Anda di halaman 1dari 10

PROFIL

Sekapur Sirih

Pola pikir yang jernih akan tampak dalam penggunaan bahasa yang teratur. Budi pekerti yang baik dan
luhur akan diperlihatkan dalam karya sastra yang bernuansa budaya dan menjunjung peradaban
manusia. Dua ihwal itu, bahasa dan sastra, tidak akan pernah hilang dari kehidupan manusia. Demikian
halnya dengan kehidupan dan peradaban masyarakat Sumatera Utara, yang tidak dapat berjalan
mengiringi perkembangan zaman tanpa perencanaan pengembangan, pembinaan, dan pelestarian.

Untuk itulah instansi Balai Bahasa Sumatera Utara lahir dan berdiri. Sebagai lembaga pemerintah, Unit
Pelaksana Teknis dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan) ini mengemban tugas untuk mengembangkan dan membina bahasa Indonesia dan bahasa
daerah serta sastra Indonesia dan daerah. Upaya pelestarian bahasa dan sastra daerah juga dilakukan
melalui pendokumentasian dan pembuatan kamus serta perekaman cara lainnya.

Bahasa Indonesia harus menjadi jatidiri masyarakat Provinsi Sumatera Utara. Sastra Indonesia, bahasa,
dan sastra daerah harus dapat dinikmati dan dipakai anak-anak Sumatera Utara dari generasi ke
generasi. Inilah tugas utama yang akan dijabarkan lebih terperinci dalam laman ini.

Medan, 3 Januari 2017

Dr. Hj. Tengku Syarfina, M.Hum.

Kepala

Sejarah

Balai Bahasa Sumatera Utara merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Bahasa Sumatera Utara yang
sebelum tahun 2012 bernama Balai Bahasa Medan, didirikan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 226/0/1999 tanggal 23 September 1999 dan sesuai dengan DIP
Nomor: 143/XXIII/3–/1997 tanggal 31 Maret 1997 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jakarta.
Balai Bahasa Sumatera Utara dibangun di atas sebidang tanah yang luasnya 3000 meter persegi terletak
di Jalan Kolam (ujung) No. 7, Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang. Tanah
yang diganti rugi kepada PTP IX berdasarkan Surat Gubernur Sumatera Utara Nomor: 26152.a/434/1996
tanggal 18 Januari 1996.

Pada awal berdiri dan beroperasi melaksanakan tugas dan fungsinya pada tahun 2001, Plh. Kepala Balai
Bahasa Sumatera Utara dipangku oleh Prof. H. T. Amin Ridwan, Ph.D., yang sebelumnya menjabat
sebagai Koordinator Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Utara. Periode
selanjutnya Balai Bahasa Sumatera Utara dipimpin oleh Drs. Shafwan Hadi Umry (2002 – 2007),
kemudian Prof. Amrin Saragih, Ph.D., M.A. (2007 – 2012), dan selanjutnya Dr. Hj. Tengku Syarfina,
M.Hum. (2012 – sekarang)

Visi dan Misi

Visi Balai Bahasa Sumatera Utara adalah “Terwujudnya lembaga kebahasaan dan kesastraan yang andal
dalam rangka mencerdaskan, memperkukuh jati diri, karakter, dan martabat masyarakat Sumatera Utara
untuk memperkuat daya saing daerah dan bangsa”

Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara menetapkan Misi sebagai berikut: (1)
mengembangkan dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia dan daerah; (2) meningkatkan mutu
penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah; (3) meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap
bahasa dan sastra daerah; (4) meningkatkan mutu layanan informasi kebahasaan dan kesastraan; (5)
mengembangkan kerja sama kebahasaan dan kesastraan di Sumatera Utara; (6) meningkatkan mutu
tenaga kebahasaan dan kesastraan di Sumatera Utara; (7) mengembangkan pengelolaan organisasi dan
kelembagaan.

Tugas dan Fungsi

Tugas Pokok Balai Bahasa Sumatera Utara adalah melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan serta pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Fungsinya adalah (1) melaksanakan kebijakan teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di
bidang pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia; (2) merumuskan dan melaksanakan
kebijakan teknis dibidang pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia di daerah; (3)
bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan teknis di bidang kebahasaan dan
kesastraan daerah; (4) melaksanaan administrasi dan ketatausahaan Balai Bahasa Sumatera Utara.

