Hak Asasi Manusia Hak Asasi
Hak Asasi Manusia Hak Asasi
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan.
HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1,
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang
sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah
seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak
tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata
lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu
memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di
dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu,
akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-
hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut
sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu
hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas
internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik.
Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat
dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan
individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana
telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak
3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan partai
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai
warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak
asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi
manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih
banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham
di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia
adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari
Indonesia.
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan
- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
http://organisasi.org/pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham_yang_berla
ku_umum_global_pelajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia
Pengertian HAM
Hak asasi adalah hak – hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Hak
asasi manusia meliputi hak hidup,hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak – hak
dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh
orang lain. Hak asasi manusia hakikatnya semata – mata bukan dari manusia sendiri tetapi
dari tuhan yang maha esa, yang dibawa sejak lahir. Hak – hak asasi ini menjadi dasar hak –
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya,
diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan
yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada
diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha
Hak asasi manusia yang dikenal saat ini dalam berbagai piagam atau konstitusi
sesungguhnya telah diperjuangkan sejak abad ke 13 di inggris. Pada masa raja Inggris John
Lackland (1199-1216) memerintah secara sewenang – wenang telah timbul protes keras
dikalangan para bangsawan. Protes tersebut melahirkan sebuah piagam agung yang dikenal
dengan nama Magna Charta. Di dalam piagam ini pengertian hak asasi belum sempurna
karena terbatas hanya memuat jaminan perlindungan terhadap hak – hak kaum bangsawan
dan gereja.
Pada tahun 1628 di Inggris pula terjadi pertentangan antara raja Charles I dengan parlemen
yang terdiri dari utusan rakyat (the hause of sommons) yang menghasilkan petition of rights.
Petisi ini membuat ketentuan bahwa penetapan pajak dan hak – hak istimewa harus dengan
izin parlemen, dan bahwa siapapun tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan – tuduhan yang
sah.Perjuangan hak asasi manusia yang lebih nyata terjadi pada tahun 1689 ketika raja
willem III revolution. Revolusi ini besar mengawali babak baru kehidupan demokasi di
menentang kekuasaan mutlak raja. Montesquieu menyusun teori trias politica, yaitu
hukum du contract social Rousseau menyatakan bahwa Negara dilahirkan bebas yang tak
boleh dibelenggu oleh manusia lain termasuk oleh raja. Pandangan demikian ini
hak asasinya.
Pemerintahan raja yang sewenang – wenang dan kaum bangsawan yang feodalistik
menimbulkan kebencian di kalangan rakyat Perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis
XVI yang lemah, rakyat perancis baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan
nasional sebagai perwakilan bangsa perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI yang
lemah, rakyat perancis baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional
pemerintah baru.
Di dalam mukadimah deklarasi universa tentang hak asasi manusia yang telah disetujui dan
diumuman oleh resolusi Majelis umum perserikatan bangsa – bangsa nomor 217 Z (III)
1) Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak – hak yang sama dan
dunia.
2) Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak – hak asasi manusia
dalam hati nurani umat manusia dan bahwa terbentuknya suatu dunia dimana manusia
akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan agama tertinggi dari rakyat jelata
3) Menimbang bahwa Negara – Negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan
penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak – hak manusia dan kebebasan asas dalam
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi
Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus oleh
1. Kejahatan genosida;
1. Pengertian HAM
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
secara kodratnya melekat pada diri manusia sejak manusia dalam kandungan
yang membuat manusia sadar akan jatidirinya dan membuat manusia hidup
Berdasarkan penelitian hak manusia itu tumbuh dan berkembang pada waktu
Hak Asasi Manusia itu oleh manusia mulai diperhatikan terhadap serangan atau
bahaya yang timbul dari kekuasaan yang dimiliki oleh Negara. Negara Indonesia
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan kewajiban dasar manusia. Hak secara
kodrati melekat dan tidak dapat dipisahkan dari manusia, karena tanpanya
hokum, politik, ekonomi, social dan moral untuk melindungi, memajukan dan
Manusia yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai
dasar 1945.
Pengakuan, jaminan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia tersebut diatur dalam
A. Pancasila
a) Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
sesame.
e) Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil
dan jujur.
itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri
kemanusiaan dan pri keadilan”. Ini adalah suatu pernyataan universal karena
semua bangsa ingin merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada
rakyat yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa,
27 ayat 1)
tanggung jawab untuk menghormati HAM orang lain secara timbale balik.
Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan HAM
• Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya
• Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
http://unknown-mboh.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-macam-macam-ham-
hak.html
Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap
orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1
UU No. 39 Tahun 1999) “Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan
meningkatkan taraf hidupnya”, ayat (2) “Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai,
bahagia, sejahtera, lahir dan bathin”, dan ayat (3) “Setiap orang berhak atas lingkungan
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi
Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun
Dalam Undang-undang ini pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia ditentukan dengan
berpedoman pada Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB, konvensi PBB tentang penghapusan
segala bentuk diskriminasi terhadap wanita, konvensi PBB tentang hak-hak anak dan
berbagai instrumen internasional lain yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia. Materi
hukum nasional yang berdasarkan Pancasila, UUD 45 dan TAP MPR RI Nomor
XVII/MPR/1998.
Rincian isi tercantum dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin serta
Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara pribadi
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan
permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun
administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai
dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan secara obyektif oleh Hakim yang jujur
Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik, mengeluarkan
pendapat di muka umum, memeluk agama masing-masing, tidak boleh diperbudak, memilih
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, hak
milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk
lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat dengan cara tidak melanggar
hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan, berhak atas pekerjaan,
kehidupan yang layak dan berhak mendirikan serikat pekerja demi melindungi dan
memperjuangkan kehidupannya.
Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan langsung atau
perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam setiap
jabatan pemerintahan.
9. Hak wanita.
Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi dan
Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara
serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan diri dan tidak
Masalah hak asasi manusia menurut para sarjana yang melakukan penelitian pemikiran
Barat tentang negara dan hukum, berpendapat bahwa secara berurut tonggak-tonggak
pemikiran dan pengaturan hak asasi manusia mulai dari Magna Charta (Piagam Agung
1215), yaitu dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan raja John dari Inggris
kepada bangsawan bawahannya atas tuntutan mereka. Naskah ini sekaligus membatasi
kekuasaan raja tersebut. Kedua adalah Bill of Right (Undang-Undang Hak 1689) suatu
undang-undang yang diterima oleh parlemen Inggris, setelah dalam tahun 1688 melakukan
rrevolusi tak berdarah (the glorius revolution) dan berhasil melakukan perlawanan terhadap
raja James II. Menyusul kemudian The American eclaration of Indepencence of 1776,
dibarengi dengan Virginia Declaration of Right of 1776. seterusnya Declaration des droits de
I’homme et du citoyen (pernyataan hak-hak manusai dan warga negara, 1789) naskah yang
wenangan raja dengan kekuasaan absolut. Selanjutnya Bill of Right (UU Hak), disusun oleh
rakyat Amerika Serikatr pada tahun 1789, bersamaan waktunya dengan revolusi Perancis,
kemudain naskah tersebut dimasukkan atau ditambahkan sebagai bagian dari Undang-
Beberapa pemikiran tentang hak asasi manusia pada abad ke 17 dan 18 di atas hanya
terbatas pada hak-hak yang bersifat politis saja, misalnya persamaan hak, kebebasan, hak
memilih dan sebagainya. Sedangkan pada abad ke 20, ruang lingkup hak asasi manusia
meringkaskan paling tidak terdapat Empat Kebebasan (The Four Freedoms) yang harus
diakui, yakni (1) freedom of speech (kebebasan untuk berbicara dan mengeluarkan
pendapat, (2) freedom of religion (kebebasan beragama), (3) freedom from want
(kebebasan dari kemiskinan), dan (4) freedom from fear (kebebasan dari rasa takut).
Jika dilihat lebih seksama, semua yang termasuk isi utama dari naskah-naskah politik di atas,
yang berkaitan dengan hak asasi manusia, terdapat dalam al-Qur’an, sedangkan Empat
Kebebsan terdapat dalam Konstitusi Madinah, baik tersirat maupun tersurat. Kendati
demikian, Konstitusi Madinah yang sudah tersurat pada tahun 622 (abad ke-7 M) dan al-
Qur’an sudah selesai dikumpulkan dan ditulis sebagai kitab pada tahun 25 H (tahun 647 M)
tetapi ternyata dalam studi tentang hak-hak asasi manusia oleh kebanyakan para sarjana
tidak disinggung sama sekali. Padahal kalau dibandingkan dengan naskah-naskah di atas,
semuanya tertinggal tujuh sampai tiga belas abad di belakang Konstitusi Madinah dan al-
Qur’an.
