Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU DALAM

MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI


KEGIATAN PENDAMPINGAN ( MENTORING)

ELVI MAILANI
Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP Unimed
Email: malyanisari_sitepu@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi paedagogik guru di SDS Inti
Nusantara kota Tebing Tinggi. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang belum mampu
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik dan efektif yang dapat menjadi acuan bagi guru
dalam mengajar untuk mencapai pembelajaran yang diharapkan. Subjek dari penelitian ini adalah guru-
guru yang bertugas di SDS Inti Nusantara kota Tebing Tinggi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan
sekolah ( PTS) yang langkah – langkah kegiatanya meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi
yang menghasilkan data kualitatif diakhir penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan keberhasilan
kegiatan mentoring yang dilakukandengan gambaran sebagai berikut: Perumusan tujuan pembelajaran
hasil rata-rata menunjukkan angka 70%. Pada penentuan bahan ajar diperoleh hasil 80%,Penentuan
strategi/metode pembelajaran ia dan alat mencapai 75% dengan variasi yang semakin beragam. Pada
penentuan media dan alat pembelajaran ada peningkatan hingga 80%, dan Perencanaan kegiatan evaluasi
bisa mencapai 70% dan sudah mencantumkan, bentuk, jenis dan bahkan soal yang digunakan beserta
kunci jawaban atau pedoman penilaiannya, serta mencantumkan alokasi waktu yang dibutuhkan

Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Pendampingan.

PENDAHULUAN bukan hanya penyampaian pesan berupa


Pendidikan dalam era modern materi pelajaran, melainkan penanaman
sekarang ini semakin tergantung pada sikap dan nilai pada siswa yang sedang
tingkat kualitas, antisipasi dari para guru belajar. Proses belajar-mengajar
sebagai seorang pendidik dalam kegiatan mempunyai makna dan pengertian yang
belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih luas daripada pengertian mengajar.
merupakan suatu proses yang Dalam proses belajar-mengajar tersirat
mengandung serangkaian perbuatan guru adanya satu kesatuan kegiatan yang tak
dan siswa atas dasar hubungan timbal terpisahkan antara siswa yang belajar dan
balik yang berlangsung dalam situasi guru yang mengajar. antara kedua
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. kegiatan ini terjalin interaksi yang saling
Interaksi atau hubungan timbal balik menunjang.
antara guru dan siswa itu merupakan Keberhasilan sebuah proses
syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, juga sangat di dukung
belajar-mengajar. Interaksi dalam bagaimana kemampuan seorang guru
peristiwa belajar-mengajar mempunyai dalam merancang dan menyusun sebuah
arti yang lebih luas, tidak sekedar perencanaan yang tertuang dalam rencana
hubungan antar guru dengan siswa, tetapi pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan
berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini pembelajaran yang implementatif

35
memerlukan kemampuan yang Sebagai pengatur sekaligus
komprehensif. Kemampuan itulah yang pelaku dalam proses belajar mengajar,
dapat mengantarkan guru menjadi tenaga gurulah yang mengarahkan bagaimana
yang professional. Guru yang professional proses belajar mengajar itu dilaksanakan.
harus memiliki 5 (lima) kompetensi yang Karena itu guru harus dapat membuat
salah satunya adalah kompetensi suatu pengajaran menjadi lebih efektif
penyusunan rencana pembelajaran. juga menarik sehingga bahan pelajaran
Namun dalam kenyataannya masih yang disampaikan akan membuat siswa
banyak guru yang belum mampu merasa senang dan merasa perlu untuk
menyusun rencana pembelajaran sehingga mempelajari bahan pelajaran tersebut, dan
hal ini secara otomatis berimbas pada akhirnya apa yang menjadi tujuan dari
kualitas out put yang dihasilkan dalam pembelajaran tersebut dapat tercapai. Hal
proses pembelajaran. tersebut akan dapat tercapai jika guru
Guru merupakan jabatan atau menyadari tugas dan tanggung jawabnya
profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang pendidika yang
sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa profesional.