PROGRAM/LAYANAN

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

Program BIPA adalah program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia (berbicara, menulis,
membaca, dan mendengarkan) bagi penutur asing. Pembelajaran BIPA memerlukan kurikulum, bahan
ajar (termasuk buku ajar dan kamus dwibahasa), metode pembelajaran yang tepat, dan media belajar
audio-visual yang dirancang secara khusus. Untuk melaksanakan program itu, Balai Bahasa Sumatera
Utara menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penyelenggara pembelajaran BIPA di
wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Visi program BIPA ini adalah “Terlaksananya pembelajaran BIPA yang mampu meningkatkan citra
Indonesia yang positif di dunia internasional dalam rangka menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
perhubungan luas pada tingkat antarbangsa”, sedangkan misinya adalah (1) memperkenalkan
masyarakat dan budaya Indonesia di dunia internasional dalam rangka meningkatkan citra Indonesia di
luar negeri, (2) meningkatkan kerja sama yang lebih erat dan memperluas jaringan kerja dengan
lembaga-lembaga penyelenggara pembelajaran BIPA, baik di dalam maupun di luar negeri, (3)
memberikan dukungan dan fasilitasi terhadap lembaga-lembaga penyelenggara pembelajaran BIPA, baik
di dalam maupun di luar negeri, (4) meningkatkan mutu pembelajaran BIPA, baik di dalam maupun di
luar negeri, (5) meningkatkan mutu sumber daya penyelenggara pembelajaran BIPA di dalam dan di luar
negeri.

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)

UKBI merupakan tes berbahasa Indonesia yang berstandar nasional dan berpeluang internasional seperti
halnya TOEFL dalam bahasa Inggris. Hasil pengujian dengan UKBI merupakan interpretasi yang cermat
terhadap kemahiran seseorang, termasuk kemampuan bernalar dengan bahasa Indonesia. Hasil UKBI
dapat menjadi faktor pertimbangan dalam penerimaan dan/atau pengangkatan pegawai di berbagai
instansi pemerintah ataupun swasta. Kegiatan ini perlu diikuti oleh pelajar, mahasiswa, guru, dosen,
pegawai, wartawan, dokter, pengacara, polisi, atau siapa saja yang berkeinginan mengetahui
kemampuan berbahasanya.

Sejak tahun 2004, Balai Bahasa Sumatera Utara telah mengadakan Sosialisasi dan Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI) kepada ribuan peserta di berbagai kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara. Balai Bahasa Sumatera Utara juga membuka kelas UKBI: (JADWAL UJI, Selasa: 09.00—11.00,
Jumat: 09.00—11.00)

Bantuan Teknis Kebahasaan dan Kesastraan

Balai Bahasa Sumatera memberikan layanan bantuan teknis berupa

Tenaga ahli bahasa dalam pembahasan Rancangan Undang-undang di DPRD.

Saksi ahli bahasa dalam perkara di Kepolisian, Pengadilan, dan Kejaksaan.

Tenaga penyuluh dan pemateri kebahasaan dan kesastraan.

Tenaga penyunting untuk menyunting naskah-naskah atau bahan terbitan lain yang berbahasa Indonesia
dan/atau daerah.

Tenaga untuk menjadi juri dalam lomba-lomba yang berhubungan dengan kebahasaan dan kesastraan.

Penerjemah bahasa asing.


Tenaga konsultasi secara perseorangan atau kelompok, baik melalui tatap muka, surat, faksimile,
telepon, maupun kunjungan bersama, tentang penyusunan karya tulis, bahasa surat dinas, dan bahasa
laporan.

Penyuluhan dan Pelatihan

PENYULUHAN BAHASA DAN SASTRA – Upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, baik
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun bahasa negara, perlu terus ditingkatkan, terlebih
pada era global dan era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Hal itu dimaksudkan agar kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia tersebut menjadi semakin mantap sehingga bahasa Indonesia dapat
menjadi sarana komunikasi yang modern dan mampu menempatkan diri sejajar dengan bahasa-bahasa
modern yang lain di dunia. Demikian juga halnya dalam apresiasi sastra, masyarakat masih banyak
menganggap sastra sebagai sesuatu yang kurang bernilai dan kurang bermanfaat bagi kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang mewarisi kekayaan budaya yang beraneka ragam, termasuk
karya sastra, kita wajib menghargai, menghayati, mengamalkan, dan melestarikannya.

