Anda di halaman 1dari 6

TUGAS IX

PENDIDIKAN AGAMA
PEMBINAAN KELUARGA DALAM ISLAM

DOSEN PEMBIMBING
Dra. Murniyetti, M.Ag

OLEH:
Alfissa Indah Putri
NIM:20061048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Konsep Perkawinan Dalam Islam , Hukum, Rukun Dan Syaratnya
Pada dasarnya konsep perkawinan dalam islam menurut pengertianya adalah suatu
ikatan lahir dan batin di antara seorang laki laki dan perempuan yang mrnjalin halalnya
sebagai suami istri unntuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan mendapatkan
keturunan yang sah dan dilangsungkan menurut ketentuan ketentuan syariat islam.firman
allah dalam surat an-nisa[4]:3. Dengan demikian pembekalan terhadap para remaja, pemuda
dan pemudi kususnya mahasiswa yang sudah mendekati usia pernikahan untuk
mempersiapkan diri dalam menempuh kehidupan berkeluarga sangat penting dilakukan. Para
pemuda dan pemudi, mahasiswa, perlu diberi pengetahuan tentang pentingnya keluarga,
bagaimana memilih jodoh, tanggungjawab suami dan istri dalam rumah tangga, mendidik
anak secara bijak dan hal-hal lain perlu untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah
warahmah demi terwujudnya masyarakat madani. Agar tidak terjadi nya hal hal yang tidak
diinginkan di dalam keluarga
1. Hukum perkawinan dakam islam :
Hukum perkawinan dalam islam ada 5 yaitu mubah,sunah,wajib,makruh dan haram yang
masing masingnya dijelaskan yaitu:
a) Mubah, ini merupakan hukum asal bagi seseorang yang akan melakukan pernikahan.
Artinya, setiap orang yang telah memenuhi syarat pernikahan, maka mubah atau
boleh atau halal terhadap orang yang tidak khawatir melakukan zina atau tidak takut
berbuat aniaya bila tidak menikah.
b.) Sunah, seseorang yang telah mencapai usia dewasa, berkeinginan untuk menikah dan
mempunyai bekal atau mata pencaharian untuk membiayai hidup berkeluarga.
c.) Wajib, terhadap orang yang sudah dewasa, memiliki biaya kehidupan yang cukup dan
bila tidak melangsungkan nikah akan jatuh ke perbuatan tercela ( zina).
d.) Makruh, bagi orang yang sudah dewasa, sudah layak untuk kawin, akan tetapi tidak
mempunyai biaya untuk bekal hidup untuk berumah tangga.
e.) Haram, sesorang yang akan mengawini perempuan dengan maksud akan menyakiti,
menganiaya dan mempermainkanya. Motif perkawinan yang semacam ini, hukumnya
haram, meskipun perkawinanan sah karena telah memenuhi syarat dan rukun
pernikahannya.

2. Rukun perkawinan dalam islam


Rukun pernikahan dalam islam yaitu sebagai berikut:
a.Adanya calon suami ( penganten laki-laki).
b.Adanya calon istri
c.Wali dari calon pengantin perempuan. Orang yang dapat menjadi wali adalah:
Bapak,kakek(datuk),saudara laki laki seibu sebapak,saudara lakilaki sebapak,anak kandung
saudara laki laki sekandung,

1
d.Saksi-saksi, jumlah minimal dua orang orang saksi, berdasarkan hadits Nabi Saw
e.Sighat aqad (kalimat aqad) yang terdiri dari ijab dan kabul.

3 . Syarat perkawinan dalam islam


Suatu perkawinan (nikah) tidak sah, jika tidak memenuhi syarat- syarat dan rukunnya. Syarat
merupakan unsur pelengkap dalam setiap perbuatan hukum, sementara rukun merupakan
unsur pokok yang mesti dipenuhi. Apabila kedua unsur itu tidak dipenuhi, maka perbuatan itu
dianggap tidak sah menurut hukum.
Perempuan Yang Boleh Dinikahi Beserta Dengan Dalilnya
Perempuan yang boleh dinikahi ialah perempuan yang halal baginya kecuali:

a) Mahram Karena Nasab


Mahram karena nasab adalah hubungan antara seorang perempuan dengan laki-laki
masih satu nasab atau hubungan keluarga.
Tetapi dalam syariat Islam, tidak semua hubungan keluarga itu berarti terjadi
kemahraman.

1. Ibu kandung
2. Anak Wanita (anak-anakmu perempuan)
3. Saudari Kandung (Saudara-saudaramu yang perempuan)
4. Saudari Ayah (Saudara-saudara bapakmu yang perempuan)
5. Saudari Ibu (Saudara-saudara ibumu yang perempuan)
6. Keponakan dari Saudara Laki (Anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki)
7. Keponakan dari Saudara Wanita (Anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang perempuan)
B. Mahram Karena Mushaharah
Penyebab kemahraman abadi kedua adalah karena mushaharah, atau akibat adanya
pernikahan sehingga terjadi hubungan mertua menanti atau orang tua tiri.
Kemahramannya bukan bersifat sementara, tetapi menjadi mahram yang sifatnya
abadi.

2
1. Ibu dari istri (mertua wanita)
2. Anak wanita dari istri (anak tiri)
3. Istri dari anak laki-laki (menantu)
4. Istri dari ayah (ibu tiri)
Dalil pengharaman untuk menikahi ibu tiri adalah firman Allah SWT :
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,
terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan
dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). (QS. An-Nisa' : 22)

َ ‫فاۚ إِنَ اهۥُ كَانَا َٰفَحِ شَةا َو َمقتا َو‬


َ ‫سا ٓ َاء‬
‫سبِيلا‬ ‫سلَ َا‬ ‫سآءِا إِ َ ا‬
َ ‫ل َما قَدا‬ َ ِ‫ح َءابَا ٓ ُؤ ُكم ِمنَا ٱلن‬ ‫َو َ ا‬
‫ل تَن ِك ُحواا َما نَ َك َا‬

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,
terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan
dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).”

