Anda di halaman 1dari 13

Tinjauan Pustaka

Hipotiroidisme et causa Hashimoto


Agnes Christie
10-2011-396
27 November 2014
Alamat Korespendensi:
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 Telp 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email: aggnnneeeesssss@yahoo.com

Pendahuluan
Hypothyroidism atau hipotiroid bukan penyakit yang jarang ditemukan pada masyarakat.
Penyakit ini biasa dikenal orang dengan penyakit yang memperlihatkan abnormalnya ukuran
leher pada penderita. Diperkirakan penyakit ini 3% sampai 5% dari populasi orang dewasa.
Hal ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan dengan bertambahnya usia
resiko pun semakin bertambah. Hypothyroidism yang paling sering terjadi merupakan hasil
dari kondisi autoimun yang dikenal sebagai tiroiditis Hashimoto atau kronik limfositik
tiroiditis, penyakit ini dikenal juga dengan penyakit yang etiologinya idiopatik sehingga
dapat dikatakan autoimun, pada kasus ini kondisi autoimun dapat diartikan di mana sel-sel
kekebalan tubuh penderita itu sendiri yang menyerang dan menghancurkan kelenjar tiroid.
Gejala hipotiroidisme dapat ringan maupun berat, tetapi seringkali sangat halus.
Penderita terkadang memiliki gejala dengan kondisi maupun dengan kondisi tidak memiliki
gejala sama sekali. Bentuk yang paling serius dari hipotiroidisme disebut myxedema, yang
dapat menyebabkan koma dan bahkan kematian. Kelenjar tiroid kurang aktif mempengaruhi
semua organ dan fungsi dalam tubuh, menyebabkan kedua gejala fisik dan emosional.
Beberapa gejala yang paling umum dari hipotiroidisme pada orang dewasa adalah: leher
membengkak, berat badan meningkat, sembelit, pada wanita terdapat menstruasi dalam
waktu yang lama.

Isi
Anamnesis
Hal yang perlu kita lakukan terlebih dahulu sebagai dokter sebelum mendiagnosis suatu
penyakit terhadap adanya temuan klinis pada pasien yaitu dengan anamnesis. Anamnesis ini
dapat dilakukan dalam 2 bentuk : alloanamnesis dan autoanamnesis. Perbedaan antar kedua
bentuk anamnesis tersebut, yaitu; alloanamnesis artinya kita melakukan anamnesis dengan
kerabat pasien (seperti orang tua). Hal ini dilakukan bila pasien dalam kondisi tidak sadar
atau terjadi penurunan kesadaran serta pada pasien anak-anak, sedangkan autoanamnesis
yaitu kita melakukan anamnesis langsung dengan pasien dengan keadaan pasien yang masih
baik kesadarannya.1
1.

Identitas Pasien
:

Jenis kelamin, nama pasien, umur, tempat tinggal, pekerjaan.


2.
Keluhan Utama
:
Merasa lelah dan mudah lelah (sejak kapan)
3. Riwayat Penyakit Sekarang
:
BAB lancar, konsistensi, frekuensi dan jumlah?
Berat badan meningkat?
Nafsu makan (meningkat atau menurun)?
Haid lancar(jumlah)?
Keluhan tambahan lainnya (oedem, demam, kulit kering, rambut mudah patah,
leher seperti membengkak, mual muntah, keringat dingin, lemas)?
4. Riwayat Penyakit Dahulu
:
Pernah menderita penyakit leher membesar?
5. Riwayat Keluarga
:
Riwayat keluarga dengan penyakit hashimoto
6. Riwayat Obat
:
Apakah sudah pernah dibawa berobat sebelumnya?
Apabila sudah obatnya apa?
Ada alergi dengan obat?
Riwayat obat dahulu?
7. Riwayat Sosial
:
Kebersihan lingkungan, penyakit sama pada lingkungan dekat, riwayat berpergian
daerah endemik?
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
:
Keadaan sakit, kesadaran
2. Tanda-tanda vital
:
2

Tekanan darah, suhu tubuh, heart rate, frekuensi nafas


3. Pemeriksaan fisik abdomen :
Inspeksi:

Leher: Bentuk, pembesaran organ, atau adanya massa; kulit: warna, lesi;
rambut: lesi; ekstremitas: bentuk, pembesaran organ, adanya massa.

