Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Endokrin


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Luka pada penderita Diabetes Melitus
Sasaran : Masyarakat
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tanggal : Selasa, 28 agustus 2018
Tempat : Palangkaraya
Nama Penyuluh : Peni Eki Lorencia

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu dan memahami perawatan
luka pada klien dengan diabetus millitus.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus & Gangren dengan benar tanpa
melihat catatan / leaflet.
2. Menyebutkan pengertian Perawatan Luka dengan benar tanpa melihat
catatan / leaflet.
3. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi pada luka dengan benar tanpa
melihat catatan/leaflet.
4. Menyebutkan penyebab infeksi dengan benar tanpa melihat catatan/
leaflet.
5. Menyebutkan cara-cara perawatan luka dengan benar

III. Pokok Materi


1. Pengertian Diabetes Mellitus & Gangren
2. Pengertian Perawatan Luka
3. Tanda dan gejala infeksi
4. Penyebab infeksi
5. Cara perawatan luka

IV. Kegiatan
No Tahap Alokasi Kegiatan Media
waktu

1 Pra - 1. Mempersiapkan materi, media dan tempat -


2. Kontrak waktu

2 Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam -


2. Perkenalan
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan pokok bahasan
5. Persamaan persepsi

3 Pelaksanaan 20 menit 1. Pre test Leaflet


2. Penyampaian materi
3. Tanya jawab

4 Penutup 5 menit 1. Evaluasi hasil (Post test) -


2. Pembuatan kesimpulan
3. Salam

V. Metoda
1. Ceramah
2. Tanya-jawab

VI. Media
1. Leaflet

VII. Sumber
- Wolf, Weilzel, Fuerest 1984, Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan, Jilid II
Jakarta :Gunung Agung
- Morison Moya J, 2004, Manajemen luka EGC, Jakarta

VI. Evaluasi
• Prosedur : Pre test & Post test
• Jenis tes : tanya jawab
• Butir soal : 4 soal
1. Sebutkan pengertian perawatan luka !
2. Sebutkan penyebab infeksi (minimal 3 dari 5)!
3. Sebutkan tanda dan gejala infeksi (minimal 5 dari 7) !
4. Sebutkan cara-cara perawatan luka di rumah!

VIII. Lampiran Materi


Terlampir

Lampiran Materi
1. Pengertian Diabetes Mellitus & Gangren
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar
gula dalam darah (hiperglikemi) dan kadar gula yang tinggi pula dalam air
seni (glukosuria).
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan
mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi.

2. Jenis diabetes mellitus


A. Diabetes mellitus
Criteria diabetes melitus ditentukan sebagai berikut
a. Tampak adanya gejala klinis diabetes mellitus, misalnya banyak minum,
banyak kencing, dan berat badan menurun, berat badan menurun serta
pengukuran kadar gula darah menunjukan adanya penyimpangan pada
salah satu nilai berikut :
- Kadar gula darah acak ≥ 200 mg%
- Kadar gula darh puasa ≥ 120 mg%
- Kadar gula darah 2 jam sesudah makan ≥ 200mg%
b. Meskipun tidak tampak adanya gejala- gejala klinis diabetes mellitus,
tetapi terdapat 2 hasil pemeriksaan kadar gula darah yang menyimpang
dari nilai normal
B. Gangguan toleransi gula
Jika kadar gula puasa ≤ 120 mg% (normal) dan kadar gula darah 2 jam
sesudah makan antara 140 mg%- 200mg%, maka diklasifikasikan sebagai
gangguan toleransi gula. Banyak penderita gangguan toleransi gula yang dapat
sembuh dan kembali normal.
C. Diabetes karena malnutrisi
Criteria diabetes karena manurisi atau MRDM (malnutrition related diabetes
Melitus) ditegakan jika da 3 gejala dari 6 kemungkinan yaitu :
a. Diabetes mellitus pada usia 15- 40 tahun
b. Tampak gejala malnutrisi seperti misalnya badan kurus (berat badan <
80% berat badan ideal)
c. Diperlukan insulin untuk regulasi diabetes mellitus dan manaikan berat
badan
d. Nyeri perut berulang
e. Tanda- tanda malabsorbsi makanan
f. Diduga ada klasifikasi pancreas
D. Diabetes saat kehamilan
Pada beberapa wanita hamil ditemukan terjadinya peningkatan kadar gula
darah. Namun setelah melahirkan kadar gula dalam darah tersebut kembali
normal.

