Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman jurnal ilmiah yang berjudul : “Effects of Four Compaction

Remediation Methods for Landscape Trees on Soil Aeration, Mechanical Impedance


and Tree Establishment”. Jurnal ini merupakan hasil dari penelitian tiga orang yaitu :
S. D. Day (Alumi dari Urban Horticulture Institute), N. L. Bassuk (Profesor dari Urban
Horticulture Institute), dan H. van Es (Kolega dari Department of Soil, Crop and
Atmospheric Sciences, Cornell University).

Jurnal ini berawal dari fenomena pepohonan yang ditanamkan setelah sebuah
proyek selesai. Wilayah / area yang telah sangat terpadatkan (over consolidated) serta
terisi berbagai material bangunan dan sampah, jika digunakan untuk menanam
pepohonan maka pepohonan akan cenderung mati atau terhambat pertumbuhanya.
Pada saat ini hanya sedikit cara untuk mengatasi masalah wilayah tersebut, dan pihak
kontraktor sering terpaksa mengganti tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan biaya
yang besar.

Oleh karena itu, dilakukanya penelitian tentang cara memperbaiki tanah yang
telah over consolidated ini menjadi sangat penting. Dan hasil dari penelitian ini salah
satunya adalah mereduksi tahanan mekanis tanah tersebut secara langsung jauh lebih
baik daripada memasang instalasi penganginan.

Pada mulanya, penelitian dilakukan dengan cara memilih jenis pohon yang
akan dijadikan sample, pohon tersebut adalah Acer saccharum 'Seneca Chief'
(Sugarmaple), dan Pyrus calleryana 'Redspire' (Callery pear). Lalu mencari lahan
berupa lempung tanah liat yang dipadatkan mengguanakan traktor seberat 3 ton, cara
ini diharapkan mampu mendekati keadaan sesugguhnya area tanah yang
overconsolidated. Kemudian, total sebanyak 120 pohon ditanamkan secara acak
dengan pembagian yang telah diatur sesuai dengan teknik remediasi tanah.

Teknik teknik yang digunakan untuk memperbaiki tanah secara mekanis


antara lain :
 Penggantian Tanah (Amended backfill) : Metode ini mencampurkan
sphagnum peat moss atau sejenis lumut tanah gambut sebanyak 50%
dengan tanah asli, lalu diisikan kembali kedalam lubang penanaman.
 Lapisan Drainasi (Drainage Mat) : Metode ini menggunakan empat
panel lapisan drainasi khusus bermerk Enkadrain dari perusahaan
BASF yang ditanamkan secara vertical pada dasar lubang penanaman,
kemudian diisi kembali menggunakan tanah asli.
 Parit Tanah (Soil Trenches) : Metode ini dilakukan dengan cara
membuat parit berbentuk melingkar disekeliling lubang penanaman
mengguanakan alat mekanik, lalu lubang parit diisi dengan tanah
lempung berpasir yang diambil dari daerah Arkport.
 Drainasi Vertikal (Vertical Drain) : Metode ini menggunakan pipa
plastic yang memiliki kerutan (seperti pipa pembuangan AC),
berdiameter 10 cm yang ditanamkan sedalam 70 cm dari dalam lubang
tanam. Kemudian, pipa diisi dengan kerikil berukuran 2 – 4 cm.

Penelitian dilanjutkan dengan pengamatan kondisi di lapangan setelah


berselang setahun (1992) dan dua tahun (1993). Parameter yang diamati antara lain
suhu tanah, kadar oksigen dalam tanah, bulk density atau bobot isi atau kekuatan tanah,
dan juga parameter pertumbuhan pohon. Namun dalam rangkuman kali ini kami hanya
akan menampilkan parameter yang berhubungan erat dengan bidang teknik sipil murni
yaitu kadar oksigen yang berhubungan dengan tingkat aerasi, dan kekuatan tanah.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa :

1. Dapat dilihat dalam tablel dibawah ini kadar oksigen tanah pada
kedalaman 30 cm dengan metode lapisan drainasi (drainage mat)
adalah yang paling tinggi, disusul oleh metode penggantian tanah
(amended backfill), dan yang paling rendah adalah metode drainase
vertikal.
2. Kekuatan tanah diambil dengan menggunakan tabung pengambil
sample undisturbed pada 8 titik masing masing dalam tiga kedalaman
(9 cm, 23 cm, dan 40 cm). Kemudian sampel diukur kekuatanya
menggunakan Bush Recording Soil Penetrometer dan juga t – test atau
biasa disebut uji triaksial. Kemudian diketahui bahwa semua sample
pada kedalaman 23 & 40 cm memiliki bobot isi antara 1,29 – 1,56
g/cm³ dimana bobot isi sebesar itu akan sangat mengganggu
pertumbuhan akar.

Namun, semua sampel pada kedalaman 9 cm memiliki karakteristik


yang berbeda, tanah pada kedalaman ini memiliki kadar air antara 30
– 35% dan kekuatan daya dukung tanah kurang dari 2,3 Mpa (batas
kritis kekuatan tanah). Dapat dilihat pada grafik di bawah ini
bagaimana hasil penelitian yang dilakukan tentang bobot isi tanah.
Setelah mengetahui hasil dari uji coba dan pengukuran baik secara kualitatif
maupun kuantitaif, dapat disimpulkan bahwa :

1. Ketika ingin melakukan penanaman pohon pada area/wilayah yang


terjadi pemadatan (over consolidated), langkah utama yang harus
dilakukan adalah mengurangi kekuatan / ketahanan mekanis dan bobot
isi tanah tersebut. Hal tersebut akan berdampak lebih besar dan
ekonomis daripada melakukan pemasangan sistem aerasi.
2. Parit Tanah (Soil Trenches) adalah metode yang sangat efektif jika
dibandingkan dengan tiga metode yang lain.
3. Percobaan penggantian tanah (Amended backfill) mungkin hanya akan
efektif apabila kondisi di lapangan serupa dengan kondisi penelitian
ini.
4. Pemasangan vertical sump drains atau biasa dikenal dengan nama
PVD yang bertujuan meningkatkan aerasi tanah ternyata tidak
sebanding dengan harga yang harus dikeluarkan. Pada penelitian kali
ini metode tersebut tidak memberikan keuntungan apapun, dan hanya
menyebabkan pertumbuhan akar pohon terhambat.
Daftar Pustaka
1. American Association of Nurserymen. 1990. American Standard for Nursery Stock. 1.2.1
2. Alberty, C.A., H.M. Pellett, and D.H. Taylor. 1984. Characterization soil compaction at
construction sites and woody plant response. J. Environ. Hort. 2:48-53.
3. Andersen, P.C., P.B. Lombard, and M.N. Westwood. 1984. Effect of root anaerobiosis on
the water relations ofseveral Pyrus species. Physiol. Plant. 62:245-252.
4. American Society of Agricultural Engineers. 1992. ASAE Standard. S313.2
5. Boynton, D .• and W. Reuther. 1938. A way of sampling soil gases in dense subsoils, and
some of its advantages and limitations. Soil Sci. Soc. Am. Proced.3:37-42.
6. Chiapperini, G., and J.R Donnelly. 1978. Growth of sugar maple seedlings in compacted
soil. In Proc. Fifth North Amer. For. BioI. Workshop. 196-200.
7. Corley, W.L. 1984. Soil amendments at planting. J. Environ. Hort. 2:27-30.
8. Craul, P.J. 1985. A description of urban soils and their desired characteristics. 1.
Arboriculture II :330-339.
9. Currie, J.A. 1984. Gas diffusion through soil crumbs: the effects of compaction and wetting.
1. Soil Sci. 35: 1-10.
10. Daniels, WW 1990. Applied Nonparametric Statistics. 2nd ed. PWS- Kent Publishing Co.,
Boston, MA. p. 635.
11. Day, S.D., and N.L. Bassuk. 1994. A review of the effects of soil compaction and
amelioration treatments on landscape trees. J.Arboriculture 20:9-17.
12. Erickson, A.E. 1982. Tillage effects on soil aeration. In Predicting Tillage Effects on Soil
Physical Properties and Processes. Edited by P. W Unger and D. M. Van Doren Jr. American
Society ofAgronomy and the Soil Science Society ofAmerica, Madison, WI. pp. 91 104.
13. Foil, R.R., and e.W Ralston. 1967. The establishment and growth of loblolly pine seedlings
on compacted soils. Proc. Soil Sci. Soc.Amer. 31 :565-568.
14. Foster, R.S., and 1. Blaine. 1978. Urban tree survival: Trees in the sidewalk. 1.
Arboriculture 4: 14-17.
15. Gill, WR., and RD. Miller. 1956. A method for study ofthe intluence mechanical
impedance and aeration on the growth of seedling roots. Proc. Soil Sci. Soc. Am. 20:154-157.
16. Heilman, M.D., and e.L. Gonzalez. 1973. Effect of narrow trenching Harlingen clay soil
on plant growth, rooting depth. and salinity. Agron. J. 65:816-819.

Anda mungkin juga menyukai