Makalah Pembuatan Sabun Mandi Padat PDF
Makalah Pembuatan Sabun Mandi Padat PDF
DISUSUN OLEH:
XII IPA 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
petunjuknya saya dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan tugas yang
diamanahkan kepada saya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan secara
tuntas. Dan tentunya dengan karunia-Nya jugalah saya dapat menyelesaikan
penulisan Makalah ini pada waktunya.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para guru, dan teman sekalian untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini,
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 7
Januari 2015
Pe
nulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................iii
BAB. I
PENDAHULUAN .............................................................
.1
1.1 Latar
Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah ...................................................................................1
1.3
Tujuan ......................................................................................................1
BAB. II
PEMBAHASAN ..............................................................
...
2.1 Definisi Sabun
Mandi.................................................................................
BAB. III
METODOLOGI ...............................................................
..
3.1 Bahan dan
Alat ..........................................................................................
3.2 Cara
Kerja ..................................................................................................
BAB. IV
PENUTUP .....................................................................
...
4.1
Kesimpulan ................................................................................................
4.2
Saran ..........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
Lain halnya dengan pemakaian sabun padat yang sudah ada sejak dahulu
bahkan sampai sekarang yang masih dimanfaatkan oleh sebagian besar
masyarakat bahkan semua lapisan dan golongan, walaupun kurang praktis tetapi
cukup ekonomis. Ini artinya sabun mandi padat masih menjadi pilihan masyarakat
pada umumnya, dan semakin bervariasinya aroma yang membuat konsumen
tertarik.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mengamati
bagaimana proses pembuatan sabun padat, sebagaimana yang kita ketahui sabun
padat ini masih digunakan secara turun-temurun hingga zaman modern saat ini.
1.3 TUJUAN
Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan definisi Sabun. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk
mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran
alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui reaksi
saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam lemak
akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut
kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke
kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan kemajuan zaman,
di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen. Berikut ini adalah skema reaksi
penyabunan dalam proses pembuatan sabun.
Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut
menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun pada
umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama
dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan
sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH),
sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain
itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.
Dalam sabun terdapat zat aktif yang di sebut surfaktan. Zat aktif ini merupakan zat
aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan
hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkantegangan permukaan
air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Sabun sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Sekelompok pakar arkheologi
menemukan sabun dalam bentuk tabung saat melakukan penggalian dan setelah di
teliti ternyata benda tersebut berasal dari zaman pras sejarah yaitu 2800 tahun
sebelum masehi. Ini membuktikan bahwa sabun sudah di kenal orang sejak zaman
dahulu. Kemudian setelah di tilik balik melalui dokumen-dokumen peninggalan
sejarah, di ketahui bahwa sabun sudah di kenal di zaman Musa, di zaman Yunani
Kuno, Mesir Kuno hingga peradaban roma di mana orang mulai kerajingan mandi
sebagai salah satu bentuk menjaga kebersihan diri.
Di zaman modern, pembuatan sabun telah dikenal sejak abad 15. Di Prancis
di produksi sabun buatan tangan ber merk Marseilles. Lalu pada masa revolusi
Industri, Andrew Pears pada tahun 1789 menciptakan sabun transparan berkualitas
tinggi. Tahun 1865, William Shepphard menciptakan sabun cair. Tahun 1898, B.J.
Johnson mengembangkan sabun Palmolive yang pertama dan yang paling terkenal
di dunia. Bahkan hingga sekarang merek sabun Palmolive ini masih dapat kita
jumpai di pasaran. Meski tentu saja bukan palmolive yang itu.
Hingga saat ini, kita sering menemui jenis-jenis sabun yang sering kita
gunakan di rumah tangga. baik untuk mencuci piring, mandi ataupun bersih-bersih.
Berdasarkan kegunaannya sabun di bedakan menjadi 3, yaitu:
1. Sabun cuci, adalah sabun yang digunakan untuk mencuci. Ada yang
berbentuk batang, cair ataupun detergen.
Sejarah Awal Perkembangan Sabun Mandi - Sabun mandi adalah benda wajib
yang harus selalu tersedia di kamar mandi Anda. Sabun biasanya berbentuk
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana
publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat
partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang,
deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau
membersihkan.
Sabun mandi padat biasanya digunakan sebagai pembersih karena air murni
tidak dapat menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang
berminyak, atau terkena pengotor organik lainnya. Pada dasarnya, sabun
memungkinkan minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat
dihilangkan selama pencucian. Saat percampuran terjadi, sabun sediaan apapun
(seperti padat atau cair) akan mempunyai sifat yang sama dalam hal
membersihkan. Tetapi, jika kita membedakan jenis-jenis sediaan yang ada itu akan
berpengaruh terhadap faktor higienitas, kelembaban, dan harga dari sabun
tersebut.
Sifat-sifat sabun:
Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga
akan dihidrolisi parsial oleh air yang menyebabkan larutan sabun
dalam air bersifat basa
Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih,
peristiwa ini tidak akan terjadi dari air sadah. Sabun menghasilkan buih
setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap
Sabun mempunyai sifat membersihkan
1. Pembasmi serangga
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan lantai yang terbuat dari
kayu. Namun, sabun harus berbahan alami dan mengandung banyak emolien,
Sabun dengan kandungan emolien sangat baik untuk membersihkan lantai kayu
rumah sehingga membuatnya mengkilap.
3. Pelicin karat
Gosokkan sabut pada mur atau baut yang berkarat untuk membuatnya
kembali berfungsi dengan baik. Bisa juga Anda pergunakan untuk engsel pintu yang
engselnya berderit. Pakailah sabun untuk melicinkan engselnya dan meredam
bunyinya.
