Apa Itu Neurofeedback
Apa Itu Neurofeedback
Abstrak
EEG Biofeedback (neurofeedback) berasal dari tahun 1960-an akhir sebagai metode untuk
melatih kembali pola gelombang otak melalui operant conditioning. Sejak saat itu, badan
penelitian yang cukup besar dihimpun untuk keefektivitasan neurofeedback dalam
pengobatan epilepsy yang tidak terkontrol, ADD/ADHD, kecemasan, alkoholisme, post-
traumatic stress disorder, dan cedera kepala ringan. Studi ini juga memberikan indikasi
pendukung pada neurofeedback sebagai pengobatan alternatif untuk kesulitan belajar,
stroke, depresi, fibromyalgia, autism, tinnitus, sakit kepala, masalah pada keseimbangan
fisik, dan peningkatan kinerja puncak. Ketika semakin banyak orang yang khawatir akan
efek negative dan hanya mengandalkan perawatan obat, neurofeedback dapat menawarkan
alternative perawatan tambahan untuk berbagai kondisi. Artikel ini membantu pembaca
untuk memahami bagaimana neurofeedback bekerja, bagaimana penilaiannya untuk
mengindividualisasikan neurofeedback, dan secara singkat meninjau bukti pengobatan
neurofeedback pada berbagai kondisi. Publik diperingatkan bahwa dalam memilih seorang
praktisi untuk perawatan berbagai jenis medis, kondisi psikiatri dan psikologi yang
disebutkan diatas, seorang praktisi harus memiliki lisensi untuk praktek mandiri di Negara
bagian atau provinsi mereka dan idealnya juga harus disertai setifikasi dari badan yang
diakui secara sah.
PENDAHULUAN
Pada akhir 1960-an dan 1970-an, peneliti menemukan bahwa memungkinkannya untuk me-
rekondisi, melatih kembali, atau mempelajari pola gelombang otak yang berbeda. Beberapa
pekerjaan ini dimulai dengan pelatihan meningkatkan aktivitas gelombang alfa pada otak
untuk meningkatkan relaksasi. Sementara pekerjaan lain berasal dari UCLA berfokus pada
epilepsi yang tidak terkontrol. Pelatihan gelombang otak ini disebut EEG biofeedback atau
neurofeedback. Sebelum membahasa hal ini lebih detail, izinkan saya memberi anda
beberapa informasi awal mengenai gelombang otak. Sebagian gelombang cepat, sebagian
lagi agak lamban. Sebutan klasik dari kelompok EEG ini adalah delta, theta, alfa, dan beta.
Mereka diukur dalam satuan siklus per detik atau hertz (Hz).
Gelombang beta pada otak kecil, merupakan gelombang yang lebih cepat (diatas 13 Hz)
terkait dengan keadaan mental, aktivitas intelektual, dan fokus konsentrasi bawaan.
Gelombang ini pada dasarnya adalah keadaan semangat terhadap kewaspadaan. Gelombang
alfa pada otak (8 – 12 Hz) lebih rendah dan lebih besar. Mereka berkaitan dengan keadaan
relaksasi dan pada dasarnya mewakili pergeseran otak ke fase diam, relaks dan agak
terlepas, menunggu respons jika diperlukan. Jika sesorang hanya menutup mata dan mulai
membayangkan sesuatu yang damai, dalam waktu kurang dari setengah menit mulai terjadi
peningkatan gelombang alfa. Gelombang ini sangat besar pada sepertiga bagian belakang
kepala. Gelombang theta (4 – 8 Hz) umumnya mewakili lamunan, keadaan pikiran kosong
yang berkaitan dengan inefisiensi mental. Pada level yang sangat lambat, aktivitas
gelombang theta berada pada keadaan yang sangat relaks, mewakili keadaan zona transisi
antara bangun tidur dan bangun. Gelombang delta adalah yang paling lambat (0.5 – 3.5
Hz), aplitudo gelomabang terbesar (besarnya), dan yang kita alami saat tertidur. Secara
umum, tingkat kesadaran yang berbeda berkaitan dengan kondisi gelombang otak yang
dominan.
Setiap orang, selalu memiliki kadar masing-masing dari kelompok gelombang otak tersebut
pada berbagai bagian otaknya. Gelombang delta juga akan terjadi, misalnya, ketika area
otak “offline” untuk mengambil makanan dan delta juga berhubungan dengan kesulitan
belajar. Jika seseorang menjadi mengantuk, ada lebih banyak delta dan gelombang theta
perlahan masuk dan jika mereka agak lalai terhadap hal-hal eksternal dan pikiran mereka
mengembara, maka theta akan lebih banyak muncul. Jika seseorang luar biasa cemas dan
tegang, frekuensi tinggi dari gelombang beta seringkali muncul. Orang dengan Attention-
Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD), cedera kepala, stroke, epilepsy, dan
sindrom kelelahan kronis serta fibromyalgia cenderung memiliki gelombang lambat
(biasanya theta dan terkadang alpha berlebih). Ketika terdapat gelombang lambat berlebih
pada bagian ekskutif (frontal) otak, akan menjadi sulit untuk mengontrol perhatian,
perilaku, dan/atau emosi. Orang-orang seperti itu umumnya memiliki masalah dengan
konsentrasi, memori, kendali impuls dan mood, atau hiperaktif. Mereka tidak bisa focus
dengan baik dan menunjukan kurangnya daya tangkap intelektual.
LATIHAN NEUROFEEDBACK
Setelah penilaian selesai dan tujuan pengobatan ditetapkan, biasanya dua elektroda
diletakan pada kulit kepala dan satu atau lebih elektroda diletakan pada telinga untuk
melakukan sesi latihn neurofeedback. Peserta pelatihan biasanya melihat hasilnya di layar
computer dan mendengarkan nada audio, terkadang sambil melakukan sesuatu contohnya
membaca. Sesi-sesi latihn ini didesign untuk mengajarkan orang tersebut untuk perlahan
merubah dan melatih kembali pola gelombang otak mereka. Dengan feedback, latihan
dengan pelatih, secara terus-menerus, pola gelombang otak yang lebih sehat dapat
dipertahankan. Beberapa orang mungkin perlu belajar untuk meningkatkan kecepatan atau
ukuran gelombang otaknya pada beberapa area spesifik otak. Individu lainny membutuhkan
latihan untuk menurunkan kecepatan dan amplitude gelombang otak mereka. Latihan
meurofeedback kemungkinan membutuhkan 15 – 20 sesi untuk kecemasan atau insomnia,
namun untuk kondisi lain seperti ADD/ADHD/ atau kesulitan belajar, seringnya
membutuhkan 40 – 50 sesi. Setiap sesi normalnya berlangsung selama 40 – 60 menit.
Dalam mengobati kondisi yang sangat kompleks atau ketika ada banyak gangguan atau
diagnose, dokter tidak selalu dapat menentukan berapa banyak sesi yang mungkin
dibutuhkan.