Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Usman Samatowa (2016:1) Ilmu pengetahuan alam dalam arti sempit
sebagai displin ilmu dari physical science dan life science. Yang termasuk physical science
adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meterologi dan fisika. Sedangkan
life science meliputi biologi (antanomi, fisiologi, zoologi, citologi).

James conant, (1997:14) mendefinisikan sains sebagai “suatu deretan konsep serta
skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil
eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih
lanjut.

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam scara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaa kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di
harapkan dapat menjadi wahana bagi pesera didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjeljahi dan memahami alam sekitar secara
alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam atau alam sekitar.

Dalam bukunya Usman Samatowa (2016:1) IPA berupaya membangkitkan minat


manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang
penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya takbir rahasia alam itu
satu per satu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangakauan sains semakin luas
dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi.

Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya digunakan
sebagai tolak ukur untuk kemajuan bangsa itu. Apalagi dimasa yang akan datang (abad ke-22,
kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang
dimiliki suatu bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk menumpuk rasa ingin tahu anak
didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya
dan mencari jawaban atas berdasarkan buktiserta mengembangkan cara berpikir ilmiah.
Fokus program pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan
pengembangan anak didik terhadap dunia mereka di mana mereka hidup.

Ciri yang menonjol dipembelajaran IPA di Indonesia dan Amerika ialah adanya nilai-
nilai agama yangvtermasuk dalam kurikulum. Melalui pendidikan IPA kita mendorong anak
didik untuk dapat meningkatkan iman dan takwanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, pencipta
alam semesta.

2.2 Metode Dalam Pembelajaran IPA di SD

Amalia Saprati (2014:3.3) mengatakan, Unsur terpenting dalam mengajar ialah


merangsang serta mengarahkan siswa untuk belajar. Belajar dapat dirangsang dan diarahkan
dengan berbagai macam cara yang mengarah pada tujuan yang berlain-lain pula. Tetapi
apapun subjeknya (IPA, IPS, PMP, MTK, dan sebagainya), mengajar pada hakikatnya tidak
lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap,
serta idealisme, dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan
pertumbuhan siswa.

Merumuskan tujuan instruksional, menyiapkan media instruksional, mempersiapkan


tes dengan sebaik-baiknya, dan lain-lain prosedur mengajar, merupakan semacam alat untuk
fungsi pokok tersebut. Disamping itu, cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan
prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik.

(Syofyan & Halim, 2016)

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal
(Sanjaya, 2007 : 145). Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan
pendidik dalam melakukan interaksi dengan peserta didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung secara bervariasi dalam proses pembelajarannya. Langkah-langkah pembelajaran
dalam urutan kegiatan pembelajaran, disarankan menggunakan satu atau dua kombinasi dari
beberapa metode pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mencapai pembelajaran yang
ditetapkan.
Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pendidikdalam melaksanakan pembelajaran harus fleksibel dalam menentukan
metode pembelajaran mana yang harus digunakan.Menurut Edgar B. Wesley dan Stanley
yang dikutip Abdul Azis. W menyatakan metode mengajar adalah kata yang digunakan untuk
menandai rangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah belajar pada
siswa.

Dan metode mengajar dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya
adalah belajar atau dapat pila merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif (Majid,
2008 : 142 ) Walaupun banyak metode pembelajaran, tidak dapat dianggap bahwa metode
pembelajaran tertentu paling baik, karena setiap metode pembelajaran mempunyai
karakterisristik tertentu. Metode pembelajaran yang dipilih harus di dasarkan kepada kajian
hasil, karena metode pembelajaran yang digunakan berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

Metode mengajar berbeda dengan teknik mengajar. Metode mengajar menyangkut


pengertian yang luas. Metode dapat dianggap sebagai prosedur atau proses yang teratur.
Hubungan antara metode dan teknik dapat diumpamakan sebagai hubungan strategi dan
taktik. Taktik bersifat lebih praktis dan merupakan penjabaran dari strategi. Dapat dikatakan
bahwa metode itu merupakan keseluruhan teknik-teknik yang mendukungnya dengan
keserasian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Walaupun dikatakan, metode mengajar merupakan garis-garis besar, dan teknik


mengajar merupakan garis-garis kecil. Suatu teknik tertentu dapat merupakan bagian suatu
metode, tetapi sekaligus juga menjadi bagian dari metode yang lain. sehingga dapat dikatakan
keanekargaman metode mengajar itu, jumlahnya tidak terbatas.

