MIOMA UTERI
Oleh:
Christo F. N. Bawelle
17014101095
Supervisor Pembimbing:
Residen Pembimbing:
dr. Donny Sutrisno Winardo
1
LEMBAR PENGESAHAN
Health Education
“MIOMA UTERI”
Oleh :
Christo F. N. Bawelle
17014101094
Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada tanggal Januari 2018 untuk memenuhi
syarat tugas Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Obstetri dan Ginekologi FK
UNSRAT Manado
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Residen Pembimbing
2
BAB I
Pendahuluan
Mioma uteri adalah salah satu masalah ginekologi yang paling sering dijumpai.
Mioma uteri yang dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomyoma
adalah tumor jinak ginekologi yang struktur utamanya berasal dari otot polos uterus dan
Mioma uteri merupakan tumor ginekologi terbanyak kedua yang sering muncul
pada wanita usia reproduktif. Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya
menarche dan hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh setelah menopause.
Kejadian mioma uteri lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka
40%. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya
hubungan mioma uteri dengan estrogen. Di Indonesia, angka kejadian mioma uteri
Penyebab sebenarnya dari mioma uteri masih belum jelas. Namun diketahui
estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari reseptor estrogen
dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium sekitarnya namun
konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. Tumor mioma ini akan cepat
memberikan keluhan, bila mioma tumbuh ke dalam mukosa rahim, keluhan yang biasa
dikeluhkan berupa perdarahan saat siklus dan di luar siklus haid. Sedangkan pada tipe
tumor yang tumbuh di kulit luar rahim yang dikenal dengan tipe subserosa tidak
memberikan keluhan perdarahan, akan tetapi seseorang baru mengeluh bila tumor
membesar yang dengan perabaan di daerah perut dijumpai benjolan keras, benjolan
tersebut kadang sulit digerakkan bila tumor sudah sangat besar. Selain itu, mioma juga
3
dapat menimbulkan kompresi pada traktus urinarius sehingga terjadi gangguan
berkemih4
yang mengarah ke mioma uteri seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yang
kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik berupa adanya massa kenyal berbatas
tegas pada daerah suprapubis, dan dikonfirmasi lagi dengan menggunakan pemeriksaan
medisinalis yang bertujuan untuk mengurangi gejala perdarahan yang terjadi dan
4
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan
otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri disebut juga dengan
leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat
dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling
umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis
dan bendungan pembuluh darah di area tumor (terutama vena) atau ulserasi
perdarahan yang banyak pada mioma uteri yaitu berupa anovulasi, perluasan permukaan
Keluhan lain yang juga dirasakan adalah dismenorea. Dismenorea bukanlah gejala khas
tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertasi
nekrosis setempat dan peradangan.7-9 Mioma yang berukuran besar juga dapat
dismenore.7 Dismenorea juga dapat disebabkan oleh efek tekanan, kompresi, termasuk
5
B. Klasifikasi Mioma Uteri
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat
pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan
kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma
intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum sebagai suatu
diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan
terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih kecil,
tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol,
uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala
klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut
bawah.
kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum
uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke
dalam vagina yang disebut mioma geburt. Manifestasi perdarahn selalu ada, sehingga
dilakukan histerektomi.
6
Faktor risiko berkembangnya mioma uteri berupa nullipara, usia menarche dini,
riwayat dismenorea, riwayat keluarga dengan mioma uteri, ras, dan usia. Hal ini
berhubungan dengan faktor risiko usia dimana kejadian mioma uteri didapat lebih tinggi
pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40%. Tingginya kejadian mioma uteri
antara usia 35-50 tahun dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause,
menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Dengan adanya stimulasi
pertumbuhan mioma.2,9
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan uterus yang membesar, mobile, dengan
kontur yang ireguler khas pada mioma uteri yang sudah besar. Ukuran, kontur dan
mobilitas uterus harus diperhatikan juga dengan temuan lain, seperti massa adneksa dan
serviks. Temuan ini dapat membantu untuk melihat perubahan uterus dan untuk
rutin uterus. Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus
oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada mioma uteri berupa pemeriksaan
lengkap terutama untuk mencari kadar hemoglobin karena pada mioma uteri sering
7
terjadi anemia akibat perdarahan uterus yang berlebihan dan kekurangan zat besi.
digunakan, tersedia, dan efektif. USG dapat melihat pertumbuhan mioma dan adneksa
dalam mendeteksi mioma uteri yang berukuran < ~ 10 minggu, serta dapat menemukan
lokasi mioma uteri yang lebih besar.16 Mioma berukuran besar dapat ditemukan dengan
kombinasi transabdominal dan transvaginal USG. Mioma uteri sering terlihat sebagai
massa yang simetris, mudah ditemukan, hipoekhoik, dan heterogen. Namun, area yang
mengalami kalsifikasi atau perdarahan dapat terlihat hiperekhoik dan degenerasi kistik
dapat terlihat anekhoik.4 Pada kasus ini pemeriksaan USG memberikan gambaran kesan
mioma uteri. Histeroskopi digunakan untuk melihat adanya mioma uteri multipel.
Resonance Imaging) sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi
mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap
berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi
sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma uteri multipel..
MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat
disimpulkan.8,9
banding terkait tumor abdomen bagian bawah atau panggul perlu dipikirkan. Pada
8
mioma subserosum, harus dibedakan dengan kehamilan. Mioma submukosum yang
harus dibedakan dengan inversio uteri. Mioma intramural harus dibedakan dengan suatu
tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata
tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma yang menjadi lisut, hanya 10% saja
pada lapisan miometrium yang ditandai dengan invasi jinak endometrium yang secara
normal hanya melapisi bagian dalam kavum uteri.7 Pembesaran oleh adenomiosis
bersifat difus dan tidak nodular seperti mioma uteri. tumor padat ovarium juga dapat
merupakan massa yang mirip dengan mioma uteri, dengan konsistensi padat, permukaan
berbenjol dan mudah digerakkan bila tak ada perlekatan dengan sekitarnya. Pada kasus
ini kedua adneksa pada pemeriksaan bimanual maupun USG memberikan kesan normal
G. Penatalaksanaan
Penanganan mioma uteri adalah berdasarkan gejala, ukuran dan lokasi tumor, umur
penderita, fungsi reproduksi dan fertilitas dari penderita, serta terapi yang tersedia.
a. Konservatif
9
Penderita dengan mioma berukuran <12 minggu, tanpa gejala, dan tanpa disertai
penyulit lain, serta usia mendekati menopause tidak memerlukan pengobatan, tetapi
harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12
minggu, tumor yang berkembang cepat perlu diambil tindakan operasi. 11 Pada kasus ini
penanganan ini tentu tidak tepat karena ukuran mioma lebih besar dari 12 minggu
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma uteri
secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan
terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif. 11 Penanganan ini juga
kurang tepat karena hanya bersifat sementara, sementara gejala yang dikeluhkan masih
tampak.
c. Operatif
Tindakan operatif dilakukan jika terjadi perdarahan uterus abnormal dengan anemia,
dan tidak respon terhadap hormonal managemen, nyeri kronik dengan dismenore berat,
dispareunia, tekanan pada perut bawah, nyeri akut, torsi pedunculated mioma atau
prolapsus submukosal fibroid, pembesaran uterus yang cepat pada masa premenopause
atau postmenopause, infertilitas dengan leiomioma, dan pembesaran ukuran uterus > 12
minggu dengan gejala kompresi atau perasaan tidak enak pada bagian bawah perut. 16
10
dengan akurat berdasarkan lokasi, ukuran, dan jumlah mioma uteri melalui
ekstirpasi lewat vagina.16 Pada kasus ini juga tidak dilakukan miomektomi
karena ukuran mioma yang besar dan banyak, terjadinya rekurensi juga lebih
tinggi.
arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya
setelah UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma dan pada
UAE tidak dilakukan insisi serta waktu penyembuhannya yang cepat. 11 Pada
kasus tindakan ini tidak dilakukan karena jumlah mioma yang banyak.
timbulnya karsinoma servisis uteri.11 Wanita yang telah memiliki anak dapat
Bila terjadi perubahan pasokan darah selama pertumbuhannya, maka mioma dapat
11
1. Atrofi
2. Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur
aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil dari
padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
3. Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair,
sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi agar-agar, dapat juga
limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam
sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma
Perubahan ini terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan karena suatu
nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang
mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan pigmen hemosiderin dan
hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai
12
emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada
perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma
bertangkai.
6. Degenerasi lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin. Adapun komplikasi yang terjadi
a. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh
mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru
ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena
BAB III
PENUTUP
13
Berdasarkan teori, walaupun kebanyakan asimtomatik, mioma uteri dapat
yang menjelaskan terjadinya perdarahan yang banyak pada mioma uteri yaitu
uterus, serta dilatasi vena-vena kecil pada miometrium dan endometrium yang
mengandung fibroid dan mengganggu efek hemostatis trombosit dan fibrin. 5,6
diagnosis banding terkait tumor abdomen bagian bawah atau panggul perlu
submukosum yang harus dibedakan dengan inversio uteri. Mioma intramural harus
atau suatu sarkoma uteri. Dengan menggunakan USG abdominal dan transvaginal
memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi
beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma yang
menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.7
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Vilos G, Allaire C, Laberge PY, Leyland N. The management of uterine
3. Hadibroto BR. Mioma uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. 2005 Sept; 38(3):
254-9.
Prabowo RP. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Yayasan Bina
6. Ekine AA, Lawani LO, Iyoke CA, Jeremiiah I, Ibrahim IA. Review of the
2015;3:9-13.
7. DeCherney, A., Nathan L., Goodwin M., Laufer N.. Benign Disorders of the
Tenth,2007:134-145.
2008
15
10. Lilyani DI, Sudiat M, Basuki R. Hubungan faktor risiko dan kejadian mioma
Muhammadiyah. 2012;1:14-9
Maret Surakarta;2010.
12. Hadibroto BR. Mioma uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. 2005 Sept; 38(3):
254-9.
clinical-manifestations-diagnosis-and-natural-history-of-uterine-leiomyomas-
fibroids
15. Joedosapoetro MS. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Ilmu Kandungan Edisi
16. Achadiat CM. Prosedur tetap obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC. 2004:94-5
Lampiran I
16
Lampiran II
17
DAFTAR HADIR PEMBACAAN HEALTH EDUCATION DENGAN JUDUL :
“MIOMA UTERI”
CO-ASS OBSGIN FK UNSRAT RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO
18
dan Ginekologi FK UNSRAT
19