Anda di halaman 1dari 10

AKUPRESUR SCAPULA TERHADAP KEKUATAN OTOT

EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK


I Wayan Sukawana
I Made Sukarja
I Kadek Wahyu Diputra
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar
Email :

Abstract: Acupressure on the Scapula to the upper Extremity Muscle Strength of


Stroke patients. The purposes of this research were to know the determine the effect
of acupressure on the scapula to the upper extremity muscle strength of stroke
patients. The design of this research is “pre-test - post-test with control group
design”. The results showed all (100%) patients muscle strength increase after
acupressure therapy, and the control group 20% patients muscle strength increase.
Data analysis techniques using the Wilcoxon Test, so that scapula acupressure
therapy is influence to muscle strength increase.

Abstrak: Akupresur Scapula Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Atas


Pasien Stroke Non Hemoragik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh akupresur scapula terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pasien stroke
non hemoragik. Penelitian dilakukan dengan desain pre test-post tes dengan
kelompok kontrol. Dibandingkan antara data pre tes dengan data post tes, pada
kelompok perlakuan ditemukan seluruh pasien (100%) kekuatan otot ekstremitas
atas meningkat, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 20 yang mengalami
peningkatan. Berdasarkan uji Wilcoxon dapat disimpulkan akupresur pada scapula
secara bermakna meningkatkan kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke
non haemoragik.
Kata kunci: Akupresur scapula, kekuatan otot ekstremitas atas, stroke non
hemoragik

Stroke merupakan penyakit penyebab mengakibatkan hemiparesis pada anggota


kecacatan nomor satu di dunia, sehingga motorik atas (Ganong, 2008). Price &
stroke menjadi masalah kesehatan yang Wilson (2005) menyatakan 80% dari seluruh
mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pasien stroke non hemoragik mengalami
pertiga stroke terjadi di negara yang sedang hemiparesis pada anggota motorik atas.
berkembang (Feigin, 2006).Stroke dibagi Hasil penelitian Lukas (2008) menemukan
menjadi stroke hemoragik dan stroke non- 83,45% pasien di RSUP DR Wahidin
hemoragik (iskemik). Sebagian besar (80%) Sudirohusodo Makasar mengalami
dari seluruh pasien stroke merupakan stroke hemiparesis pada anggota motorik atas.
non hemoragik (Price & Wilson, 2005). Menurut Irfan (2010) saraf yang
Berdasarkan data rekam medik RSUD mengalami kerusakan sel saraf harus segera
Klungkung 2012 kejadian stroke non dilakukan pemulihan dangan cara
hemoragik di RSUD klungkung jauh lebih perangsangan pada daerah sensoris dan
tinggi yaitu mencapai 83%. motorik (mekanisme feed back dan feed
Menurut Ganong (2008), iskhemik forward), sehingga sel otak akan melakukan
dapat menimbulkan lesi atau kerusakan sel reorganisasi untuk mengadakan perbaikan
saraf pada upper motor neuron (UMN). sel otak yang tidak berfungsi lagi dan
Kerusakan saraf pada area broadman 4-6
digantikan oleh sel otak yang masih sehat transmisi impuls neuron sel efektor
(neuroplasticity). menurun. Hal tersebut mengakibatkan
Alkaissi dkk (2008), menyatakan bahwa terganggunya kemampuan sistem saraf
sakit atau penyakit dapat disebabkan akibat untuk mengirimkan informasi sensorik,
ketidakseimbangan antara Yang dan Ying. mengenal dan mengasosiasikan informasi,
Kelebihan energi Ying atau kekurangan memprogram, serta memberikan respons
energi Yang akan menimbulkan gangguan terhadap informasi sensorik (Muttaqin,
atau sakit yang ditandai dengan gejala 2008).