Untuk kepentingan praktis, kita pilihkan saja beberapa metode yang sudah sangat
umum digunakan diantaranya metode ceramah, metode eksperimen, metode penugasan,
metode Tanya jawab, metode latihan, metode simulasi, dan metode diskusi.

2.3 Jenis-Jenis Metode Pembelajaran IPA dan Penerapannya

Jenis metode yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran IPA antara lain:
metode diskusi, ceramah, studi lapangan, eksperimen, simulasi, demonstrasi, kerja
kelompok, tanya jawab. Dibawah ini akan kita pelajari masing-masing metode pembelajaran
IPA yang dapat kita lakukan. Amalia Saprati (2014:3.5)
1. Metode Diskusi

Syaiful Bahri (2006:87) menyatakan, Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran
dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru disekolah. Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara
dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar informasi, memecahkan masalah
dapat terjadi juga semuanya aktfi, tidak ada yang sasif sebagai pendengar saja.

A. Kelebihan Metode Diskusi


1. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide gagasan prakarsa, dan terobosan
baru dalam pemecahan suatu masalah
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah
B. Kekurangan Metode Diskusi
1. Pembicaran terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
3. Peserta pendapatinformasi yang terbatas
4. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
C. Penerapan Metode Diskusi
1. Langkah Persiapan Diskusi
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan bersifat umum maupun tujuan
khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap siswasebagai
peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam
pelaksanaan
2. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan
wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel,
sedangkan jika yang diutamakan adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam mengembangkan gagasan, maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi
yang tepat
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi
pembelajran yang terjadi dilingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan
materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan
4. Mempersiapkan segala sesuatuyang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang keals dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi
seperti moderator, notulis dan tim perumus, manakala diperlukan.
2. Langkah Pelaksanaan Diskusi
1. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran
diskusi
2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan atuaran yang telah diterapkan
4. Memberikan kesempatan kepada peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan
ide-ide
5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
3. Langkah Menutup Diskusi
a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
diskusi
b. Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

2. Metode Ceramah
Wina Sanjaya menjelaskan dalam bukunya (2016:147) Metode ceramah dapat
diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada sekolompok siswa.

Menurut Syaiful Bahri (2014:177) Metode ceramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Meski metode
ini lebih banyak menurut keaktifan guru dari pada anak didik, tetapi ia tetap tidak bisa
ditinggalkan begitu saja dalam pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran
tradisioanl, seperti di pedesaan yang kekurangan fasilitas belajar dan tenaga guru.
Cara mengajar dengan metode ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah,
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau
informasi tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.

Keberhasilan metode ceramah tidak semata-mata karena kehebatan kompetensi guru


dalam bermain kata-kata dan kalimat, tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu
lainnya, seperti gambar, potret, benda, barang tiruan, film, peta, dan sebagainya. Tetapi
memang diakui, bahwa ucapan-ucapan guru yang jelas dengan kalimat-kalimat yang
mudah dipahami anak didik memegang peran penting dalam penggunaan metode
ceramah. Karena itu, keampuhan metode ceramah terletak pada kompetensi guru dalam
bermain kata-kata atau kalimat.