Dalam upaya itulah Balai Bahasa Sumatera Utara siap bekerja sama dengan berbagai instansi atau
lembaga lain (kantor, sekolah, universitas, media massa, dan lain-lain) untuk mengadakan penyuluhan
bahasa dan sastra. Penyuluhan dilakukan melalui penyuluhan langsung dan penyuluhan tidak langsung.
Penyuluhan langsung dilakukan dengan cara bersemuka (bertatap muka) antara peserta penyuluhan
(pesuluh) dan penyuluh. Sementara itu, penyuluhan tidak langsung, antara lain, dilakukan melalui media
elektronik. Selain itu, penyuluhan tidak langsung dilakukan juga melalui telepon. Bahan materi
penyuluhan bahasa yang ditawarkan mencakup Kebijakan Bahasa, Ejaan, Diksi, Peristilahan, Kalimat dan
Paragraf, Bahasa Surat, Bahasa Media, dan Laporan Teknis. Sementara itu bahan penyuluhan sastra
mencakup apresiasi sastra, ekspresi atau kreasi sastra, baik lisan maupun tulis.

Sejak tahun 2000 sampai dengan 2017, Balai Bahasa Sumatera Utara telah berulang kali mengadakan
penyuluhan bahasa dan sastra bagi pegawai pemerintah/swasta, guru, pelajar/mahasiswa, wartawan,
dan lain-lain. Penyuluhan itu mencakup seluruh wilayah kota dan kabupaten yang ada di Provinsi
Sumatera Utara.
PELATIHAN – Kekurangberhasilan pengajaran bahasa dan sastra (Indonesia) di sekolah-sekolah
menengah di Indonesia dapat dipahami karena selama ini pengajaran bahasa dan sastra itu tidak
diarahkan pada tujuan pemahaman, keterampilan, dan pembentukan sikap/watak. Hal demikian terlihat
ketika siswa hanya diberi materi yang sifatnya hafalan akibat tuntutan kurikulum dan keterbatasan
kemampuan guru. Oleh karena itu, sejak tahun 2002, Balai Bahasa Sumatera Utara telah
menyelenggarakan kegiatan yang berorientasi kepada pendidikan dan pelatihan, yakni Bengkel Bahasa
dan Bengkel Sastra. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat meningkatkan Meningkatkan kemampuan
apresiasi, kreasi, dan imajinasi pesertanya terhadap bahasa dan sastra. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
bentuk pertemuan yang secara intensif membahas teori dan praktik mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan pemahaman dan penciptaan – kegiatan dalam bentuk seperti itu ternyata cukup
diminati oleh para siswa dan guru.

1. Bengkel Bahasa, program ini dimaksudkan sebagai tempat berlatih proses kreatif menulis esai, artikel,
feature, makalah, dan karya tulis ilmiah. Materi pelatihan ditekankan pada proses bagaimana cara atau
teknik menggali ide/gagasan, cara menangkap peristiwa dan atau masalah tertentu, dan mengklasifikasi,
menggeneralisasi, serta menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan yang memenuhi kriteria
kaidah bahasa yang baik. Peserta Bengkel Bahasa ini antara lain pelajar, guru, mahasiswa, wartawan, dan
lain-lain.

2. Bengkel Sastra, program Bengkel Sastra dimaksudkan sebagai wahana/tempat pelatihan apresiasi
(menyimak, membaca, memahami) dan ekspresi/kreasi, baik lisan (membacakan, memanggungkan)
maupun tulis (menulis dan mencipta) karya sastra. Metode pelatihan lebih difokuskan pada praktik
bersastra, mulai dari cara menangkap momen-momen puisik/dramatik, menggali ide/gagasan kreatif,
mengembangkan imajinasi, sampai pada cara mengolah, mengkristalkan, dan mengekspresikan
ide/gagasan ke dalam bentuk karya kreatif (puisi, cerpen, drama, dll.). Proses produksi (manajemen
pertunjukan) juga dibahas dalam bentuk teori dan praktik. Kegiatan Bengkel Sastra dalam bentuk seperti
ini ternyata cukup diminati oleh para siswa dan guru. Hasil dari kegiatan Bengkel Sastra ini diharapkan
dapat: (1) Menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi, kreasi, dan imajinasi siswa, mahasiswa, dan
guru terhadap sastra, (2) Menumbuhkan dan mengembangkan bakat, serta meningkatkan sikap positif
terhadap seni dan budaya, (3) Menjadikan seni sastra sebagai salah satu aktivitas ekstra di sekolah, yang
pada akhirnya dapat menurunkan frekuensi tawuran, pemakaian narkoba, dan tindak kriminal. Sejauh ini
kegiatan Bengkel Sastra telah menjadi bentuk pelatihan sastra yang paling digemari dan dikenal oleh
kalangan kampus dan sekolah di Provinsi Sumatera Utara.