kekurangan energi misalnya dingin, lumpuh, Lesi pada upper motor neuron (UMN)
mati rasa/anaesthesia. Menurut Shin & Lee yang melibatkan korteks motor, kapsula
(2007), keseimbangan Yang dan Ying dapat internal, medulla spinalis dan struktur-
dilakukan dengan perangsangan berupa struktur lain pada otak menyebabkan
penekanan (akupresur) pada titik terjadinya paralisis (kehilangan gerakan
akupunktur. Terdapat enam titik akupunktur yang disadari). Paralisis akibat lesi upper
(acupoint) pada scapula yang terkait dengan motor neuron (UMN) biasanya
fungsi ekstremitas atas. Pada penelitian ini mempengaruhi seluruh ekstremitas, kedua
yang akan diteliti: “Apakah ada pengaruh ektremitas atau separuh bagian tubuh
akupresur pada scapula terhadap kekuatan (Smeltzer & Bare, 2009).
otot ekstremitas atas pasien stroke non Menurut Sukanta (2008) selain sistem
hemorogik di Ruang Interna Rumah Sakit peredaran darah, sistem saraf dan sistem
Umum Klungkung”? limfa dalam tubuh manusia juga mengalir
Secara umum penelitian ini bertujuan sistem meridian. Meridian berfungsi sebagai
mengetahui pengaruh akupresur scapula tempat mengalirnya energi vital. Melalui
terhadap kekuatan otot ekstremitas atas sistem meridian ini, energi vital dapat
pasien stroke non hemoragik. Secara praktis diarahkan ke organ atau bagian tubuh yang
penelitian ini bermanfaat sebagai upaya sedang mengalami gangguan. Leih lanjut
pemulihan kekuatan otot ekstremitas atas Sukanta (2008) menyatakan jalur meridian
yang mengalami kelumpuhan akibat stroke mengandung titik-titik akupunktur atau titik
non hemoragik. pijat. Titik akupuntur dapat dirangsang
Stroke non hemoragik adalah sindroma dengan tekanan jari atau alat tumpul lainnya.
klinis sebagai akibat gangguan vaskuler Titik akupunktur adalah simpul meridian
(Price, 2005 & Wilson). Pada waktu stroke, tempat terpusatnya energi kehidupan dan
aliran darah ke otak sangat terganggu merupakan titik perangsangan untuk
sehingga terjadi iskemia yang berakibat menimbulkan keseimbangan kesehatan
kurangnya aliran glukosa, oksigen dan tubuh (Michael, 2010). Berdasarkan
bahan makanan lainnya ke sel otak. Hal pendekatan neurosains, titik akupunktur
tersebut akan menghambat mitokondria (acupoint) merupakan sel aktif listrik yang
dalam menghasilkan ATP sehingga tidak mempunyai sifat tahanan listrik rendah dan
saja terjadi gangguan fungsi seluler, tetapi konduktivitas listrik yang tinggi sehingga
juga aktivasi berbagai proses toksik. Hasil titik akupunktur akan lebih cepat
akhir kerusakan serebral akibat iskemia menghantarkan listrik yang tinggi sehingga
adalah kematian sel neuron maupun titik akupunktur akan lebih cepat
berbagai sel lain dalam otak seperti sel glia, menghantarkan listrik dibanding sel-sel lain.
mikroglia, endotel, eritrosit dan leukosit Panjalaran listrik dari satu titik akupunktur
(Smeltzer & Bare, 2009). ke titik akupunktur lainnya melalui jalur
Sel-sel saraf (neuron) berkurang meridian (Saputra, 2006).