3. Penyebab diabetes mellitus


Dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli kedokteran,
dikemukakan teori baru yang menyatakan bahwa penyakit diabetes mellitus
tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi juga kebiasaan hidup dan
lingkungan. Faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes
mellitus yaitu :
a. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh
menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar
pancreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormone insulin untuk
mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pancreas tidak mampu
memenuhi kebutuhan hormone insulin yang terus menerus bertambah,
maka kelebihan gula tidak dapat diolah lagi dan akan masuk kedalam
darah serta urine.
b. Pada saat tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan
dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh
akan berkurang dan dengan demikian kebutuhan akan hormone insulin
juga berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan jarang berolahraga, zat
makanan menjadi lemak dan gula. Proses pengubahan zat makanan
menjadi lemak dan gula, memerlukan hormone insulin. Namun, jika
hormone insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit
diabetes mellitus.
c. Pada saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya
seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannay
sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7-10 kg. pada
saat penambahan jumlah konsumsi makanan tersebut terjadi, jika ternyata
produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit
diabetes mellitus.
d. Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering
berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan
simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada
penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. GH memang memiliki
peran penting dalam metabolisme glukosa dengan menstimulasi
glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan
asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth faktor 1 (IGF-I)
meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot lurik.
Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat
menurunkan resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.
e. Hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi
penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah
pada hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi
insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis
dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko
kardiovaskular. Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid
berupa tri-iodotironina dengan hipertiroidisme yang menyebabkan
abnormalnya toleransi glukosa.
f. Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa
yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien
bedah pankreas, feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

4. Tanda dan gejala


Gejala klasik penyakit diabetes mellitus dikenal dengan istilah trio-P, yaitu :
a. Poliuria (banyak kencing), meupakan gejala umum pada penderita
diabetes mellitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam
darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha
mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing. Gejala banyak
kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar
gula dalam darah relative tinggi.
b. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh)
dari banyaknya kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangna
cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/ kering
yang menyebabkan yimbulnya keinginan untuk minum terus selama kadar
gula dalam belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi
banyak kencing dan banyak minum.
c. Polipagia (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol.
Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula
dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan
demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari
makanan yang diterima.
Gejala – gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes mellitus adalah
sebagai berikut :
a. Adanya perasaan haus yang terus- menerus
b. Sering buang air kecil (kencing) dalam jumlah yang banyak
c. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
d. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun
Adapun penderita yang berat (parah), akan timbul beberapa gejala atau
tanda yang lain, yaitu sbb :
a. Terjadinya penurunan berat badan
b. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki
c. Timbulnya borok atau luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh
d. Hilangnya kesadaran diri.

5. Pencegahan dan terapi


Usaha pencegahan diabetes mellitus dapat diatasi antara lain dengan
olahraga rutin, hidup sehat dan teratur. Beberapa usaha pencegahan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat secara umum adalah sebagai berikut :
a. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihna. Usakan
untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badab normal atau
bahkan berat badan ideal. Jangan makan makanan dalam porsi yang
berlebihan, dan kurangi makan gula atau makanan yang manis serta
berlemak tinggi.
b. Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di
dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energy gerak). Disamping
itu, dengan olahraga secara teratur, otot- otot tubuh akan menjadi kencang
dan organ – organ tubuh dapat bekerja dengan lebih lancer, baik, dan
efisien.
6. Pengertian Perawatan Luka
Perawatan luka adalah suatu teknik dalam membersihkan luka yang
diakibatkkan oleh penyakit diabetes mellitus (kencing manis) dengan tujuan
untuk mencegah infeksi luka, melancarkan peredaran darah sekitar dan
mempercepat proses penyembuhan luka
7. Penyebab Infeksi
a) Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati didalam luka
b) Luka terbuka dan kotor
c) Gizi Buruk
d) Daya tahan tubuh yang lemah
e) Mobilisasi terbatas atau kurang gerak
8. Tanda dan Gejala Infeksi
a) Terjadi bengkak disekitar e) Perubahan fungsi organ
f) Cairan yang berupa nanah
luka
b) Panas badan yang meningkat pada luka
c) Kemerahan disekitar luka g) Luka berbau tidak sedap
d) Nyeri
9. Cara – Cara Perawatan Luka Di Rumah
A. Persiapan alat:
a) Kapas d) Kayu putih
b) Kassa steril e) Plester
c) Cairan infus NaCl 0,9 f) Gunting
g) Kantong plastic
% atau air matang
B. Langkah – Langkah
a) Atur posisi senyaman mungkin
b) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien
c) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya mencuci tangan
terlebih dahulu dengan sabun
d) Buka plester/ perban (dengan menggunakan kayu putih)
e) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastic
f) Bersihkan luka :
• Cuci luka terlebih dahulu dengan kapas yang dibasahi NaCl 0,9% atau
kapas lembab yang telah dibasahi air matang yang telah dingin
• Keringkan luka dengan kassa kering steril
• Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah
dibasahi NaCl 0,9%
• Tutup luka yang telah dikompres kassa NaCl 0,9% dengan kassa kering
• Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas atau perban
menggunakan perban gulung
C. Bereskan peralatan
D. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai