Anda di halaman 1dari 9

ASPEK ETIOLOGI DAN KLINIS PADA URTIKARIA

DAN ANGIOEDEMA

Fitria

Abstrak. Urtikaria adalah penyakit kulit yang ditandai dengan rasa gatal disertai eritema
dan edema pada dermis superfisial. Lesi urtika cepat timbul dan hilang perlahan dalam 1-
24 jam. Angioedema merupakan urtikaria yang terjadi pada dermis bagian bawah atau
subkutis, ditandai dengan rasa nyeri, sering mengenai wajah dan membran mukosa, serta
lesi hilang perlahan dalam 72 jam. Banyak faktor penyebab dan variasi gejala klinis pada
urtikaria dan angioedema sehingga untuk memudahkannya dibuat klasifikasi berdasarkan
aspek etiologi dan klinisnya. Klasifikasi ini juga sangat bermanfaat dalam
penatalaksanaan urtikaria dan angioedema. (JKS 2013; 2: 96-104)

Kata kunci : urtikaria, angioedema, etiologi, gejala klinis

Abstract. Urticaria is a skin disease which characterized by a wheal-and-flare reaction in


the superficial dermis that is tipically pruritic. The lesions of urticaria arise suddenly and
slowly disappear within 1-24 hours. Angioedema is urticaria that occurs in the deep
dermis or subcutaneous tissue, commonly affects on the face and mucous membranes,
may be painful, and the lesions gradually disappeared within 72 hours. Classification
based on etiology and clinical aspects of urticaria and angioedema are made to facilitate
the management of this diseases. (JKS 2013; 2: 96-104)

Key words : urticaria, angioedema, etiology, clinical manifestations

Pendahuluan sebesar 10%.4 Ada banyak faktor penyebab


Urtikaria adalah suatu penyakit yang urtikaria dan angioedema seperti toleransi
ditandai dengan adanya edema kulit terhadap makanan, infeksi, obat-obatan,
superfisial setempat dengan ukuran trauma fisik dan penyakit sistemik, namun
bervariasi sering dikelilingi oleh halo 70-95% penyebabnya masih belum
eritem yang disertai rasa gatal atau panas. diketahui terutama pada urtikaria kronik.3,5
Ruam urtikaria cepat timbul dan hilang Hal ini seringkali menimbulkan masalah
perlahan-lahan dalam 1-24 jam.1 fisik, psikis maupun sosial dalam
Sedangkan angioedema adalah urtikaria kehidupan penderita sehari-hari sehingga
yang terjadi pada lapisan dermis bagian mempengaruhi kualitas hidupnya.6
bawah atau subkutis, sering mengenai Urtikaria dan angioedema merupakan
wajah dan membran mukosa seperti bibir, penyakit yang pengobatannya menitik
laring dan genetalia. Pada angioedema beratkan pada etiologinya sehingga dalam
lebih dominan rasa nyeri daripada gatal penegakan diagnosis sangat diperlukan
dan ruamnya hilang secara perlahan dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
72 jam.2 komprehensif untuk menentukan
Frekuensi urtikaria diperkirakan sebesar klasifikasi serta pemeriksaan penunjang
20% dari seluruh populasi, dapat terjadi yang sesuai agar dapat memberikan
pada semua umur namun lebih sering pada edukasi dan terapi yang tepat kepada
wanita dan biasanya pada usia 20-40 pasien serta menghemat biaya yang harus
tahun.3 Sekitar 40% pasien urtikaria dikeluarkan.3,7
disertai angioedema, 50% hanya dengan Penulisan tinjauan pustaka ini bertujuan
urtikaria sedangkan angioedema saja1 untuk menambah pengetahuan mengenai
aspek etiologi dan klinis urtikaria dan
angioedema.
Fitria adalah Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