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
keahlian khusus untuk melakukankegiatan METODE PENELITIAN
atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang Kompetensi Guru
pandai berbicara dalam bidang-bidang Syah (2000:229) mengemukakan
tertentu, belum dapat disebut sebagai pengertian dasar kompetensi adalah
guru. Untuk menjadi guru diperlukan kemampuan atau kecakapan. Usman
syarat-syarat khusus, apalabi sebagai guru (1994:1) mengemukakan kompentensi
profesional yang harus menguasai betul berarti suatu hal yang menggambarkan
seluk-beluk pendidikan dan pengajaran kualifikasi atau kemampuan seseorang,
dengan berbagai ilmu pengetahuan baik yang kualitatif maupun yang
lainnya yang perlu dibina dan kuantitatif. McAhsan (1981:45),
dikembangkan melalui masa pendiikan sebagaimana dikutip oleh Mulyasa
tertentu. (2003:38) mengemukakan bahwa
Mengajar prinsipnya adalah kompetensi: “…is a knowledge, skills,
membimbing siswa dalam kegiatan and abilities or capabilities that a person
belajar-mengajar atau mengandung achieves, which become part of his or her
pengertian bahwa mengajar merupakan being to the extent he or she can
suatu usaha mengorganisasi lingkungan satisfactorily perform particular
dalam hubungannya dengan anak didik cognitive, affective, and psychomotor
dan bahan pengajaran yang menimbulkan behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi
proses belajar. Pengertian ini diartikan sebagai pengetahuan,
mengandung makna bahwa guru dituntut keterampilan, dan kemampuan yang
untuk dapat berperan sebagai organisator dikuasai oleh seseorang yang telah
kegiatan belajar siswa dan juga menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia
hendaknya mampu memanfaatkan dapat melakukan perilaku-perilaku
lingkungan, baik yang ada di kelas kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
maupun yang ada di luar kelas, yang sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu Finch
menunjang kegiatan belajar-mengajar. & Crunkilton (1979:222), sebagaimana
36
dikutip oleh Mulyasa (2003:38) penuh tanggung jawab yang harus
mengartikan kompetensi sebagai dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
penguasaan terhadap suatu tugas, dianggap mampu melaksankan tugas-
keterampilan, sikap, dan apresiasi yang tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
diperlukan untuk menunjang Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai
keberhasilan.Sofo (1999:123) kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan
mengemukakan “A competency is bertindak. Sifat tanggung jawab harus
composed of skill, knowledge, and ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan
attitude, but in particular the consistent baik dipandang dari sudut ilmu
applications of those skill, knowledge, pengetahuan, teknologi maupun etika.
and attitude to the standard of Depdiknas (2004:7) merumuskan definisi
performance required in employment”. kompetensi sebagai pengetahuan,
Dengan kata lain kompetensi tidak hanya keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
mengandung pengetahuan, keterampilan direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan sikap, namun yang penting adalah dan bertindak.Menurut Syah (2000:230),
penerapan dari pengetahuan, “kompetensi” adalah kemampuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan kecakapan, keadaan berwenang, atau
tersebut dalam pekerjaan.Robbins memenuhi syarat menurut ketentuan
(2001:37) menyebut kompetensi sebagai hukum. Selanjutnya masih menurut Syah,
ability, yaitu kapasitas seseorang individu dikemukakan bahwa kompetensi guru
untuk mengerjakan berbagai tugas dalam adalah kemampuan seorang guru dalam
suatu pekerjaan. melaksanakan kewajiban-kewajibannya
Kemampuan individu dibentuk secara bertanggung jawab dan layak. Jadi
oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan kompetensi profesional guru dapat
intelektual dan kemampuan fisik. diartikan sebagai kemampuan dan
Kemampuan intelektual adalah kewenangan guru dalam menjalankan
kemampuan yang diperlukan untuk profesi keguruannya. Guru yang
melakukan kegiatan mental sedangkan kompeten dan profesional adalah guru
kemampuan fisik adalah kemampuan piawi dalam melaksanakan
yang di perlukan untuk melakukan tugas- profesinya.Berdasarkan uraian di atas
tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kompetensi guru dapat didefinisikan
kekuatan, dan keterampilan.Spencer & sebagai penguasaan terhadap
Spencer (1993:9) mengatakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan
“Competency is underlying characteristic sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
of an individual that is causally related to berpikir dan bertindak dalam menjalankan
criterion-reference effective and/or profesi sebagai guru.