jumlahnya sehingga sintesis berbagai Sekitar titik akupuntur terdapat banyak
neurotransmiter berkurang. Berkurangnya ujung saraf dan pembuluh darah. Penekanan
jumlah neurotransmiter mengakibatkan titik akunpuntur mengakibatkan sel mast
kecepatan hantaran impuls dan kemampuan melepaskan histamin, heparin dan kinin
protese. Substansi kimiawi tersebut Variabel yang diukur pada penelitian ini
menyebabkan vasodilatasi, pelepasan nitric adalah kekuatan otot ekstremitas atas pasien
oxide dari endotel vaskuler (Saputra, 2006). stroke non hemorogik pada kelompok
Chen (2006) juga mengemukakan hal yang perlakuan dan kontrol. Adapaun hasil
serupa dengan mengatakan bahwa pada titik pengukuran kekuatan otot ekstremitas atas
akupunktur terjadi perubahan energi sebelum perlakukan pada masing-masing
kimiawi menjadi energi listrik. Titik kelompok disajikan pada table berikut:
akupunktur mempunyai sifat khas high Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot
electrical voltage (tegangan listrik tinggi) Ekstremitas Atas Pre Test pada
dengan low resistance (tahanan rendah). Kelompok Perlakuan dan
Transduksi intraseluler dari titik akupunktur Kelompok Kontrol
(low resistance point) terjadi melalui
meridian yang merupakan suatu jalur Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
spesifik yang pada hakekatnya adalah Derajat f % Derajat f %
intracellular signaling. 1 2 20 1 2 20
Implus (rangsang) berjalan secara 2 5 50 2 4 40
sentripetal dari reseptor di perifer ke badan 3 2 20 3 3 30
sel neuron tingkat pertama (primer) di 4 1 10 4 1 10
ganglion akar dorsal dari saraf spinal. 5 0 0 5 0 0
Aksonnya menuju ke sentral, bersinaps Jumlah 10 100 Jumlah 10 100
dengan neuron tingkat dua (sekunder) di
kornu posterior medulla spinalis satu inti Pada tabel 1 tampak bahwa kekuatan
homolog di batang otak. Akson neuron otot ekstremitas atas pasien stroke non
sekunder melintasi garis tengah dan menuju hemoragik antara derajat 1 sampai 4.
pada sisi kontralateral, kemudian melalui Kekuatan otot estremitas atas pada pasien
thalamus menuju korteks sensorik pada area stroke non hemoragik dominan pada derajat
Broadman di girus post sentralis 2 yaitu sebesar 50% pada kelompok
(Lumbantobing, 2008). Impuls baru tersebut perlakuan dan 40% pada kelompok kontrol.
mengakibatkan sel otak akan melakukan Data kekuatan otot ekstremitas atas
reorganisasi (mekanisme feed back dan feed setelah 1 bulan pada kelompk kontrol serta
forward). Reorganisasi bertujuan untuk data pada kelompok perlakukan disajikan
mengadakan perbaikan sel otak yang tidak pada table 2.
berfungsi lagi dan digantikan oleh sel otak Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot
yang masih sehat. Mekanisme ini disebut Ekstremitas Atas Post Test
dengan neuroplasticity (Irfan, 2010). padaKelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metoda Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
Quasi eksperiment. Desain penelitian yang Derajat f % Derajat f %
digunakan adalah Pretest-Posttest With 1 0 0 1 1 10
Control group Design, dengan purposive 2 1 10 2 5 50
sampling. Penelitian dilaksanakan pada 3 3 30 3 2 20
bulan Oktober sampai Nopember tahun 4 5 50 4 2 20
2013 di Ruang Interna RSU Klungkung. 5 1 10 5 0 0
Sebanyak 10 pasien stroke non hemoragik Jumlah 10 100 Jumlah 10 100
dijadikan kelompok kontrol dan 10 pasien
dijadikan kelompok perlakuan dengan Pada tabel 2 tampak bahwa kekuatan
akupresur satu kali sehari selama 1 bulan. otot ekstremitas atas pada kelompok
perlakukan antara derajat 2 – 5, sedangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada kelompok kontrol antara derjat 1 – 4.
Kekuatan otot ekstremitas atas pada kontrol sebagian besar derajat kekuatan otot
kelompok perlakukan sebagian (50%) pada adalah derajat 2.
