Anda di halaman 1dari 2

Nama: Tubagus Shihab Nur.

NIM:201610350311099

Jurusan: Peternakan 2-c

DETEKSI KEBUNTINGAN TERNAK DENGN AIR AKI


Deteksi kebuntingan dini pada ternak sangat penting bagi sebuah manajemen reproduksi
sebagaimana ditinjau dari segi ekonomi. Mengetahui bahwa ternaknya bunting atau tidak
mempunyai nilai ekonomis yang perlu dipertimbangkan sebagai hal penting bagi manajemen
reproduksi yang harus diterapkan. Pemilihan metoda tergantung pada spesies, umur kebuningan,
biaya, ketepatan dan kecepatan diagnosa. Secara umum, diagnose kebuntingan dini diperlukan
dalam. Deteksi kebuntingan dini pada ternak sangat penting bagi sebuah manajemen reproduksi
sebagaimana ditinjau dari segi ekonomi. Mengetahui bahwa ternaknya bunting atau tidak
mempunyai nilai ekonomis yang perlu dipertimbangkan sebagai hal penting bagian majemen
manajemen reproduksi yang harus diterapkan.

Bereproduksi adalah satu ciri makhluk hidup, dengannya makhluk hidup mampu
mempertahankan kelestarian dan menurunkan sifat keturunan. Reproduksi seksual ditandai dengan
bertemunya ovum dan sperma sehingga berkembang menjadi zigot yang selanjutnya menajdi embrio.
Pada hewan keadaan dimana anak sedang berkembang di dalam uterus hewan betina disebut
kebuntinagn. Periode kebuntingan melalui beberapa tahapan. Pertama, tahap ovum (ovum bertemu
dengan sperma) dimulai dari fertilisasi sampai implantasi. Kedua, tahap embrio adalah terbentuknya
embrio pada uterus dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya pembentukan alat-alat tubuh bagian
dalam. Ketiga, foetus atau anakan adalah embrio berkembang menjadi foetus, dimulai terbentuknya alat-
alat tubuh bagian dalam, terbentuknya extremitas sampai lahir. Hormon yang berpengaruh pada masa
kebuntingan adalah hormon gonadotropin yang terdiri atas hormon Follicel Stimulating Hormone (FSH),
Luteinising Hormone (LH), dan Luteotropic Hormone (LTH). Ketiga hormon tersebut disekresikan oleh
hormon pituari. Selama kebuningan, konseptus menekan regresi corpus luteum (CL) dan mencegah
hewan kembali estrus. Oleh sebab itu, apabila hewan tidak kembali estrus setelah perkawinan maka
diasumsikan bunting. Pada sapi dan kerbau, ketidak hadiran estrus setelah perkawinan digunakan
secara luas oleh peternak dan sentra-sentra IB sebagai indikator terjadinya kebuntingan, tetapi
ketepatan metoda ini tergantung dari ketepatan deteksi estrusnya. Pada kerbau, penggunaan metode
NR ini tidak dapat dipercaya karena sulitnya mendeteksi estrus. Pemilihan metoda tergantung pada
spesies, umur kebuntingan, biaya, ketepatan dan kecepatan diagnosa.

Pemeriksaan kebuntingan dengan Air aki keras (acu zuur) merupakan adaptasi dan
modifikasi dari pemeriksaan kebuntingan. Kandungan utama urine adalah Nitrogen (N) :1,4
hingga 2,2%, fosfor (p) :0,6 hingga 0,7 ,dan kalium (k) 1,6 hingga 2,1%. Dasar teori dari
pemeriksaan ini adalah berpegang pada pembakaran hormone progesterone yang terkandung
dalam air seni (urine) oleh asam sulfat yang ada pada air laut. Dengan alat alat sederhana kita
bisa mengece kebuntingan terna dengan sederhana dan tida harus meraba pada kebuntingan terna
, taruh gelas kaca yang bening diatas sehelai kertas putih dan tampunglah urine yang segar saat
kencing berlangsung dalam wadah yang steril. Mudah saja merangsa kencing ternak sapi yaitu
dengan menyiram punggungnya dengan air dan tunggu beberapa saat. Merasang kencing
kambing juga sangat mudah yaitu dengan membekep mulut ternak sampai meronta dan tunggu
beberapa saat. Setelah urine keluar dari terna ambil 2cc urine tersebut dan masukan dalam gelas
yang bening , kemudian aduk merata dengan adukan yang steril. Tambahkan cairan aki sebanyak
1cc dan aduk sampai merata dan kemudian tunggu 5-10 menit .

Sapi/kambing/domba dinyatakan positing bunting jika warna berubah menjadi agak


keunguan yang memancarkan sinar mengkilap. Pasti nya berfikir mengapa tida mengunaan
tespek manusia saja. Tentu saja berbeda arena kandungan dalam urine pada manusia berbed
dengan hewan ternak.

Anda mungkin juga menyukai