Palpasi:

Leher: pembesaran organ, adanya massa (difus/nodul) kemudian diukur;


kulit: kasar/lembut; rambut: kuat/tidak, mudah patah; ekstremitas: raba
pembesarannya dan massanya, nyeri atau tidak, APR dan KPR

Auskultasi:
Jika terdapat massa baik difus maupun nodul, lakukan pendengaran ada atau

tidaknya bruit.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan beberapa pemeriksaan pada serum
penderita dan beberapa pemeriksaan lainnya seperti: serum TSHs, hormon tiroid total
seperti (TT4 dan TT3), hormone tiroid bebas (FT3 dan FT4), RT3U (resin
triiodothyronine uptake), perubahan biokimia, tiroid uptake of radioactive iodine
(RAIU), dan tes serologi. Pada pemeriksaan TRH dan TSH dapat mendiagnosis kondisi
dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. Pada
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis didapatkan
hasil:2
- Serum TSHs
- Normal : 0,3 5,0 mU/L
Pada Hipotiroid ( > 5,0 mU/L)
- Hormon Tiroid Total (TT4 dan TT3)
- Normal T4 : 4,5-11,7 g/dl
T3 : 0,8 1,8 g/dl
Pada hipotiroid akan
- Hormon Tiroid Bebas (FT3 dan FT4)
- Normal FT4 : 0,9 1,9 ng/dl
FT3 : 3,5 6,1 pg/ml
Pada paratiroid akan
- RT3U (resin triiodothyronine uptake)
- Normal : 24 33 %
3

Pada hipotiroid akan


- Perubahan BIOKIMIA
Kadar kolesterol serum akan pada hipotiroid
- Thyroid Uptake of Radioactive Iodine
- Normal 1 jam : 9 19 %
6 jam : 7 25 %
24 jam : 5 - 30 %
Pada paratiroid akan ( < 3% )
- Tes Serologi
- AMA : Antibodi terhadap tiroidmicrosomal
- ATA : Antibodi terhadap tiroid tiroglobulin
2. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan yang dilakukan secara radiologis biasanya jarang dilakukan karena
memiliki sifat yang tidak spesifik, akan tetapi pemeriksaan juga dapat dilakukan untuk
menghilangkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti: FNAB,
CT-Scan dan MRI (deteksi adanya tumor), USG atau CT scan tiroid (menunjukkan ada
tidaknya goiter), X-foto tengkorak (menunjukkan kerusakan hipotalamus atau hipofisis
anterior), dan Tiroid scintigrafi dan pemeriksaan radiologi pada rangka dapat
menunjukkan tulang yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan, disgenesis
epifis dan keterlambatan perkembangan gigi. Pada pemeriksaan USG dapat memberikan
informasi yang tepat tentang ukuran, bentuk kelenjar tiroid maupun nodul.2

Diagnosis Banding
1.

Endemik Goiter
-

Gejala:
Daerah endemik, gejala pada hipotiroid (berat badan bertambah, sensitif
terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi,
kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan
penurunan kemampuan bicara) / gejala pada hipertiroid (berat badan menurun,
nafsu makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, lebih suka udara dingin,
sesak napas, jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata
melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot)

Epidemiologi:
Jerman (2009) dari 1.018 anak ditemukan 81 anak (8,0%) mengalami struma
endemis atau gondok. Haiti (2009) menemukan struma endemis 26,3 % yang
dilakukan pemeriksaan pada 1.862 anak usia 6-12 tahun. Kabupaten Madiun
(2005) dengan sampel 40 anak yang terdiri dari 20 anak penderita gondok. 31,9
4

% di Desa Gading (daerah endemik) dan 0,65 % di Desa Mejaya (daerah non
endemik)
-

Penatalaksanaan:
Dapat dilakukan pembedahan, yodium radioaktif, pemberian tiroksin dan obat
anti-tiroid3

2. Drug-induced Hipotiroid
-

Penyakit hipotiroid ini disebabkan oleh penggunaan OAT (obat anti tiroid)
yang berlebihan sehingga menyebabkan hipotiroid terlebih pada pasien dengan
AM/AT antibodi yang positif.