A. Kelebihan Metode Ceramah


1. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
2. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
3. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
B. Kekurangan Metode Ceramah
1. Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencata yang baik
2. Kemungkinan menimbulkan verbalisme
3. Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa utnuk berpartisipasi secara
total (hanya proses mental, tetapi sulit dikontrol)
4. Peran guru lebih banyak sebagai sumber belajar
5. Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan
6. Proses pelajaran ada dalam otoritas guru.
C. Penerapan Metode Ceramah
1. Langkah Persiapan Ceramah
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan
suatu ceramah tergantung dari pemguasaan materi yang dikuasai oleh guru
3. Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahan presepsi dari siswa dan untuk mengingkatkan kualitas ceramah
2. Langkah Pelaksanaan
1. Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa
2. Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa
3. Sajikan materi pembelajran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar
mudah ditangkap oleh siswa
4. Tanggapilah respon siswa dengan segera
3. Langkah Penutup Ceramah
`Menurut Wina Sanjaya (2016:152) Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran
yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah
kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-
hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut adalah:
1. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
pelajaran yang baru saja disampaikan
2. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan
3. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.

3. Metode Studi Lapangan

Dalam bukunya Amalia Sapriati (2014:3.12) menyatakan, Studi lapangan jauh lebih
memberikan pengalaman luas kepada murid dibandingkan hanya di dalam ruangan yang
dibatasi empat dinding kelas. Studi lapangan juga merupakan pengalaman langsung,
melihat objek sebenarnya dan diperoleh dari tangan pertama.

Mengingat bahwa studi lapangan dapat dilakukan dalam skala yang besar, jika
memang merupakan keharusan oleh karena objek tidak dapat di jumpai di sekitar
gedung sekolah, maka studi lapangan memang harus benar-benar dilakukan dengan
perencanaan yang masak. Salah satu hal yang harusmenjadi pertimbangan dalam
merencanakan studi lapangan ialah tentang karakteristik objek yang ada di
lapangan, sehingga dengan mengetahui tentang hakikat lapangan segala sesuatu
yang berkaitan dengan studi lapangan dapat direncanakan sebaik mungkin. Sangatlah
disayangkan apabila studi lapangan yang penyelenggaraannya memerlukan waktu,
biaya dan tenaga menjadi gagal hanya karena ketidakmampuan guru pembimbing
memahami hakikat lapangan.
A. Kelebihan Metode Studi Lapangan
1. Pelajaran lebih merangsang kreativitas anak
2. Menerapkan prinsip belajar yang modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran
3. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
B. Kekurangan Metode Studi Lapangan
1. Sulit mengatur dan mengarahkan siswa yang banyak
2. Unsur reakreasi menjadi lebih peroiritas dari pada tujuan utama
3. Memerlukan biaya yang banyak
C. Penerapan Metode Studi Lapangan
Langkah Pelaksanaan Studi Lapangan
a. Pemilihan kasus, dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara
bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan
masvarakat atau unit sosial
b. Pengumpulan data, erdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi
yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan
analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat
menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan
penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak
c. Analisis data, setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat
dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi
hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi
secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi
d. Perbaikan, meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement)
data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru
mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus
membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori
yang sudah ada.

4. Metode Eksperimen
Amalia Sapriati (2014:3.12) mengatakan, metode eskperimen metode yang banyak
digunakan dalam mempelajari Ilmu Pendidikan Alam. Eksperimen yang dilakukan tidak
selalu harus dilaksanakan di dalam laboratorium tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar.

Dalam bukunya Syaiful Bahri (2014:171) berpendapat metode eksperimen adalah


metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Dengan metode ini diharapkan anak didik tidak menelan begitu saja sejumlah fakta
yang ditemukan dalam percobaan yang dilakukan. Dengan metode ini juga anak didik
diharapkan sepenuhnya terlibat dalam menemukan fakta, mengumpulkan data,
mengendalikan variable dan memecahkan masalah.