superior performance in a job or
situation”. Jadi kompetensi adalah Penyusunan Rencana Pelaksanaan
karakteristik dasar seseorang yang Pembelajaran ( RPP )
berkaitan dengan kinerja berkriteria RPP merupakan pegangan bagi
efektif dan atau unggul dalam suatu guru dalam melaksanakan pembelajaran
pekerjaan dan situasi tertentu..Muhaimin baik di kelas, laboratorium, dan/atau
(2004:151) menjelaskan kompetensi lapangan untuk setiap Kompetensi dasar.
adalah seperangkat tindakan intelegen Oleh karena itu, apa yang tertuang di
37
dalam RPP memuat hal-hal yang kegiatan belajar mengajar yang lebih
langsung berkait dengan aktivitas efektif sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dalam upaya pencapaian yang telah di tetapkan. Pengertian lain
penguasaan suatu Kompetensi Dasar. dari pendampingan adalah pantauan
RPP ini merupakan satuan atau unit sejauh pelaksanaan penyelenggaraan
program pembelajaran terkecil untuk sekolah, apakah sudah sesuai dengan
jangka waktu mingguan atau harian yang rencana dan program yang telah
berisi rencana penyampaian suatu pokok ditetapkan (Kemendikbud, 2012:6).
atau satuan bahasan tertentu atau satu Sehingga kepala sekolah bersama dengan
tema yang akan dibahas. warga sekolah dapat mengukur sejauh
Muatan dan alokasi waktu yang mana pelaksanaan program yang telah
terdapat di RPP ini tergantung kepada direncanakan. Selain itu pendampingan
luas dan sempitnya pokok/satuan bahasan berarti bantuan dari pihak lain yang
yang dicakupnya. Misalnya suatu sukarela mendampingi seseorang atau pun
pokok/satuan bahasan yang membutuhkan dalam kelompok untuk memenuhi
waktu hanya 2 jam pelajaran, mungkin kebutuhan dan pemecahan masalah dari
bisa selesai diajarkan dalam satu kali masing-masing individu maupun
pertemuan saja. Tetapi pokok/satuan kelompok.
bahasan yang membutuhkan waktu 4 jam Pendampingan mempunyai
pelajaran perlu disampaikan dalam dua fungsi diantaranya : (a) memantau sejauh
kali pertemuan. Supaya tidak terlalu mana pembelajaran berlangsung, (b)
kaku/rigid, tidak perlu membuat RPP meningkatkan kompetensi guru dalam
untuk setiap kali pertemuan secara kegiatan belajar mengajar, (c) membantu
terpisah-pisah, namun bisa diatur untuk guru menemukan masalah pembelajaran
satu RPP misalnya mencakup materi dan mencari pemecahannya, (d) sharing
pembelajaran untuk 3-4 kali pertemuan. pendapat untuk meningkatkan kemitraan
Komponen-komponen RPP ini interaktif, (e) meningkatkan kualitas dan
lebih rinci dan lebih spesifik profesionalisme guru
dibandingkan dengan komponen-
komponen dalam silabus. Bentuk RPP HASIL PENELITIAN DAN
yang dikembangkan pada berbagai daerah PEMBAHASAN
atau sekolah mungkin berbeda-beda, Penelitian tindakan Sekolah
tetapi isi dan prinsipnya seharusnya sama. yang dilakukan di SDS Inti Nusantara
Komponen minimal yang ada dalam RPP kota Tebing Tinggi ini dilakukan oleh
adalah tujuan pembelajaran, materi kepala SDS Inti Nusantara melalui
pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pendampingan ( mentoring )
sumber belajar, penilaian hasil belajar. dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan/kompetensi pedagogik guru
Pendampingan dalam menyusun perencanaan
Pendampingan adalah suatu pembelajaran di kelas. Penelitian
aktivitas/ kegiatan untuk mengetahui, dilakukan terhadap 5 orang guru yang
mendengar dan membantu guru dalam menjadi sampel dari penelitian ini.