Obat obatan:
a. Kolesitramin dan kolestipol (dapat mengikat hormone tiroid di usus)
b. Tionamid, perklorat, sulfonamide (menghambat sintesis tiroid).
c. Fenitoin, fenobarbital

(meningkatkan katabolisme/penghancuran

hormone tiroid.
-

Gejala yang diderita penyakit ini sama dengan penyakit hipotiroid karena
induksi obat berlebihan akan berujung dengan hipotiroid. Penggunaan obat
harus dilakukan dengan anjuran dosis yang tepat dan yang baik dan tidak
memakainya secara berlebihan.4

Working Diagnosis
Hipotiroid et causa Tiroiditis Hashimoto merupakan penyakit hipotiroid yang
disebabkan oleh tiroiditis hashimoto. Hipotiroid merupakan keaadaan yang ditandai dengan
terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat yang diikuti oleh gejala-gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormon tiroid berada dibawah nilai optimal.
Hipotiroid terjadi bila terdapat defisiensi tiroid, berakibat turunnya laju metabolisme
dan proses-proses umum tubuh. Hipotiroid pada umumnya dibagi menjadi 3: Hipotiroidisme
sentral (kerusakan hipofisis atau hypothalamus), Hipotiroidisme primer (kerusakan pada
kelenjar tiroid), dan penyebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan
yodium, kongenital, dan resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu,
umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Sedangkan yang
paling sering meyebabkan hipotiroid primer tersebut ialah titoiditis hashimoto atau penyakit
autoimun.
5

Tiroiditis hashimoto disebut kronik limfositik tiroiditis atau autoimun tiroiditis,


merupakan bentuk dari inflamasi kronik dari kelenjar tiroid. Inflamasi ini kemudian akan
merusak kelenjar tiroid sehingga menyebabkan penurunan fungsi kelenjar tiroid yang juga
mengakibatkan menurunnya fungsi hormon tiroid atau juga disebut hipotiroid.
Tiroiditis Hashimoto meruapakan penyakit autoimun yang berarti sistem imun dari
suatu individu membuat pertahanan atau antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri
sehingga mengganggu produksi dan fungsi hormon tiroid. Kemudian dapat ditemukan
banyaknya sel darah putih atau leukosit jenis limfosit yang terakumulasi pada kelenjar tiroid.
Limfosit inilah yang membentuk antibodi dan menyerang kelenjar tiroid.5

Gambar 1. Tabel keluhan diagnosis hipotiroid


sumber: Buku ajar IPD jilid III edisi V

Etiologi

Gambar 2. 1. Tabel klasifikasi hipertiroid


sumber: Buku ajar IPD jilid III edisi V

Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan karena malfungsi hipotalamus, pituitary, atau kelenjar tiroid
itu sendiri, dengan mekanisme umpan balik negative yang sama. Gangguan pada hipotalamus
dan pituitary jarang menyebabkan hipotiroid. Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk
sintesis dan mensekresi hormone tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau
jika produksi dari hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar
sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter
merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar
terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH
menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah.
Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher dan dada
menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan
menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi
achlorhydria (penurunan produksi asam lambung), penurunan traktus gastrointestinal,
bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid
yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam serum
7

dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan penyakit
jantung koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial seperti rongga
pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi pasien dengan
hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit yang tidak
optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat.6
Epidemiologi
Di Amerika suatu studi menemukan bahwa secara klinis penyakit ini terjadi pada 1
dari 182 orang Amerika atau sekitar 0,55% .sementara di United Kingdom (UK) bahwa
prevalensi dari HT adalah sekitar 0,8%. Namun demikian prevalensi HT meningkat
prevalensinya menjadi 13,45 ketika dilakukan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB). Pada
umunya Tiroiditis Hashimoto menyebabkan terjadinya Hipotiroid pada penderita.7
Dalam suatu studi epidemiologi di Amerika ditemukan bahwa Tiroiditis Hashimoto
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan diantara wanita Tiroiditis Hashimoto
lebih sering terjadi pada wanita yang berusia tua. Diakatakan juga bahwa angka kejadian
Tiroditis Hashimoto pada populasi umunya adalah 2%. Dalam studi ini dikatakan bahwa
Tiroiditis hasimoto menyebabkan hipotiroid spontan pada penderita. Hipotiroid spontan
terjadi pada 1,5% wanita sementara pada pria hanya 0,1%. Menurut data yang dipeoleh,
resiko terjadinya hipotiroid adalah 4 kali lebih besar pada wanita berumur 60-70 tahun
daripada 40-50 tahun.

Manifestasi Klinis

Gambar . manifestasi klinik hipotiroid


sumber : at a glance ilmu bedah ed 3.

1. Keterlambatan daya pikir dan gerakan yang canggung dan lambat


2. Gondok
- Gondok merupakan adalah gejala yang paling sering terjadi pada banyak kelainan
kelenjar tiroid, gondok merupakan gejala pembesaran kelenjar tiroid. Gondok
dapat terjadi menyeluruh ataupun bersifat seperti nodul. Kekurangan iodium
dapat menyebabkan gondok. Pada umumnya gondok dapat menyebabkan
penekanan disekitar daerah timbulnya. Gondok yang muncul dengan bentuk
nodul patut dicurigai sebagai keganasan.
2. Peningkatan Berat badan yang berhubungan dengan manifestasi pada system
gastrointestinal
- Peningkatan berat badan apada pasien dengan tiroiditis hashimoto terjadi
disebabkan karena terjadinya hipotiroid. Seperti telah dikatakan sebelumnya
bahwa gangguan tiroid akan menyebabkan terjadinya penurunan metabolisme
basal tubuh.
3. Kelelahan
4. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala yang tumbuh tipis dan rapuh sehingga
5.
6.
7.
8.

mudah patah
Pada wanita menstruasi dapat terjadi amenore (masa menstruasi memanjang)
Konstipasi
Kurang berkeringat
frekuensi detak jantung menurun, pembesaran jantung atau miksedema, dan
penurunan curah jantung.8,9

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pemberian obat obatan yang harus diperhatikan ialah dosis obat yang akan dipakan dan
cara menaikan dosis tiroksin. Dan dengan tujuan meringankan keluhan dan gejala,
menormalkan metabolism, menormalkan TSH, T3 dan T4, serta menghindarkan efeksamping
berlebih atau komplikasi. Penderita dengan hipotiroid dapat diberikan tiroksin (terapi sulih
hormon) biasanya dimulai dengan dosis rendah 50g/hari, khususnya pada pasien yang lebih
tua atau dengan miksedema berat ditingkatkan secara perlahan hingga dosis 150g/hari. Pada
penderita usia muda dapat dilakukan peningkatan dosis secepatnya. Tiroksin dianjurkan
diminum pada pagi hari dengan keadaan perut yang kososng tidak bersama dengan makanan
atau bahan lain yang dapat mengganggu serapan dari usus. Gejala hipotiroid yg berat
diberikan L-tiroksin 50-100 mcg/hari selama 8-12 minggu. 4
Non-Medikamentosa
Merupakan tindakan pembedahan. Tindakan pembedahan dapat berupa pengankatan
kelenjar tiroid atau yang disebut tiroidektomi. Pada pasien dengan Hashimoto disease teknik
tiroidektomi yang biasanya dilakukan adalah subtotal tioridektomi. Sub-total tiroidektomi
hanya dianjurkan dilakukan pada pasien dengan gondok yang besar sehingga menimbulkan
kompresi yang signifikan pada daerah disekitarnya terutama pada jalan nafas, tidak terjadinya
perbaikan kadar T4, atau sukar disingkirkannya diagonis keganasan.10
Komplikasi

Gondok
Stimulasi terus menerus agar tiroid mengeluarkan hormon, dapat menyebabkan
kelenjar membesar. Gondok dapat mengganggu pernapasan dan saat menelan
makanan.

