FORMALDEHYDE
Kelompok 6
Disusun Oleh :
Dithia Putri Andika (122018010)
Reza Ommami Olivia (122018015)
Ahmad Khasanudin (122018018)
Aryu Mulya Sari (122018037)
Dosen Pembimbing:
Dr. Eko Ariyanto, S.T., M.Chem.,Eng.
NIP/NIDN: 1671031706750003/0217067504
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Formaldehyde ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Formaldehyde............................................................................................................3
2.2 Kegunaan Formaldehyde.........................................................................................3
2.3 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk.......................................................................5
2.3.1. Bahan Baku Utama............................................................................................5
2.3.2. Bahan Baku Penunjang.....................................................................................7
2.3.3. Produk Utama....................................................................................................8
2.3.4. Produk Samping.................................................................................................9
2.4 Proses Produksi Formaldehyde.............................................................................9
2.4.1. Simulasi Proses Metal Oxide Catalyst..........................................................10
2.4.2. Simulasi Proses Silver Catalyst......................................................................11
2.4.3. Perbandingan Sifat Katalis.............................................................................12
2.4.4. Perbandingan pada Pabrik dengan Proses Metal Oxide Catalyst dan
Silver Catalyst.............................................................................................................13
2.5 Analisa Kapasitas Produksi Formaldehyde 2022..............................................14
2.5.1. Prediksi Kebutuhan Formaldehid di Indonesia.........................................14
2.5.2. Analisa Produksi pada Tahun 2022.............................................................15
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Maka dari itu pendirian pabrik formaldehid tepat dikarenakan di Indonesia
masih terdapat adanya impor dari negara lain. Diharapkan dengan pendirian
pabrik formaldehid dapat meningkatkan adanya ekspor produk formaldehid ke
negara lain.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang kegunaan Formaldehyde pada Industri .
2. Mampu menganalisa dan mengetahui proses produksi yang lebih baik,
serta dapat menggambarkan prosesnya.
3. Mampu menganalisa kapasitas produksi Formaldehyde pada tahun 2022.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Formaldehyde
Formaldehid merupakan senyawa dari gugus aldehid yang paling
sederhana. Biasanya dijual dalam bentuk larutan yang mengandung 37% berat gas
formaldehid dalam air dan mengandung 10-15% metanol yang ditambahkan untuk
mencegah polimerisasi. Larutan formaldehid juga terkenal sebagai formalin 100%
atau formalin 40.
Formaldehid mempunyai banyak kegunaan terutama untuk menghasilkan
resin bersama dengan urea, melamin, dan phenol, dan sebagai bahan intermediet
untuk sintesis senyawa kimia lainnya seperti 1,4 butanadiol, trimethylol propan,
neopentil glikol, penta erytrhitol, Nitrilo Triacetic Acid (NTA), EDTA (Ehtylen
Diamine Tetraacetic Acid), dan hexamethylen tetramin (Ullman's, 1988).
Penggunaan formaldehid secara langsung sebagai penghambat korosi, desinfektan,
bahan pengawet, elektroplating, juga digunakan dalam industri kosmetik (Ullman's,
1988). Selain itu turunan-turunan formaldehid banyak digunakan dalam industry
lain, seperti dimetilol dihidroksi etilen dalam industri tekstil untuk menghasilkan
kain tekan permanent, piridin untuk industri bahan kimia pertanian,
paraformaldehid untuk penghambat korosi, pencari hydrogen sulfide, dan biosida
dalam produksi minyak (Othmer dan kirk, 1994).
3
maupun bahan pembantu dalam berbagai industri, menjadikan formaldehid
memiliki nilai strategis dalam perkembangan dunia industri.
Beberapa sektor industri yang membutuhkan formaldehyde :
1. Industri Tekstil
Turunan formaldehida, n-Methylol digunakan sebagai bahan pembantu
untuk memproduksi tekstil yang tahan lipatan, sukar hancur dan tidak
mudah kusut.
2. Industri kertas
Formaldehida digunakan sebagai bahan pembantu untuk memproduksi
kertas yang tidak mudah kusut dan tahan terhadap minyak.
3. Industri minyak bumi
Formaldehida digunakan sebagai pemurni dan penyaring untuk bahan
bakar cair dan produk hidrokarbon lain.
4. Industri kesehatan dan farmasi
Formaldehyde digunakan sebagai bahan untuk mengurangi efek racun
yang disebabkan oleh virus, gigitan ular atau reptil lainnya.
Selain memenuhi kebutuhan industri, formaldehyde juga dibutuhkan oleh
beberapa sektor lainnya. Dalam bidang pertanian, senyawa ini digunakan sebagai
bahan pendukung dalam pembuatan pupuk urea. Dalam bidang medis,
formaldehida digunakan untuk pengeringan kulit.
4
3. Sebagai bahan pembuatan poliol (alkohol) yang dapat dimanfaatkan
sebagai resin alkyd, pelumas sintetis, pelapis, plastic, busa dan bahan
peledak.
4. Resin bahan pembuatan resin asetal yang dapat dimanfaatkan sebagai
plastik kinerja untuk suku cadang otomotif.
5. Sebagai bahan pembuatan tekstil untuk menghasilkan kain tekan
permanen dan kain tahan api, yang terbuat dari turunan formaldehid
seperti dimetelol dihidroksietilen.
6. Sebagai fungisida, cairan pembalseman, pengawet silase, dan disinfektan
yang terbuat dari turunan formaldeihid.
5
- Reaksi dehidrogenasi methanol
CH3OH(g) CH2O(g) + H2(g)
- Reaksi oksidasi methanol
CH3OH (g) + 1/2 O2 (g) CH2O (g) + H2O (g)
- Asam asetat dapat diproduksi secara langsung antara karbonmonoksida
dengan methanol menggunakan katalis rhodium atau kobalt.
CH3OH + CO CH3COOH
- Methanol dapat didehidrasi menggunakan katalis asam untuk menghasilkan
dimetil eter dan air.
2CH3OH CH3COOH
2. Oksigen (O2)
a. Sifat-sifat fisika O2 (Perry dkk, 1999):
- Berat molekul : 32 g/mol
- Bentuk : gas
- Titik didih : -183 oC
- Titik lebur : -218,4 oC
- Rumus molekul : O2
- Spesifik grafity : 1,14-188
- Solubility in water (25 oC) : 0,0283 (L/L)
b. Sifat-sifat kimia O2 (Kirk-Othmer, 1994):
- Oksigen bereaksi dengan semua elemen lain kecuali cahaya, gas helium
langka, neon, dan argon. Reaktan biasanya harus diaktifkan dengan
pemanasan sebelum reaksi berlangsung dengan laju yang cukup besar.
Untuk unsur-unsur tertentu, seperti rubidium dan cesium logam alkali,
energi aktivasi yang disediakan pada suhu kamar maka reaksi kimia
menjadi spontan setelah kontak.
- Tingkat oksidasi sebagian dikendalikan oleh area yang tersedia untuk
kontak oksigen, misalnya, tambalan besi berkarat jauh lebih cepat daripada
6
sepotong besi padat. Pada beberapa logam, seperti aluminium, lapisan
permukaan oksida melekat dan kontinu sehingga mencegah akses oksigen
lebih lanjut ke logam yang tidak teroksidasi. Namun, lembaran aluminium
yang terbagi halus atau tipis dapat meledak dalam oksigen cair.
- Reaksi oksidasi dalam pembuatan formaldehid
1/2 O2 (g) + CH3OH(g) CH2O(g) + H2O(g)
7
- Rumus molekul : MoO3
- Spesifik grafity : 4,5019,5
b. Sifat-sifat kimia MoO3 (Kirk-Othmer, 1994):
- Dalam kondisi tertentu molibdenum trioksida bereaksi dengan bromine
pentafluoride (BrF5), chlorine trifluoride (CIF3) dan zat pereduksi, misalnya
karbon / grafit, natrium , potasium, magnesium, dan litium.
