Docslide. Lp-Gizi-Buruk
Docslide. Lp-Gizi-Buruk
Oleh
D. Etiologi
1. Marasmus
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena: diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak terganggu, karena kelainan metabolik, atau
malformasi kongenital (Nelson,1999).
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya
atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit
lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung,
malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan
pada saraf pusat.
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor disebabkan karena penyerapan protein terganggu, seperti pada
diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,
perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit
hati kronik.
E. Patofisiologi
1. Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di
hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak,
gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton
bodies sebagai sumber energy. Jika kekurangan makanan ini berjalan menahun,
tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-
kira kehilangan separuh dari tubuh.
2. Kwashiorkor
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam
dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel
yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam
diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup KH,
maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum
yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin
berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya
produksi albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi
karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari
hati ke depot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati.
F. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda walaupun
dapat terjadi bersama-sama.
G. Pencegahan
Pencegahan Malnutrisi antara lain: mempertahankan status gizi
anak seoptimal mungkin, menurunkan resiko timbulnya penyakit
infeksi dan memperbaiki diit anak malnutrisi, meminimalkan akibat
penyakit infeksi pada anak, merehabilitasi anak-anak yang
menderita KEP fase dini (malnutrisi ringan). Operasional dari
kebijaksanaan pencegahan Malnutrisi tersebut antara lain:
1) Program promosi ASI
2) Program peningkatan kualitas makanan dengan bahan-bahan
lokal. Ibu hamil dan ibu menyusui diharapkan untuk
meningkatkan kebutuhan zat-zat gizinya antara lain dengan :
pemberian tablet besi, pemberian dan perbaikan makanan ibu
hamil, program peningkatan makanan keluarga, misalnya:
penyuluhan tentang proses pemasakan daging yang direbus
tidak terlalu lama, sebab akan menurunkan lemak serta
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K).
3) Program imunisasi, perbaikan sanitasi lingkungan.
4) Deteksi dini dan pengobatan semua penyakit infeksi serta
program oral dan internal pada dehidrasi karena diare
5) Meningkatkan hasil produksi pertanian
6) Penyediaan makanan formula yg mengandung tinggi protein
dan tinggi energi utk anak-anak yg disapih
7) Memperbaiki infrastruktur pemasaran
8) Subsidi harga bahan makanan
9) Pemberian makanan suplementer
10) Pendidikan gizi
11) Pendidikan dan pemeliharaan kesehatan
H. Penatalaksanaan
1) Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan
sering kepada anak sesuai kebutuhan dan petunjuk cara
pemberian makanan dari rumah sakit/dokter/puskesmas.
2) Bila balita dirawat, perhatikan makanan yang diberikan lalu,
teruskan di rumah
3) Berikan hanya ASI, bila bayi berumur kurang dari 4 bulan.
4) Usahakan disapih setelah berumur 2 tahun
5) Berikan makanan pendamping ASI (bubur, buah-buahan,
biskuit, dsb.) bagi bayi di atas 4 bulan dan berikan bertahap
sesuai umur.
6) Pengobatan awal (terutama: untuk mengatasi keadaan yang
mengancam jiwa)
7) Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemia, hipotermia,
dehidrasi, dan pemulihan ketidakseimbangan elektrolit
8) Pencegahan (jika ada) ancaman atau perkembangan renjatan
septik
9) Pengobatan infeksi
10) Pemberian makanan
11) Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain seperti
kekurangan vitamin, anemia berat, dan payah jantung
12) Rehabilitasi (terutama: untuk memulihkan keadaan gizi.
I. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada
tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan
kekurangan gizi.
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan
pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,
imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual,
interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah
riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan
kalori dalam waktu relatif lama).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan
angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
d. Pemeriksaan Fisik
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan
angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.Pengkajian
secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan
umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada,
abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah
pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan
tebal lipatan kulit). Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
e. Penurunan ukuran antropometri
f. Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah
dicabut)
g. Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
h. Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
i. Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila
terjadi diare.
j. Edema tungkai
k. Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut,
ruas jari kaki, paha dan lipat paha)
l. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis
normositik normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sum-sum tulang di samping karena asupan zat besi yang
kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu
dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun. Pemeriksaan radiologis
juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan
Marasmik-Kwashiorkor adalah:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan peroral
dan peningkatan kehilangan akibat diare.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan asupan
kalori dan protein yang tidak adekuat.
d. Risiko aspirasi berhubungan dengan pemberian makanan/minuman personde
dan peningkatan sekresi trakheobronkhial.
e. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi
trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran pernapasan
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi.
Kriteria:
- Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang
dialami klien, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan
pengolahan makanan sehat seimbang.
- Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan
pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program
Intervensi Rasional
Jelaskan kepada keluarga tentang Meningkatkan pemahaman keluarga tentang
penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk
pemulihan, susunan menu dan pemulihan klien sehingga dapat
pengolahan makanan sehat seimbang, meneruskan upaya terapi dietetik yang
tunjukkan contoh jenis sumber telah diberikan selama hospitalisasi.
makanan ekonomis sesuai status sosial
ekonomi klien
Tunjukkan cara pemberian makanan Meningkatkan partisipasi keluarga dalam
per sonde, beri kesempatan keluarga pemenuhan kebutuhan nutrisi klien,
untuk melakukannya sendiri. mempertegas peran keluarga dalam
upaya pemulihan status nutrisi klien.
Laksanakan pemberian roborans sesuai Roborans meningkatkan nafsu makan, proses
program terapi. absorbsi dan memenuhi defisit yang
menyertai keadaan malnutrisi.
Timbang berat badan, ukur lingkar Menilai perkembangan masalah klien.
lengan atas dan tebal lipatan kulit
setiap pagi.
Intervensi Rasional
Lakukan fisioterapi dada dan suction Fisioterapi dada meningkatkan pelepasan
secara berkala. sekret. Suction diperlukan selama fase
hipersekresi trakheobronkhial.
Lakukan pemberian obat Mukolitik memecahkan ikatan mukus;
mukolitik/ekspektorans sesuai program ekspektorans mengencerkan mukus.
terapi.
Observasi irama, kedalaman dan bunyi Menilai perkembangan maslah klien.
napas.
Daftar Pustaka
Behrman. E .R., Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol I, 1999. Jakarta : EGC
Krisnansari, Diah. 2010. Malnutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health Volume 1.
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Patofisiologi Marasmus
Ketdakadekuatan
Kehilangan
Peningkatan kebutuhan pemberian ASI
Nutrien meningkat
kalori-protein (Kalori-Protein)
Intake nutrisi kurang
Marasmus
Penurunan massa otot, Ketdakseimbangan nutrisi Asupan cairan tdak Resiko tnggi
cepat leth, kurang dari kebutuhan seimbang dengan infeksi
kebutuhan tubuh
Gangguan Pertumbuhan
Intoleransi aktvitas
dan perkembangan Resiko ketdakseimbangan
Diare
volume cairan
Kehilangan penyimpanan
jaringan dan kapasitas Gangguan cairan tdak
fungsional dapat di koreksi
Pemakaian jaringan
Kematan lemaklemak
untuk
Jaringan
Resiko homeostasis
subkutan menipis
kerusakan tubuh kulit
integritas
PATOFISIOLOGI KWARSHIOKOR
Lingkungan Bersih <<
Defisiensi Protein
Feses cair
Ascites
Diare