Gangguan jantung
Hipertiroid dapat meningkatkan kadar kolestrol, mengganggu fungsi jantung,
pembesaran jantung dan gagal jantung.

Gangguan mental
Misalnya depresi.
10

Peripheral neuropathy
Merusak saraf perifer, yaitu saraf yang membawa informasi dari otak dan saraf tulang
belakang ke seluruh tubuh.

Myxedema
Gejalanya adalah Hensitive terhadap suhu dingin, mengantuk, sangat lesu dan
pingsan. Pemicu myxedema coma adalah sedatif, infeksi dan stress.

Infertilitas
Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi.

Cacat lahir
Mengalami gangguan mental maupun fisik.

Pencegahan
Hindari jenis makanan tertentu yang dianggap sebagai goitrogenik seperti kol (kubis),
brokoli, kembang kol, singkong, jagung dan kentang. Makanan ini dapat menyebabkan
penyakit gondok dengan mengganggu fungsi normal kelenjar tiroid, mengkonsumsi makanan
yang kaya yodium seperti susu, air, rumput laut, daging sapi dan lain-lain. Menggunakan
garam beryodium, mengkonsumsi suplemen yang mengandung multivitamin, mineral
terutama yodium, seng, niasin, dan selenium dalam jumlah cukup.
Prognosis
Dengan diagnosis awal, yang tepat pada penyakit ini dan penanganan yang cepat, dan
baik serta memperhatikan komplikasi lain, prognosisnya sangat baik, dan dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien. Tetapi apabila penanganan yang kurang dapat
memperburuk keadaan pasien.
Kesimpulan
Hipotiroid merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh beberapa penyebab baik
dari penyakit kongenital, autoimun, obat obatan hingga penyakit sekunder lannya. Penyakit
tiroiditis hashimoto merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan terjadinya
hipertiroid, karena asal mulanya penyakit ini merupakan penyakit autoimun. Sehingga
11

penatalaksanaan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup. Pencegahan juga merupakan
awal yang baik untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit.

Daftar Pustaka
1. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007.h.25460.
2. Eng CY, Quraishi MS, Bradley PJ. Management of Thyroid nodules in adult patients.
Head and Neck Oncology; 2010.p.2-11.
3. Dikutip dari http://www.knl.google.com/goiterandtiroidnodules.pdf pada 26 November
2014.
4. Sudoyo AW, dkk. Buku ajar IPD. Jilid 3. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Pulbishing;
2006.h.2000-3.
5. National Endocrine and Metabolic Diseases Informatin Service. HAshimoto's Disease.
US Department of Health and Human Service. Mei 2009.
6. Ridgway EC, Tomer Y, McLachlan SM. Update in thyroidology. J Clin Endocrinol
Metab; 2007.p.3755-3761.
7. Sari E, Karaoglu A, Yesilkaya E. HAshimoto's Thyroiditis in Children and Adolescent.
Autoimune Disorders. November 2011.
8. Rachman LY, Hartanto H, Novrianti A. Guyton and hall fisiologi kedokteran. Jakarta:
EGC; 2008.p.386-9.
9. Weigel RJ. Thyroid. Surgery basic science and clinical evidence. New york: Springer;
2008.p.273-8.
10. Pasaribu ET. Pembedahan pada kelenjar tiroid. FK USU Divisi Onkologi Departemen
Ilmu Bedah. 2006.
12

13

Anda mungkin juga menyukai