mengatasi permasalahan yang dijumpai Kegiatan yang dilakukan dalam 2 siklus
dalam upaya untuk melaksanakan ini, dilakukan sejak bulan Januari sampai
38
bulan Maret dengan menitik beratkan pembelajaran sudah ada peningkatan
pada unsur-unsur dan langkah-langkah hingga mencapai 60%, Penentuan
penyusunan RPP sebagaimana yang Bahan/materi pelajaran tetap pada
terlihat pada kegiatan tindakan penelitian 70%,Kemampuan menentukan
yang telah diuraikan pada BAB III. Strategi/metode Pembelajaran yang
Dari dari awal yang diperoleh relevan meningkat menjadi 60 %,
pada kegiatan penelitian, terlihat bahwa Perencanaan penggunaan media
60% guru masih memiliki kesulitan dalam pembelajaran pada level 60 % tetapi ada
merumuskan indikator tujuan peningkatan pada variasi media yang
pembelajaran yang efektif sesuai dengan digunakan, dan dalam penentuan rencana
Standar Kompetensi dan Kompetensi evaluasi pembelajaran juga mengalami
Dasar masing-masing mata pelajaran. peningkatan hingga 60% dan sudah
Selain itu guru juga masih menemukan terlihat gambaran bentuk dan jenis
kesulitan dalam memilih Strategi dan evaluasi yang digunakan. Berikut ini
metode pembelajaran, serta menentukan grafik peningkatan hasil setelah siklus 1:
teknik dan metode penilaian yang bisa Grafik 2. Kemampuan Perencanaan
mengukur pencapaian tujuan Pembelajaran Setelah Siklus 1
pembelajaran. Sementara untuk penentuan
80
bahan belajar/ materi pembelajaran sudah
dikuasai hingga 65 % dan media yang 60
direncanakan sudah 60 % sesuai. Namun 40
dalam penentuan kegiatan pembelajaran 20
belum terinci langkah-langkah dan alokasi
waktu yang dibutuhkan. 0
Di bawah ini dapat kita lihat pada grafik 1 2 3 4 5
kemampuan guru pada awal kegiatan :
Grafik 1. Kemampuan Guru dalam Berdasarkan hasil refleksi
Penyusunan RPP kegiatan siklus 1, maka dilakukan
100 tindakan penelitian pada siklus 2 dengan
menggunakan hasil tindakan siklus 1
sebagai bahan masukan dalam
50 perencanaan kegiatan siklus ini dengan
tujuan untuk lebih meningkatkan dan
0 menguatkan kemampuan guru dalam
1 2 3 4 5 menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP) hingga bisa mencapai
Berdasarkan grafik di atas, maka hasil minimal 70 %.
dilaksanakan tindakan pada siklus 1 Pada akhir kegiatan siklus
dengan titik berat pada kesulitan-kesulitan diperoleh hasil yang cukup
yang dihadapi, dengan cara memberikan menggembirakan yang memberikan
penjelasan contoh-contoh yang relevan. indikasi tercapainya tujuan penelitian
Pada akhir tindakan siklus 1 terlihat tindakan ini. Hasil yang diperoleh dapat
peningkatan kemampuan guru sebagai kita lihat sebagai berikut: Perumusan
berikut: Pada perumusan indikator tujuan tujuan pembelajaran hasil rata-rata
39
menunjukkan angka 70%. Pada penentuan meningkatkan kemampuan mereka
bahan ajar diperoleh hasil 80%,Penentuan masing-masing dalam menyusun Rencana
strategi/metode pembelajaran ia dan alat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mencapai 75% dengan variasi yang efektif.
semakin beragam. Pada penentuan media
dan alat pembelajaran ada peningkatan PENUTUP
hingga 80%, dan Perencanaan kegiatan Kesimpulan
evaluasi bisa mencapai 70% dan sudah Dari Proses Penelitian Tindakan
mencantumkan, bentuk, jenis dan bahkan sekolah yang di lakukan di SDS Inti
soal yang digunakan beserta kunci Nusantara yang berjudul Meningkatkan
jawaban atau pedoman penilaiannya, serta Kompetensi Pedagogik Guru non
mencantumkan alokasi waktu yang Akademik dalan Penyusunan Rencana
dibutuhkan. Pelaksanaan Pembelajaran melalui
Grafik 3 Pendampingan ( mentoring) Kepala
Kemampuan guru setelah siklus 2: sekolah dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada komponen Perumusan indikator
100
tujuan pembelajaran, terlihat
peningkatan dari 40 % pada
50 kemampuan awal, menjadi 60% pada
siklus 1 dan meningkat menjadi 70%
pada akhir kegiatan.Pada Komponen
0
Penentuan bahan dan materi
1 2 3 4 5 pembelajaran, terdapat peningkatan
kemampuan dari 65% menjadi 70%
Dari data yang dikumpulkan setelah siklus 1 dan lebih menguat
sebelum dan selama proses penelitian menjadi 80%.
