Hitungan Yor Bosqu PDF
Hitungan Yor Bosqu PDF
PELABUHAN PONTIANAK
Abstrak
Pelabuhan Pontianak sebagai gerbang perekonomian di Propinsi Kalimantan Barat
mempunyai dermaga dan terminal untuk kegiatan kapal peti kemas atau biasa yang disebut
dengan Terminal Peti Kemas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas
Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak berdasarkan jumlah peralatan, jumlah
pergerakan barang dan peti kemas, waktu bongkar muat peti kemas dan manajemen di
pelabuhan terkait. Dari jumlah peralatan bongkar muat yang tersedia sekarang, Pelabuhan
Pontianak masih sanggup untuk melayani arus pergerakan barang hingga 10 tahun kedepan
berdasarkan proyeksi yang dilakukan dengan metode regresi. Sedangkan dari waktu
bongkar muat dan manajemen pelabuhan, hal ini berkaitan dengan tingkat pemanfaatan
lapangan penumpukan (Yeild Occupancy Ratio/ YOR). Pada analisis tahun 2015, nilai YOR
di Pelabuhan Pontianak mencapai angka 92,37%, sedangkan pada analisis nilai YOR untuk
10 tahun mendatang, yakni pada tahun 2025 nilai YOR di Pelabuhan Pontianak mencapai
angka 146,843 % dimana kapasitasnya sudah tidak mencukupi (overload).
2
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah penelitian untuk fokus dan
langkah-langkah yang dilakukan mendapatkan hasil yang baik. Dalam
untuk mencapai tujuan penelitian. penelitian ini, metodologi penelitian
Sehingga dengan adanya suatu disusun dalam skema diagram alir
metodologi/perencanaan penelitian penelitian di bawah ini:
ini dapat mengarahkan suatu
3
Kalimantan Barat dengan luas 5. HASIL DAN ANALISIS
wilayah ± 146.807 Km². Pelabuhan 5.1 Sistem Penanganan Bongkar
ini memiliki 2 (dua) lahan terpisah Muat Terminal Peti Kemas
yaitu Pelabuhan Dwikora/ Pontianak Untuk kinerja Terminal Peti
(kota) dan Pelabuhan Pangkalan Kemas Pelabuhan Pontianak yang
Nipah Kuning, yang keduanya optimal, maka dibutuhkan
terpisah sejarak + 5 km terletak di ketersediaan fasilitas yang memadai,
Sungai Kapuas Kecil dan termasuk salah satunya ketersedian dan
dalam wilayah Kota Pontianak, kapasitas alat-alat yang digunakan
Provinsi Kalimantan Barat. dalam proses bongkar muat peti
Pelabuhan Pontianak berperan kemas. Fasilitas yang ada sangat
penting dalam pengangkutan, baik menentukan cepat atau lamanya
penumpang maupun barang yang pelayanan barang, termasuk juga
menggunakan angkutan laut sebagai fasilitas yang dimiliki oleh kapal
sarana transportasi serta pengangkut, misalnya kapal yang
menghubungkan area seluas 146,8 mempunyai crane tersendiri dapat
ribu km2 di Provinsi Kalimantan menunjang proses bongkar muat
Barat. Wilayah yang luasnya menjadi lebih cepat.
sebanding dengan pulau Jawa Dari penjelasan tahapan
ditambah pulau Madura ini antara lain bongkar muat, maka dapat diketahui
meliputi Pontianak, Sintete, Sambas, bahwa dalam dalam proses bongkar
Sintang, Sanggau, Kapuas, Hulu, muat diperlukan peralatan-peralatan
Telok Air, Ketapang dan untuk menunjang kegiatan bongkar
Singkawang. Terdapat 2 kawasan muat tersebut. Oleh karena itu,
pelabuhan dibawah naungan PT. penting untuk mengetahui bagaimana
(Persero) Pelabuhan Indonesia II kinerja dan kapasitas dari peralatan
cabang Pontianak yakni : Pelabuhan yang digunakan. Untuk itu, dari tabel
Sintete dan Pelabuhan Ketapang. di bawah menunjukkan waktu yang
Sebagai penunjang untuk dibutuhkan masing-masing untuk
kelancaran arus pergerakan baik melayani satu peti kemas, sehingga
penumpang maupun barang, nantinya dapat diketahui berapa
Pelabuhan Pontianak dalam hal ini banyak peti kemas yang dapat
yang dikelola oleh PT. (Persero) diangkut dari kapal ke lapangan
Pelabuhan Indonesia II Cabang penumpukan atau sebaliknya.
Pontianak menyediakan sarana dan
prasarana, antara lain berupa alur dan
kolam pelabuhan, tambatan/dermaga,
gudang penyimpanan, lapangan
penumpukan, alat apung dan navigasi,
dan peralatan bongkar muat.
4
Tabel 1. Waktu Penanganan Peralatan per Satu Peti Kemas (dalam detik)
5
5.2 Proyeksi Arus Peti Kemas Tabel 3. Proyeksi Arus Peti Kemas di
Pelabuhan Pontianak Pelabuhan Pontianak
Dalam melakukan metode
analisis regresi ini, digunakan
program aplikasi Microsoft Excel,
dengan memperhatikan data pada
tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu,
dari data arus pergerakan barang peti
kemas yang sudah ada, diproyeksikan
melalui regresi linier sederhana. Dari
data arus peti kemas yang sudah ada,
kemudian dibuat grafik yang
diproyeksikan untuk mendapatkan
persamaan eksponensial seperti pada
gambar 2 berikut:
6
5.3 Tingkat Pemanfaatan 𝑇 . 𝐷 . 𝐴 𝑇𝐸𝑈
𝐴=
Lapangan Penumpukan Peti 365 − (1 − 𝐵𝑆)
Kemas
Tingkat pemanfaatan/ 224746 . 6 . 10
𝐴=
pemakaian lapangan penumpukan 365 − (1 − 0,4)
peti kemas (container yard occupancy
ratio/ yard occupancy ratio) CYOR / 𝐴 = 61574,25 𝑚2
YOR merupakan perbandingan
jumlah pemakaian lapangan
penumpukan peti kemas yang
Jadi, dari luas lapangan yang
dihitung 1 TEU per tahun atau per m2
ada saat ini sebesar 66655 m2 masih
per tahun dengan kapasitas
mencukupi kebutuhan lapangan
penumpukan yang tersedia.
penumpukan peti kemas pada tahun
Untuk menghitung tingkat
2014 sebesar 61574,25 m2.
pemanfaatan lapangan peti kemas/
Sehingga, dari perhitungan di
YOR di Pelabuhan Pontianak pada
atas untuk mengetahui tingkat
tahun 2015, maka perlu diketahui
pemanfaatan lapangan penumpukan
dulu kebutuhan luas lapangan
peti kemas pada tahun 2015 adalah
penumpukan pada tahun tersebut.
sebagai berikut:
Berdasarkan data dari PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia II Cabang kapasitas yang terpakai
Pontianak, kondisi di Pelabuhan YOR= x 100%
Pontianak diketahui: kapasitas yang tersedia
61574,25 m2
Data arus barang berupa peti YOR= x 100% = 92,37 %
kemas (T) tahun 2015 = 66655 m2
224746 TEUs
Rata-rata lamanya peti kemas
di tumpuk (D : dwelling time) Nilai YOR sebesar 92,37% di
: 6 hari Pelabuhan Pontianak berdasarkan
Jumlah tumpukan peti kemas Standar Kinerja Pelayanan
(ATEU) : 3 susun (dengan Operasional Pelabuhan Direktur
menggunakan RTG) maka Jenderal Perhubungan Laut
nilai ATEU berdasarkan tabel dinyatakan kurang baik kinerjanya,
adalah sebesar 10 m2/TEU karena pencapaiannya di atas 10%
Nilai broken stowage (BS) dari standar kinerja pelayanan
antara 25% - 50 %, operasional yang telah ditetapkan
diasumsikan 40% sebesar 65%.
7
5.4 Proyeksi Arus Pergerakan tahun yang akan datang. Untuk
Barang Berupa Peti Kemas persamaan eksponensialnya didapat y
Pelabuhan Pontianak = 2E – 52e0,0651x, dimana x adalah
Dalam perkembangannya, tahun proyeksi. Dari fungsi
kemasan dalam bentuk peti kemas persamaan ekponesial di atas didapat
semakin digemari oleh para pelaku hasil proyeksi yang ditunjukkan pada
usaha untuk pengiriman barang. Hal tabel 4 berikut:
tersebut menjadi potensi tersendiri di
Pelabuhan Pontianak bahwa bongkar‐ Tabel 4. Proyeksi Arus Barang di
muat kargo yang semula dikemas Pelabuhan Pontianak
sebagai General Cargo dan Bag
Cargo akan bergeser menjadi kargo
yang dimasukkan ke dalam peti
kemas pada masa yang akan datang.
Dengan demikian jumlah bongkar
muat peti kemas di Pelabuhan
Pontianak akan terus meningkat dari
waktu ke waktu. Oleh karena itu, dari
data arus pergerakan barang yang
berbentuk peti kemas diproyeksikan
dalam grafik di bawah untuk
mendapatkan persamaan
eksponensialnya.
8
Tabel 5. Perhitungan Yeild Occupancy Ratio (YOR) Tahun Proyeksi di Pelabuhan
Pontianak
9
hari menjadi hanya 3 (tiga) masing-masing untuk mengetahui
hari. perubahan dari nilai CYOR / YOR
c. Skenario 3 : (container yard occupancy ratio/ yard
menggabungkan skenario 1 occupancy ratio), terutama pada
dan skenario 2. tahun-tahun proyeksi. Perhitungan
disajikan dalam bentuk tabel dan
Dari skenario-skenario grafik sebagai berikut:
tersebut, dilakukan perhitungan
10
Tabel 7. Perhitungan Nilai YOR Pelabuhan Pontianak Berdasarkan Skenario 2
11
Tabel 8. Perhitungan Nilai YOR Pelabuhan Pontianak Berdasarkan Skenario 3
12
5.6 Rencana Pengembangan kedalaman alur dan kolam yang
Pelabuhan Pontianak mampu dilewati kapal-kapal
Untuk meningkatkan bertonase besar.
produktifitas dan kinerja di Pelabuhan
Pontianak di tahun-tahun mendatang,
diperlukan perencanaan penataan 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Pelabuhan Pontianak. Program 6.1 Kesimpulan
perencanaan penaatan Pelabuhan a. Kapasitas kinerja dari suatu
Pontianak yang ditetapkan dalam dua pelabuhan dapat diukur dari
tahapan, yakni: beberapa hal, antara lain
berdasarkan jumlah peralatan,
a. Program perencanaan jumlah pergerakan barang dan
penataan jangka pendek ( peti kemas, waktu bongkar
Tahun 2012-2017) muat peti kemas dan
b. Program perencanaan manajemen di pelabuhan
penataan jangka menengah terkait.
(Tahun 2018-2023) b. Kinerja kapasitas/ produktifitas
masing-masing peralatan
Program perencanaan penataan bongkar muat yang ada di
di Pelabuhan Pontianak lebih fokus Pelabuhan Pontianak
pada optimalisasi lapangan berdasarkan kondisi dan
penumpukan, oleh karena itu jumlah alat yang ada saat ini
dilakukan perluasan lapangan (kondisi eksisting), yakni
penumpukan yang akan dilakukan berupa 3 unit quay gantry
yaitu pengembangan lahan ex. crane, 2 unit gantry jib crane, 4
Sawmill untuk jangka pendek dan unit reach stacker, 8 unit rail
pengembangan lahan sampai ex. Depo mounted gantry crane, 4 unit
Potensi untuk jangka menengah. side loader, dan 21 unit head
Dilakukan pula rencana truck+chassis, dari jumlah
pengembangan Pelabuhan Pontianak peralatan tersebut masih
meliputi pembangunan pelabuhan di mampu melayani arus
lokasi yang baru, penataan serta pergerakan peti kemas
optimalisasi Pelabuhan Pontianak. sebanyak 188.493 TEUs pada
Pengembangan pelabuhan baru tahun 2015 dan masih mampu
dimaksud direncanakan berada di melayani arus pergerakan peti
lokasi Pantai Kijing Sungai Kunyit kemas hingga 10 tahun
Mempawah dan/atau di wilayah mendatang yakni pada tahun
Jungkat. Hal ini dikarenakan tidak 2025 sebanyak 257.456 TEUs.
memungkinnya Pelabuhan Pontianak c. Tingkat pemanfaatan/
menampung pertumbuhan arus pemakaian lapangan
barang di tahun-tahun mendatang. penumpukan peti kemas pada
Selain itu, juga untuk mendapatkan tahun 2015, nilai YOR di
13
Pelabuhan Pontianak mencapai Dan dari ketiga skenario tersebut
angka 92,37% dimana penulis menyarankan bahwa
berdasarkan Standar Kinerja langkah yang paling efektif adalah
Pelayanan Operasional pada skenario 2. Karena selain
Pelabuhan Direktur Jenderal kinerja lapangan penumpukan
Perhubungan Laut dinyatakan yang diperoleh baik kinerjanya
kurang baik kinerjanya, karena secara keseluruhan (dimana pada
pencapaiannya di atas 10% dari tahun 2025 nilai YOR yang
standar kinerja pelayanan didapat sebesar 73,42%) juga lebih
operasional yang telah tepat juga diterapkan pada kondisi
ditetapkan sebesar 65%. eksisting. Dimana selain tidak
d. Sedangkan pada analisis nilai perlu menambah luas lapangan
YOR untuk 10 tahun penumpukan yang sudah ada, juga
mendatang, yakni pada tahun dari segi kapasitas alat yang ada
2025 nilai YOR di Pelabuhan sudah cukup memenuhi. Hanya
Pontianak mencapai angka perlu mengubah pola manajemen
146,843 % dimana yang ada di Pelabuhan Pontianak
kapasitasnya sudah tidak saat ini, yang berkaitan dengan
mencukupi (overload). Untuk dwelling time, misalnya terkait
itu, penulis memberikan dengan perizinan, pengurusan
beberapa skenario perbaikan dokumen, dan lain-lain.
agar dapat menekan nilai YOR,
antara lain:
Skenario 1 : mengubah 6.2 Saran
jumlah tumpukan peti a. Prosedur bongkar muat barang
kemas di lapangan disarankan untuk dilakukan
penumpukan dari 3 susun pada suatu area yang khusus
menjadi 4 susun agar agar tidak terhambat oleh
jumlah pemakaian aktifitas-aktifitas pelabuhan
lapangan lebih optimal. yang lain.
Skenario 2 : menekan b. Terminal Peti Kemas di
jumlah hari bongkar muat Pelabuhan Pontianak ini masih
(dwelling time) pada memerlukan penataan lebih
lapangan penumpukan lanjut, khususnya mengenai
peti kemas Pelabuhan luas lapangan penumpukan
Pontianak dari yang maupun penataan lapangan
semula 6 (enam) hari penumpukan yang sudah ada
menjadi hanya 3 (tiga) agar lebih dimaksimalkan
hari. penggunaannya. Lapangan
Skenario 3 : disarankan diatur dan
menggabungkan skenario dipisahkan antara peti kemas-
1 dan skenario 2 peti kemas dengan muatan
(berisi) dan dengan peti kemas-
peti kemas yang kosong.
14
c. Pengembangan dan Situmorang, A.M.M., dan Buchari, E.
pembangunan pelabuhan 2015. Analisis Kapasitas
dilokasi yang baru harus Terminal Peti Kemas
didukung oleh infrastruktur Pelabuhan Boom Baru
jalan untuk mengakomodasi Palembang. Bandar Lampung:
arus keluar masuk barang dari The 18th FSTPT International
pelabuhan ke daerah Symposium Universitas Negeri
hinterland. Lampung.
15