Perpustakaan

Perpustakaan Balai Bahasa Sumatera Utara merupakan sarana penunjang pelaksanaan program Balai
Bahasa Sumatera Utara. Perpustakaan ini mengutamakan bidang ilmu bahasa dan sastra Indonesia,
daerah, dan asing. Koleksi berupa buku dan non buku (majalah dan surat kabar). Jumlah koleksi buku
yang ada pada Perpustakaan Balai Bahasa Sumatera Utara ± 3000 judul. Masyarakat umum, pelajar,
mahasiswa, peneliti, dan peminat bahasa dan sastra dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan ini untuk
kegiatan keilmuan dan penelitian. Sebagai lembaga yang melayani kebutuhan publik dalam bidang
bahasa dan sastra, pelayanan perpustakaan dimulai pukul 8.00 – 16.00.

Siaran Bahasa dan Sastra

Dalam rangka menunjang peningkatan mutu dan informasi tentang kebahasaan dan kesastraan, Balai
Bahasa Sumatera Utara telah bekerja sama dengan RRI, TVRI Medan, DAAI TV, dan SINDO TV untuk
menyiarkan program pendidikan dan informasi kebahasaan dan kesastraan, dengan pertimbangan
bahwa RRI dan TVRI Medan mampu menjangkau sebagian besar wilayah Sumatera Utara. Materi dan
model siaran disusun dengan format interatif. Selain melalui radio dan televisi, Balai Bahasa Sumatera
Utara juga memberikan pendidikan dan informasi kebahasaan dan kesastraan melalui media surat kabar.
Beberapa surat kabar yang telah dan masih bekerja sama dengan Balai Bahasa Sumatera Utara dalam
menerbitkan informasi kebahasaan dan kesastraan adalah Harian Waspada, Analisa, Sumut Pos, Medan
Pos, Mimbar Umum, dan Majalah Pariwisata Inside Sumatera.

AGENDA

Anugerah Bahasa dan Sastra

Balai Bahasa Sumatera Utara memberikan penghargaan kepada lembaga dan individu yang telah
mengabdikan hidupnya demi perkembangan dan kemajuan bahasa dan sastra di Sumatera Utara.
Penghargaan kebahasaan telah diberikan kepada tujuh media massa cetak terbitan Medan, yakni
Analisa, Waspada, Sumut Pos, Medan Bisnis, Sinar Indonesia Baru, Medan Pos, dan Mimbar Umum.
Anugerah Bahasa juga telah diberikan kepada Prof. Dr. Yusminar Nur dan Anugerah Sastra kepada
sastrawan Bokor Hutasuhut. Tahun 2015, penerima Anugerah Bahasa adalah Prof. T. Silvana Sinar dan
penghargaan Anugerah Sastra diberikan kepada Saripuddin Lubis, S.Pd., M.Pd.

Festival Drama Legenda

Fenomena seni drama sebagai aktivitas ekstrakurikuler maupun aktivitas di luar sekolah cenderung
meningkat dari tahun ke tahun, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, Padang, dan kota-kota lain. Gejala ini juga menular ke Sumatera Utara, Kota Medan. Di Kota
Medan, selain olahraga futsal, teater atau drama atau seni akting ini juga telah menjadi salah satu
aktivitas yang paling populer dan diminati para pelajar dan remaja. Hampir setiap sekolah (setingkat
SMA) dan perguruan tinggi di Kota Medan memiliki kelompok drama/teater.

Frekuensi pementasan juga meningkat. Tidak jarang setiap memperingati hari-hari besar negara dan hari
ulang tahun sekolah, ditampilkan pementasan drama. Kompetisi seperti festival atau parade teater
antarsekolah juga menunjukkan perkembangan yang positif. Termasuk melibatkan para penggiat seni,
budayawan, sastrawan, dan dramawan.

Potensi bakat dan minat pelajar terhadap drama tentu akan berkembang dengan baik apabila didukung
dengan latihan dan kesempatan berkreasi. Selain dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan
(seperti bengkel sastra), salah satu upaya untuk menarik dan menumbuhkan minat, potensi, dan
kecintaan pelajar terhadap sastra adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sejenis
perlombaan seperti sayembara, parade atau festival. Kegiatan-kegiatan bernuansa kompetisi ini juga
diyakini akan meningkatkan daya kreatif serta apresiasi pelajar terhadap sastra, khususnya drama.

Selanjutnya, di wilayah Sumatera Utara terdapat bermacam-macam cerita rakyat yang berkembang dan
menjadi dasar identitas wilayahnya. Cerita rakyat pun dijadikan petuah dan ajaran bagi orang tua, guru,
dan menjadi tradisi yang masih dipercaya masyarakat pemiliknya. Tentunya, kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan kreativitas bercerita di kalangan masyarakat dalam rangka melindungi kekayaan budaya.
Melalui kegiatan ini pula diharapkan dapat terdokumentasi cerita-cerita rakyat dan tertanam nilai-nilai
budaya sehingga nilai-nilai tersebut teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Festival Musikalisasi Puisi

Berbagai cara telah dilakukan para pelaku seni dalam menghidupkan (mewartakan) teks puisi ke hadapan
khalayak, mulai dari yang disebut deklamasi, baca puisi (poetry reading), visualisasi puisi/dramatisasi
puisi dan musikalisasi puisi. Intinya, hubungan timbal-balik puisi dengan pembacanya tidak hanya
berlangsung secara eksklusif, tetapi dapat dimeriahkan secara terbuka dan bersama-sama. Peristiwa
apresiasi semacam ini sangat dibutuhkan selain untuk memperkaya khazanah teks puisi, juga
mendermawankan pikir-rasa pembaca.

Dari aneka cara mewartakan puisi, belakangan, musikalisasi puisi makin mendapat tempat di hati
masyarakat, lebih-lebih kawula muda di lembaga formal maupun informal. Hal tersebut dibuktikan
dengan peningkatan penyelenggaraan kegiatan musikalisasi puisi di berbagai sekolah dan daerah. Lebih
dari itu, sekolah-sekolah sudah menjadikan musikalisasi puisi kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.
Sebagai wujud apresiasi terhadap puisi, musikalisasi puisi diharapkan mampu memantik keinginan siswa
dalam menelusuri sastra lebih mendalam, kian khusyuk. Pengaktualisasian puisi melalui musik (dengan
segala kemungkinannya) dianggap sebagai cara yang lumayan ampuh menggiring siswa-siswa ke
pekarangan puisi. Dengan demikian, musikalisasi puisi dapat menjadi salah satu media alternatif dalam
pengembangan kreativitas tafsir siswa. Melalui musikalisasi puisi, siswa tidak hanya berpeluang dengan
leluasa mengapresiasi puisi, tetapi sekaligus juga berkesempatan lapang dalam mengapresiasi musik.
Intinya, melalui pemanfaatan musik terhadap puisi, kreativitas menafsir puisi (sastra) siswa terus terjaga
dan menyala.

Oleh karena itu, demi mengamini harapan positif tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara telah
memosisikan diri sebagai garda terdepan dalam menyiarkan musikalisasi puisi—dengan segenap
keuntungan intelektualnya, terutama ke lembaga pendidikan formal. Selain rutin menggelar bengkel
(workshop), Balai Bahasa Sumatera Utara membuka ruang-ruang apresiasi bagi musikalisasi puisi.
Kegiatan festival salah satunya. Selain beradu kreativitas dan kecakapan, pelaksanaan festival diharapkan
bakal melahirkan sekaligus menghidupkan sanggar-sanggar musikalisasi puisi di sekolah-sekolah di
Sumatera Utara. Sanggar-sanggar musikalisasi puisi yang kreatif dan cakap.

Gerakan Bangga Berbahasa Indonesia

Setiap tahun menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, beragam kegiatan kebahasaan dan kesastraan
digelar dengan melibatkan masyarakat, terutama generasi muda. Kegiatan ini dimaksudkan guna
menggugah kesadaran mereka tentang peran penting bahasa Indonesia dalam mempersatukan ribuan
suku bangsa penutur ratusan bahasa daerah. Dengan semangat memartabatkan bahasa Indonesia dan
bahasa daerah sebagai peneguh jati diri bangsa dan bertepatan dengan 88 tahun Sumpah Pemuda, Balai
Bahasa Sumatera Utara mengajak seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Sumatera Utara untuk
bersama-sama merayakan kebinekaan bangsa Indonesia melalui beragam kegiatan. Beberapa kegiatan
pun telah selesai dilaksanakan, seperti Seminar Nasional Kebahasaan, Gerakan Membaca dan Menulis
bagi Siswa SD dan SMP, Temu Komunitas Bahasa dan Sastrawan, Pekan Bahasa dan Sastra, dan Pemilihan
Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara. Dan puncak dari rangkaian kegiatan itu adalah “Gerakan Bangga
Berbahasa Indonesia”.

Hajatan bertajuk Gerakan Bangga Berbahasa Indonesia (GBBI) muncul sebagai upaya membangun sikap
dan kesadaran masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sumatera Utara untuk “Bangga Berbahasa
Indonesia”. Kegiatan ini pun diselenggarakan untuk menyongsong dan merayakan Bulan Bahasa dan
Sastra yang jatuh pada bulan Oktober.

Pekan Bahasa dan Sastra

Lomba kebahasaan dan kesastraan merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi upaya pembinaan,
pemasyarakatan, dan peningkatan kualitas berbahasa dan bersastra. Hajatan ini juga merupakan langkah
jitu dalam upaya pelindungan dan pelestarian eksistensi bahasa Indonesia, khususnya bahasa dan sastra
daerah.

Kegiatan tahunan bertajuk “Pekan Bahasa dan Sastra Sumatera Utara” ini juga bertujuan untuk
meningkatkan apresiasi, sikap positip, dan kepedulian masyarakat terhadap bahasa dan sastra daerah
sebagai akar kebudayaan nasional. Selain itu, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya agar masyarakat
terlibat aktif dalam upaya pelindungan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.

Pekan bahasa dan sastra diisi aneka perlombaan seperti Lomba Debat Bahasa Tingkat Mahasiswa, Lomba
Berdendang Syair untuk Umum, dan Lomba Pidato Kebahasaan bagi Pelajar SLTA, Lomba Berbalas
Pantun Tingkat Mahasiswa, Lomba Cerdas-Cermat Tingkat SLTA, Lomba Pewara Protokol Kedinasan untuk
Pegawai Negeri/Swasta, Lomba Mengajar Menggunakan Bahasa Indonesia bagi Guru SD, dan Lomba
Mendongeng bagi Guru PAUD/TK.

Para pemenang lomba akan mewakili Sumatera Utara pada ajang serupa tingkat regional Sumatera.

DUTA BAHASA

Harus diakui, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 telah menjadi bukti nyata peran pemuda dalam
membangun konsep kebangsaan Indonesia. Semangat dan kegigihan para pemuda itu harus
dipertahankan dan diperkuat agar tonggak-tonggak kebangsaan tetap kokoh dan terjaga. Duta Bahasa
adalah upaya melibatkan pemuda Indonesia dalam menjaga tonggak-tonggak kebangsaan itu. Mereka
para pemuda Indonesia diharapkan memiliki kemahiran berbahasa, yang sikap dan perilakunya dapat
dijadikan teladan untuk mengembangkan bahasa Indonesia dan membentuk karakter serta
menumbuhkan rasa nasionalisme.

Sejak tahun 2006 hingga 2016, Balai Bahasa Sumatera Utara telah melaksanakan Pemilihan Duta Bahasa
untuk Tingkat Provinsi Sumatera Utara secara rutin. Para duta bahasa yang terpilih akan menjadi mitra
kerja Balai Bahasa Sumatera Utara dalam memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, serta menjadi Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara pada tingkat regional dan nasional.

Visi dari Duta Bahasa ini adalah terwujudnya generasi unggul, inovatif, sadar, dan bangga berbahasa
Indonesia, serta cinta terhadap sastra Indonesia, sebagai perekat untuk membangun kehidupan
berbangsa yang dilandasi semangat solidaritas dan kesetaraan dalam memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan bermartabat di mata dunia.

Sedangkan misinya adalah: (a) Berperan aktif dalam memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia
secara baik, tepat, bernalar, efektif, dan komunikatif dalam berbahasa, (b) Mendukung dan berperan
aktif dalam usaha pemasyarakatan dan pelestarian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, (c)
Membangun kesadaran dan kebanggaan generasi muda untuk berbahasa Indonesia dengan baik, benar,
dan tertib, (d) Menumbuhkembangkan kesadaran keanekaragaman bahasa dan sastra di Indonesia utuk
mempertinggi daya serap dan daya ungkap bangsa terhadap nilai luhur, budaya bangsa, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

Anda mungkin juga menyukai