tindakan, kita dapat melihat adanya 2. Dalam Komponen Pemilihan Strategi
peningkatan kemampuan guru pada dan metoda pembelajaran, yang
masing-masing komponen perencanaan didalamnya memuat langkah-langkah
pembelajaran. Melihat data perolehan pembelajaran dan penentuan alokasi
hasil penelitian dalam kegiatan penelitian waktu yang digunakan,terlihat adanya
tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan peningkatan yang signifikan dari yang
bahwa pendampingan ( mentoring) yang semula hanya 40% menjadi 60% pada
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 5 siklus 1 dan meningkat lagi menjadi
orang guru, berhasil meningkatkan 75% setelah siklus 2.
kompetensi pedagogik mereka dalam 3. Meskipun tidak terlihat adanya
menyusun Perencanaan Pembelajaran. peningkatan yang cukup tajam, dalam
Hal ini dimungkinkan karena adanya komponen pemilihan Media dan alat
kerja sama yang baik antara kepala pembelajaran juga terdapat adanya
sekolah sebagai supervisor dengan para peningkatan dari 60% pada awal
guru tersebut, yang didukung oleh adanya kegiatan dan setelah siklus 1, menjadi
motivasi dan bimbingan dari kepala 80% setelah siklus 2.
sekolah sehingga para guru memiliki 4. Peningkatan yang cukup signifikan
antusiasme yang besar untuk dapat juga dapat kita lihat pada komponen
40
perencanaan evaluasi pembelajaran. Guru.Jakarta: Proyek
Dari yang semula hanya 40% pada Pengembangan Pendidikan Guru.
awal kegiatan, menjadi 60% pada ______. Alat Penilaian Kemampuan
akhir siklus 1 dan berhasil mencapai Guru: Hubungan antar
70% pada akhir siklus 2. Pribadi.Buku III. Jakarta: Proyek
5. Melihat data perolehan hasil penelitian Pengembangan Pendidikan Guru.
dalam kegiatan penelitian tindakan ______. Alat Penilaian Kemampuan
sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa Guru: Prosedur Mengajar. Buku
pendampingan ( mentoring) yang II. Jakarta: Proyek Pengembangan
dilakukan oleh kepala sekolah Pendidikan Guru.
terhadap 5 orang guru berhasil Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995).
meningkatkan kompetensi pedagogik Pedoman penyusunan KTI di
mereka dalam menyusun Perencanaan Bidang Pendidikan dan Angka
Pembelajaran. Kredit Pengembangan Profesi
Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas
Saran Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian
1. Kegiatan pendampingan (mentoring) Eksperimen dan Penelitian
sangat baik dilakukan untuk membina Tindakan Kelas sebagai KTI,
guru meningkatkan kompetensinya. makalah pada Pelatihan
Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan Peningkatan Mutu Guru di LPMP
secara terencana dan Makasar, Maret 2005
berkesinambungan. Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang
2. Sebaiknya pembinaan ini dilanjutkan PTK dan PTS, naskah buku.
dengan pendampingan ( mentoring) Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian
dalam pelaksanaan pembelajaran Tindakan Kelas, Makalah pada
untuk mengukur kemampuan guru Pendidikan dan Pelatihan (TOT)
dalam mengimplementasikan rencana Pengembangan Profesi bagi
pembelajaran yang telah disusunnya. Jabatan Fungsionla Guru, 11-20
3. Sebaiknya pendampingan ( Juli 2002 di Balai penataran Guru
mentoring) juga dilakukan terhadap (BPG) Semarang.
semua guru secara bergilir dan Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006.
menyangkut seluruh aspek Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
kemampuan/ kompetensi guru seperti : PT Bumi Aksara
yang disyaratkan dalam permendiknas Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan
no 16 tahun 2007. Laporan Penelitian Penelitian
Tindakan Kelas, Makalah
RUJUKAN disampaikan pada “Diklat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pengembangan Profesi
RI. 1982. Alat Penilaian Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga
Kemampuan Guru: Buku I. Pendidik dan Kependidikan Dirjen
Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Pendidikan Guru. Departemen Pendidikan Nasional
______. 1982. Panduan Umum Alat
Penilaian Kemampuan
41

Anda mungkin juga menyukai