Secara historis, berbicara tentang konsep HAM menurut Islam dapat dilihat dari isi Piagam
Madinah. Terdapat sedikitnya lima makna pokok kandungan alenia tersebut, yaitu pertama,
penempatan nama Allah SWT pada posisi teratas, kedua, perjanjian masyarakat (social
Hak asasi manusia yang terkandung dalam Piagam Madinah dapat diklasifikasi menjadi tiga,
orang kafir dan tidak boleh membantu orang kafir untuk membunuh orang mukmin. Bahkan
pada pasal 21 memberikan ancaman pidana mati bagi pembunuh kecuali bila pembunuh
Dalam konteks ini, kebebasan dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
Musyawarah merupakan salah satu media yang diatur dalam Islam dalam menyelesaikan
pendapat.
b. Kebebasan beragama
Kebebasan memeluk agama masing-masing bagi kaum Yahudi dan kaum Muslim tertera di
Kebebasan ini harus diatasi secara bersama, tolong menolong serta saling berbuat kebaikan
terutama terhadap kaum yang lemah. Di dalam Konstitusi Madinah upaya untuk hal ini
adalah upaya kolektif bukan usaha individual seperti dalam pandanagn Barat.
Larangan melakukan pembunuhan, ancaman pidana mati bagi pelaku, keharusan hidup
bertetangga secara rukun dan dami, jaminan keamanan bagi yang akan keluar dari serta
Dalam Piagam Madinah, seperti diulas sebelumnya, meletakkan nama Allah SWT pada posisi
paling atas, maka makna kebahagiaan itu bukan hanya semata-mata karena kecukupan
Walaupun tidak sampai pada tingkatan studi kritis dan dengan mencoba melakukan
komparasi secara sederhana antara konsep hak asasi manusia yang tertuang dalam UU No.
39 tahun 1999 dengan konsep HAM dalam Islam melalui pendekatan relevansional maka
studi ini bermaksud menjawab pertanyaan sejauh mana relevansi antar kedua konsep
tersebut.
Untuk melakukan kajian ini penulis membagi ke dalam beberapa domain, antara lain
Piagam Madinah dimulai dengan kalimat basmalah. Dalam pasal 22 ditegaskan bahwa orang
yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak akan menolong pelaku kejahatan dan juga
tidak akan membelanya. Bilamana terjadi peristiwa atau perselisihan di antara pendukung
Sedangkan dalam UU. No. 39 tahun 1999 tepatnya pada bagian “Ketentuan Umum” point 1
disebutkan bahwa hak asasi manusia merupakan sebuah hak yang melekat pada manusia
persoalan penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja menempatkan manusia pada
posisi sentral (antropoSentris) akan tetapi terdapat dimensi transendental yang juga harus
diperhatikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep penegakan Ketuhanan Yang Maha Esa,
yang dalam terminologi Islam disebut tauhid tertera baik dalam Piagam Madinah maupun
UU tentang HAM.
2. Keadilan
Keadilan tercantum secara tegas baik di dalam Islam yang tertera dalam al-Qur’an maupun
dalam Piagam Madinah maupun di dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
dan konstitusi mana saja di dunia ini. Bahkan kata keadilan ini bergema pada setiap ada
persekutuan sosial, tidak terkecuali dalam suatu keluarga. Keadilan, menurut Daniel
Pasal 17, 18, dan 19 UU No. 39 tahun 1999 secara umum menetapkan bahwa bahwa setiap
warga negara mempunyai hak untuk memperoleh keadilan. Tentu saja cara mmeperolehnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan melalui mekanisme yang telah diatur. Semua
perkara, kasus, dan sengketa yang terjadi dalam masyarakat harus diselesaikan melalui jalur
hukum.
Menurut SM. Amin, hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma-norma dan
keadilan, keamanan dan ketertiban terpelihara. Sedangkan dalam konsepsi Islam, berbuat
3. Kesejahteraan bersama
Dalam pasal 36 UU No. 39 tahun 1999 disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak
untuk memiliki demi pengembangan dirinya dengan cara yang tidak melanggar hukum.
Lebih jauh lagi dalam pasal 27 (2) UUD 1945 ditetapkan bahwa tiap-tiap warga negara
Hak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam Islam merupakan salah satu yang
diutamakan. Ajaran zakat, infaq dan sodaqoh merupakan bentuk kepedulian Islam terhdapa
terciptanya kesejahteraan bersama dan kebebasan dari kemiskinan. Selain itu, Islam juga
terhadap kaum miskin dan lemah dan oleh karena itu, Islam mengharamkan riba
http://sagimansmart.wordpress.com/2011/03/16/hak-asasi-manusia-ham/
BAB I
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia merujuk kepada hak yang dimiliki oleh semua insan. Konsep hak asasi
manusia adalah berdasarkan memiliki suatu bentuk yang sama sebagaimana yang dimiliki
oleh semua insan manusia yang tidak dipengaruhi oleh asal, ras, dan warga negara. Oleh
karena itu secara umum hak asasi manusia dapat diartikan sebgai hak-hak yang telah dimiliki
seseorang sejak ia lahir dan merupakan pemberian Tuhan. Ruang lingkup hak asasi manusia
Dalam hal proses penegakan hukum, apabila implementasi lebih berorientasi pada
penghoirmatan terhadaphak asasi manusia maka akan lebih “menggugah” masyarakat untuk
Dalam hubungannya dengan hal ini, hak asasi manusia memiliki dua segi yaitu segi moral
dan segi perundangan. Apabila dilihat dari segi moral, hak asasi manusia merupakan suatu
tanggapan moral yang didukung oleh anggota masyarakat. Sehubungan dengan segi ini
anggota masyarakat akan mengakui wujud hak tertentu yang harus dinikmati oleh setiap
individu, yang dianggap sebagai sebagaian dari sifat manusia, walaupun mungkin tidak
tercantum dalam undang-undang. Jadi, masyarakat pun mengakui secara moral akan
Dari segi perundangan, hak asasi manusia diartikan sebagai seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Dalam konteks nasional, tak dapat dipungkiri bahwa isi dari adat istiadat
dan budaya yang ada di Indonesia juga mengandung pengakuan terhadap hak dasar dari
seorang manusia. Apabila dilihat dari konteks ini, maka sebenarnya bangsa Indonesia sudah
memiliki pola dasar dalam pengakuannya terhadap hak asasi manusia. Dasar-dasar hak asasi
manusia di Indonesia terletak pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1,
merupakan substansi dasar dalam kehidupan bermasyarakat di dunia, yang terdiri dari
berbagai macam unsur adat istiadat serta budaya yang tumbuh dan berkembang di dalamnya.
Jadi yang dimaksud dengan hukum hak asasi manusia internasional adalah hukum mengenai
perlindungan terhadap hak-hak individu atau kelompok yang dilindungi secara internasional
dari pelanggaran yang terutama dilakukan oleh pemerintah atau aparatnya, termasuk di dalam
upaya penggalakan hak-hak tersebut. Oleh karena itu, dengan dilakukan dialog dan pedekatan
antar suku bangsa di dunia, maka dimungkinkan dapat mewujudkan penerapan hak asasi
manusia yang jujur dan berkeadilan. Dalam hal hak asasi manusia dilihat dari konteks
internasional ini, tentu penerapan, mekanisme penegakan hingga penyelesaiannya pun lebih
kompleks bila dibandingkan dengan penanganan hak asasi manusia dalam lingkup nasional.
Walaupun perkembangan dunia sudah semakin maju dan kompleks, selama ini penegakan
hak asasi manusia hanya diikat perjanjian bilateral antarnegara yang sifatnya moral. Padahal
di sisi lain, masyarat internasional harusloah tunduk pada mekanisme internasional dalam hal
penegakan hak asasi manusia. Oleh karena itu, instrumen internasional sangatlah dibutuhkan
untuk mewujudkannya. Dalam hubungannya dengan penulisan makalah ini, sebagai awal kita
harus mengetahui mengenai konsep hukum internasional itu sendiri. Hukum internasional
Kemudian pada masa setelah Perang Dunia ke-II diperluas hingga mencakup organisasi
berdasarkan hukum internasional. Manusia sebagai individu dianggap tidak memiliki hak-hak
menurut hukum internasional, sehingga manusia lebih dianggap sebagai obyek hukum
daripada sebagai subyek hukum internasional. Teori-teori mengenai sifat hukum internasional
ini kemudian membentuk kesimpulan bahwa perlakuan negara terhadap warga negaranya
tidak diatur oleh hukum internasional, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap hak negara-
negara lainnya. Karena hukum internasional tidak dapat diterapkan terhadap pelanggaran
HAM suatu negara terhadap warga negaranya, maka seluruh permasalahan ini secara
eksklusif berada di bawah yurisdiksi domestik setiap negara. Dengan kata lain, masalah
HAM merupakan urusan dalam negeri setiap negara sehingga negara lain tidak berhak
bahkan dilarang untuk turut campur tangan terhadap pelanggaran HAM di dalam suatu
negara.
Dari keseluruhan alasan itulah, maka kelompok kami ingin mendeskripsikan mengenai
mekanisme penegakan hak asasi manusia internasional baik dari konsep mekanisme,
perkembangannya dari dahulu maupun implementasinya dalam perkembangan dunia saat ini.
1. Apa latar belakang timbulnya mekanisme penegakan Hak Asasi Manusia internasional?
2. Apakah mekanisme penegakan Hak Asasi Manusia Internasional yang telah berjalan
Manusia internasional sehingga timbul mekanisme yang telah berjalan hingga sekarang.
internasional.