A. Kelebihan Metode Eksperimen


1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran berdasarkan percobaan
2. Dapat membina siswa untuk membuat trobosan-trobosan baru dengan penemuan
dari hasil percobaannya dan bermanfaat
3. Siswa aktif terlilbat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan
melalui percobaan yang dilakukannya
B. Kekurangan Metode Eksperimen
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan mahal
C. Penerapan Metode Eksperimen
1. Langkah Persiapan
a. Tentukan dan rumuskan tujuan eksperimen dengan jelas dan terukur
b. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen
c. Memberikan penjelasan secukupnya tentang prosedur atau langkah-langkah
melakukan eksperimen. Seandainya ada hal-hal khusus terdapat di
laboratorium, siswa perlu memahaminya dengan benar
2. Langkah Pelaksanaan
a. Guru jangan terlalu terlibat dalam pelaksanaan eksperimen. Biarkan siswa
memperoleh pengalamannya sendiri, mencari dan menemukan serta bekerja
sendiri. Seandainya ada kesulitan, guru tidak secara langsung memecahkan
kesulitan tersebut, akan tetapi hanya memberikan petunjuk-petunjuk atau
bantuan seperlunya
b. Seandainya eksperimen dilakukan kelompok, guru harus mengatur agar setiap
orang dapat terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa yagn pintar
saja, sedangkan siswa yang kurang cenderung pasif. Oleh karena itu guru
perlu mengatur susunan kelompok beserta tanggung jawab setiap kelompok
c. Dalam setiap tahapan guru perlu melakukan kontrol. Hal ini dimaksudkan
bukan hanya untuk mencek pelaksanaan eksperimen menghindari kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi, akan tetapi juga untuk memberikan bantuan
manakala diperlukan
3. Langkah Penutup
a. Siswa memeriksa segala peralatan yang digunakan dalam eksperimen,
kemudian menyimpannya seperti posisi semula
b. Siswa melaporkan hasil eksperimen kepad guru untuk dianalisis, kemudian
diberikan umpan balik
c. Secara bersama-sama siswa mendiskusikan temuan-temuan atau masalah-
masalah yang muncul dari hasil kerjanya.

5. Metode Simulasi

Wina Sanjaya (2016:159) mengatakan, Simulasi berasal dari kata simulate yang
artinya berpura-pura. Sebagai metode belajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat diguanakan sebagai metode mengajar
dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakuakan secara langsung pada
objek yang sebenarnya. Mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu
peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.

A. Kelebihan Metode Simulasi


1. Metode simulasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Selain itu, memberikan pengalaman secara tidak langsung yang diperlukan oleh
siswa untuk menghadapi permasalah yang berhubungan dengan sosial
2. Metode simulasi dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa
B. Kekurangan Metode Simulasi
1. Kurangnya pengalaman dalam menerapkan metode simulasi, dapat menyebabkan
kesalahan arah dan menjadi kaku dalam pelaksanaannya
2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan
3. Faktor psikologi seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi
C. Penerapan Metode Simulasi
1. Langkah Persiapan Simulasi
a. Menetapkan topik masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada
siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi
2. Langkah Pelaksanaan Simulasi
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian
c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan
3. Langkah Penutup Simulasi
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan
tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi
b. Merumusakn kesimpulan

6. Metode Demonstrasi

Wina Sanjaya (2016:152) mengatakan, Metode Demonstrasi adalah metode penyajian


pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

A. Kelebihan Metode Demonstrasi


1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan anatar teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran

B. Kekurangan Metode Demonstrasi


1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan
metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih
dahulu, sehingga dapat memerlukan waktu yang banyak
2. Metode ini memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadaiyang
berarti mahal dibandingkan dengan ceramah
3. Dan metode ini memerlukan kemampuan dan keterampilan lebih profesional.
Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang
bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa
C. Penerapan Metode Demonstrasi
1. Langkah Persiapan Demonstrasi
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelaj proses demonstrais
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap
atau keterampilan tertentu
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan
3. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan
dengan jelas apa yang didemonstrasikan
2. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
3. Kemukanan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi
4. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi
5. Ciptakan suasana yang menunjukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan
6. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa
7. Berikan kesempatan kepada siswauntuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
3. Langkah Penutup Demonstrasi

Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan

Anda mungkin juga menyukai