Anda di halaman 1dari 3

RUMAH ADAT SUKU GAYO

Gambar Rumah Adat Suku Gayo - Halo para pencari informasi yang kami senangi, saat ini
kami akan mengulas mengenai contoh rumah sangat sederhana, contoh rumah idaman
minimalis, gambar rumah minimalis tampak depan, desain rumah, rumah mewah, dan juga
rumah sederhana.

Dapat dipastikan semua keluarga menginginkan rumah yang nyaman. Meski begitu, hanya
untuk memilih versi dan desain tempat berteduh pembaca yang sesuai selera akan rumit jika
tidak mendapatkan sketsa rumah modern tampak muka sederhana.

Pada era sekarang ini denah rumah sederhana menjadi rencana hunian yang banyak
diinginkan dalam bisnis properti. Mulai dari tempat tinggal kelas entry level hingga kelas
menengah banyak yang mengaplikasikan desain rumah sederhana. Tren hunian modern
sederhana ini mempunyai banyak corak mulai dari tipe kecil, menengah dan large ada juga
yang dengan 1 lantai, model 3 lantai atau bahkan lebih dari itu. Untuk kali ini akan kami
bagikan beberapa contoh denah rumah modern sederhana yang mempunyai beberapa buah
model kamar tidur.

PAKAIAN ADAT GAYO

Busana adat perkawinan Gayo, mengetengahkan kekayaan teknik sulaman benang warna putih,
merah, kuning dan hijau. Pakaian pria dikenal dengan sebutan baju Aman mayak, pakaian wanita
disebut Ineun mayak.
Pengantin pria mengenakan bulang pengkah, yang sekaligus berfungsi tempat menancapkan
sunting. Unsur lain adalah baju putih, tangang, untaian gelang pada lengan, cincin, kain sarung,
genit rante, celana, ponok yakni semacam keris yang diselipkan di pinggang.
Sanggul sempol gampang dengan bentuk tertentu sempol gampang bulet dipakai pada saat akad
nikah, dan ada bentuk lain sempol gampang kemang yang dipakai selama 10 hari setelah akad
nikah. Sunting yang semacam mahkota itu merupakan susunan perca kertas minyak warna-warni
sebagai simbol kebesaran atau keanggunan. Baju pria dan wanita clan celana pria biasanya
berwarna hitam. Sedangkan kain sarung adalah semacam songket yang disebut upuh kerung
bakasap.
Unsur pakaian yang diberi hiasan adalah upuh ulen-ulen, baju wanita baju kerawang, clan
ketawak. Motif-motif hiasan yang selalu muncul pada ketiga unsur pakaian ini adalah: mun
berangkat atau mun beriring (awan berarak), pucuk rebung (pucuk rebung), puter tali (pilin
berganda), peger (pagar), matan lo (matahari), Wen (bulan). Motif mun berangkat merupakan
simbol kesatuan atau kesepakatan; pucuk rebung bermakna ikatan yang teguh; puter tali
bermakna kerukunan atau saling tenggang; peger bermakna ketahanan clan ketertiban; matan lo
dan ulen adalah kekuatan yang menyinari alam semesta termasuk manusia itu sendiri.
Motif-motif di atas dijahitkan dengan benang berwarna putih, merah, kuning, dan hijau pada latar
warna hitam pada selendang upuh ulen-ulen. Kecuali motif matahari clan bulan, motif-motif lainnya
dituangkan pula pada baju wanita dengan latar hitam. Motif pada stagen ketawak berlatar kain
warna merah muda atau merah bata. Belakangan latar kain tempat menuangkan motif tadi menjadi
sangat bervariasi, tergantung pada selera penjahitnya, misalnya biru, kuning, merah, coklat clan
lain-lain. Unsur pakaian itu bukan lagi untuk suatu upacara adat seperti perkawinan, tetapi dipakai
dalam upacara yang bersifat resmi lainnya. Perkembangan ini ada kecenderungan sebagai
memperkuat identitas atau kebanggaan etnik. Pakaian semacam itu dipakai para pejabat dalam
menerima tamu terhormat yang datang dari luar daerah, misalnya menteri. Tamu terhormat itu pun
disambut penari yang menggunakan "baju adat" baju ketawang dengan berselimut upuh ulen-ulen
tadi. Biasanya tamu terhormat atau tamu - agung itu diselimutkan pula dengan kain adat upuh
ulen-ulen berkualitas terbaik. Pemberian ini sebagai simbol rasa hormat yang tinggi sekaligus
sebagai ungkapan penerimaan yang ikhlas dari masyarakat.
Pada masa yang lebih akhir ini industri kerajinan kain bernuansa adat ini digalakkan oleh
pemerintah setempat clan berkembang menjadi industri kerajinan rumah tangga. Motif-motif tadi
tidak hanya dituangkan pada busana, tetapi sudah muncul pada kopiah, tas, dompet, taplak meja,
bantalan kursi, clan lain-lain. Perkembangan ini dirasakan semakin memantapkan identitas
budaya.

Seni dan Tarian


1. Didong
2. Didong Niet
3. Tari Saman
4. Tari Bines
5. Tari Guel
6. Tari Munalu
7. Tari Sining
8. Tari Turun ku Aih Aunen
9. Tari Resam Berume
10. Tuah Kukur
11. Melengkan
12. Dabus

Makanan Khas
1. Masam Jaeng
2. Gutel
3. Lepat
4. Pulut Bekuah
5. Cecah
6. Pengat
7. Gegaloh
Upacara adat MUNGINTE ( Meminang / Melamar )
Tahapan peminangan ini tidak dilakukan oleh orang tua pengantin pria secara langsung tetapi
diwakilkan oleh utusan yang disebut telangkai atau telangke. Biasanya mereka terdiri dari tiga
atau lima pasang suami – istri yang masih berkerabat dekat dengan orang tua pengantin pria.
Dalam acara ini yang banyak berperan adalah kaum ibu. Mereka datang sambil membawa
bawaan yang antara lain berisi beras, tempat sirih lengkap dengan isinya, sejumlah uang, jarum
dan benang. Barang bawaan ini disebut Penampong ni kuyu yang bermakna sebagai tanda
pengikat agar keluarga pengantin wanita tidak menerima lamaran dari pihak lain.
Selanjutnya barang bawaan ini diserahkan dan ditinggal di rumah pengantin wanita sampai ada
kepastian bahwa lamaran tersebut diterima atau tidak. Keluarga pengantin wanita diberi waktu
sekitar 2-3 hari untuk memutuskan hal tersebut. Dalam waktu tersebut biasanya keluarga
pengantin wanita akan mencari sebanyak mungkin tentang informasi calon pengantin pria mulai
dari bagaimana pribadinya, pendidikannya, agama, tingkah laku samapi ke soal bibit, bobot dan
bebetnya. Jika lamaran diterima maka barang bawaan tersebut tidak dikembalikan lagi tetapi
sebaliknya jika tidak, maka Penampong kayu akan dikembalikan pada pengantin pria lagi.
Setelah mendapat kepastian lamaran diterima selanjutnya akan dilakukan pembicaraan antara
dua pihak keluarga mengenai kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga masing –
masing, termasuk membicarakan mengenai barang dan jumlah uang yang diminta oleh keluarga
penganti wanita yang disebut sebagai acara Muno sah nemah ( Menetapkan bawaan )
Dalam pembicaraan ini keluarga pengantin pria akan diwakili oleh talangke yang harus pandai
melakukan tawar menawar atau negosiasi dengan keluarga pengantin wanita. Sementara untuk
mahar yang menentuakan adalah calon mempelai wanita sendiri dan mahar yang diminta tidak
boleh ditawar lagi.

Makana khas 1. Pengat Gayo


Senjata :
 Kunyur gagang mano, alat berburu yang sudah modern bermata besi.
 Pedang temor, terbuat dari Temor (sejenis pohon pinang yang banyak tumbuh
di Gayo). ...
 Pedang Kol, pedang berukuran agak besar.
 Parang berowe, senjata tajam yang khusus dipakai untuk mencari rotan.

TORAJA
Rambu Solo adalah upacara adat kematian masyarakat Toraja yang bertujuan untuk menghormati
dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh, yaitu kembali kepada
keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan.

Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja, terdiri dari tumpukan kayu yang dihiasi
dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning

Pakaian adat pria Toraja dikenal dengan Seppa Tallung Buku, berupa celana yang panjangnya
sampai di lutut.
Pa’piong merupakan makanan khas suku toraja yang mempunyai nama cukup unik dan berbahan
dasar daging babi atau biasanya juga bisa daging ayam.

SENJATA Badik raja adalah jenis badik yang berasal dari daerah Kajuara, Kabupaten Bone
TARIAN : 1. Tarian ma'gellu'

Anda mungkin juga menyukai