Jurnal ini berawal dari fenomena pepohonan yang ditanamkan setelah sebuah
proyek selesai. Wilayah / area yang telah sangat terpadatkan (over consolidated) serta
terisi berbagai material bangunan dan sampah, jika digunakan untuk menanam
pepohonan maka pepohonan akan cenderung mati atau terhambat pertumbuhanya.
Pada saat ini hanya sedikit cara untuk mengatasi masalah wilayah tersebut, dan pihak
kontraktor sering terpaksa mengganti tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan biaya
yang besar.
Oleh karena itu, dilakukanya penelitian tentang cara memperbaiki tanah yang
telah over consolidated ini menjadi sangat penting. Dan hasil dari penelitian ini salah
satunya adalah mereduksi tahanan mekanis tanah tersebut secara langsung jauh lebih
baik daripada memasang instalasi penganginan.
Pada mulanya, penelitian dilakukan dengan cara memilih jenis pohon yang
akan dijadikan sample, pohon tersebut adalah Acer saccharum 'Seneca Chief'
(Sugarmaple), dan Pyrus calleryana 'Redspire' (Callery pear). Lalu mencari lahan
berupa lempung tanah liat yang dipadatkan mengguanakan traktor seberat 3 ton, cara
ini diharapkan mampu mendekati keadaan sesugguhnya area tanah yang
overconsolidated. Kemudian, total sebanyak 120 pohon ditanamkan secara acak
dengan pembagian yang telah diatur sesuai dengan teknik remediasi tanah.
1. Dapat dilihat dalam tablel dibawah ini kadar oksigen tanah pada
kedalaman 30 cm dengan metode lapisan drainasi (drainage mat)
adalah yang paling tinggi, disusul oleh metode penggantian tanah
(amended backfill), dan yang paling rendah adalah metode drainase
vertikal.
2. Kekuatan tanah diambil dengan menggunakan tabung pengambil
sample undisturbed pada 8 titik masing masing dalam tiga kedalaman
(9 cm, 23 cm, dan 40 cm). Kemudian sampel diukur kekuatanya
menggunakan Bush Recording Soil Penetrometer dan juga t – test atau
biasa disebut uji triaksial. Kemudian diketahui bahwa semua sample
pada kedalaman 23 & 40 cm memiliki bobot isi antara 1,29 – 1,56
g/cm³ dimana bobot isi sebesar itu akan sangat mengganggu
pertumbuhan akar.