Sabun kuda atau pelana merupakan bahan zaman dulu yang bisa digunakan
untuk membetrsihkan bahan-bahan kulit. Anda bisa membuatnya dengan cara
mencampurkann bahan-bahan, seperti 56 gram minyak jojoba, 56 gram minyak
zaitun, 28 gram parutan atau irisan sabun, 84 gram air, dan 28 gram alkohol.
Panaskan minyak jojoba, zaitun, dan sabun dengan suhu medium. Setelah
semuanya mencair, angkat dari kompor dan tambahkan air serta alkohol. Setelah
itu, aduk hingga semua bahan tercampur rata. Olahan ini bisa bertahan hingga 6
bulan jika Anda meletakkannya di dalam toples dengan tutup yang rapat.
5. Pencuci pakaian
6. Pembersih kaca
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan kaca yang baru. Setelah
itu, Anda bisa membersihkannya dengan cuka. Saat kaca dibersihkan dengan
sabun, hasilnya nampak bersih dan tidak kusam.
Sabun dan air bisa Anda gunakan untuk membasmi kutu pada hewan
peliharaan di mana kutu akan luruh bersama air setelah bulu hewan disabuni.
Namun, jangan lupa juga untuk menyisir bagian kepala hewan saat disabuni.
Tujuannya adalah agar kutu tidak berpindah ke bagian yang tidak terkena sabun.
Sebenarnya setiap sabun yang ada dipasaran memilki komposisi bahan yang
berbeda-beda. Namun, bahan aktif yang digunakan selalu sama yaitu suatu
minyak/lemak dan alkali.
2.5.1 Minyak/Lemak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun
harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi
produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-
lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya :
1. Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri
pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari
warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA,
bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik
biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan
kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat
adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA
dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas
40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengan nama grease.
3. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya digunakan
sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari
pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga
kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika
akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan
terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan
bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan
bahan lainnya.
4. Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang
sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna
kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan
(kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi,
terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang
menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam
lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah minyak
yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan
pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak
ini adalah stearin.
7. Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine
oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga
harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai
bahan baku.
8. Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
digunakan untuk membuat sabun transparan.
Gambar 1.9 Castor Oil
(Sumber: http://phrophro.com/castor/faq/)
9. Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun.
Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang
berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
2.5.3 Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,
KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan
soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun
cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium
karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak,
tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa
tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang
dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan
kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa
menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan
sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga.
Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan
tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
c. Pewarna
d. Parfum
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam
reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda
kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH)
sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud
sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras
daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun
padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah
kulit eksim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu, sabun
padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan
lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai
diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan
juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak
akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air
di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai
oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke
konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan
untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang
menjadi tidak layak untuk diminum.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
Bahan:
1. Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat
menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit,
Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…
2. NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di
toko bahan kimia, ambil yang teknis saja.
3. Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air
dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.
4. Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia
atau lainnya.
Alat:
1. Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH
saja.
9. Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
12.Cetakan.
Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang
dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa
PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang,
semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras
buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat.
Cara Pembuatan:
1. Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke
dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan
stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air
ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk
higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan.
Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai
suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.
5. Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari
cipratan dan proses
pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau
badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap
“trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan
merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran
sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa
detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan
“trace”.
6. Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau
aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.
7. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi.
Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian
keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3
minggu sebelum dipakai.
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari makalah ini adalah reaksi
kimia yang terjadi pada reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan
alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang
menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
Di samping itu keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah
sabun padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya
masalah kulit eksim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena
itu, sabun padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan
penyembuhan lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun
padat pun mulai diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak
mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang
lebih rendah sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di
selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu
tempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan
untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam
mengalami kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di
banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk diminum.
Dengan makalah ini pula dapat kita ketahui cara-cara pembuatan sabun padat,
yang sebagaimana telah dipaparkan pada halaman-halaman sebelumnya.
4.2 Saran
Adapun sedikit saran dari penulis dalam hal pembuatan sabun ini, agar
membuat sabun yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna alami,
essential alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau beras
yang dihaluskan).
Dan juga disamping itu penulis mengharapkan tentunya hal ini menjadi satu
hal yang bermanfaat bagi pembaca. Kemudian keterampilan dan keahlian yang
telah diperoleh dari makalah ini dapat berdaya guna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7582296/Sabun_Mandi_Cahya_Tri_Rama_1106070905_re
visi
http://berandagustinjuna.blogspot.com/2013/11/makalah-pembuatan-sabun-
padat.html
http://www.4shared.com/file/KEendcwj/laporan_sabun.html?)
http://investokompaspertamina.blogspot.com/2012/02/sabun-batang-vs-sabun-
cair.html
http://www.sehatnews.com/mobile/beauty-spa/20943-pilih-sabun-cair-atau-
padat.html
http://alfiannoer2.wordpress.com/about-me/
http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-deterjen-cair-untuk.html
http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-sabun-mandi-padat.html
http://www.scribd.com/doc/11329777/Sabun-Mandi-Padat
http://www.mataharicourse.com/membuat-sabun-padat.html
http://sedotwcjakarta.net/blog/tips/cara-membuat-sabun-mandi-padat-natural/
Cavitch, Susan Miller, 1994. The Natural Soap Book. 1st ed. Houston: Storey
Publicing.
Willcox, Michael, 1996. Poucher's Perfumes, Cosmetics, and Soaps. 5th ed.
Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.