Makalah Ir Soekarno
Makalah Ir Soekarno
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya. Di Surabaya,
Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang
dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim,
dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri
Koro Dharmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi
tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu,
Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh
Tjokroaminoto.
Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921,bersama Djoko Asmo rekan satu
angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng
(sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun
1921,setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar
kembali dan tamat pada tahun 1926. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada
tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia
diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya. Prof. Jacob Clay selaku ketua
fakultas pada saat itu menyatakan "Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena
ada di antaranya 3 orang insinyur orang Jawa". Mereka adalah Soekarno, Anwari,
dan Soetedjo, selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu Johannes Alexander
Henricus Ondang.
3
Pendidikan
Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto
(1911)
Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut
Teknologi Bandung) (1920).
4
apa yang dicintai Sang Putra Fajar itu. Untuk urusan kriteria ternyata Bung Karno
bukanlah sosok pria neko-neko. Perhatian Bung Karno akan mudah tersedot jika
melihat wanita sederhana yang berpakaian sopan. Lalu, bagaimana Bung Karno
memandang wanita berpenampilan seksi? Pernah di satu kesempatan ketika sedang
jalan berdua dengan Fatmawati, Bung Karno bercerita mengenai penilaiannya
terhadap wanita. Kala itu Bung Karno benar-benar sedang jatuh hati pada Fatmawati.
“Pada suatu sore ketika kami sedang berjalan-jalan berdua, Fatmawati bertanya
padaku tentang jenis perempuan yang kusukai,” ujar Soekaro dalam buku ‘Bung
Karno Masa Muda’ terbitan Pustaka Antar Kota. Sesaat Bung Karno memandang
sosok Fatmawati yang saat itu berpakaian sederhana dan sopan. Perasaan Bung
Karno benar-benar bergejolak, dia sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu.“Aku
memandang kepada gadis desa ini yang berpakaian baju kurung merah dan
berkerudung kuning diselubungkan dengan sopan. Kukatakan padanya, aku
menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai rok
pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan,” kata Soekarno.
“Saya lebih menyukai wanita kolot yang setia menjaga suaminya dan senatiasa
mengambilkan alas kakinya. Saya tidak menyukai wanita Amerika dari generasi
baru, yang saya dengar menyuruh suaminya mencuci piring,” tambahnya. Mungkin
saat itu Fatmawati begitu terpesona mendengar jawaban Soekarno yang lugas.
Sampai pada akhirnya jodoh mempertemukan keduanya. Soekarno menikah dengan
Fatmawati pada tahun 1943, dan dikarunia 5 anak yakni Guntur, Megawati,
Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. “Saya menyukai perempuan yang merasa
bahagia dengan anak banyak. Saya sangat mencintai anak-anak,” katanya.
Menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan
ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun
pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena
keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat
berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II
sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.
“Kami tidak pernah merayakan kawin perak atau kawin emas. Sebab kami anggap
itu soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar
5
yang hebat dan dahsyat,”begitu cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa
Muda, terbitan Pustaka Antar Kota, 1978.
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh dengan
gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai
kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai
puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting
perjuangan bangsa. Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu Guntur
Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun.
Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh.
6
setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.Pada
tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno
baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
7
Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa
Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta
dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air
Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana,
Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi
kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan
Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan
menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang
adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia
yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan
Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu
pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada
tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI
menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus
1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.
Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa
pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada tempat 200.000 rakyat Jakarta akan
bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip
Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto
setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga
berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang
dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu (di bawah Inggris),
meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir
Jenderal A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno
akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta.
Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.
8
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan
Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single
executive). Selama revolusi kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi
semipresidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan
Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena
adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November
1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap
negara yang lebih demokratis.
9
Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasasila Bandung. Bandung
dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu"
yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan
imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya
perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia
internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama
Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad
Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan
Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu,
banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya,
masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena
ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat
atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang
tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
10
Kemudian MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966
tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap
saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan.
Soekarno kemudian membawakan pidato pertanggungjawaban mengenai
sikapnya terhadap peristiwa G30S pada Sidang Umum ke-IV MPRS. Pidato tersebut
berjudul "Nawaksara" dan dibacakan pada 22 Juni 1966. MPRS kemudian meminta
Soekarno untuk melengkapi pidato tersebut. Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun
disampaikan oleh Soekarno pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh
MPRS pada 16 Februari tahun yang sama.
Hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat
Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. Dengan ditandatanganinya
surat tersebut maka Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.
Setelah melakukan Sidang Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden
Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto
sebagai Presiden RI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.
11
hidup. Tiada lagi wajah gantengnya. Kini wajah yang dihiasi gigi gingsulnya telah
membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar ke mana-mana. Bukan hanya
bengkak, tapi bolong-bolong bagaikan permukaan bulan. Mulutnya yang dahulu
mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat memukau, kini
hanya terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar bibirnya gemetar. Menahan sakit.
Kedua tangannya yang dahulu sanggup meninju langit dan mencakar udara, kini
tergolek lemas di sisi tubuhnya yang kian kurus.
Sang Putera Fajar tinggal menunggu waktu. Dua hari kemudian, Megawati,
anak sulungnya dari Fatmawati diizinkan tentara untuk mengunjungi ayahnya.
Menyaksikan ayahnya yang tergolek lemah dan tidak mampu membuka matanya,
kedua mata Mega menitikkan airmata. Bibirnya secara perlahan didekatkan ke
telinga manusia yang paling dicintainya ini. “Pak, Pak, ini Ega…” Senyap. Ayahnya
tak bergerak. Kedua matanya juga tidak membuka. Namun kedua bibir Soekarno
yang telah pecah-pecah bergerak-gerak kecil, gemetar, seolah ingin mengatakan
sesuatu pada puteri sulungnya itu. Soekarno tampak mengetahui kehadiran
Megawati. Tapi dia tidak mampu membuka matanya. Tangan kanannya bergetar
seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri sulungnya, tapi tubuhnya terlampau
lemah untuk sekadar menulis. Tangannya kembali terkulai. Soekarno terdiam lagi.
Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul. Air matanya yang
sedari tadi ditahan kini menitik jatuh. Kian deras. Perempuan muda itu menutupi
hidungnya dengan sapu tangan. Tak kuat menerima kenyataan, Megawati menjauh
dan limbung. Mega segera dipapah keluar. Jarum jam terus bergerak. Di luar kamar,
sepasukan tentara terus berjaga lengkap dengan senjata. Malam harinya ketahanan
tubuh seorang Soekarno ambrol. Dia coma. Antara hidup dan mati. Tim dokter
segera memberikan bantuan seperlunya. Keesokan hari, mantan wakil presiden
Muhammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega lamanya ini. Hatta yang ditemani
sekretarisnya menghampiri pembaringan Soekarno dengan sangat hati-hati. Dengan
segenap kekuatan yang berhasil dihimpunnya, Soekarno berhasil membuka matanya.
Menahan rasa sakit yang tak terperi, Soekarno berkata lemah. “Hatta.., kau di sini..?”
Yang disapa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Namun Hatta tidak mau
kawannya ini mengetahui jika dirinya bersedih. Dengan sekuat tenaga memendam
kepedihan yang mencabik hati, Hatta berusaha menjawab Soekarno dengan wajar.
12
Sedikit tersenyum menghibur. “Ya, bagaimana keadaanmu, No ?” Hatta menyapanya
dengan sebutan yang digunakannya di masa lalu. Tangannya memegang lembut
tangan Soekarno. Panasnya menjalari jemarinya. Dia ingin memberikan kekuatan
pada orang yang sangat dihormatinya ini. Bibir Soekarno bergetar, tiba-tiba, masih
dengan lemah, dia balik bertanya dengan bahasa Belanda. Sesuatu yang biasa mereka
berdua lakukan ketika mereka masih bersatu dalam Dwi Tunggal. “Hoe gaat het met
jou…?” Bagaimana keadaanmu?
