Tanpa kita sadari dalam kehidupan keluarga tidak jarang para suami
melakukan tindakan yang digolongkan sebagai bentuk kedurhakaan. Sama
halnya dengan kedurhakaan istri, suami yang durhaka juga akan
mendapatkan murka Allah. Apa saja bentuk tindakan suami yang duhaka
kepada istri? Berikut ringkasannya.
Ada lagi suami yang hanya sebatas memberikan uang belanja dan uang
sekolah saja. Menjadikam kekurangan uang belanja sebagai tanggungjawab
istri sendiri, padahal istri harus susah payah membagi untuk berbagai
keperluan.
Hadist ini menerangkan bahwa istri yang diberi nafkah tidak sesuai dengan
kebutuhannya padahal mempunyai harta yang cukup maka diperbolehkan
mengambil sendiri harta itu tanpa sepengetahuan suaminya sekadar untuk
memenuhi kebutuhannya dan anaknya secara wajar.
3. Tidak Memberi Tempat Tinggal Yang Aman
“Tempatkanlah mereka (para istri) di tempat kalian bertempat tinggal
menurut kemampuan kalian dan janganlah menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka (istri yang di thalaq) itu sedang
hamil,berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan…”
(QS.Ath-Thalaaq(65):6)
Jika mantan istrinya yang masih dalam masa iddah saja harus mendapatkan
hak nafkan dan tempat tinggal yang baik,maka lebih utama dan lebih wajib
lagi bagi istri sahnya untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari
pada itu.
“jika kalian menceraikan istri istri kalian sebelum kalian bercampur dengan
mereka, padahal kalian sudah menentukan maharnya, bayarlah separuh dari
mahar yang telah kalian tentukan itu, kecuali jika istri istri kalian itu telah
memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah.
Pemberian maaf kalian itu adalah lebih dekat kepada taqwa. Janganlah kalian
melupakan kebaikan antara sesama kalian. sesungguhnya Allah maha
melihat apa yang kalian kerjakan.”
Dari anas ra, Nabi saw bersabda: "jika seseorang diantara kalian
bersenggama dengan istrinya,hendaklah ia melakukannya dengan penuh
kesungguhan. Selanjutnya, bila ia telah menyelesaikan kebutuhannya
(mendapat kepuasan) sebelum istrinya mendapatkan kepuasan, janganlah ia
buru buru sampai istrinya menemukan kepuasan." (HR.’Abdur Razzaq dan
Abu Ya’la, Jami’ Kabir II/19/1233).
Ayat tersebut memberi ketentuan untuk melindungi istri dari tuduhan suami.
Karena tuduhan itu dapat merusak kehormatan dan harga diri istri. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengaturan ketat agar suami tidak sembarangan
menuduh istrinya berzina tanpa bukti yang dipertanggung jawabkan
menurut syariat Islam.
9. Memeras Istri
Biasanya hal ini terjadi jika rumah tangga diambang perceraian. Suami tidak
segan-segan memeras istri demi mendapatkan seluruh harta goni-gini.
Tindakan ini juga dilakukan dengan beberapa motif berikut Suami ingin
menikah lagi, jadi membuat tipu daya agar istri tidak tahan lalu minta cerai,
atau Suami ingin hidup enak tanpa bekerja keras
;…dan janganlah kalian menerukan ikatan pernikahan dengan mereka (istri-
istri) guna menyusahkan mereka. Barang siapa berbuat demikian, maka
sungguh dia telah menganiaya dirinya sendiri…” (QS.Al-Baqarah (2):231)