8
2.3.4. Produk Samping
1. Air (H2O)
a. Sifat-sifat fisika H2O (Perry dkk, 1999):
- Berat molekul : 18,016 g/mol
- Bentuk : cairan
- Titik didih : 100 oC
- Titik lebur : 0 oC
- Rumus molekul : H2O
- Spesifik grafity : 1,004
b. Sifat-sifat kimia H2O (Kirk-Othmer, 1994):
- Karbon dioksida yang larut membentuk asam karbonat
CO2 + H2O H2CO3
- asam berdisosiasi untuk membentuk ion bikarbonat dan ion hidrogen
HCO3- CO32- + H+
9
2.4.1. Simulasi Proses Metal Oxide Catalyst
Gambar 1 menyajikan simulasi proses dengan katalis Molybdenum dan iron
oxide pada ASPEN PLUS. Model NRTL (Non-Random Two Liquids) digunakan
sebagai fluid package. Udara dan Metanol digunakan sebagai bahan awal. Metanol
dan udara pada awalnya dicampur dan dikirimkan ke pre-heater dimana suhu
campuran meningkat dari 27 OC menjadi 107 OC. Campuran tersebut menuju ke
reaktor. Reaktor tersebut adalah reaktor tipe Shell and Tube. Campuran reaksi
memasuki reaktor dalam sisi tabung berisi katalis pada 107 OC. Reaksi terjadi di
sini dan air serta formaldehida dihasilkan. Sisi shell mengandung DTH (Dowtherm
heat transfer media), yang digunakan untuk mengekstraksi panas berlebih dari
reaksi, yaitu reaksi eksotermis yang menghasilkan energi 159 KJ/mol. Titik didih
O
DTH sekitar 260 C sama dengan suhu di dalam reaktor, sehingga DTH
meninggalkan sisi shell reaktor sebagai uap. DTH menuju ke kondensor dimana
uap DTH mengembun kembali ke keadaan cair dan terakumulasi dalam tangki
DTH. Sesuai kebutuhan, DTH kembali masuk ke reaktor dan siklus berlanjut.
Campuran (produk dan reaktan yang tidak bereaksi) yang meninggalkan sisi tube
berada pada suhu 280 OC. Karena campuran ini berada pada suhu yang sangat
tinggi, maka panas dari campuran ini dapat dimanfaatkan. Campuran ini bergerak
ke sisi shell dari pre-heater untuk memanaskan campuran reaksi yang masuk.
Setelah pemanasan awal campuran yang masuk, ia meninggalkan sisi shell pre-
heater pada suhu 150 OC dan menuju ke kolom absorpsi dari sisi bawah. Air pada
suhu 37 OC disemprotkan dari atas kolom absorpsi. Jumlah air yang disemprotkan
sangat penting karena menghasilkan konsentrasi produk akhir yang diperlukan.
O
Formalin dikeluarkan dari bawah. Suhu produk yang keluar adalah 27 C.
Campuran reaksi yang tidak bereaksi yaitu CH3OH, O2, N2 dihilangkan sebagai gas
dari bagian atas kolom absorpsi pada suhu 23 OC.
10
Gambar 1. Simulasi Proses Metal Oxide Catalyst
11
Gambar 2. Simulasi Proses Silver Catalyst
12
2.4.4. Perbandingan pada Pabrik dengan Proses Metal Oxide Catalyst dan
Silver Catalyst
Dapat diamati dari hasil bahwa jumlah metanol yang digunakan sedikit
berbeda, tetapi jumlah udara bervariasi secara signifikan dalam kedua proses
tersebut. Di pabrik katalis molibdenum oksida, methanol digunakan pada
kecepatan 46,25 kmol / jam sedangkan itu digunakan pada kecepatan 49,9 kmol /
jam dalam pabrik katalis perak. Jumlah oksigen yang dikonsumsi pada pabrik
katalis perak adalah 27,56 kmol / jam sedangkan jumlahnya oksigen yang
dibutuhkan berada pada kecepatan 15,12 kmol / jam. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen yang lebih rendah di dalam pabrik katalis perak menurunkan biaya utilitas
serta mengurangi ukuran peralatan yang digunakan. Biaya modal dalam pabrik
katalis perak lebih besar karena adanya kolom distilasi tambahan namun ukuran
pabrik secara keseluruhan lebih kecil. Masa pengembalian modal pabrik katalis
perak adalah 2,8 tahun sedangkan pabrik katalis molybdenum membutuhkan 3,5
tahun. Masa pengembalian modal yang lebih pendek dalam pabrik katalis perak
disebabkan oleh biaya utilitas yang lebih rendah dalam proses produksinya.
Regenerasi perak katalis juga mungkin. Oleh karena itu, dari hasil tersebut kita
dapat melihat bahwa pabrik katalis perak memiliki biaya utilitas yang lebih rendah,
waktu pengembalian modal yang lebih pendek, kebutuhan oksigen yang lebih
rendah, dan ukuran yang ringkas dibandingkan molybdenum.
Kinerja dua katalis dipelajari secara bersamaan dan hasilnya dibandingkan.
Pabrik katalis molibdenum memiliki ukuran pabrik yang lebih besar, biaya utilitas
yang tinggi, tetapi biaya instalasi yang rendah.
Selain itu, ia memiliki konversi metanol menjadi produk yang lebih tinggi
yaitu 99%. Pada pabrik katalis perak hanya membutuhkan setengah jumlah udara
dibandingkan dengan proses berbasis molibdenum, sehingga memiliki ukuran
pabrik yang ringkas, biaya instalasinya tinggi, tetapi biaya utilitasnya rendah.
Selain itu, konversi metanolnya lebih sedikit dalam proses ini yaitu, 75–85%
13
dibandingkan dengan proses berbasis molibdenum. Berdasarkan studi banding dan
perhitungan, proses produksi formaldehida dengan katalis perak lebih baik
digunakan pada skala industri.
14
Import Formadehye pada tahun 2016-2020
4740
berat bersih (dalam ton) 5000
4000
3110
3000
2000
1000
1 1 2
0
2015.5 2016 2016.5 2017 2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5 2020 2020.5
hubungan antara tahun dengan Impor Formadehye
15
Setelah didapat prediksi kebutuhan di Indonesia pada tahun 2022 adalah
-2.811,2 ton/tahun yang mana menunjukkan bahwa Indonesia kemungkinan tidak
perlu mengimpor Formaldehyde pada tahun 2022. Untuk menentukan kapasitas
produksi yang tepat memerlukan Analisa yang lebih mendalam lagi. Mungkin bisa
untuk membangun pabrik Formaldehyde pada tahun 2022 dengan kapasitas kecil
misalnya 10.000 - 15.000 ton/tahun dimana jumlah tersebut setengah dari
kapasitas standar pabrik formaldehyde di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Formaldehid mempunyai banyak kegunaan terutama untuk menghasilkan
resin bersama dengan urea, melamin, dan phenol, dan sebagai bahan intermediet
untuk sintesis senyawa kimia lainnya seperti 1,4 butanadiol, trimethylol propan,
neopentil glikol, penta erytrhitol, Nitrilo Triacetic Acid (NTA), EDTA (Ehtylen
Diamine Tetraacetic Acid), dan hexamethylen tetramin (Ullman's, 1988).
Proses yang biasa digunakan dalam pembuatan formaldehid secara umum
ada 2, yaitu :
a. Proses Metal Oxide Catalyst
b. Proses Silver Catalyst
Dimana pada industri sering menggunakan Proses Silver Catalyst karena pada
pabrik Silver Catalyst hanya membutuhkan setengah jumlah udara dibandingkan
dengan Proses Metal Oxyde Catalyst, sehingga memiliki ukuran pabrik yang
ringkas, biaya instalasinya tinggi, tetapi biaya utilitasnya rendah. Selain itu,
16
konversi metanolnya lebih sedikit dalam proses ini yaitu, 75–85% dibandingkan
dengan Proses Metal Oxyde Catalyst.
Setelah di dapat hasil presiksi kebutuhan Formaldehyde di Indonesia pada
tahun 2022, pabrik Formaldehyde yang kemungkinan bisa dibangun berkapasitas
10.000 - 15.000 ton/tahun dimana jumlah tersebut setengah dari kapasitas standar pabrik
Formaldehyde di Indonesia.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya jika
makalah ini mendapat kritik yang membangun baik dari dosen pengajar maupun
para mahasiswa/i sekalian agar dalam penyusunannya makalah Sintesia dan
Simulasi Proses ini dapat lebih baik lagi.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Shakeel, Kamran, dkk. 2020. Performance Comparison of Industrially Produced
Formaldehyde Using Two Different Catalysts.
www.mdpi.com/journal/processes. Switzerland : MDPI.
Talaiekhozani, Amirreza, dkk. 2013. Formaldehyde from Production to Application.
https://www.researchgate.net/publication/259308870. Malaysia.
Ullman’s, 1988, Encyclopedia of Industrial Chemistry, vol.A11 Fibers 5.Synthetic
Inorganic to Formaldehyde, VCH Verlagsgesellschaft, Weinheim..
20