derajat 4, sedangkan pada kelompok kontrol Hasil penelitian kekuatan otot pada
sebagian (50%) pada derajat 2. pasien stroke baik pada kelompok perlakuan
Dibandingkan antara data pre test dan kelompok kontrol paling dominanan
dengan data post test dapat disimpulkan kekuatan otot derajat 2, Menurut Misbach
bahwa seluruh pasien pada kelompok (2009), derajat ambang batas aliran darah
perlakukan mengalami peningkatan otak atau Cerebral Blood Flow (CBF) yang
kekuatan otot ekstremitas atas, sedangkan secara langsung berhubungan dengan fungsi
pada kelompok kontrol hanya 20% pasien otak sangat berpengaruh terhadap derajat
mengalami peningkatan dan 80% tetap. kekuatan otot pada posien stroke. Pasien
Analisis selisih kekuatan otot stroke derajat kekuatan otot 2 apabila
ekstremitas atas pasien stroke non ambang aktivitas listrik otak (CBF 15
hemorogik antara kelompok kontrol dengan cc/100 gram/ menit) akan menyebabkan
kelompok perlakuan dilakukan dengan uji aktivitas listrik system neuromuscular
Kolmogorov-Smirnov dengan α = 0,05. terganggu. Kekuatan otot sangat
Pada uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh berhubungan dengan system neuromuscular
nilai Z sebesar 2,236 dengan nilai Asymp. yaitu seberapa besar kemampuan sistem
Sig. sebesar 0, 000 sehingga Ho di tolak. syaraf mengaktivasi otot untuk melakukan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontraksi, semakin sedikit serabut otot yang
secara bermakna akupresur pada scapula teraktivasi, maka semakin kecil pula
meningkatkan kekuatan otot ekstremitas atas kekuatan yang dihasilkan oleh otot tersebut,
pada pasien stroke non hemoragik di Ruang begitu pula sebaliknya.
Interna Rumah Sakit Umum Klungkung Hasil penelitian yang didapat sesuai
tahun 2013. dengan teori Harsono (2009), pada pasien
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan yang mengalami Stroke non hemoragik
otot ekstremitas atas pada kelompok akibat adanya gangguan suplai darah ke otak
perlakuan (50%) dan kelompok kontrol menyebabkan terjadinya gangguan fungsi
(40%) paling dominan kekuatan otot derajat neuron, sehingga dampak yang ditimbulkan
2. Hasil penelitian yang didapat didukung akan menyebabkan hantaran implus
oleh penelitian yang dilakukan oleh terganggu yang kemudian mempengaruhi
Basmara (2011), yang meneliti tentang kekuatan otot tangan pada pasien stroke non
efektivitas terapi latihan dengan metode hemoragik. Sehingga kekuatan otot adalah
Propioceptif Neuromuscular Facilitation kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh
(PNF) terhadap kekuatan otot dan perbaikan otot untuk membangkitkan teganggan
kemampuan fungsional pasien pasca stroke terhadap suatu tahanan.
di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP dr. M. Hasil penelitian yang didapat sesuai
Djamil Padang. Hasil penelitian yang dengan teori Price (2005), stroke non
didapatkan kekuatan otot saat pre test pada hemoragik terjadi karena aterosklerosis atau
kelompok perlakuan dan kontrol sebagian bekuan darah yang menyumbat pembuluh
besar derajat kekuatan otot adalah derajat darah sehingga pasokan darah ke otak
2.Hasil penelitian yang didapat juga terganggu. Gangguan pasokan aliran darah
didukung oleh penelitian yang dilakukan otak terjadi di arteri serebri anterior yang
oleh Lukas (2008), yang meneliti tentang memberi suplai darah pada struktur-struktur
efektivitas mobilisasi aktif dan pasif dengan seperti nucleus kaudatus dan putamen
metode Range Of Motion (ROM) terhadap ganglia basalis, bagian-bagian kapsula
kekuatan otot lengan pada Pasien Stroke di interna dan korpus kalosum dan bagian-
Ruang Wijaya Kusuma RSU Dr. Soedono. bagian lobus frontalis dan parietalis serebri,
Hasil penelitian didapatkan kekuatan otot termasuk korteks somestetik dan korteks
saat pre test pada kelompok perlakuan dan motorik. Apabila terjadi gangguan aliran
darah ke otak akan menyebabkan pasien stroke mengalami kelumpuhan
berkurangnya pasokan oksigen ke otak. tangankarena berkurangnya kontraksi otot.
Berkurangnya suplai darah ke otak akan Berkurangnya kontraksi otot disebabkan
menyebabkan daerah otak yang diperdarahi berkurangnya suplai darah ke otak belakang
oleh pembuluh darah tersebut tidak dan otak tengah, sehingga dapat
mendapat pasokan energi dan oksigen, menghambat hantaran jaras-jaras utama
sehingga saraf yang mengatur pergerakan antara otak dan medula spinalis, dan secara
tangan dan jari tangan (C7-T1) akan total menyebabkan ketidakmampuan
mengalami gangguan berupa kelemahan. sensorik motorik yang abnormal
Hasil penelitian menunjukan pasien Berkurangnya suplai darah pada pasien
stroke non hemorogik mengalami penurunan stroke salah satunya diakibatkan oleh
kekuatan otot pada tangan juga didukung arteriosklerosis. Dinding pembuluh akan
oleh teori Ganong (2008), dan Smeltzer & kehilangan elastisitas dan sulit berdistensi
Bare (2009), yang menyatakan salah satu sehingga digantikan oleh jaringan fibrosa
gejala yang paling sering timbul pada pasien yang tidak dapat meregang dengan baik.
Stroke non hemoragik adalah hemiparesis, Menurunnya elastisitas dinding pembuluh
hemiparesis pada anggota motorik atas darah mengakibatkan terjadinya tahanan
disebabkan oleh terjadinya lesi pada upper yang lebih besar pada aliran darah.
motor neuron (UMN) dimana serabut otot Perbandingan kekuatan otot ekstremitas
yang mengatur gerakan terletak pada area atas setelah dilakukan terapi akupresur dan
broadman (4-6) disadari melalui dua kelompok kontrol didapatka kekuatan otot
kombinasi sel saraf, salah satunya terdapat tangan post test pada kelompok perlakuan
pada korteks motorik. Serabut- serabutnya paling dominan kekuatan otot derajat 4 yaitu
tepat pada traktus piramida atau penyilangan sebanyak 50%. Kekuatan otot ekstremitas
traktus piramida, dan serat lainnya pada atas post test pada kelompok kontrol paling
ujung anterior medulla spinalis dimana dominan kekuatan otot derajat 2 yaitu
serat- serat tersebut berjalan menuju otot. sebanyak 50%. Hasil penelitian yang didapat
Jika terjadi lesi pada upper motor neuron didukung oleh penelitian yang dilakukan
(UMN) yang melibatkan korteks motor, oleh Adam (2011), yang meneliti tentang
kapsula internal, medulla spinalis dan Pengaruh Akupresur terhadap Rentang
struktur- struktur lain pada otak dimana Gerak Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke
sistem kortikospinal menurunnya maka Pasca Rawat Inap di RSUP Fatmawati
upper motor neuron (UMN) ini akan Jakarta. Hasil penelitian yang didapatkan
mengalami kerusakan/ hancur yang rata-rata rentang gerak ekstremitas Atas
menyebabkan terjadinya stroke, paralisis pada kelompok perlakuan saat pre test 2,1
(kehilangan gerakan yang disadari). Paralisis menjadi 5,20 saat post test, sedangkan pada
dihubungkan dengan lesi- lesi upper motor kelompok kontrol rata-rata rentang gerak
neuron (UMN) dan biasanya mempengaruhi ekstremitas saat pre test 2,20 menjadi 2,40
seluruh ekstremitas, kedua ektremitas atau saat post test. Hasil penelitian yang
separuh bagian tubuh. didapakan relevan dengan hasil penelitian
Hasil penelitian yang didapatkan sebelumnya yang dilakukan oleh Adam
menunjukkan rata-rata kekuatan otot tangan (2011), yang meneliti tentang
pada kelompok perlakuan dan kelompok “Penatalaksanaan Electrical Stimulation dan
kontrol sama-sama dalam derajat 2 dimana Terapi Latihan Pada Hemiparese Dextra
hal ini menujukan saat dilakukan Post Stroke Non Haemoragic”. Hasil
pemeriksaan kekuatan otot, ada gerakan penelitian ini menunjukkan dari 15
namun tidak mampu melawan tahanan. responden yang diteliti setelah diberikan
Menurut Asumsi peneliti, pasien stroke non program terapi latihan menunjukkan seluruh
hemorogik mengalami penurunan kekuatan pasien (100%) mengalami peningkatan
otot pada tangan hal ini diakibatkan karena kekuatan otot.
Hasil penelitian yang didapat sesuai menyebabkan ion-ion kalsium lepas dalam
dengan teori Shin & Lee (2007), dan jumlah besar ke dalam sarkoplasma
Triyono (2010), bahwa titik akupresur yang sehingga massa otot dapat dipertahankan,
berada pada regio skapula memiliki kerja otot dapat meningkat akibatnya
hubungan yang sangat erat dengan titik kekuatan otot pernafasan meningkat
trigger untuk memperbaiki fungsi (Guyton & Hall, 2006).
ekstremitas atas. Titik trigger merupakan Hasil penelitian yang didapat ada 2
titik sensitif yang bila ditekan akan responden pada kelompok kontrol yang
menimbulkan nyeri pada tempat yang jauh mengalami peningkatan kekuatan otot
dari titik tersebut, dimana titik ini ekstremitas. Dari temuan ini, peneliti
merupakan degenerasi lokal di dalam berpendapat bahwa pada pasien yang
jaringan otot yang diakibatkan oleh spasme mengalami kelemahan otot akibat stroke,
otot, trauma, ketidakseimbangan endokrin tubuh tetap melakukan proses pemulihan
dan ketidakseimbangan otot. Titik trigger yang berlangsung secara fisiologis dan
dapat ditemukan pada otot rangka dan alamiah walapun tidak diberikan terapi.
tendon, ligamen, kapsul sendi, periosteum Pendapat peneliti ini didukung oleh
dan kulit. Otot yang normal tidak pendapat yang diungkapkan oleh Heyward
mempunyai titik trigger.Prinsip utama (2006), yang mengungkapkan bahwa
akupresur sebagai terapi adalah untuk pemulihan gangguan fungsi motorik akibat
mempertahankan aliran qi dan meregulasi stroke merupakan proses yang berlangsung
hubungan antara aliran qi, darah, ying dan alamiah. Kang et al, (2009), juga
yang (Sok & Kim, 2005). Teori akupresur berpendapat bahwa pada saat terjadi
juga menyatakan bahwa akupresur dapat kematian sel korteks serebri akibat aliran
mempertahankan dan mengontrol fungsi darah yang tidak adekuat, terjadi
organ-organ internal dan keseimbangan Ying reorganisasi peri-lesional (sekitar lesi) pada
dan Yang melalui sirkulasi dinamis qi dan sel-sel korteks yang berdekatan di sekitar
darah dengan stimulasi jalur meridian pada korteks yang mengalami kerusakan. Proses
tubuh sepanjang aliran energi vital. Sirkulasi fisiologis ini merupakan aspek penting
dinamis qi dan darah mengakibatkan aliran dalam mempertahankan kecekatan dan
darah yang lancar akan membawa nutrisi ketangkasan pada ekstremitas yang
dan oksigen yang lebih banyak ke otot-otot mengalami kelemahan. Proses fisiologis ini
yang mengalami kelemahan. Nutrisi yang berkaitan dengan mekanisme
cukup termasuk zat calsium dan kalium. reorgarganisasi yang melibatkan perekrutan
Peningkatan ion kalsium dalam sitosol traktus kortikospinal dari area peri-lesional.
terjadi akibat pelepasan ion yang semakin Hal ini mungkin terjadi, karena traktus
banyak dari retikulum sarkoplasmik. Ion kortikospinal juga memiliki beberapa area
kalsium di dalam otot berfungsi untuk yang menjadi pangkal korteks motorik
melakukan potensial aksi otot sehingga utama. Area-area ini meliputi korteks
massa otot dapat dipertahankan dan kerja premotorik, korteks parietal dan
otot dapat meningkat. Akibat aliran darah mediolateral yang mewakili korteks motorik
yang lancar dapat meningkatkan suplai utama. Selain itu, pada penelitian ini
oksigen ke sel-sel otot. Oksigen harus ditemukan adanya 8 responden pada
disuplai oleh darah ke otot untuk kelompok kontrol yang sama sekali tidak
memproduksi ATP didalam mitokondria mengalami perubahan kekuatan otot pada
otot. Mitokondria berperan dalam proses ekstremitas atasnya. Peneliti berpendapat
pembuatan ATP yang diperlukan untuk otot bahwa walaupun terjadi proses pemulihan
berkontraksi. Kontraksi otot diawali dengan secara fisiologis, namun tetap dibutuhkan
pengeluaran asetilkolin yang menyebabkan terapi untuk membantu proses pemulihan
potensial aksi atau rangsangan merambat ke yang berlangsung secara fisiologis ini,
seluruh permukan membrane otot. Hal ini seperti pemberian akupresur, latihan rentang
gerak atau terapi-terapi lainnya karena Total 10 100 10 100
seperti yang dikemukakan oleh Widianto,
(2009) bahwa kelemahan ekstremitas atas
pasca stroke terjadi pada 70-80%, dan dapat Uji Wilcoxon membuktikan bahwa
terus menetap pada 40% pasien. secara bermakna akupresur pada scapula
Kebanyakan pemulihan ekstremitas atas meningkatkan kekuatan otot ekstremitas atas
yang mengalami kelemahan terjadi dalam pada pasien stroke non hemoragik di Ruang
tiga bulan pertama setelah mengalami Interna Rumah Sakit Umum Klungkung
serangan stroke. Derajat keparahan awal dan tahun 2013. Hasil penelitian yang didapat
kemampuan untuk mengangkat atau relevan dengan penelitian yang dilakukan
melakukan genggaman kuat adalah prediktor oleh Adam (2011), yang meneliti tentang
yang baik untuk menilai baik tidaknya pengaruh akupresur terhadap rentang gerak
outcome fungsi ekstremitas atas. Data dari ekstremitas atas pada pasien stroke pasca
National Stroke Fondations (2009) rawat inap di RSUP Fatmawati Jakarta.
mengungkapkan bahwa kelemahan Hasil penelitian yang didapatkan p value =
ekstremitas merupakan komplikasi yang 0,006>α 0,05 berarti ada pengaruh
paling umum terjadi setelah serangan stroke. akupresur terhadap rentang gerak
Sekitar 70% penderita stroke mengalami ekstremitas atas pada pasien stroke pasca
kelemahan baik pada ekstremitas atas rawat inap. Hasil penelitian ini sejalan
maupun ektremitas bawahnya. Pada dengan penelitian yang dilakukan oleh Shin
penelitian ini, peneliti juga menemukan & Lee (2007), pada 30 pasien pasca stroke
fakta bahwa pada saat pasien pulang ke (n kontrol = n intervensi = 15) yang
rumah setelah menjalani rawat inap, kondisi mengalami nyeri bahu hemiplegik. Hasil
fungsi ektremitas atasnya belum kembali penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pulih secara normal. Terkait hal ini, Kang et akupresur secara bermakna dapat
al, (2009) mengemukakan bahwa 30-60% meningkatkan kekuatan motorik ekstremitas
individu dengan hemiparesis mengalami atas dan juga dapat menurunkan skor nyeri
keterbatasan fungsi lengan dalam 6 bulan bahu hemiplegik (p<0,01). Hasil penelitian
setelah serangan stroke. Dilaporkan pula lain yang mendukung hasil penelitian ini
bahwa rendahnya skor hasil pengukuran adalah penelitian Kang et al (2009), pada 56
fungsi ekstremitas atas empat minggu pasca pasien pasca stroke (n kontrol = n intervensi
stroke mengindikasikan kecilnya = 28). Pada kelompok akupresur diberikan
kemungkinan untuk memperoleh kembali terapi akupresur setiap hari 10 menit selama
kenormalan fungsi ekstremitas atas pasien. 2 pekan. Hasil penelitian yang dilakukannya
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Wilcoxon sign rank ini menunjukkan adanya perbedaan yang
testKekuatan Otot Ekstremitas Atas
bermakna antara kelompok kontrol dan
kelompok akupresur dimana kelompok
Pasien Stroke Non Hemoragik pada
akupresur mengalami perbaikan fungsi
Kelompok perlakuan dan Kelompok
ekstremitas atas dan aktivitas hidup sehari-
Kontrol
hari dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
Kekuatan Otot p
Hasil penelitian yang didapat sesuai
No Ekstremitas Perlakuan Kontrol
value dengan teori Shin & Lee (2007), akupresur
AtasPre Test
dengan menggunakan prinsip Pascal
dan Post Test F % f % (penekanan yang diberikan pada cairan
1 Meningkat 10 100 2 20 dalam ruang tertutup diteruskan ke segala
arah termasuk pada dinding penampung
2 Tetap 0 0 8 80 0,006 dengan kekuatan yang sama) dan prinsip
3 Menurun 0 0 0 0 akupunktur. Akupresur memberikan
penekanan pada area titik akupunktur yang
dapat mengaktivasi organ-organ internal
secara efektif dan mengembalikan fungsi apabila depolarisasi terus berlanjut sampai
fisiologis tubuh. Titik-titik akupunktur ambang maximal, maka akan terjadi
(acupoint) terkait fungsi ekstremitas atas potensial aksi. Potensial aksi yang terjadi
memiliki hubungan yang sangat erat dengan tergantung durasi dan intensitas rangsangan.