BAB II
ISI
HAM adalah hak-hak yang seharusnya diakui secara universal sebagai hak-hak yang melekat
pada manusia karena hakekat dan kodratnya sebagai manusia. Adapun pembatasan terhadap
1. universal : tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, kepercayaan, usia, latar belakang,
2. Melekat (inherent) : hak tersebut bukan hasil pemberian kekuasaan/ orang lain.
a. Larangan Diskriminasi
Prinsip non diskriminasi adalah suatu konsep sentral dalam kaidah hak asasi manusia. Prinsip
tersebut dapat diketemukan dalam instrumen umum hak asasi manusia. Komite Hak Asasi
Manusia telah menyatakan bahwa dengan mengacu pada persamaan jenis kelamin Kovenan
International mengenai hak sipil dan politik tidak hanya memerlukan perlindungan tetapi juga
memerlukan tindakan penguat yang dimaksudkan untuk menjamin perolehan positif hak-hak
yang sama.
Hak atas penghidupan dalam instrumen tidak dijamin sebagai hak mutlak. Misalnya, menurut
Konvensi Eropa, pencabutan nyawa tidak bertentangan dengan hak atas penghidupan, apabila
pencabutan ini diakibatkan oleh tindakan tertentu yang sudah ditetapkan. Dalam beberapa
instrumen, laran gan hukuman mati dimuat dalam sebuah Protokol tersendiri. Kovenan
Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik dan Konvensi Amerika keduanya membatasi
hukuman mati pada “kejahatan yang paling berat,” keduanya mengatur bahwa hukuman mati
harus hanya boleh dikenakan dengan suatu “keputusan final suatu pengadilan yang
internasional ini memberikan hak untuk mencari “pengampunan atau keringanan hukuman”
dan melarang pengenaan hukuman mati pada orang di bawah usia delapan belas tahun pada
saat melakukan kejahatan, dan melarang eksekusinya pada wanita hamil. Konvensi Eropa
keyakinan mengenai suatu kejahatan yang karena keputusannya ditetapkan oleh undang-
undang.
c. Larangan .penganiayaan
Semua instrumen umum melarang penganiayaan atau perlakuan secara kejam deng an tak
mengingat kemanusiaan ataupun cara perlakuan atau hukuman yang menghinakan. Konvensi
melawan penganiayaan atau perlakuan secara kejam dengan tak mengingat kemanusiaan
ataupun cara perlakuan atau hukuman yang menghinakan ini disetujui pada tahun 1984 oleh
yurisdiksi universal yang berarti bahwa setiap negara mempunyai yurisdiksi dan memiliki
hak untuk mengekstradiksi atau menuntut pelaku penganiayaan tanpa dibatasi oleh
Ketentuan ini pada dasarnya merupakan suatu klausul nondiskriminasi. Ada tiga aspek yang
dicakup oleh ketentuan ini. Aspek pertama adalah persamaan di muka hukum. Aspek kedua
yaitu perlindungan hukum yang sama, dan aspek ketiga adalah perlindungan dari
diskriminasi.
e. Hak Kebebasan Bergerak dan Berdiam
bergerak dan berdiam mencakup kebebasan memilih tempat tinggal dalam suatu Negara,
kebebasan meninggalkan dan memasuki negerinya sendiri, hak untuk tidak dikeluarkan dari
suatu negeri tanpa diberi kesempatan untuk menyanggah keputusan tersebut, dan bebas dari
pengasingan.
Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan politik menyatakan bahwa perwujudan
agama dan kepercayaan seseorang boleh dijadikan sasaran pembatasan seperti itu hanya
karena ditentukan oleh undang-undang dan diperlukan untuk melindungi keselamatan umum,
ketertiban umum, kesehatan masyarakat, atau moral umum, atau hak-hak dasar dan
Negara hukum (the rule of law) lahir pada zaman Paus VII and Henriech IV th 1122, dimana
kekuasaan raja/ gereja sebelumnya bersifat mutlak, perintahnya mengingkat kepada orang
lain namun tidak pernah mengikat raja tersebut dimana kekuasaan semacam ini dikenal
sebagai (the rule of man — titah). Jadi dengan lahirnya konsep the rule of law maka segala
hukum yang lahir dari konsep kesepakatan ditempatkan pada posisi paling tinggi, yang pada
akhirnya mendorong lahirnya “magna charta” yang isinya membatasi kekuasaan raja dan
menghormati hak-hak warga kota (citizen). Jadi dalam suatu negara yang menerapkan konsep
the rule of law, maka jaminan akan dihormatinya HAM lebih mudah diwujudkan.
Di Inggris 1215 ; Magna Charta ; membatasi kekuasaan raja2 (raja John). Setelah PD I :
Perjanjian negara-negara Eropa untuk melindungi kelompok minoritas dan harus dituangkan
ke dalam uu Negara tersebut.
Abad 19 :
• Penghapusan perdagangan budak dan perlindungan hak buruh samapi lahirnya konvensi
• Pendirian ILO
• Pendirian ICRC Lahirnya Konvensi Genewa 1864 tentang perlindungan korban perang dan
• Lahirnya Konvensi Den Hag tentang pelarangan penggunaan gas beracun, senjata kimia
• Lahirnya Declaration of the Rights of Man and of citizens, AS 1776 diikuti Belanda 1798,
• 1977 lahir Konvensi Genewa tentang gabungan antara konvensi genewa tentang
Abad 20
• 1966 The International Covenant on Economical and Social and Cultural Rights.
Tekad bangsa Indonesia untuk mewujudkan penghormatan dan penegakan HAM sangat kuat
ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena
hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah
berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencanturnkan prinsip-prinsip HAM
dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan
Namun dalam perjalanan sejarah bangsa, pedoman dan cita-cita yang telah dicanturnkan
dalam konstitusi tersebut tidak dilaksanakan bahkan dilanggar oleh pemerintah yang
Pemerintah Orde Lama dan Orde Baru tidak hanya tidak melaksanakan penghormatan dan
penegakan HAM namun juga banyak melakukan pelanggaran HAM. Hal ini disebabkan oleh
alasan politis dan teknis. Alasan politis adalah situasi politik di tingkat nasional dan tingkat
intemasional (perang dingin). Di jaman Orde Lama, focus kebijakan Pemerintah RI adalah
“Revolusi”. Kebijakan ini membawa kita ke konflik internal (domestik) dan intemasional,
serta berakibat melupakan hak asasi rakyat. Sedangkan di jaman Orde Baru kebijakan
termasuk upaya pemenuhan HAM (hak ekonomi dan sosial). Namun kebijakan terlalu
terfokus pada pembangunan ekonomi dan mengabaikan hak sipil dan politik, telah
menyebabkan kegagalan pembangunan ekonomi itu sendiri. Adapun alasan teknis adalah
karena prinsip-prinsip HAM yang tercantum dalam konstitusi belum dijabarkan dalam hukum
Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan upaya pemajuan HAM, termasuk
menciptakan hukum positif yang aplikatif. Dilihat dari segi hukum, tekad bangsa Indonesia
tercermin dari berbagai ketentuan yang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar
1945 (UUD 45) dan Pancasila, dalam Undang-undang Dasar yang telah di amandemen,
Pengadilan HAM, dan ratifikasi yang telah dilakukan terhadap sejumlah instrumen HAM
intemasional
Dalam Pembukaan UUD 45 dengan tegas dinyatakan bahwa “pejajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dalam Pancasila
yang juga tercantum dalam Pembukaan UUD 45 terdapat sila “Kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Da1am P4, meskipun sekarang tidak dipakai lagi, namun ada penjelasan Sila kedua
yang masih relevan untuk disimak, yaitu bahwa “dengan Sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab, manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban
asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan social, warna kulit, dan sebagainya. Karena itu dikembangkanlah sikap saling
mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa dan ‘tepa salira ” serta sikap tidak semena-
Dibandingkan dengan UUDS 1950, ketentuan HAM di dalam UUD 1945 relatif sedikit,
hanya 7 (tujuh) pasal saja masing-masing pasal 27, 28, 29, 30, 31, 31 dan 34, sedangkan di
dalam UUDS 1950 didapati cukup lengkap pasal-pasal HAM, yaitu sejumlah 35 pasal, yakni
dari pasal 2 sampai dengan pasal 42. Jumlah pasal di dalam UUDS 1950 hampir sama dengan
Meskipun di dalam UUD 1945 tidak banyak dicantumkan pasal-pasal tentang HAM, namun
antara lain UU No. 14 Tahun 1970 dan UU No. 8 Tahun 1981 yang banyak mencantumkan
ketentuan tentang HAM. UU No. 14 Tahun 1970 memuat 8 pasal tentang HAM, sedangkan
UU No. 8 Tahun 1981 memuat 40 pasal. Lagipula di dalam Pembukaan UUD 45 didapati
suatu pernyataan yang mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM yang
berbunyi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
Dalam amandemen kedua UUD 1945, pasal 28 telah dirobah menjadi bab tersendiri yang
memuat 10 pasal mengenai hak asasi manusia. Sebagian besar isi perubahan tersebut
mengatur mengani hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Adapun
Hak Asasi Manusia yang ditetapkan dalam Bab X A Undang-undang Dasar 1945 adalah
sebagai berikut :
Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang syah
(Pasal 28 B ayat 1)
Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak atas perlindungan
Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar (Pasal 28 C ayat 1)
Hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif (Pasal 28 C
ayat 2)
Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan
Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam
Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28 D ayat 3)
Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya (Pasal 28 E ayat
1)
Hak memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk
Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati
Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28 E ayat
3)
Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda (Pasal
28 G ayat 1)
Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang merendahkan derajat
Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai persamaan dan
Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun
(Pasal 28 H ayat 4)
Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif) (Pasal 28 I ayat
1)
Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak mendapat
Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional (Pasal 28 I ayat 3)
Perlindungan, pemajuan, penegakkan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokratis maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam
Setiap orang dalam menjalankan hak dan kebebasanya wajib tunduk kepada pembatasan
Hak-hak sipil dan politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat pada setiap
manusia yang dijamin dan dihormati keberadaannya oleh negara agar menusia bebas
Adapun yang berkewajiban untuk melindungi hak-hak sipil dan politik warga negara sesuai
Pemajuan, Penegakan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia terutama menjadi tanggung jawab
pemerintah.
5. Non-ideologis.
Di dalam perlindungan hak-hak sipil dan politik, peran negara harus dibatasi karena hak-hak
sipil dan politik tergolong ke dalam negative right, yaitu hak-hak-hak dan kebebasan yang
dijamin di dalamnya akan terpenuhi apabila peran negara dibatasi. Bila negara bersifat
intervensionis, maka tidak bisa dielakkan hak-hak dan kebebasan yang diatur d idalamnya
1. Hak hidup;
1. UUD 1945 (Pasal 28 A, 28 B (ayat 1, 2), 28 D ayat (1, 3, 4), 28 E ayat (1, 2, 3), 28 F, 28 G
BAB III
KESIMPULAN
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut hak asasi manusia yang melekat pada
manusia secara kodrati sebagai anugerah tuhan yang maha esa. Hak-hak ini tidak dapat
Oleh karena itu, negara, pemerintah, atau organisasi apapun mengemban kewajiban untuk
mengakui dan melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia tanpa kecuali. Ini berarti
bahwa hak asasi manusia harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan
http://bryantobing01.blog.com/hak-asasi-manusia/
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja
dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus
oleh
1. Kejahatan genosida;
anggota kelompok;
kelompok; atau
lain.
sebagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
2. pemusnahan;
3. perbudakan;
internasional;
6. penyiksaan;
jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani,
pada seseoarang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang dari
orang ketiga, dengan menghukumnya atau suatu perbuatan yang telah dilakukan
atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau mengancam
atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang
didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan
Penghilangan orang secara paksa adalah tindakan yang dilakukan oleh siapapun
BAB I
PENDAHULUAN
Kemanusiaan yang adil dan beradab itulah penggalan kata dari isi pancasila sila ke 2
yang teringat dalam ingatan penulis ketika ingin membicarakan masalah ini lebih dalam lagi .
Sebenarnya mencari keadilan yang benar – benar adil di dunia ini memang betul , tidak ada
kata tidak percaya jika Allah SWT yang maha adil dan yang menciptakan isi alam semesta
dan semua kekayaan yang dimilikiNya , ketika melihat betapa buruknya keadilan didunia ini .
Tidak hanya adail yang ingin penulis sampaikan dalam makalah ini tetapi semua maksud dari
pengertian dari Hak Asasi Manusia . Tidak terasa perkembangan zaman yang semakin pesat
ini memaksa kita untuk mengikuti apa yang sedang diperbincangkan oleh orang – orang .
Kekerasan dan demonstrasi yang di sertai amukan massa di berbagai dunia khusunya
indonesia adalah salah satu kejadian yang sering terjadi di negeri tercinta kita ini . Bagaimana
tidak hukum dan sanksi yang lemah pada bangsa ini yang menyebabkan masyarakat
– tindakan yang menyangkut anarkis atau kekerasan . Adanya aturan , sanksi tegas membuat
masyarakat yang ingin bertindak kekerasan berpikir lebih dalam lagi mengenai akan
perbuatan yang akan diperbuatnya . Oleh karena itu penulis ingin mendalami dan
mempelajari lebih dalam lagi mengenai Hukum dan Hak Asasi Manusia .
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan
tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah
BAB II
Pembahasan
Hak-hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang
Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun
di dunia yang dapat mencabutnya. Meskipun demikian bukan berarti dengan hak-haknya itu
dapat berbuat semau-maunya. Sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat
perbuatannya.
Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, ialah
hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah lahir hak-hak asasi lainnya
atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan.Mengingat
begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi Manusia bagi setiap orang yang
hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu pendekatan historis mulai dari dikenalnya
Hak Asasi Manusia sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang
untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain.
desember 1948, tidak berlebihan jika dikatakan sebagai puncak peradaban umat manusia
setelah dunia mengalami malapetaka akibat kekejaman dan keaiban yang dilakukan negara-
Pada deklarasi HAM sedunia itu mengandung makana ganda, baik ke luar (antar
negara-negara) maupun ke dalam (antar negara-bangsa), berlaku bagi semua bangsa dan
untuk saling menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan antar
negara-bangsa, agar terhindar dan tidak terjerumus lagi dalam malapetaka peperangan yang
pengertian bahwa Deklarasi HAM seduania itu harus senantiasa menjadi kriteria objektif oleh
rakyat dari masing-masing negara dalam menilai setiap kebijakan yang dikelauarkan oleh
pemerintahnya.
Bagi negara-negara anggota PBB, Deklarasi itu sifatnya mengikat. Dengan demikian
setiap pelanggaran atau penyimpangan dari Deklarasi HAM sedunia si suatu negara anggota
PBB bukan semata-mata menjadi masalah intern rakyat dari negara yang bersangkutan,
melainkan juga merupakan masalah bagi rakyat dan pemerintahan negara-negara anggota
PBB lainnya.
negara ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional
lainnya unuk mengutuk bahkan menjatuhkan sanksi internasional terhadap pemerintah yang
bersangkutan. Semua manusia adalah sama. Semua kandungan nilai-nilainya berlaku untuk
semua.
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak
asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of
human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor
Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil
dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2
negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap orang
mempunyai Hak :
Hidup
Diakui kepribadiannya
Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat
jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak
Mendapatkan asylum
Mengeluarkan pendapat
Mendapatkan pekerjaan
Berdagang
Mendapatkan pendidikan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu
sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua
anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-
hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan
merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral berkewajiban
menerapkannya.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya
Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara
pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi
bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya
memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak
orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak
memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan
Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak
Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan,
hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (
Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural
peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak
Nomor XVII/MPR/1998.
Berdasarkan gambar diatas penulis ingin menjelaskan pelanggaran HAM yang terjadi
akibat dari kejadian kekerasan yang diakibatkan oleh oknum TNI dan POLRI di Indonesia .
Pada awalnya kejadian ini terjadi pada saat Alm.Presiden Soeharto masih berkuasa yang
sering disebut massa orde baru . Dimana pada saat itu oknum TNI dan POLRI berkuasa untuk
menjaga keamanan Indonesia salah satunya adalah pada saat demonstrasi yang semakin
anarkis yang membuat para penjaga keamanan Indonesia harus membubarkan massa dengan
cara yang tidak wajar . Begitu kejamnya oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
bahwa HAM adalah hak yang harus dimiliki oleh semua orang tidak di Indonesia saja tetapi
orang yang ada di dunia ini . Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia . Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM , jadi jika seseorang
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan /
tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah
http://pancasilazone.blogspot.com/2012/06/hukum-dan-hak-asasi-manusia.html
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan.
Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia
yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki
oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau
pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain,
masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya
berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini
dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga
kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau
tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib
untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang
lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya,
diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan
yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada
diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha
Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di Indonesia, terlebih
dahulu kita membahas sekelumit sejarah perkembangan dan perumusan hak asasi manusia di
Dunia. Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan
beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai berikut.
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan dasar
bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak – hak asasi manusia. Konsepsinya
menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan
tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan
pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga negaranya.
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan hak
asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris.
Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh
Raja John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja.
Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta
kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali
telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah.
Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena
kekuasaan raja.
Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak
sebagi berikut :
penduduk.
Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang
sah.
Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah
tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
PETITION OF RIGHTS
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan
parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak
atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi
pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun
1776. Pemikiran John Locke mengenai hak – hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan
pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya
semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia
dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati
kebhagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki
hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti
yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan
yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya,
kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau.
Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang
terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian
Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression).
religion).
penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia.
Kebebasan – kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk
mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada
hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan
mendasar.
DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan
yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang
Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak
asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah
dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795.
revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta
Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan
umum.
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak
asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of
human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor
Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil
dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2
negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap orang
mempunyai Hak :
Hidup
Diakui kepribadiannya
Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk
mendapat jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,
Mendapatkan asylum
Mengeluarkan pendapat
Mendapatkan pekerjaan
Berdagang
Mendapatkan pendidikan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu
sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua
anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-
hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan
menerapkannya.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya
Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara
pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi
bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya
memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak
orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak
memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-
Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan
Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak
Nomor XVII/MPR/1998.
http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/