Hatta memaksakan diri tersenyum. Tangannya masih memegang lengan
Soekarno. Soekarno kemudian terisak bagai anak kecil. Lelaki perkasa itu menangis
di depan kawan seperjuangannya, bagai bayi yang kehilangan mainan. Hatta tidak
lagi mampu mengendalikan perasaannya. Pertahanannya bobol. Airmatanya juga
tumpah. Hatta ikut menangis. Kedua teman lama yang sempat berpisah itu saling
berpegangan tangan seolah takut berpisah. Hatta tahu, waktu yang tersedia bagi
orang yang sangat dikaguminya ini tidak akan lama lagi. Dan Hatta juga tahu, betapa
kejamnya siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya ini. Sesuatu yang hanya
bisa dilakukan oleh manusia yang tidak punya nurani. “No…” Hanya itu yang bisa
terucap dari bibirnya. Hatta tidak mampu mengucapkan lebih. Bibirnya bergetar
menahan kesedihan sekaligus kekecewaannya. Bahunya terguncang-guncang. Jauh di
lubuk hatinya,
Minggu pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, salah seorang anggota tim
dokter kepresidenan seperti biasa melakukan pemeriksaan rutin. Bersama dua orang
paramedis, Dokter Mardjono memeriksa kondisi pasien istimewanya ini. Sebagai
seorang dokter yang telah berpengalaman, Mardjono tahu waktunya tidak akan lama
lagi. Dengan sangat hati-hati dan penuh hormat, dia memeriksa denyut nadi
Soekarno. Dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan
kanannya, memegang lengan dokternya. Mardjono merasakan panas yang demikian
tinggi dari tangan yang amat lemah ini. Tiba-tiba tangan yang panas itu terkulai.
Detik itu juga Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua matanya tidak
pernah mampu lagi untuk membuka. Tubuhnya tergolek tak bergerak lagi. Kini
untuk selamanya. Situasi di sekitar ruangan sangat sepi. Udara sesaat terasa berhenti
mengalir. Suara burung yang biasa berkicau tiada terdengar. Kehampaan sepersekian
detik yang begitu mencekam. Sekaligus menyedihkan. Dunia melepas salah seorang
13
pembuat sejarah yang penuh kontroversi. Banyak orang menyayanginya, tapi banyak
pula yang membencinya. Namun semua sepakat, Soekarno adalah seorang manusia
yang tidak biasa. Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad.
Manusia itu kini telah tiada. Dokter Mardjono segera memanggil seluruh rekannya,
sesama tim dokter kepresidenan. Tak lama kemudian mereka mengeluarkan
pernyataan resmi: Soekarno telah meninggal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesan
Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Koesno Sosrodihardjo oleh
orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya
diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah
yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai.
Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru
ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Ir. Soekarno mempunyai
peranan yang besar dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan. Ir.
Soekarno wafat dengan meninggalkan begitu banyak jasa untuk Indonesia sehingga
beliau dikenal sebagai bapak proklamator.
Kata Kata Bijak Soekarno
1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita
tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli
dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari
pada makan bestik tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
2. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato
Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
3. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan
lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
4. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden
sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan
rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat
suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan
bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
6. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa,
tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
7. ……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan
persaudaraan……
15
3.2 Pesan
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa materi yang kami
buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara
saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa
membangun untuk menuju kepada yang lebih baik. agar manfaat dari makalah ini
dapat diambil penyusun dan orang yang membacanya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-presiden-soekarno.html
http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/ir-soekarno.html
http://contohmakalah4.blogspot.com/2013/02/biografi-soekarno.html
https://lalumakan.wordpress.com/2013/07/02/156/
17