Anda di halaman 1dari 3

Epidemiologi Hipertiroid

Prevalensi hipertiroidisme adalah 0 · 8% di Eropa, dan 1 · 3% di Amerika Serikat.


Hipertiroid meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih sering terjadi pada wanita.
Prevalensi hipertiroidisme yang jelas adalah 0 · 5–0 · 8% di Eropa, dan 0 · 5% di USA.
Data untuk perbedaan etnis langka, tetapi hipertiroidisme tampaknya sedikit lebih sering
pada orang kulit putih daripada di ras lain. Insiden hipertiroidisme ringan juga dilaporkan
lebih tinggi di daerah yang kekurangan yodium daripada di daerah yodium-cukup, dan
menurun setelah pengenalan program iodisation garam universal.

Epidemiologi Hipotiroid

Perbandingan pria dengan wanita adalah 6 : 1 pada hipotiroidisme primer.


Pravelenakaninya 1-15% dan insidensinya 2/1000. Paling sering ditemukan pada usia
enimbulkan kegagalan mengahan ke atas dan sering berhubungan dengan riwayat penyakit
autoimun pada keluarga (Medicine at a Glance, 2003).
Hipotiroidisme kongenital menimpa sekitar 1 per 4000 bayi baru lahir. Karena
konsekuensi dari kondisi ini mudah dapat dicegah oleh pemberian oral T4, skrinning
neonatal untuk hipotiroidisme kongenital secara rutin dilakukan banyak di belahan
dunia.
Sejak pembentukan program berskala nasional skrining neonates untuk
hipotiroidisme kongenital, berjuta neonatus telah diskrening. Pervalensi
hipotiroidisme kongenital telah ditemukan adlah 1 dalam 4000 bayi diseluruh dunia,
lebih rendah pada Negro Amerika Serikat (1 dalam 20.000) dan lebih tinggi pada
keturunan Spanyol (hispatik) dan Amerika Asli (1 dalam 2000).

Epidemiologi Nodular Goiter

Goiter nodular menyerang 14 % perempuan dan 4 % laki-laki yang berusia 20


sampai 60 tahun. Prevalensi nodular goiter meningkat seiring usia yaitu sebesar 2,7
persen pada perempuan dan 2,0 persen pada laki-laki usia 26 sampai 30 tahun, 8,7
dan 6,7 pada perempuan dan laki-laki usia 36 sampai 40 tahun.
Faktor resiko hipertiroid

a. Terjadinya hipertiroidisme

Menurut Anonim (2008), faktor-faktor risiko seseorang untuk terkena hipertiroidisme


sebagai berikut:

1. Memiliki riwayat gangguan tiroid sebelumnya seperti goiter atau pernah menjalani
operasi kelenjar tiroid.
2. Memiliki riwayat penyakit autoimun seperti diabetes mellitus dan gangguan
hormonal.
3. Adanya riwayat gangguan tiroid di keluarga.
4. Mengkonsumsi iodine dalam jumlah berlebihan secara kronik.
5. Menggunakan obat-obatan yang mengandung iodine seperti
amiodarone.
6. Berusia lebih dari 60 tahun.

b. Kambuh (relapse)

Terjadinya kekambuhan setelah pengobatan hipertiroidisme terutama dengan obat


antitiroid cukup tinggi dengan persentase 30 – 70% (Bartalena, 2011). Kekambuhan
pada pasien hipertiroidisme dapat terjadi satu tahun setelah pengobatan dihentikan
hingga bertahun-tahun setelahnya. Secara umum faktor-faktor risiko terjadi
kekambuhan hipertiroidisme adalah sebagai berikut:

a. Berusia kurang dari 40 tahun.

b. Ukuran goiter tergolong besar.

c. Merokok.

d. Serum TSH-receptor Antibody (TSAb) masih terdeteksi di akhir pengobatan


dengan obat anti tiroid.
e. Faktor psikologis seperti depresi.

Anda mungkin juga menyukai