96
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 2 Agustus 2013

Patogenesis penatalaksanaan yang tepat bagi pasien


Urtikaria terjadi karena adanya vasodilatasi urtikaria/angioedema.3,7
dan peningkatan permeabilitas kapiler Berdasarkan etiologinya urtikaria dibagi
sehingga terjadi transudasi cairan setempat menjadi 1) urtikaria imunologik : urtikaria
yang secara klinis tampak edema lokal autoimun, kontak alergi dan kompleks
disertai eritema.8 Vasodilatasi dan imun. 2) urtikaria nonimunologik: urtikaria
peningkatan permeabilitas kapiler terjadi fisik, karena obat-obatan dan kontak non
akibat pelepasan mediator-mediator seperti alergi. 3) Urtikaria idiopatik.11 Menurut
histamin, leukotrien, sitokin dan kemokin European Academy of Allergology and
yang juga mengakibatkan peningkatan Clinical Immunology (EAACI) tahun 2006
regulasi endothelial adhesion molecules secara klinis urtikaria diklasifikasikan
(ELAMs) dan vascular adhesion molecules menjadi 1) urtikaria spontan: urtikaria akut
(VCAMs) disertai migrasi sel dan urtikaria kronis. 2) Urtikaria fisik:
transendotelial dan kemotaksis.8,9 dermografik, delayed pressure, panas,
Pelepasan mediator tersebut terjadi karena dingin, solar dan getaran. 3) Urtikaria
adanya degranulasi sel mast akibat spesifik: kolinergik, adrenergik, kontak
rangsangan atau paparan dari alergen. Ada (alergi/non alergi) dan aquagenik.1,12 Para
beberapa agen yang dapat mengaktivasi sel ahli yang lain menambahkan klasifikasi
mast untuk melepaskan histamin antara dengan urtikaria yang berhubungan dengan
lain substansi P, Vasoactive intestinal penyakit lain seperti urtikaria pigmentosa
polypeptide (VIP), latex, surfaktan, (mastositosis) dan vaskulitis.2,11
dextran, morfin dan codein.10 Angioedema dapat dibedakan menjadi
Penyebab terjadinya angioedema antara angioedema yang disertai urtika dan tanpa
lain adalah adanya defisiensi C1 esterase urtika. Berdasarkan penyebabnya
inhibitor (C1INH) yang berfungsi angioedea tanpa urtika dibagi menjadi :
menghambat pembentukan kinin, aktivasi 1) Angioedema defisiensi C1INH
komplemen yang menghasilkan vasoactive herediter. 2) Angioedema defisiensi
kinin-like peptides dan pembentukan C1INH dapatan. 3) Angioedema karena
bradikinin. Kinin adalah peptida dengan obat-obatan. 4) Angioedema berhubungan
berat molekul rendah yang ikut berperan dengan delayed pressure. 5) Angioedema
dalam proses inflamasi dengan idiopatik.13
mengaktivasi sel endotelial dan
menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan Aspek Etiologi dan Klinis pada
peningkatan permeabilitas vaskular. Urtikaria dan Angioedema
Angioedema yang rekuren dengan C1INH Urtikaria dapat terjadi secara imunologik,
normal biasanya bersifat idiopatik, namun nonimunologik dan idiopatik. Secara
bisa juga disebabkan oleh induksi obat- imunologik, reaksi alergi paling sering
obatan seperti penghambat angiotensin- menyebabkan urtikaria yaitu melalui reaksi
converting enzyme (ACE), aspirin dan anti- hipersensitivitas tipe I (anafilaksis)
inflamasi nonsteroid (AINS).8,10 misalnya pada alergi obat dan makanan.
IgE spesifik berikatan dengan high-affinity
Klasifikasi IgE receptor (FcεRI) pada permukaan sel
Urtikaria/angioedema dapat diklasifikasikan mast jaringan dan basofil darah tepi yang
berdasarkan etiologi ataupun klinis, namun menyebabkan influksnya sel-sel inflamasi
dalam praktek sehari-hari lebih mudah seperti eosinofil, netrofil, limfosit dan
mengklasifikasikannya secara klinis basofil disekitar jaringan sebagai awal dari
daripada etiologi yang sulit untuk late-phase response (LPR) pada urtikaria
ditegakkan. Klasifikasi berguna dalam kronis autoimun. Aktivasi komplemen
menentukan pemeriksaan penunjang dan melalui jalur klasik juga berperan setelah
antigen berikatan dengan IgG atau IgM

97
Fitria, Aspek Etiologi dan Klinis pada Urtikaria

dan menghasilkan anafilatoksin yang lesi muncul kurang dari 2 kali seminggu
mampu merangsang pelepasan histamin maka disebut UK episodik. Pada UK selain
dan mediator lainnya. Pada urtikaria non anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
imunologik, beberapa bahan kimia lengkap perlu juga dilakukan pemeriksaan
(golongan amin dan derivat amidin) dan penunjang untuk menemukan faktor
obat-obatan seperti morfin, kodein, pencetusnya seperti infeksi, penyakit
polimiksin dapat langsung merangsang sel autoimun, reaksi alergi mapun non
mast dan basofil untuk melepaskan alergi.7,11,16
histamin. Bahan kolinergik seperti
asetilkolin yang dilepaskan oleh saraf Urtikaria Autoimun
kolinergik kulit, faktor fisik berupa panas, Sekitar 50% pasien urtikaria kronis
dingin, stres dan sinar matahari juga dapat mempunyai histamin yang melepaskan
secara langsung merangsang pelepasan autoantibodi. Sebagian besar IgG berikatan
beberapa mediator. Pada urtikaria langsung dengan subunit α reseptor IgE
idiopatik, etiologinya belum banyak pada permukaan sel mast dan basofil,
diketahui namun diduga sebagian besar hanya sedikit yang berikatan dengan IgE.
berhubungan dengan penyakit Autoantibodi tersebut menyebabkan
3,11,13
autoimun. degranulasi sel mast melalui aktivasi
Berikut akan dibahas satu-persatu komplemen jalur klasik.5,17 Ini dapat
mengenai jenis-jenis urtikaria/angioedema terlihat pada autologous serum skin test
berdasarkan etiologi dan klinisnya: (ASST) dimana jika disuntikkan serum
autolog secara intraepidermal maka akan
Urtikaria Akut muncul urtika. Namun pemeriksaan ASST
Sekitar 65% urtikaria spontan adalah belum menjadi pemeriksaan yang rutin
urtikaria akut (UA). Dikatakan UA jika dilakukan sehingga sering pasien
urtika muncul secara spontan dengan durasi didiagnosis sebagai urtikaria idiopatik.18
kurang dari 6 minggu. UA sering
disebabkan oleh infeksi akut dari saluran Urtikaria Kontak
pernafasan atas, saluran kemih atau reaksi Urtikaria kontak alergi (UKA) merupakan
non alergi (pseudoalergen) dari obat reaksi hipersensitivitas tipe I yang
antiinflamasi non steroid sedangkan UA diperantarai oleh alergen IgE spesifik pada
alergika diperantarai oleh IgE, contohnya orang yang telah tersensitisasi sebelumnya.
alergi makanan yang banyak dijumpai pada Alergen penyebab UKA antara lain dari
orang atopi.2,14 Makanan yang sering bahan makanan (kacang, tomat, ikan), latex
menimbulkan urtikaria ialah telur, dan logam sedangkan riwayat atopi
kacang, udang, coklat, tomat, keju, bawang, merupakan salah satu faktor
semangka, asam nitrat, asam benzoat dan predisposisinya. Lesi UKA muncul tidak
ragi. Diagnosis UA ditegakkan hanya hanya pada area yang terkena bahan
berdasarkan riwayat penyakit termasuk alergen namun dapat generalisata bahkan
mencari faktor pencetusnya dan mengenai organ dalam seperti saluran
pemeriksaan fisik tapi pemeriksaan pernafasan atau pencernaan dan juga
penunjang lain masih belum perlu mengakibatkan syok anafilaktik.
dilakukan.15 Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnosis ini
Urtikaria Kronis adalah pemeriksaan IgE spesifik dan tes
Prevalensi urtikaria kronis (UK) sebesar tusuk.9,19
0,5% dari populasi umum dan sering Urtikaria kontak non alergi (UKNA) terjadi
mengenai wanita usia dewasa muda. Lesi tanpa adanya sensitisasi awal, hanya terjadi
muncul secara spontan, minimal 2 kali reaksi setempat tanpa reaksi sistemik.
seminggu selama lebih dari 6 minggu. Jika Penyebab UKNA diduga karena efek

98
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 2 Agustus 2013

langsung terhadap dinding pembuluh darah tipe lambat (jarang) dengan onset 4-6 jam
dermal atau pelepasan substansi vasoaktif dan berlangsung selama 24-48 jam. 3) UD
misalnya histamin, SRSA dan bradikinin tipe intermediate muncul dalam 30 menit
tanpa pengaruh antibodi. Bahan-bahan sampai 2 jam dengan durasi 3-9 jam.
penyebab UKNA antara lain bahan Tes rutin yang digunakan adalah
pengawet atau penyedap makanan, sabun, dermografisme.1,21
parfum dan produk farmasi seperti salep
atau krim. Waktu optimum untuk melihat 2. Delayed-pressure urticaria
reaksi yang timbul adalah 40-45 menit Delayed-pressure urticaria (DPU) terjadi
setelah aplikasi bahan alergen.19,20 karena tekanan yang menetap sehingga
dalam waktu 3-12 jam muncul urtika
Urtikaria Kompleks Imun disertai rasa nyeri atau panas dan dapat
Aktivasi sistem komplemen melalui menetap lebih dari 24 jam. DPU terjadi
anafilatoksin C5a dapat memperantai dan hanya 1% dari seluruh jenis urtikaria dan
meningkatkan pelepasan histamin dari sel biasanya karena ikat pinggang, jam tangan,
mast. Mekanisme inflamasi ini terjadi sepatu atau setelah olahraga yang lama.
karena adanya ikatan antara antigen dan Penegakan diagnosis DPU selain dari
antibodi yang membentuk kompleks imun, anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat
biasanya berhubungan dengan infeksi virus dilakukan tes tekanan dengan
hepatitis B, hepatitis C dan infeksi oleh menggunakan alat yang telah dikalibrasi
parasit sehingga dapat dilakukan beratnya (500-1500 g/cm2) dan diletakkan
pemeriksaan serologis sesuai dengan pada 3 tempat atau lebih bagian tubuh
klinisnya.13,20 (punggung, paha, bahu atau lengan) selama
10 menit dan dibaca pada 30 menit, 3 jam,
Urtikaria Fisik 6 jam dan 24 jam.4,21
Sebesar 50% urtikaria kronik adalah
urtikaria fisik yang terjadi karena adanya 1 3. Urtikaria dingin
atau lebih rangsangan fisik berupa trauma, Sekitar 3-5% urtikaria fisik adalah urtikaria
suhu, sinar atau getaran. Patomekanisme dingin yang muncul karena terpapar
urtikaria ini masih belum jelas namun dengan objek yang dingin, air atau udara
diyakini bahwa faktor fisik tersebut yang dingin dan jarang karena makanan
merangsang terjadinya pelepasan histamin atau minuman dingin.1,4 Untuk
karena adanya degranulasi sel mast.2,21 memudahkan praktek sehari-hari urtikaria
Berdasarkan faktor pencetusnya urtikaria dingin diklasifikasikan menjadi:
fisik dibagi menjadi : a. Urtikaria dingin tipikal, (sering
dijumpai) terdiri atas:
1. Urtikaria dermografika (factitial − Urtikaria dingin primer (idiopatik);
urticaria) pada pemeriksaan darah vena dan
Urtikaria dermografika (UD) merupakan biopsi kulit dijumpai histamin, faktor
urtikaria yang paling sering muncul pada kemotaktik, prostaglandin D2,
urtikaria fisik, biasanya mengenai dewasa Platelet-activating factor dan Tumor
muda dan biasa berlangsung selama 6,5 necrosis factor-α.
tahun. Prevalensi UD pada populasi umum - Urtikaria dingin sekunder; terdapat
berkisar antara 2-5%. UD muncul secara kelainan krioglobulinemia, cold
cepat pada daerah yang mengalami tekanan hemolysin dan cold agglutinin, selain
atau goresan dan seringnya disertai rasa itu juga berhubungan dengan
gatal. Berdasarkan onsetnya urtikaria beberapa penyakit infeksi seperti
dermografika dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: mononukleosis, sifilis, varisela,
1) UD tipe cepat (paling sering) dengan hepatitis dan infeksi HIV.
onset 2-5 menit dan durasi 30 menit. 2) UD

99
Fitria, Aspek Etiologi dan Klinis pada Urtikaria

Pada kedua tipe ini dapat memberikan hasil yang negatif


dilakukan ice-cube test selama 10- namun bila pasien melakukan
15 menit dan urtika akan muncul olahraga selama 15 menit dalam
setelah 10 menit. suhu ruangan 4oC akan muncul
b. Urtikaria dingin atipikal, dibagi urtika.
menjadi: d. Cold-dependent dermographism;
- Urtikaria dingin familial (autosomal urtika hanya muncul jika kulit
dominan), terdapat 2 tipe yaitu tipe yang ditekan/gores terpapar
immediate dan delayed. Pada tipe dingin.
immediate lesi berupa papul atau e. Urtikaria dingin lokalisata;
makula dengan rasa seperti terbakar seringnya urtika muncul pada
selama 4-6 jam dan seringnya disertai kondisi tertentu (cold injury,
menggigil, demam, nyeri sendi atau sengatan serangga, injeksi alergen
otot dan sakit kepala. Pada biopsi intrakutan) didaerah yang kontak
terlihat infiltrasi polimorfonuklear. dengan bahan yang dingin namun
Sedangkan tipe delayed, urtika terkadang dapat juga tanpa
muncul setelah terpapar dingin 9-18 didahului keadaan tersebut.21,22
jam sebelumnya dan akan
menghilang dalam 2-3 hari, pada 4. Urtikaria Panas
biopsi akan dijumpai infiltrasi Urtikaria panas jarang dijumpai, lesi
mononuclear (limfosit, monosit atau setempat muncul akibat kontak langsung
makrofag). dengan benda atau udara yang panas. Ada 2
- Urtikaria dingin dapatan, terdiri dari: tipe urtikaria panas:
a. Urtikaria dingin sistemik; kelainan a. Urtikaria panas tipe segera; lesi urtika
yang jarang terjadi dengan ciri papular yang terasa gatal muncul setelah
khas muncul urtika generalisata 5 menit terpapar panas dan dapat
tidak hanya pada tempat yang menetap selama 1 jam. Patofisiologi
terpapar dingin saja dan dapat urtikaria panas dikarenakan adanya
disertai reaksi anafilaktik yang pelepasan mediator-mediator namun
dapat mengancam jiwa. Tes penelitian lain menyebutkan karena
diagnostik yang dapat dilakukan adanya abnormalitas dari sistem
dengan menempatkan pasien tanpa komplemen. Tes provokasi dapat
menggunakan pakaian dalam dilakukan dengan tabung silinder yang
ruangan 4oC selama 10-30 menit diisi air dengan suhu 50-55oC dan
akan muncul urtika generalisata diaplikasikan selama 5 menit dapat
dan gejala lain dalam waktu 10-20 merangsang munculnya lesi.
menit. b. Urtikaria panas tipe lambat; sangat
b. Urtikaria dingin dengan urtika jarang dijumpai, lesi muncul setelah 6-
persisten; Urtika muncul beberapa 18 jam setelah aplikasi dan menetap
menit setelah terpapar dingin dan selama 12-24 jam.21
menetap selama 1 minggu atau
lebih 5. Urtikaria solaris
c. Urtikaria kolinergik yang Urtikaria solaris (US) sering pada wanita
diinduksi oleh dingin; lesi usia 30-40 tahun dan terjadi karena paparan
punctata (1-7mm) yang gatal sinar matahari atau sinar dengan panjang
muncul setelah tubuh terpapar gelombang 280-760 nm. Keluhan subyektif
dingin atau olahraga pada suhu berupa gatal, merah, perih dan urtika
dingin, biasanya mengenai daerah muncul 5-10 menit setelah paparan dengan
wajah, leher dan ekstremitas. Pada sinar. Angka kejadian US kurang 1% dari
pasien ini ice cube testnya semua jenis urtika dan sekitar 4% dari

100
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 2 Agustus 2013

fotosensitif dermatosis. US dapat Urtikaria Spesifik


diklasifikasikan berdasarkan spektrum Urtikaria spesifik terdiri dari:
cahaya, Ada atau tidaknya hubungan
dengan penyakit lain dan hubungan 1. Urtikaria kolinergik
munculnya urtika dengan paparan sinar.1,21 Urtikaria kolinergik (UK) terjadi karena
Patogenesis US primer belum banyak ada peningkatan suhu tubuh setelah
diketahui, diyakini diperantarai oleh IgE, olahraga, mandi air panas, stres dan jarang
peningkatan serum histamin, degranulasi karena makanan hangat, pedas atau
sel mast dan eosinofil setelah radiasi sinar. alkohol. Frekuensi UK sekitar 11.2% pada
US sekunder berhubungan dengan dewasa muda (16-35 tahun). Gambaran
abnormalitas genetik metabolisme porfirin klinis yang khas adalah urtika punctata (1-
pada pasien eritropoitik protoporfiria yang 5mm) yang dikelilingi oleh daerah eritema
mengalami gangguan aktivasi cahaya pada dan disertai rasa gatal. Awalnya lesi
sistem komplemen. Pada pasien yang muncul di wajah dan leher kemudian
sangat sensitif, paparan sinar pada seluruh menyebar ke bagian yang lain dan dapat
tubuh (sun bathing) menyebabkan disertai gejala sistemik seperti sakit kepala,
manifestasi sistemik berupa urtikaria nyeri perut, sesak nafas dan sinkop.
generalisata disertai bronkospasme, Mekanisme terjadinya UK karena
hipotensi dan penurunan kesadaran karena pelepasan asetilkolin dari serabut saraf
histaminemia sementara.1,23 perifer yang menyebabkan degranulasi sel
mast, pelepasan histamin dan faktor
6. Urtikaria getaran kemotaktik seperti eosinofil atau netrofil.
Urtikaria getaran merupakan urtikaria yang Tes provokasi dengan olahraga atau mandi
jarang terjadi, bisa bersifat herediter atau air panas 100% memberikan hasil positif,
dapatan yang biasanya karena pekerjaan selain itu dapat juga dilakukan tes dengan
maupun idiopatik. Rangsangan dapat injeksi intradermal metakolin namun hanya
berasal dari getaran saat mengendarai 30-50% pasien yang memberikan hasil
sepeda motor, menggunakan alat bor atau positif dengan munculnya lesi satelit dalam
melakukan pijatan. Dalam beberapa menit waktu 5-15 menit setelah aplikasi.1,21
setelah mendapat rangsangan akan muncul
bengkak yang terasa gatal dan dapat 2. Urtikaria akuagenik
menetap selama 24 jam.1 Urtikaria akuagenik (UA) jarang dijumpai,
Patogenesis urtikaria ini belum diketahui, lesi terjadi setelah 2 menit kontak dengan
keparahan reaksi yang terjadi sesuai air berupa urtika perifolikular berukuran
dengan durasi, intensitas dan luas kecil yang gatal seperti pada urtikaria
permukaan tubuh yang terlibat. Manifestasi kolinergik (UK) dan dapat menetap selama
sistemik seperti eritema generalisata dan 1 jam. Patogenesis UA masih belum jelas,
sakit kepala dapat terjadi. Diagnosis namun dari hasil biopsi terlihat adanya
urtikaria getaran dapat ditegakkan dengan degranulasi sel mast, peningkatan histamin
melakukan tes menggunakan mixer selama sementara pada aliran darah vena. Tes
5 menit kemudian diobservasi selama 5-6 provokasi yang dapat dilakukan pada UA
jam terhadap munculnya edema dengan mengkompres air pada suhu tubuh
sirkumferensial yang terasa gatal sehingga 37oC selama 30 menit. Diagnosis UA
dapat dibedakan dari delayed ditegakkan setelah menyingkirkan
dermographism dan delayed pressure diagnosis urtikaria dingin dan urtikaria
urticaria.21 kolinergik.2,21

101
Fitria, Aspek Etiologi dan Klinis pada Urtikaria

gastrointestinal, sumsum tulang, hati,


limpa dan limfonodi. Gambaran klinisnya
3. Urtikaria adrenergik meliputi urtikaria, pruritus, flushing,
Urtikaria adrenergik sangat jarang terjadi, mual, muntah, nyeri perut, diare dan sakit
lesi muncul akibat adanya stres emosional kepala. Mastositosis diklasifikasikan
dengan ciri khas berupa urtika berukuran menjadi 2 yaitu mastositosis kutan dan
sangat kecil (pin sized) dan dikelilingi oleh sistemik. Urtikaria pigmentosa (UP)
halo yang berwarna putih serta berespon paling sering dijumpai pada mastositosis
terhadap terapi dengan beta- kutan. Sekitar 85% anak-anak dan 95%
adrenoreceptor-blocker (propanolol) yang dewasa dengan diagnosis mastositosis
dapat digunakan untuk tujuan diagnostik hanya bermanifestasi pada kulit.
maupun pencegahan.2 Mastositosis sistemik mempunyai
gambaran yang bervariasi, ada bersifat
Urtikaria karena Obat-obatan indolen yang tidak berhubungan dengan
Banyak jenis obat-obatan yang dapat kelainan hematologi namun ada juga
menyebabkan urtikaria. Obat golongan dengan leukemia sel mast yang agresif.
cyclo-oxygenase (COX)-inhibitor seperti Gambaran klinis UP adalah adanya
aspirin dan obat anti inflamasi non steroid pruritus, lesi berupa makula atau
sering menjadi penyebabnya. Aspirin makulopapular dengan distribusi yang
menimbulkan urtikaria karena menghambat simetris kecuali pada extremitas dan
sintesis prostaglandin dan terjadi wajah, terdapat dermografisme dan
perubahan metabolisme asam arakidonat. tekanan pada lesi menyebabkan urtika.
Ada juga obat yang langsung merangsang Pada anak-anak lesi kulit lebih luas
sel mast untuk melepaskan histamin, daripada dewasa dan dapat dijumpai bula.
misalnya kodein, opium dan zat kon- Diagnosis UP ditegakkan dengan biopsi
tras.11,24 kulit yang ditandai dengan peningkatan
sel mast kulit yang signifikan. Pada anak-
Urtikaria Vaskulitis anak biasanya lesi muncul sebelum usia 2
Karakteristik lesi urtikaria vaskulitis (UV) tahun bahkan bisa sejak lahir namun
adalah lesi terasa nyeri dan panas, jarang berkembang menjadi mastositosis
menghilang dalam 3-7 hari dengan sistemik dan sekitar 50% akan mengalami
meninggalkan purpura atau resolusi sempurna. Pada dewasa UP
hiperpigmentasi dan dapat disertai dengan biasanya akan menetap dan sekitar 50%
gejala penyakit sistemik seperti nyeri berkembang menjadi mastositosis
sendi, nyeri dada atau perut, penyakit sistemik sehingga prognosisnya
ginjal dan paru. UV biasanya bersifat bervariasi.4,26
idiopatik namun dapat disebabkan oleh
penyakit jaringan konektif yaitu lupus Urtikaria Idiopatik
eritematosus sistemik, serum sickness, Prevalensi Urtikaria idiopatik (UI) sekitar
infeksi hepatitis B atau C. Penegakan 0,1% pada populasi umum, lebih banyak
diagnosis UV hanya dapat dilakukan pada wanita dan biasanya bersifat kronik.
dengan biopsi kulit namun untuk Penyebab UI sulit ditemukan, kurang dari
mengetahui adanya keterlibatan sistemik 5% dikatakan dapat dieksaserbasi oleh
harus dilakukan pemeriksaan seperti darah pewarna dan pengawet makanan seperti
lengkap, urinalisis, ANA, tes serologi asam benzoat. Obat (penisilin, aspirin,
hepatitis B dan C.13,25 AINS, opiat dan ACE inhibitor), alkohol
dan stress dapat juga memperberat
Urtikaria Pigmentosa (mastositosis) terjadinya UI. Pada UI pemeriksaan
Mastositosis adalah penyakit dengan laboratorium biasanya memberikan hasil
hiperplasia sel mast pada kulit, saluran yang normal sehingga diagnosis UI

102
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 2 Agustus 2013

ditegakkan jika kemungkinan diagnosis inhibitornya yang terganggu (AEH tipe II)
urtikaria yang lain seperti urtikaria sedangkan pada AEH tipe III terjadi mutasi
vaskulitis dan urtikaria fisik telah gen F12 yang berfungsi mengontrol faktor
disingkirkan. Namun demikian sekitar 30- pembekuan 12. AEH tipe III sering pada
60% pasien UI memiliki autoantibodi wanita dan dapat dieksaserbasi oleh
terutama IgG1 dan IgG3 yang spesifik kehamilan dan penggunaan kontrasepsi
terhadap FcεRIα sehingga perlu dilakukan hormonal.3,10
pemeriksaan ASST untuk dapat Diagnosis angioedema ditegakkan
menentukan terapi yang tepat seperti berdasarkan gambaran klinis dan
pemberian imunomodulator (siklosporin pemeriksaan penunjang seperti
A, plasmaferesis dan Ig intra vena).5,27 laboratorium darah lengkap, mast cell
tryptase level yang meningkat jika
Angioedema berhubungan dengan reaksi alergi akut
Angioedema terjadi pada lebih dari (anafilaksis), konsentrasi plasma
setengah pasien urtikaria spontan dan komplemen C4 dan jumlah serta fungsi
sekitar 10-20% pasien angioedema tanpa dari C1INH.8,10,11
disertai urtikaria terjadi karena obat-obatan
seperti aspirin, golongan ACE inhibitor Daftar Pustaka
dan AINS. Obat-obat ini mencegah 1. Zuberbier T. Urticaria: Current opinions
degradasi bradikinin yaitu komponen about etiology, diagnosis and therapy.
peptida yang berfungsi sebagai vasodilator Acta Derm Venereol. 2007 : 87 : 196-205.
yang poten sehingga terjadi akumulasi 2. Zuberbier T. Urticaria. Allergy. 2003 :
cairan di daerah interstitium terutama pada 58 : 1224-1234.
3. Nettis E. Clinical and laboratory
area wajah. Ada 2 cara terbentuknya
investigations : Clinical and aetiological
bradikinin, yaitu : aspects in urticaria and angio-oedema.
1. Melalui komponen enzim jaringan British Journal of Dermatology. 2003 :
kallikrein dan substrat plasma. 148 : 501-506.
Kallikrein disekresi terutama oleh sel- 4. Deacock SJ. An approach to the patient
sel kelenjar (saliva, keringat dan with urticaria. Clinical and Experimental
eksokrin pankreas), paru, ginjal, usus Immunology. 2008; 153: 151-161.
halus dan otak. 5. Liutu M, Kalimo K, Uksila J, Kalimo H.
2. Melalui aktivasi jalur pembekuan Etiologic aspects of chronic urticaria.
instrinsik. Adanya trauma akan International Journal of Dermatology.
mengaktivasi faktor Hageman (XII) 1998 : 37 : 515-519.
6. Baiardini I, Pasquali M, Braido F,
yang akan memicu pembentukan
Fumagalli F, Guerra L, Compalati E,
plasmin dan kalikrein. Plasmin Braga M, Lombardi C, Fassio O,
mengaktivasi C1 melalui pembentukan Canonica GW. A new tool to evaluate the
C2 kinin-like peptide dan kallikrein impact of chronic urticaria on quality of
menghasilkan bradikinin dari life: chronic urticaria quality of life
kininogen.3,8 questionnaire (CU-Q2oL). Allergy .2005 :
Angioedema juga dapat terjadi karena 60 : 1073-1078.
defisiensi atau disfungsi C1INH. 7. Buss YA. Chronic urticaria-which clinical
Defisiensi C1INH bisa bersifat herediter parameters are pathogenetically relevant?
atau dapatan. Defisiensi C1INH dapatan A retrospective investigation of 339
jarang ditemukan dan berhubungan dengan patients. JDDG. 2007 : 5 : 22-29.
8. Friedmann PS. Assesment of urticaria and
penyakit autoimun atau limfoma.
angioedema. Clinical and Experimental
Defisiensi C1INH herediter bisa Allergy. 1999 : 29 : 109-112.
dikarenakan produksinya yang menurun 9. Grattan C, Charlesworth EN. Urticaria.
(angioedema herediter/AEH tipe I) akibat Dalam: Holgate ST, Lichtenstein LM,
mutasi gen SERPIN1 atau fungsi

103
Fitria, Aspek Etiologi dan Klinis pada Urtikaria

Allergy 2nd Ed, London : Mosby. 2001 : predicting chronic urticaria duration: a
6 : 93-104. prospective study of 139 patients. Allergy.
10. Kaplan AP. Urticaria and angioedema. 2004 : 59 : 869-873.
Dalam: Wolff K, Goldsmith L.A, 18. Asero R. Chronic urticaria: novel clinical
Fitzpatrick’s Dermatology in General and serological aspects. Clinical and
Medicine 7th Ed, Vol I, New York : Mc Experimental Allergy. 2001 : 31 : 1105-
Graw Hill Medical. 2008 : 37 : 330-343. 1110.
11. Powel RJ, Du Toit GL, Siddique N, Leech 19. Wakelin SH. Contact urticaria. Clinical
SC, Dixon TA, Clark AT, Mirakian R, Dermatology. 2000 : 26 : 132-136.
Walker SM, Huber PA, Nasser SM. 20. Grattan CEH, Humphreys F. Guidelines
BSACI guidelines for the management of for evaluation and management of
chronic urticaria and angio-oedema. urticaria in adults and children. British
Clinical and Experimental Allergy. 2007 : Journal of Dermatology. 2007 : 157 :
37 : 631-650. 1116-1123.
12. Zuberbier T, Bindslev-Jensen C, 21. Kountou-Filli K, Borici-Mazi R, Kapp A,
Canonica W, Grattan CE, Greaves MW, Matjevic LJ, Mitchel FB. Physical
Henz BM, Kapp A, Kozel MM, Maurer urticaria: classification and diagnostic
M, Merk HF, Schäfer T, Simon D, Vena guidelines. Allergy. 1997 : 52 : 504-513.
GA, Wedi B. EAACI/GA2LEN/EDF 22. Siebenhaar F, Weller K, Mlynek A,
guideline : definition, classification and Magerl M, Altrichter S, Vieira Dos Santos
diagnosis of urticaria. Allergy. 2005 : 6 : R, Maurer M, Zuberbier T. Acquired cold
123-127. urticaria: clinical picture and update on
13. Zuberbier T, Greaves MW, Juhlin L, diagnosis and treatment. Clinical
Kobza-Black A, Maurer D, Stingl G, Dermatology. 2007 : 32 : 241-245.
Henz BM. Definition, Classification and 23. Mang R. Solar urticaria. Clinical and
Routine Diagnosis of Urticaria: A Experimental Dermatology. 2002 : 18 :
Consensus Report. Journal Investigative 196-198.
Dermatology. 2001 : 6 : 123-127. 24. Grattan CEH. Aspirin sensitivity and
14. Wedi B. Urticaria. JDDG. 2008 : 6 : 306- urticaria. Clinical Dermatology. 2002 :
320. 28 : 123-127.
15. Yates C. Parameters for the treatment of 25. Soter NA. Urticarial venulitis.
urticaria and angioedema. Journal of the Dermatologic Therapy. 2000 : 13 :
American Academy Practitioners. 2002; 400-408.
14: 478-483. 26. Güler E, Emir S, Kutluk T, Varan A,
16. Bindslev-Lensen C, Finzi A, Greaves M, Büyükpamukçu M. Urticaria Pigmentosa
Camarasa J, Ortonne JP, Schöpf E, Associated with Wilms Tumor. 2001 :
Tennstedt D. Chronic urticaria: diagnostic 18 : 313-315.
recommendations. JEADV. 2000 : 14 : 27. Sabroe RA, Greaves MW. Chronic
175-180. idiopathic urticaria and its management.
17. Toubi E, Kessel A, Avshovich N, Dermatologic Therapy. 2000 : 13 : 384-
Bamberger E, Sabo E, Nusem D, Panasoff 391.
J. Clinical and laboratory parameters in

104

Anda mungkin juga menyukai