Anda di halaman 1dari 18

TUGAS FINAL PROJECT

PERANCANGAN PROSES DAN PRODUK KIMIA

PEMBUATAN FORMALDEHID DENGAN METODE HALDOR TOPSOE

Disusun Oleh :

Fatma Tsaniya Chamdani 21030114120055

Fachmy Adji Pangestu 21030114130146

Ananda Dwi Utomo 21030113120016

Muhammad Ridwan 21030114120091

Winda Mutia Dewi 21030114120010

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga tugas perancangan produk dan
proses kimia dengan judul Pembuatan Formaldehid dengan metode Haldor Topsoe
dapat diselesesaikan.
Dalam penyusunan laporan kajian ini tidak terlepas dari bantuan pihak – pihak
lain. Oleh karena itu, ingin disampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. Istadi, ST, MT. selaku dosen pembimbing.


2. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyusunan laporan kajian.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan kajian ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan kajian ini dapat
menjadi referensi sehingga dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan para pembaca
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Semarang, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
............................................................................................................

PRAKATA ......................................................................................................................
......

DAFTAR ISI
.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang


...........................................................................................................

1.2
Tujuan.........................................................................................................................

1.3
Manfaat.......................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


..........................................................................................

2.1
Methanol.....................................................................................................................
2.2 Konsep
Proses ............................................................................................................

2.3 Deskripsi
Proses .........................................................................................................

BAB III KREASI PROSES


..................................................................................................

3.1 Kreasi
Proses ..............................................................................................................

3.2 Neraca Panas dan Neraca Massa


................................................................................

BAB IV SIMULASI PROSES


.............................................................................................

BAB V PENUTUP
...............................................................................................................

5.1
Kesimpulan.................................................................................................................

5.2
Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Formaldehid merupakan bahan yang memiliki berbagai kegunaan baik
sebagai bahan baku industri maupun pemanfaatan secara langsung. Formaldehid
mempunyai banyak kegunaan diantaranya pada pembuatan produk kimia seperti,
melamin formaldehid, urea formaldehid, fenol formaldehid, trioxane, sintesa 1,4-
butandiol, trimetilol propana dan neophentil glikol yang digunakan dalam
pembuatan produk plastic polyuretane dan polyester, synthetic resin counting, dan
synthetic lubricating oils
Untuk pembuatan formaldehid, dibutuhkan data reaksi kimia. Formaldehid
sudah menjadi komoditas bahan kimia yang penjualannya cukup tinggi, oleh karena
itu reaksi kimia dalam pembuatannya sudah cukup dikenal. Bahan baku pembuatan
formaldehid adalah methanol dan udara.
HYSYS adalah program yang dirancang untuk mensimulasikan proses di
dalam suatu pabrik. Dengan menggunakan program ini, perhitungan-perhitungan
untuk mendesain suatu proses yang rumit (karena melibatkan banyak rumus) dan
memerlukan waktu yang lama bila dikerjakan secara manual (by hand) dapat
dengan cepat dilakukan. HYSYS sendiri adalah singkatan dari Hyphothetical
System (sistem hipotesa). Simulasi proses artinya membuat suatu proses produksi
suatu bahan ke dalam diagram alir proses (Process Flow Diagram) dan menghitung
neraca massa dan neraca panas/energi pada masing-masing peralatan yang
digunakan. HYSYS dapat digunakan untuk merancang beberapa peralatan pada
pabrik yang baru atau akan didirikan (sizing) atau mengevaluasi kinerja suatu
peralatan pada pabrik yang sudah ada (rating). HYSYS memiliki kelebihan
daripada program-program simulasi proses lainnya. Program ini bersifat interaktif
karena langsung memberitahukan input apa yang kurang pada saat penggunanya
mendesain suatu proses dan juga langsung memberitahukan apabila ada kesalahan
yang terjadi. Dengan demikian program ini dapat dikatakan user friendly atau
mudah digunakan.
Dengan demikian, melalui aplikasi Hysis ini, penulis akan merancang
sebuah unit proses produksi dengan memanfaatkan studi literatur dan contoh nyata
peristiwa di industri kimia. Simulasi ini di dasarkan atas data-data sekunder yang
terdapat pada literatur yang kemudian akan di uji coba untuk menghasilkan
pertimbangan perhitungan yang akurat dan memperoleh beda deviasi data dari
literatur terkait. Sehingga, penulis akan memperoleh sebuah kesimpulan mengenai
kelebihan dan kekurangan dari unit proses produksi tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kajian ini adalah :

1. Mengkaji proses produksi formaldehid menggunakan proses Haldor Topsoe


2. Mengevaluasi simulasi proses produksi formaldehid dengan menggunakan
aplikasi Hysis.
3. Mengkaji kelebihan dan kekurangan proses produksi yang dipilih.

1.3 Manfaat
1. Mengetahui proses produksi formaldehid menggunakan proses Haldor
Topsoe
2. Mengetahui simulasi proses produksi formaldehid dengan menggunakan
aplikasi Hysis.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan proses produksi yang dipilih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Formaldehid
Formaldehid merupakan bahan yang memiliki berbagai kegunaan baik
sebagai bahan baku industri maupun pemanfaatan secara langsung. Formaldehid
mempunyai banyak kegunaan diantaranya pada pembuatan produk kimia seperti,
melamin formaldehid, urea formaldehid, fenol formaldehid, trioxane, sintesa 1,4-
butandiol, trimetilol propana dan neophentil glikol yang digunakan dalam
pembuatan produk plastic polyuretane dan polyester, synthetic resin counting, dan
synthetic lubricating oils (Othmer,1980).
Pada prakteknya, formaldehid dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai
pengawet dan disinfektan pada ruangan rumah sakit. Senyawa ini juga dapat
menjadi bahan intermediet dan diolah lagi menjadi bahan turunan lebih lanjut di
industri, seperti urea formaldehid, fenol formaldehid, dan melamin formaldehid.
Kadar produk yang diinginkan pasar adalah berkisar pada 37% berat, karena kadar
itulah yang sesuai dengan spesifikasi bahan yang biasa digunakan oleh industri-
industri yang memanfaatkan formaldehid sebagai bahan baku atau bahan pembantu
produksi.
Formaldehid merupakan produk industri yang mempunyai rumus molekul
HCOH. Senyawa ini mempunyai berat molekul 30,026 g/mol dan berwujud gas
pada suhu lingkungan dengan tekanan atmosferik. Titik didih formaldehid sebesar
-19°C dan titik leburnya -118°C (Othmer,1980).

2.2 Konsep Proses


Proses haldor topsoe merupakan proses pembuatan formaldehid dengan
menggunakan metanol dan katalis memakai katalis Iron Molybdenum Oxide (katalis
oksida besi. Proses ini beroperasi pada suhu 300-400 0C, dan tekanan 1-1,5 atm.
Reaksi yang terjadi :
CH3OH + ½ O2  CH2O + H2O ∆H° 298 = -37,3 kcal/gmol
Awalnya metanol uap dicampur dengan udara dan gas recycle kemudian
direaksikan dengan katalis iron-molybdenum oxide (Fe2O3MoO3Cr2O3) dalam
sebuah reaktor fixed bed multitube. Katalis inidapat berumur sampai dengan 18
bulan. Konversi yang diperoleh mencapai 98,4% dengan yield formaldehid sekitar
88%-91% mol (McKetta, 1983).
Untuk menentukan reaksi bersifat ireversibel atau reversible maka diperlukan
perhitungan konstanta kesetembingan
∆Gtotal = ∆Gproduk -∆Greaktan
= -109.91+ 0 - (-162.51-228.6)
= 281.2 Kjoule/mol
ln Kp = ∆G/RT
Kp = 3.45 x 1047
(Yaws, 1999)

2.3 Deskripsi Proses


Proses pembuatan formaldehyde dari bahan baku metanol dan udara
berdasarkan proses haldor topsoe (mixed oxide catalyst) dibagi menjadi tiga
tahap, yakni:
1. Tahap penyiapan bahan baku
Langkah penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk :
a. Mengkondisikan tekanan umpan sehingga sesuai kondisi reaktor
b. Mengubah fase metanol mrnjadi gas di dalam vaporizer
c. Mengkondisikan temperatur umpan metanol dan oksigen sehingga sesuai
dengan kondisi reaktor
Bahan baku utama pembuatan formaldehid adalah metanol dan oksigen.
Bahan baku metanol diambil dari tangki penyimpanan pada kondisi cair pada
suhu 300C dan tekanan 1 atm. Metanol dipersiapkan untuk menjadi feed reaktor
pada fase gas dan memiliki suhu 205 0C. Mula-mula metanol dialirkan menuju
vaporizer untuk diubah fasenya dari fase cair menjadi fase gas (uap metanol)
menggunakan centrifugal pump. Pompa ini memiliki 1 pompa cadangan/spare
untuk menjamin keamanan proses apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan
pada pompa utama. Akibat dari tekanan dalam discharge pompa, tekanan
larutan metanol naik menjadi 1,5 atm sebelum masuk ke dalam vaporizer.
Pada alat vaporizer, metanol masuk melalu shell, lalu diubah fasenya dari
fase cair menjadi fase gas pada suhu bubble pointnya 75,25°C dengan
menggunakan pemanas steam saturated yang masuk melalui tube. Jenis
vaporizer yang digunakan adalah ketel (100% teruapkan). Saturated steam
untuk vaporizer disuplai dari waste heat boiler dan laju alir steam diatur oleh
valve yang dihubungkan temperature control yang dipasang pada arus keluaran
vaporizer.level cairan dalam vaporizer diatur menggunakan valve pada aliran
steam masuk yang dihubungkan dengan level control pada vaporizer. Panas
dari steam digunakan untuk menaikkan suhu metanol hingga ke suhu dew point
(panas sensible) dan kemudian digunajan untuk mengubnah fase metanol
menjadi uap metanol (panas laten). Condensate steam akan digunakan lagi
sebagai pendingin effluent reaktor di dalam waste heat boiler. Uap metanol
akan bercampur dengan udara campuran di dalam mixer sebelum diumpankan
ke dalam reaktor.
Bahan baku udara diperoleh dari udara sekkitar yang masih perlu
preparasi terlebih dahulu karena masih mengandung partikulat-partikulat debu,
padatan, sampah, dll. Udara pada suhu 300C dan tekanan 1 atm dihisap oleh
centrifugal blower, mula-mula udara digunakan untuk mendinginkan
condensate keluaran vaporizer menggunakan fan cooler, akibatnya suhu udara
naik menjadi 400C. Udara kemudian melewqati filter udara untuk memisahakan
debu dan pengotor yang berupa saringan, lalu dicampurkan dengan gas recycle
pada kondisi suhu 500C dan tekanan 1 atm keluaran puncak kolom absorber.
Udara bercampur dalam mixer yang berupa lekukan-lekukan pipa yang
menghasilkan aliran turbulen sebelum masuk ke dalam suction blower. Akibat
pencampuran tersebut, suhu udara campuran turun menjadi 48,020C.
Sebelum memasuki reaktor, udara dan uap metanol tersebut dipanaskan
telebih dahulu hingga suhunya mencapai spek umpan reaktor sebesar 205 0C
dan tekanannya naik menjadi 1,4 atm karena pemuaian gas di dalam heat
exchanger. Pemanas yang digunakan uap dowtherm yang berasal dari tangki
dowtherm yang laju alirannya diatur oleh valve yang dihubungkan dengan
temperature control yang dipasang pada arus keluaran heat exchanger.
Udara campuran tersebut dicampur dengan uap metanol dalam mixer.
Parameter penting yang harus diperhatikan adalah jumlah uap metanol yang
terkandung dalam udara campuran berkisar antara 4%-9% volume. Kisaran ini
untuk menjaga agar pencampuran udara dan metanol diatur menggunakan
valve yang dihubungkan dengan rasio control di kedua arus.
2. Tahap pembentukan produk
Pada tahap ini umpan metanol dan oksige yang telah dikondisikan akan
bereaksi di dalam reaktor fixed bed multitube. Reaksi oksidasi metanol
menghasilkan formaldehyde pada reaktor fixed bed multitube berlangsung
dalam fase gas pada suhu 270°C dan tekanan 1,4 atm. Katalis yang digunakan
adalah mixed iron molybdenum oxyde (Fe2O3MoO3Cr2O3) yang memiliki masa
aktif sampai dengan 18 bulan.
Umpan fluida masuk ke dalam reaktor melalui puncak kolom dan
didistribusikan secara ,erata di sepanjang tube yang berisi katalis, sedangkan
media transfer pendingin melalui sisi shell reaktor.tekanan pun akan menurun
sehubung dengan pendistribusian tersebut dan dijaga sekitar 1,4 atm
menggunakan pressure control.
Reaksi oksidasi metanol berlangsung secara non isotermal dan non
adiabatik. Reaksi oksidasi metanol merupakan reaksi eksotermis sehingga
selama reaksi berlangsung akan dilepas sejumlah panas. Kenaikan temperatur
yang terjadi dalam reaktor sangat tidak diinginkan sehingga dibutuhkan media
pendingin untuk menyerap panas yang terjadi selama reaksi dalam reaktor
tersebut berlangsung. Medium pendingin yang digunakan adalah dowtherm A
yang digunakan untuk merendam tube-tube katalis di dalam shell. Pendingin
akan mempertahankan kondisi operasi reaktor pada suhu 270°C dan tekanan
1,4 atm.
Untuk memaksimalkan pendinginan dan pemanfaatan panas effluent
hasil keluaran reaktor, gas keluaran reaktor langsung didinginkan di dalam
waste heat boiler. Gas keluar reaktor pada suhu 2700C masuk melalui tube dan
akan diturunkan suhunya menjadi 1200C dengan mengambil panasnya pada
waste heat boiler untuk memproduksi steam bertekanan 1,5 atm dan suhunya
111,760C. Umpan boiler menggunakan boiler feed water yang disupplai oleh
unit utilitas berupa air demin. Setelah mencapai kondisi steady, umoan boiler
berasal dari condensate steam keluaran vaporizer.
Berikut ini adalah reaksi yang terjadi di reaktor:
Reaksi utama: CH3OH(g) + ½ O2(g) →CH2O(g) +H2O(g)
Reaksi samping : 2 CH2O + H2O → CH2O2 + CH3OH
CH2O + ½ O2→ CO + H2O
CH2O + O2→ CO2 + H2O
Temperatur sangat mempengaruhi konversi yang terbentuk. Oleh karena
itu, medium pendingin sangat berperan penting untuk mencegah terbentuknya
reaksi samping yang tidak diinginkan.
3. Tahap pemurnian produk
Tahap pemurnian produk bertujuan untuk memisahkan O2, N2, CO2, CO
dari absorber dan juga memisahkan larutan formaldehyde dari asam formiat
untuk diambil sebagai produk. Produk keluaran dari reaktor harus segera
didinginkan untuk menghindari terbentuknya reaksi samping.
Produk keluaran dari reaktor diumpankan pada Waste Heat Boiler
(WHB) menuju kolom absorpsi untuk melakukan pendinginan hingga suhu
80°C dan tekanan 1,2 atm sebelum diumpankan ke absorber.
Kolom absorber menggunakan tiga packed bed dengan tipe isian raschig
rings dari bahan keramik sebagai tempat terjadinya pertukaran massa di
sepanjang kolom. Umpan absorber yang berupa campuran gas akan masuk
melalui bagian dasar kolom sedangkan air sebagai absorben akan masuk
melalui puncak kolom pada suhu 300C. Pendingin yang digunakan adalah
produk keluaran absorber yang sebelumnya didinginkan terlebih dahulu oleh
cooler.
Komponen O2 dan N2 dipisahkan dari reaktor pada absorber dengan
pelarut air dengan suhu masuk 30°C. Air masuk disemprotkan dari atas
absorber. Absorber bekerja berdasarkan sifat kelarutan dimana formaldehyde,
formic acid dan metanol akan larut dalam air sedangkan O2, N2, CO2, Ar, CO
tidak larut dalam air. Gas yang tidak terserap oleh absorber akan masuk ke gas
separator dan keluar pada suhu 500C dan tekanan 1 atm. O2 akan dialirkan
sebagai gas recycle sedangkan gas campuran lainnya akan dibuang sebagai off
gas.
Produk bawah dari absorber dialirkan menuju kondensor untuk
melakukan pendinginan hingga suhu 45°C, kemudian dipompa menuju
deionizer yang bertujuan untuk menyerap asam formiat. Produk keluaran dari
deionizer merupakan produk formaldehyde dengan kadar 37% yang kemudian
dipompakan menuju tangki penyimpan produk.
BAB III
KREASI PROSES

3.1. Langkah Proses Sintesa


3.1.1. Eliminate Differences in Molecular Type
Untuk pembuatan formaldehid, dibutuhkan data reaksi kimia.
Formaldehid sudah menjadi komoditas bahan kimia yang penjualannya
cukup tinggi, oleh karena itu reaksi kimia dalam pembuatannya sudah
cukup dikenal. Reaksi kimia yang terjadi meliputi reaksi utama dan
reaksi samping. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi oksidasi dan
bersifat eksotermis sehingga pengontrolan suhu sangatlah penting.

3.1.2. Distribute the Chemicals by Matching Sources and Sinks


Pada tahap 2, dipilih rasio perbandingan reaktan. Pada kasus ini
digunakan reaktan berlebih yaitu oksigen karena lebih aman dibanding
dengan metanol. Metanol yang terkandunng dalam udara campuran
berkisar antara 4%-9% volume. Kisaran ini untuk menjaga agar
pencampuran udara dan uap metanol tidak menimbulkan ledakan.
Penggunaan oksigen yang berlebih menjadi dasar pemilihan O2 keluaran
reaktor perlu direcycle kembali sebagai bahan baku.

3.1.3. Eliminate differences in Composition


Seperti yang dijelaskan di awal bahwa pembuatan formaldehid
terdiri dari reaksi utama dan reaksi samping. Oleh karena itu produk
keluaran reaktor perlu dipisahkan. Produk keluaran reaktor perlu berupa
campuran uap sehingga dipilih absorber sebagai pemisah campurannya
yang menghasilkan produk cair yang keluar dari dasar kolom terbawa
oleh absorben (air) dan produk yang tidak larut oleh absorber akan
keluar dari puncak absorber berupa gas. Produk keluaran berupa cairan
mengandung formaldehid dan asam formiat sehingga perlu dipisahkan
lebihh lanjut untuk mendapatkan asam formiat dengan kandungan yang
lebih murni, dalam kasus ini digunakan metode ion exchange. Produk
keluaran absorber berupa gas mengandung senyawa-senyawa berbahaya
yang terbentuk akibat reaksi samping seperti CO dan CO2 sehingga
perlu dipisahkan dari O2 yang hendak direcycle.

3.1.4. Eliminate Differences in Temperature, Pressure, and Phase


Setelah reaksi dan separasi telah ditentukan, aliran umpan dan
produk perlu perlu dipilih. Reaksi berjalan di reaktor pada suhu 270 0C
dan tekanan 1,4 atm. Sedangkan metanol berasal dari tangki
penyimpanan dengan suhu 300C dan tekanan 1 atm serta bahan baku
oksigen diambil dari udara sekitar pada suhu 300C dan tekanan 1 atm.
Sehingga, umpan membutuhkan perlakuan sebelum masuk ke reaktor
baik dalam merubah tekanan maupun suhunya. Produk keluaran reaktor
berupa fase gas. Sedangkan, penyimpanan dalam fase gas membutuhkan
volume ruang penyimpanan yang sangat besar sehingga perlu dilakukan
perlakuan agar penyimpanan dapat dilakukan dalam fase cair yaitu
dengan merubah suhu dan tekanan dari produk.

3.1.5. Task Integration


Pada tahap sebelumnya telah diketahui perlakuan apa saja yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan formaldehid mulai dari persiapan
bahan baku hingga penyimpanan produk. Pada tahap ini dipilih jenis alat
yang sesuai dengan keperluan perlakuan yang hendak dilakukan. Pada
kasus pembuatan formaldehid ini jenis alat yang dipilih dapat dilihat
pada gambar.

3.2 Neraca Massa dan Neraca Panas

Berikut arus massa (mass balance) yang diperoleh dari unit


pembuatan formladehid dari methanol dan air di atas:
Berikut arus panas (heat balance) yang diperoleh dari unit
pembuatan formaldehid di atas:
BAB IV
SIMULASI PROSES

Process Flow Diagram


DAFTAR PUSTAKA

McKetta, J. J. (1983). Encyclopedia of Chemical Processing and Design, volume 23.


New York: Executive Editor.
Othmer, Kirk. (1997). Encyclopedia of Chemical Technology, volume 11. New
York:Wiley
Yaws, C. L. (1999). Chemical Properties Handbook. Texas: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai