Nama kerajaan ini berubah-ubah ketika ibu kotanya pindah. Waktu ibu
kota kerajaan Banjar berlokasi di Banjarmasin, kesultanan ini dikenal
dengan nama Kesultanan Banjarmasin.
Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Daha yang
merupakan kerajaanHindu. Ibu kota kerajaan Daha terletak di kota
Negara, yang sekarang merupakan ibu kota dari kecamatan Daha
Selatan, Hulu Sungai Selatan
.
SEJARAH KERAJAAN BANJAR
Berdasarkan mitologi dari suku Maanyan (suku tertua di Kalimantan
Selatan), kerajaanpertama di Kalimantan bagian selatan merupakan
Kerajaan Nan Sarunai yang diperkirakan daerah kekuasaannya
terhampar luas mulai dari daerah Tabalong hingga ke daerah Pasir.
Keberadaan mitologi Maanyan yang menceritakan mengenai masa-masa
kejayaan dari Kerajaan Nan Sarunai, sebuah kerajaan kuno yang
dulunya menyatukan etnis Maanyan di daerah ini dan telah mengadakan
hubungan dengan pulau Madagaskar.
Raden Samudera sebagai pihak yang kalah lalu melarikan diri dan
bersembunyi di daerah muara sungai barito. Dia dilindungi oleh
sekelompok orang melayu yang berdiam di wilayah itu. Kampung orang
melayu itu disebut dengan nama kampung oloh masih yang berarti
kampung orang melayu pimpinan Pati Masih. Lambat laun kampung ini
mulai berkembang menjadi kota banjarmasih karena ramainya
perdagangan di tempat ini dan banyaknya pedagang yang menetap.
Raden Samudera lalu menjadikan Islam sebagai agama resmi negara dan
rakyatnya memeluk agama Islam. Raden Samudra lalu bergelar Sultan
Suriansyah yang menjadi raja pertama dari kerajaan Banjar.
1545 – 1570
Sultan Rahmatullah
1570 – 1595
Sultan Hidayatullah
1595 – 1620
Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai
Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke
Kayutangi, Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang
Belanda pada Tahun 1612
1620 – 1637
Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah
1637 – 1642
Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah
1642 – 1660
Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak
Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa
1660 – 1663
Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian
Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan
memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin=
1663 – 1679
Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat
pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung
1679 – 1700
Sultan Tahlilullah berkuasa
1700 – 1734
Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning
1734 – 1759
Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah
1759 – 1761
Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah
1761 – 1801
Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin
yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan
Tahmidullah
1801 – 1825
Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah
1825 – 1857
Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman
1857 – 1859
Pangeran Tamjidillah
1859 – 1862
Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul
Mu’mina
1862 – 1905
Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan
Banjar