutup rapat ( bukan wadah dari aluminum ).
3. Selalu tambahkan air di atas cairan merkuri, kecuali pada merkuri yang sudah didaur ulang.
4. Jangan sampai menumpahkan merkuri karena sangat sulit untuk membersihkannya.
5. Gunakan merkuri secukupnya.
6. Bahan kimia ditempatkan pada ruangan tersendiri.
7. Menggunakan perlengkapan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Jangan makan atau merokok ketika menggunakan raksa.
9. Informasikan kepada yang lain tentang apa yang boleh dan tidak boleh ketika menggunakan
raksa.
Cara membersihkan Merkuri

Rendam merkuri dalam larutan coustic soda dengan komposisi tiap 1 kg Hg dicuci dengan larutan 30 s /d
50 gr coustic soda dalam 1 liter air

Penyimpanan Merkuri

Meskipun merkuri memiliki titik didih 357 oC, namun memiliki kemampuan untuk menguap pada
temperatur kamar (25 oC) karena tekanan penguapannya yang rendah.

Untuk menghindari penguapan :

1. Simpan merkuri pada tempat yang teduh ( temperature kamar > 25 oC) dan terhindar dari cahaya
matahari secara langsung.
2. Simpan dalam wadah khusus ( dapat menggunakan wadah yang terbuat dari bahan stainless
steel, baja, besi, keramik, plastik atau kaca dan jangan menggunakan wadah dari aluminum )
yang tertutup dan pastikan merkuri terendam dengan sedikit air, dan taruhlah di tempat yang
aman yang jauh dari anak.

logam merkuri
May 17, 2010 in Uncategorized | Leave a comment
1. 1. Pengertian Logam
Logam menurut pengertian orang awam adalah barang yang padat, berat yang biasanya digunakan
oleh orang sebagai bahan baku suatu alat, perhiasan, atau produk-produk lainnya (Darmono,1995).

Logam berat diartikan sebagai logam yang mempunyai sifat dapat membentuk garam dengan asam
mempunyai bobot molekul 59-232 yang dapat berekasi dengan ligand dalam tubuh (Santoso,1995).
Logam berat juga memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar, nomor atom 22-34 dan 40-50 serta
unsur-unsur lantanida dan aktinida, mempunyai respon biokimia spesifik pada organism hidup (
Palar,2004).

1. 2. Pengertian Merkuri (Hg)


Merkuri adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu
ruangan. Merkuri akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau
asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Merkuri memiliki nomor atom 80. Berat atom 200,59 g/mol,
titik lebur -38,9oC, dan titik didih 356,6oC.

Kelimpahan merkuri di bumi menempati urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi.
Merkuri jarang didapatkan dalam bentuk bebas di alam, tetapi berupa bijih cinnabar (HgS). Untuk
mendapatkan merkuri dari cinnabar, dilakukan pemanasan bijih cinnabar di udara sehingga
menghasilkan logam merkuri (Widowati,dkk,2008).

1. 3. Proses Terbentuknya Merkuri (Hg)


Kebanyakan logam dan metaloid terdapat di alam, tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah,
air, dan udara. Tetapi, didistribusinya nyata sekali tidak rata. Umumnya, kadar dalam tanah, air, dan
udara relatif rendah. Kadar ini dapat meningkat bila ada aktivitas geologi, misalnya pendegasan yang
melepaskan 25.000-125.000 ton merkuri setahun. Aktivitas manusia, misalnya penambangan
merkuri penyumbang sekitar 10.000 ton setahun.

Perlu dicatat bahwa aktivitas manusia dapat lebih bermakna dalam hubungannya dengan pajanan
manusia karena mereka menaikkan kadar logam itu di tempat aktivitas manusia (Frank,2006)
1. 4. Sifat Merkuri
Merkuri merupakan elemen alami, oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Sifat-sifat merkuri
membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan ilmiah dan industri. Beberapa sifat
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang bebentuk cair pada suhu kamar yaitu 25oC dan
mempunyai titik beku terendah dari semua logam,yaitu -38,9oC.
2. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar, yaitu 396 oC, dan pada
kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
3. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
4. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang baik dari semua
logam.
5. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup.
6. Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk melarutkan logam dan membentuk
logam paduan yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut
dengan merkuri.
1. 5. Efek Merkuri Terhadap Tubuh
Merkuri mempunyai efek yang buruk bagi tubuh. Beberapa efek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Efek merkuri pada kesehatan tubuh terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat
sensitif pada semua bentuk merkuri .
2. Metil merkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain,
sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak.
3. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metil merkuri
dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
4. Pengaruh pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau
penglihatan, dan pengurangan daya ingat.
5. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah (hipertensi) atau denyut
jantung, kerusakan kulit dan iritasi mata.
Selain mempunyai efek yang buruk bagi tubuh, merkuri juga memiliki manfaat yang biasa digunakan
dalam berbagai peralatan ilmiah. Yaitu sebagai berikut:

1. Merkuri banyak digunakan dalam thermometer karena memiliki koefisien yang konstan, yaitu
tidak terjadi perubahan volume pada suhu tinggi maupun rendah.
2. Merkuri juga digunakan sebagai peralatan pompa vacum, barometer, lampu asap merkuri
sebagai sumber sinar ultraviolet (UV), dan
3. Merkuri juga dapat digunakan sebagai insektisida

Anda mungkin juga menyukai