DISUSUN OLEH :
KELAS : 3 KIB
DOSEN PENGAJAR : Ir. Erwana Dewi, M.Eng.
MATA KULIAH : Proses Industri Kimia
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
Tahun 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Proses Pembuatan Formaldehida”.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah Proses Industri Kimia sebagai salah satu syarat memenuhi kontrak perkuliahan.
Makalah ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan judul diatas. Makalah ini juga
dilengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dari isi makalah kami.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan.. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan penulis terima dengan senang hati.
Dan kami pun berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………1
1.2. Tujuan Penulisan……………………………………………………2
1.3. Manfaat Penulisan…………………………………………………..2
1.4. Metode Penulisan…………………………………………………...2
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................3
2.1. Pengertian Formaldehida…………………………………………...3
2.2. Karakteristik Bahan dan Produk……………………………………3
2.2.1. Formaldehida……………………………………………………….3
2.2.2. Methanol……………………………………………………………3
2.2.3. Udara……………………………………………………………….4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................5
3.1. Kegunaan Formaldehida……………………………………………5
3.1.2. Daftar Kegunaan Formalin…………………………………………6
3.1.3. Penggunaan Formalin yang Salah…………….…………………....6
3.1.4. Pengaruh Terhadap Tubuh………………………………...…….....7
3.1.5. Pertolongan Pertama Bila Terjadi Keracunan Akut……….………7
BAB IV PROSES INDUSTRI FORMALDEHIDA…………………………….…8
4.1. Produksi Formaldehida…………………………..…………………8
4.2. Alat yang Digunakan dan Fungsinya……..…………………….....9
4.3. Uraian Proses………………………………………………………10
4.4. Neraca Massa………………………………………………………11
BAB V PENUTUP.................................................................................................13
5.1. Kesimpulan……………………………………………………..…13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2
kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman
tahun 1867.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa
larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang
'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit
sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung
beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan
formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.
2.2.1. Formaldehida
Berat molekul : 30,03 g/mol
Densitas : 1 kg·m−3, gas
Penampilan : gas tak berwarna
Titik lebur : -117 °C (156 K)
Titik didih : -117 °C (156 K)
Kelarutan : > 100 g/100 ml (20 °C)
2.2.2. Methanol
Berat Molekul : 32,04 gr/ml
Titik Leleh : - 97,80 C
Titik Didih : 64.70 C
Density : 0,788 pada 200 C
Kemurnian : 99, 8 %
Bentuk : Cair
Limit Beracun : 200ppm
Limit Ledakan : 6.0 vol% in air ( Lower )
36.5 vol% in air (Upper )
2.2.3. Udara
3
Terdiri dari N2 79% dan O2 21%
a) Nitrogen (N2)
Bentuk : Gas
Berat Molekul : 14,006 gr/mol
Titik Lebur : 63,15 K
Titik Didih : 77,36 K
Densitas : 1,251 g/L
Warna : Tidak berwarna
b) Oksigen (O2)
Berat Molekul : 32 gr/ml
Density : 1,429 gr/ml
Titik Leleh : - 218,80 C
Titik Didih : -1830 C
Grade : High Purity : 99.5%O2, 0.5%Ar
: low Purity : 90-95% O2, 4-5% Ar
BAB III
PEMBAHASAN
4
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam
bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya
mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem
untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam
produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan
dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida
menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen,
misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk
busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan
untuk produksi resin formaldehida.
Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk
produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk
membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena
difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana,
serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida
untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan
sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan
peledak.
Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna
merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak
mudah busuk.
Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak
mudah busuk.
Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi
dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet
beberapa hari dan tidak mudah basi.
6
iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata,
pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan.
Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum,
bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi
menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan napas
menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada
kematiannya.
Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan
terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang
normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan
terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang
dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang
menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang
digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap
makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.
BAB IV
PROSES INDUSTRI FORMALDEHIDA
7
4.1. Produksi Formaldehida
Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi
etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.
o Reaksi Oksidasi
CH3OH + ½ O2 HCOH + H2O H = -37 kcal
o Reaksi Pyrolisis
CH3OH HCOH + H2 ∆H = +19,8 Kcal
8
4.2. Alat yang Digunakan dan Fungsinya
Dalam melakukan proses pembuatan Formaldehid, diperlukan alat – alat
sebagai berikut :
o Methanol Evaporator
Alat ini dipergunakan untuk menguapkan Metanol menjadi fase uap
dengan bantuan udar panas.
o Catalytik reaktor
Tempat terjadi reaksi eksoterm dan endoterm dimana Ag atau perak
sebagai katalis di letakkan dalam reaktor berupa sebuk
o Scrubber
Alat ini dipergunakan sebagai tempat terjadinya penyerapan zat – zat
yang tidak diinginkan dengan media air yang disebut water scrubber.
o Alcohol Stripper
Alat ini dipergunakan sebagai tempat terjadinya pemisahan antara
formaldehid dan metanol yang tidak bereaksi dengan pemanas yaitu
steam.
9
Pada proses pembuatan formaldehid dengan menggunakan bahan baku metanol
dan udara, mula-mula udara yang mengandung O 2 dan N2 melalui kompresor pada
tekanan 0,2 atm, kemudian masuk ke Heater untuk dipanaskan. Selanjutnya udara
panas masuk kedalam Metanol Evaporator, Dimana udara panas mengubah metanol
cair menjadi uap panas. Didalam tangki metanol evaporator ini, kondisinya terus
terjaga agar rasio perbandingan antara metanol dan udara yaitu 30% - 50%.
Selanjutnya udara panas yang telah bercampur dengan uap dari metanol keluar
dari tangki. Setelah keluar dari tangki, sebelum masuk kedalam catalytic reactor uap
panas kembali didinginkan pada heat exchanger, selanjutnya dalam catalytik reaktor
terjadi reaksi eksoterm dan endoterem (pada reaksi a dan b). Katalis yang digunakan
adalah perak atau kasa tembaga. Katalis ini berfungsi untuk mempercepat reaksi
yang terjadi direaktor, dan reaksi berlangsung pada suhu 450-600ºC.
Reaksi utama
CH3OH + 0,5O2 CHOH + H2O
CH3OH CHOH + H2
11
S: 0,62819 0,4111 2,4968 1,2484 1,2484
KMOL KG KMOL KG
O2 1,0353 33,1296 - -
H2 - - 1,24840 2,49680
BAB V
PENUTUP
12
5.1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida
http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28393/4/Chapter%20I.pdf
14