Anda di halaman 1dari 3

Beberapa contoh hipotesis penelitian

Contoh pertama
Kita akan mulai pemaparan contoh hipotesis penelitian melalui contoh riset dengan
topik tertentu. Perlu di ingat, riset yang dipaparkan ini hanyalah contoh saja untuk
kepentingan pembelajaran. Kita ambil contoh penelitian di Indonesia tentang
”Tingkat keaktifan mahasiswa di luar kelas dan indeks prestasi mahasiswa (IPK)”.

Riset seperti itu tentu terdengar luas cakupannya, tapi lumrah dilakukan. Kita akan
melihat apakah mahasiswa yang aktif di luar kelas, misalnya menjadi pengurus
organisasi di jurusan, ikut unit kegiatan mahasiswa, atau ikut kepanitiaan kampus
memiliki IPK yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak aktif atau cuma belajar
di kelas saja.

Seperti apa contoh hipotesis yang bisa dirumuskan? Mudah saja. Sebagai peneliti,
kita bisa merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Mahasiswa yang aktif berorganisasi
di kampusnya memiliki IPK lebih tinggi ketimbang mahasiswa yang tidak aktif
berorganisasi”.

Perlu digarisbawahi di sini bahwa semua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti
disebut dengan hipotesis kerja (Hk). Hipotesis di atas adalah hipotesis kerja. Untuk
dapat diuji secara statistik, diperlukan hipotesis pembanding, disebut juga H0
(hipotesis nol).

Apa itu hipotesis pembanding? Hipotesis pembanding adalah hipotesis yang


diadakan secara semena-mena untuk membandingkan hipotesis kerja. Hipotesis
pembanding ini sebenarnya tidak ada, namun dalam proses penelitian sosial
diperlukan karena hipotesis pembanding ini lah yang nantinya diuji.

H0 selalu merupakan formulasi terbalik dari Hk. Melihat kembali Hk yang sudah
dipaparkan di atas, maka H0 yang bisa dirumuskan adalah ”tidak ada perbedaan IPK
antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif
berorganisasi”.

Setelah H0 dirumuskan, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini adalah uji
hipotesis nol. Pengujan hipotesis merupakan bagian dari proses analisis data
penelitian. Jika hasil analisis menunjukkan H0 ditolak, maka Hk diterima.
Contoh kedua
Perlu diingat bahwa dalam penelitian sosial, sangat jarang penelitian dilakukan
diatas asumsi dua variabel saja yang membentuk hipotesis. Fenomena sosial selalu
melibatkan lebih dari dua variabel. Oleh karena itu, bersifat multivariat. Hipotesis
yang dibangun dalam ilmu sosial juga multivariat.

Masih berhubungan dengan contoh hipotesis penelitian di atas, kita berminat


melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat keaktifan mahasiswa di
organisasi kemahasiswaan dengan IPK. Variabel yang digunakan bisa terdiri dari
banyak variabel. Misal, jabatan di organisasi mahasiswa yang diikuti, motivasi untuk
memperoleh prestasi akademik, target IPK, pekerjaan yang diharapkan, dan
sebagainya.

Sampai disini, kita sudah bisa menyusun beberapa variabel yang nantinya jadi
hipotesis multivariat. Langsung saja saya paparkan contoh hipotesis dalam penelitian
ini. Hk yang bisa dirumuskan adalah sebagai berikut: ”Jika jabatan organisasi
mahasiswa yang diikuti dikontrol, maka mahasiswa yang aktif berorganisasi
cenderung memiliki pekerjaan impian di masa depan sehingga memiliki target IPK
yang hendak dicapai, dan lebih termotivasi untuk mendapat IPK tinggi dibanding
mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi”.
Seperti penjelasan sebelumnya, H0 adalah versi kebalikan dari Hk. Maka H0 nya
adalah ”Jika organisasi mahasiswa yang diikuti dikontrol, maka tidak ada perbedaan
yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang
tidak aktif berorganisasi dalam hal persepsi tentang target IPK, pekerjaan impian,
motivasi untuk memperoleh IPK tinggi”.

Anda mungkin juga menyukai