Anda di halaman 1dari 12

ALAT PENGHARUM RUANGAN

TUGAS 1 Pemilihan Bahan & Peroses

Nama kelompok :

1.Muhammad Mizan (F1C021139)

2.M I rfan Hakim (F1C021126)

3.Teguh Wira Harnadi (F1C021146)

TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS MATARAM

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan khadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari laporan
ini adalah “Alat Pengharum Ruangan”.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pemilihan Bahan Dan Proses yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan tentang Alat Pengharum Ruangan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak SUTEJA ST.MT selaku dosen mata
kuliah Pemilihan Bahan dan Proses yang telah memberikan tugas sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehigga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan
ini.

MATARAM, 7 Desember 2023

Penulis

DAFTAR ISI

ii
JUDUL…………………………………………………………………….……i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….……ii

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………....1

1.1 Latar belakang…………………………………………………….….…


1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...


….....2

1.3 Maksud dan Tujuan………………………………………………….....2

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………….….....….2


BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………..……....3
2.1 Pengharum ruangan…………………………………………….…....…3
2.2 Jenis-jenis pengharum ruangan dan zat yang dikandung……….…...…3
2.3 Zat kimia yang tidak boleh ada dalam pengharum ruangan……..…….4
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………....…5
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………....…5
3.2 Langkah Pembuatan………………………………………………...….6
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………….8

KATA PENUTUP……………………………………………………….….......9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengharum ruangan dalam kehidupan sehari – hari sangatlah dibutuhkan, disamping


digunakan untuk menjaga agar ruangan tetap harum, pengharum ruangan juga dapat sebagai
aroma terapi. Segarnya aroma wewangian yang dihasilkan oleh pengharum ruangan tersebut
yang menjadi alasan digunakannya pengharum ruangan oleh masyarakat. Aroma memiliki
pengaruh psikologis pada penikmatnya. Pewangi selain mempengaruhi psikologi
penikmatnya juga dapat mempengaruhi perilaku manusia sehari – hari (Tavris dan Wade,
2008).

Pengharum ruangan yang beredar di masyarakat pada umumnya berbentuk gel, padat dan
cair. Bahan yang digunakan dalam membuat pengharum ruangan dibagi menjadi dua jenis
yaitu, pengharum sintetik dan pengharum alami. Pengharum sintetik memiliki wangi yang
lebih tajam, sedangkan pengharum alami memiliki wangi yang lebih lembut sehingga lebih
nyaman digunakan. Penggunaan pengharum sintetik yang terlalu tajam aromanya dapat
menimbulkan keluhan pusing dan kurang nyaman.

Beberapa analisa pasar menemukan sebesar 95% bahan kimia yang terkandung didalam
produk pewangi adalah bahan kimia sintetik dengan bahan dasar petroleum yang merupakan
turunan benzena, aldehid atau zat beracun lainnya. Salah satu organisasi di Amerika yang
menangani masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel
yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan klorofrom yang zat
tersebut juga terdapat pada pelembab pakaian dan p-diklorobenzena yang diketahui bersifat
karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi (Dewi, 2008).

Dimasa ini banyak pengharum ruangan yang berbasis elektronik, penggunaannya tidak
lagi disemprotkan secara manual namun sudah diatur secara otomatis dengan rangkaian
elektronik. Diindonesia banyak sekali alat pengharum ruangan yang dibuat untuk
mengharumkan ruangan, pengharum mobil dan masih banyak jenis pengharum lainnya.

1
Namun alat yang sudah diproduksi menggunakan baterai sebagai sumber daya dimana
mempunyai keterbatasan kapasitas daya (cepat habis).

Berbekal dengan latar belakang permasalahan diatas maka, penulis tertarik untuk
membuat laporan mengenai topik tersebut yang berjudul “Alat Pengharum ruangan”.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka diperlukan metode yang dapat
menyampaikan hasil yang cepat dan dapat diakses dimana dan kapan saja sesuai judul tersebut,
maka perumusan masalah ini yaitu:
1. Apa kualitas dan tampilan alat tersebut bagus.
2. Bagaimana cara pengaplikasian alat pengharum ruangan tersebut.
3. Apa alat tersebut cukup efektif dalam menyebarkan aroma pengharum.

1.3 Maksud dan Tujuan


Tujuan dalam perencanaan implementasi program ini sebagai syarat tugas akhir, Tujuan
yang ingin dicapai yaitu:
1. Membuat alat pengharum ruangan dengan menggunakan bahan sederhana.
2. Membuat kemampuan kerja alat yang tahan lama saat digunakan.
3. Kemampuan kerja alat yang efektif saat digunakan.

1.4 Manfaat penelitian


Adapun manfaat dari implementasi ini yaitu:
1. Dengan adanya alat ini, dapat menjadi inovasi – inovasi dalam memanfaatkan bahan –
bahan sederhana.
2. Dengan adanya hasil penelitian ini, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya
untuk mengembangkan alat tersebut.

2
BAB II

LANSASAN TEORI

2.1 Pengharum Ruangan


Pengharum adalah campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Zat pewangi tersebut dapat berasal dari minyak atrisi atau dibuat secara sintetis. Pengharum
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dapat memberikan kesenangan
hidup, mempengaruhi kejiwaan dan syaraf serta mewangikan bahan yang tidak berbau wangi.
Disamping itu pengharum berfungsi sebagai obat – obatan, misalnya sebagai obat penenang,
demam dan sebagai obat penolong dalam industri (Ketaren, 1985).

Gel pengharum ruangan akan mempunyai sinerasis yang rendah dan kekuatan gel yang
tinggi jika komponen pembentuk gel dan zat pembawa saling mendukung untuk
menghasilkan sifat fisik yang baik.

Pemakaian parfum yang mengandung senyawa organik / volatile organic compounds


(VOCs) yang berlebihan dalam gel pengharum ruangan tidak diperbolehkan karena
membahayakan kesehatan. Hal tersebut sesuai peraturan EPA (Environmental Protection
Agency), bahwa pemakaian maksimal VOCs dalam pengharum ruangan adalah 3% sehingga
para ahli parfum dan ahli kimia berusaha membuat formulasi gel dari pelarut air (Anggarwal
et al, 1998).

2.2 Jenis – jenis pengharum ruangan dan zat yang dikandung


Dipasaran ada berbagai jenis pengharum, ada yang padat (biasanya pewangi yang
diperuntukkan untuk toilet dan lemari), ada yang cair, gel, dan ada juga yang semprot.
Sementara penggunaannya ada yang diletakkan begitu saja, ditempatkan dibibir AC dan kipas
angin. Zat pewangi yang beredar dipasaran, yakni yang berbahan dasar air umumnya
memiliki kesetabilan aroma (wangi) relative singkat (sekitar 3-5 jam). Itulah mengapa
pewangi berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewangi berbahan
dasar minyak. Memang, pewangi berbahan dasar minyak lebih tahan lama sehingga harga
jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini biasanya menggunakan beberapa bahan
pelarut/cairan pembawa, diantarannya isoparafin, diehyl phthalate atau campurannya.

3
Sementara jenis pewangi yang disemprotkan umumnya mengandung iso-butene, n-butane,
propane dan campurannya. Untuk bentuk gel diserai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif
aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limone, benzyl asetat,
linalool.

2.3 Zat kimia yang tidak boleh ada dalam pengharum ruangan
Pada prinsipnya semua zat pewangi beresiko kesehatan, terutama mereka yang berada
pada kondisi rentan, seperti ibu hamil, bayi dan anak – anak, ataupun orang yang sangat
sensitive terhadap zat – zat pewangi. Sekitar 80% zat pewangi belum teruji keamanannya
terhadap manusia. Adapun pewangi yang sudah dilarang The fragrance Asosiation (IFRA)
diantaranya pewangi yang mengandung musk ambree, geranyl nitrile, dan 7 nethyl coumarin.
Sedangkan yang berbentuk gel dilarang bila mengandung zat – zat pengawet yang berbahaya
bagi kesehatan,seperti formaldehid dan methyl-chloroisothiozilimone (Viktor, 2008).

4
5BAB III
PEMBAHASAN

Dalam perencanaan implementasi tugas akhir ini, penulis akan membuat alat pengharum
ruangan dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana. Adapun alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat alat pengharum ruangan yaitu:

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alat pengharum ruangan yaitu:
a. Alat
1. Solder
Solder digunakan untuk menyambung rangkaian dari bahan – bahan yang digunakan
untuk membuat alat pengharum ruangan.
2. Ampals
Amplas digunakan untuk memotong tutup kaleng.
b. Bahan
1. Kaleng
Kaleng yang digunakan adalah kaleng bekas minuman sebagai wadah dari alat yang
akan dibuat.
2. Kipas Pendingin
Kipas pendingin yang digunakan DC 12 Volt, dengan ukuran 4x4 CM dengan ketebalan
1CM. Kipas pedimgin tersebut memiliki 2 buah kabel, untuk kabel yang warna hitam
negatif dan yang merah adalah positif.
3. Adaptor Cas
Adaptor cas yang digunakan adalah output dibawah 12 Volt, karena kipas pendingin
yang digunakan input nya sebesar 12 Volt. Untuk warna kabe dari adaptor cas ini yaitu
kabel warna hitam sebagai negatif dan yang merah sebagai positif.
4. Transistor TIP41C
Transistor TIP41C adalah jenis transistor NPN berdaya tinggi yang dapat digunakan
sebagai penguat tegangan atau arus listrik dan sirkuit switching.
5. Potensiometer

5
Potensiometer terdiri dari tiga buah terminal dan sebuah tuas yang dapat diputar untuk
mengatur besar resistansi.

Dalam bahan-bahan diatas, yang menjadi bahan utama dari alat tengharum ruangan tersebut
adalah kipas pendingin dan adaptoc cas. Namun untuk membuat kualitas dan tampilan dari alat
tersebut mempunyai nilai yang bagus, maka ditambahkan beberapa bahan pendukung.

Kipas pendingin yang digunakan berdimensi 4x4 cm dan tebal 1cm, dengan besar input dari
kipas pendingin tersebut sebesar 12V. Untuk adaptor cas yang digunakan harus mempunyai
output dibawah 12V, hal tersebut bertujuan agar nantinya ketika alat dinyalakan, kipas pendingin
tidak cepat panas dan menjadikan alat tersebut tahan lama. Untuk bahan pendukung yaitu
transistor dan potensiometer, fungsi transistor dalam rangkaian alat pengharum ruangan yaitu
sebagai penyetabil arus. Sedangkan untuk Potensiometer berfungsi untuk mengatur besar
kecilnya arus pada alat tersebut yang dimana, hal tersebut akan menentukan laju putaran dari
kipas pendingin.

Bahan pengharum ruangan yang dipakai adalah pengharum yang bertipe cair, yang dimana
cairan pengharum tersebut dimasukkan kedalam kaleng alat pengharum ruangan tersebut. Untuk
cara pengaplikasiannya yaitu dengan cara adaptor casnya dicolokkan, dan diatur laju kipas
pendingin menggunakan potensiometer.

Alat ini cukup efektif untuk menyebarkan aroma dari cairan tersebut karena memanfaatkan
fungsi kipas pendingin sebagai penyebarnya. Adapun langkah-langkah dalam membuat alat
tersebut sebagai berikut:

3.2 Langkah Pembuatan


Langkah – langkah dalam membuat alat pengharum ruangan :

6
Gambar 1.6 Transistor TIP41C & Potensiometer

1. Siapkan Transistor TIP41C dan Potensiometer yang akan disolder.


2. Cara penyolderannya yaitu dengan cara menyambungkan pin (2) transistor dengan pin (3)
potensiometer, dan menyambungkan pin (1) transistor dengan pin (2) potensiometer.
3. Untuk kipas pendingin kabel negatifnya di jumper dengan kabel negatif adaptor cas.
4. Sambungkan kabel kipas pendingin dan adaptor cas yang telah di jumper dengan pin (1)
potensiometer.
5. Untuk kabel positif dari kipas pendinginnya disambung dengan pin (3) transistor.
6. Untuk kabel positif dari adaptor cas disambungkan dengan pin (2) transistor yang telah
disambung dengan pin (3) potensiometer.
7. Siapkan kaleng bekas minuman yang telah dipotong tutupnya menggunakan amplas.
8. Buat lubang pada bagian samping kaleng untuk nantinya dipasang potensiometer.
9. Untuk tampilan kaleng menjadi lebih bagus, kita cat menggunakan pilok.
10. Pasang potensiometer pada kaleng yang telah dilubangi.
11. Pasang kipas pendingin pada ujung kaleng yang telah dipotong tutupnya dengan
menggunakan lem bakar.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dalam alat pengharum ruangan tersebut digunakan kipas pendingin sebagai fungsi
untuk menyebarkan aroma dari cairan pengharum

B. Saran

Penggunaan alat pengharum ruangan tersebut sebaiknya tidak terlalu lama karna akan
membuat aroma dari cairan pengharum menjadi sangat pekat

8
KATA PENUTUP

Dengan selesainya makalah ini, semoga dapat menjadi manfaat dan menambah
wawasan pada kita semua.

Demikian kata penutup dari saya, apabila ada kesalahan dalam penulisan
mohon dimaklumi. Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai