Anda di halaman 1dari 3

SUPPOSITORIA

a) Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk


torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. (Moh. Anief.
1997)
b) Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectal, vagina atau uretra. (Farmakope Indonesia Edisi IV)
c) Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya
berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh.
(Farmakope Indonesia Edisi III)
d) Suppositoria adalah sediaan padat, melunak, melumer dan larut pada suhu tubuh,
digunakan dengan cara menyisipkan ke dalam rectum, berbentuk sesuai dengan
maksud penggunaannya, umumnya berbentuk torpedo. (Formularium Nasional)
e) Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk
torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. (Moh. Anief.
1997)
f) Suppositoria adalah sediaan padat, melunak, melumer dan larut pada suhu tubuh,
digunakan dengan cara menyisipkan ke dalam rectum, berbentuk sesuai dengan
maksud penggunaannya, umumnya berbentuk torpedo. (Formularium Nasional)
g) Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada
suhu tubuh. (Menurut FI edisi IV hal 16)
h) Suppositoria adalah bentuk sediaan padat yang memiliki berat dan bentuk yang
bervariasi, biasanya penggobatan dilakukan dengan dimasukan dalam rektum,
vagina dan uretra. Setelah pemasukan suppositoria akan menjadi lembut atau
lunak, melebur dalam cairan pencernaan. (Menurut RPS 18 th hal 1609)
i) Suppositoria adalah suatu bentuk unit sediaan yang dimaksudkan untuk dimasukan
kedalam rektum, vagina dan uretra. Suppositoria melebur, melunak, dan melarut
dalam suhu tubuh. (Menurut Parrot hal 382)
j) Suppositoria adalah sediaan bentuk silindris atau kerucut berdosis dan berbentuk
mantap yang ditetapkan untuk dimasukan kedalam rektum, sediaan ini melebur
pada suhu tubuh atau larut dalam lingkungan berair. (Menurut R.Voight hal 281)
k) Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur berbentuk
terpedo, dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh. (Menurut Ilmu
Meracik Obat hal 158)
l) Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaianya dengaan cara
memasukkan kedalam lubang atau celah dalam tubuh dimana ia akan melebur,
melunak atau larut dan memberikan efek lokal atau sistemik. (Menurut Ansel hal
576)
m) Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang umumnya dimaksudkan untuk
dimasukan kedalam rektum, vagina, dan jarang digunakan untuk uretra.
Suppositoria rektal dan urektal biasanya menggunakan pembawa yang meleleh,
atau melunak pada temperatur tubuh, sedangkan suppositoria vaginal kadang-
kadang disebut pessaries, juga dibuat dengan tablet kompressi yang hancur dalam
cairan tubuh. (Menurut Lachman hal 1147)
n) Suppositoria adalah sediaan obat padat dengan berbagai ukuran dan bentuk yang
penggunaanya dengan diselipkan kedalam bagian tubuh biasanya melalui rektum,
vagina atau uretra. (Menurut Dom Hoover hal 163)
o) Suppositoria adalah sediaan padat yang diberikan melalui bagian tubuh yakni
vagina, rektum, atau uretra. (Menurut Dom Marthin hal 834)
p) Ovula adalah sediaan padat yang digunakan melalui vaginal, umumnya berbentuk
telur, dapat melarut, melunak, meleleh pada suhu tubu (FI III 1971) sebenarnya
ovula termasuk kedalam jenis supositoria, namun digunakannya nama ovula agar
merujuk pada bentuk sediaan dan rute pemeriannya yang hanya lewat vaginal
q) Ovula adalah sediaan padat, umumnya berbentuk telur mudah melemah
(melembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai
obat luar khusus untuk vagina. Sebagai bahan dasar ovula harus dapat larut dalam
air atau meleleh pada suhu tubuh.

Persyaratan Supositoria
Sediaan supositoria memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Supositoria sebaiknya melebur dalam beberapa menit pada suhu tubuh atau
melarut (persyaratan kerja obat).
2. pembebasan dan responsi obat yang baik.
3. Daya tahan dan daya penyimpanan yang baik (tanpa ketengikan, pewarnaan,
penegerasan, kemantapan bentuk, daya patah yang baik, dan stabilitas yang
memadai dari bahan obat).
4. Daya serap terhadap cairan lipofil dan hidrofil.

Basis supositoria
Sediaan supositoria ketika dimasukkan dalam lubang tubuh akan melebur, melarut
dan terdispersi. Dalam hal ini, basis supositoria memainkan peranan penting. Maka dari itu
basis supositoria harus memenuhi syarat utama, yaitu basis harus selalu padat dalam suhu
ruangan dan akan melebur maupun melunak dengan mudah pada suhu tubuh sehingga zat
aktif atau obat yang dikandungnya dapat melarut dan didispersikan merata kemudian
menghasilkan efek terapi lokal maupun sistemik. Basis supositoria yang ideal juga harus
mempunyai beberapa sifat seperti berikut:
1. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
2. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat.
3. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna dan bau serta
pemisahan obat.
4. Kadar air mencukupi.
5. Untuk basis lemak, maka bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan
harus diketahui jelas.

Persayaratan Basis Suppositoria


1. Secara fisiologi netral (tidak menimbulkan rangsangan pada usus, hal ini dapat
disebabkan oleh massa yang tidak fisiologis ataupun tengik, terlalu keras, juga oleh
kasarnya bahan obat yang diracik).
2. Secara kimia netral (tidak tersatukan dengan bahan obat).
3. Tanpa alotropisme (modifikasi yang tidak stabil).
4. Interval yang rendah antara titik lebur dan titik beku (pembekuan dapat berlangsung
cepat dalam cetakan, kontraksibilitas baik, mencegah pendinginan mendaak dalam
cetakan).
5. Interval yang rendah antara titik lebur mengalir denagn titik lebur jernih (ini
dikarenakan untuk kemantapan bentuk dan daya penyimpanan, khususnya pada suhu
tinggi sehingga tetap stabil).

Anda mungkin juga menyukai