C. Mahram Karena Penyusuan


1. Wanita yang Menyusui
2. Anak Wanita dari Wanita yang Menyusui
3. Saudari Wanita dari Wanita yang Menyusui
4. Ibu dari Wanita yang Menyusui
5. Ibu dari Suami Wanita yang Menyusui
6. Saudari dari Suami Wanita yang Menyusui
7. Bayi Wanita Yang Menyusu Pada Wanita Yang Sama
Semua perempuan yang diharamkan untuk dinikahi sebagaimana disebutkan di atas,
telah ditegaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam surah an-Nisa ayat 22 dan 23.
Yang artinya:
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-
ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

3
Hak Dan Kewajiban Suami Istri

Kewajiban Suami Kewajiban Isteri

1) Suami itu harus 1) Isteri wajib taat kepada


memberikan Nafkah;
suaminya terhadap
nafkah lahir seperti
makan dan minum, segala apa saja
belanja perabotan
perintah suami, selagi
rumah tangga, biaya
sekolah, biaya mondok, dalam hal yang
dan belajar anak-
dihalalkan menurut
anaknya. Di samping
itu juga, suami harus perintah Allah SWT
memberikan nafkah
dan Rasul- Nya.
batin, baik hubungan
seksual yang baik dan 2) Istri tidak boleh berpuasa
layak, maupun kecuali atas izin
hubungan psikologis suaminya.
dalam rumah tangga itu
3) Istri tidak boleh keluar
yang juga baik dan
rumah, kecuali atas izin
layak.
dan ridla suaminya.
2) Suami harus juga
memberikan‫ا‬mu‟nah.‫ا‬ 4) Seorang istri harus
Yang dimaksud dengan
bersungguh-sungguh
mu‟nah‫ا‬itu‫ا‬adalah‫ا‬
segala sesuatu di luar mencari ridla
kewajiban-kewajiban
suaminya, karena ridla
nafkah tersebut, atau
bahasa lain adalah Allah berada didalam
segala biaya tak
ridla suaminya dan
terduga, seperti biaya-
biaya pengobatan jika marahnya Allah berada
sakit, biaya yang
di dalam marah
dengan perhiasan istri,
biaya untuk istri suaminya.Sekuat
bersolek dan lain-lain.
mungkin istri wajib
3) Suami juga wajib
memberikan biaya berusaha menjauhi
kiswah, dalam hal ini
yang sekiranya
suami harus memenuhi
biaya pakaian Istri membuat suaminya
(secukupnya dan
marah
seperlunya).

4
Hak Suami Hak Isteri

Hak yang kalian (suami) terima, dari 1. Suami harus memberikan


kewajiban-kewajiban istri adalah nafkah berupa makan,
seorang istri tidak memasukkan maksudnya uang belanja
seseorang ke dalam rumah (atau kamar sehari-hari urusan dapur.
tempat tidurnya) seseorang yang tidak 2. Suami harus memberikan
kalian senangi, dan tidak memberikan pekerjaan yang layak dan
izin seseorang masuk ke dalam rumah pantas kepada istrinya.
tanpa sepengetahuan kalian (para 3. Suami tidak boleh memukul
suami). wajah istrinya.
4. Suami tidak boleh memaki-
maki istri, termasuk
membentah atau memarahi
istri nya kecuali di dalam
rumah sendiri.

Hal-Hal Apakah Yang Menyebabkan Putusnya Suatu Pernikahan


a) Talak
Perceraian‫ا‬dalam‫ا‬istilah‫ا‬ahli‫ا‬Figh‫ا‬disebut‫“ا‬talak”‫ا‬atau‫“ا‬furqah”.‫ا‬Talak‫ا‬berarti‫ا‬membuka‫ا‬
ikatan membatalkan‫ا‬perjanjian,‫ا‬sedangkan‫“ا‬furqah”‫ا‬berarti‫ا‬bercerai‫(ا‬lawan‫ا‬dari‫ا‬berkumpul).‫ا‬
Lalu kedua kata itu dipakai oleh para ahli Figh sebagai satu istilah, yang berarti perceraian
antara suami- isteri.
b) Rujuk
Rujuk berarti kembali yaitu kembali hidup sebagai suami-isteri antara laki- laki dan wanita
yang‫ا‬melakukan‫ا‬perceraian‫ا‬dengan‫ا‬jalan‫ا‬talak‫ا‬raj‟i‫ا‬selama‫ا‬masih‫ا‬dalam‫ا‬masa‫ا‬iddah‫ا‬tanpa‫ا‬
pernikahan‫ا‬ba‟in.‫ا‬Yang‫ا‬mempunyai‫ا‬hak‫ا‬rujuk‫ا‬adalah‫ا‬suami,‫ا‬sebagai‫ا‬imbangan‫ا‬dari‫ا‬hak‫ا‬talak‫ا‬
yang dimilikinya.

Referensi:
Modul yang diberikan ibuk Dra. Murniyetti, M.Ag
https://tafsirweb.com/1555-quran-surat-an-nisa-ayat-23.html
https://tafsirweb1. Ta.com/1554-quran-surat-an-nisa-ayat-22.html
https://gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2020/03/01/17818/-p-catat-inilah-wanita-
wanita-yang-haram-dinikahi-dalam-islam-p-.html

Anda mungkin juga menyukai