titik trigger untuk memperbaiki fungsi Potensial aksi sel menyebabkan terjadinya
ekstremitas atas. Titik trigger bila ditekan impuls listrik di jaringan yang identik
akan menimbulkan nyeri pada tempat yang dengan aliran Qi di meridian acupressure.
jauh dari titik tersebut, dimana titik ini Mekanisme kontraksi otot adalah sebagai
merupakan degenerasi lokal di dalam berikut : suatu potensial aksi berjalan
jaringan otot yang dapat disebabkan oleh disepanjang saraf motorik sampai ke
spasme otot, trauma, ketidakseimbangan ujungnya pada serat otot. Pada setiap ujung,
endokrin dan ketidakseimbangan otot. Titik saraf menyekresi subtansi neurotransmitter
trigger merupakan sel aktif listrik yang yaitu asetilkolin yang bekerja pada serat
mempunyai sifat tahanan listrik rendah dan ototuntuk membuka banyak saluran
konduktivitas listrik yang tinggi sehingga bergerbang melalui molekul protein dalam
titik akan lebih cepat menghantarkan listrik membrane serat otot. Terbukanya saluran
dibanding sel-sel lain. Panjalaran dari satu asetilkolin memungkinkan sejumlah besar
titik trigger ke titik akupunktur lainnya ion natriumuntuk mengalir ke bagian dalam
melalui jalur meridian (jalur aktif listrik). membrane serat otot pada titik terminal saraf
Adanya ujung saraf dan pembuluh darah yangakan menimbulkan potensial aksi.
yang banyak terdapat di sekitar titik Potensial aksi akan menimbulkan
akupunktur akan memperbesar respons. Sel depolarisasimembrane serat otot dan
mast melepaskan histamin, heparin dan menyebabkan reticulum sarkoplasma
kinin protese yang menyebabkan melepas sejumlah besarion kalsium sehingga
vasodilatasi, pada proses ini ion Kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara
diyakini turut berperan serta dalam filament aktin dan myosinsecara bersamaan
pengaturan kontraksi otot. Menurut Setsuro akan menghasilkan proses kontraksi. Setelah
Ebashi dalam Irfan (2010), pengaruh Ca- satu detik ion kalsiumdipompa kembali ke
2+
ditengahi oleh Troponin dan dalam reticulum sarkoplasma tempat ion-ion
Tropomiosin. menunjukkan aktomiosin ini disimpan sampai potensial aksi otot yang
yang diekstrak langsung dari otot sehingga baru datang lagi.
mengandung ikatan dengan troponin dan
tropomiosin. Kehadiran troponin dan Hasil penelitian yang didapat juga
tropomiosin pada sistem aktomiosin tersebut didukung oleh Kuntono (2007), penekanan
meningkatkan sensitivitas sistem titik-titik akupunktur (acupoint) terkait
terhadapkonsentrasi intraselular (Ca2+). fungsi ekstremitas akan memberikan
Proses kontraksi otot dapat dipicu oleh Ca- fasilitasi pada system neuromuskuler dengan
2+
karena miosin rantai ringan kinase atau merangsang propioseptif. Fasilitasi pada
Myosin Light Chain Kinase (MLCK) secara system neuromuskuler, bahwa kehidupan ini
enzimatik akan menjadi aktif hanya jika Ca- adalah sederetan reaksi atas sederetan
2+
-kalmodulin hadir. Ca2+ bergantung pada rangsangan-rangsangan yang diterimanya.
permeabilitas membran plasma sel otot Manusia dengan cara yang demikian akan
halus, permeabilitas otot halus tersebut dapat mencapai bermacam-macam
dipengaruhi oleh sistem saraf involunter kemampuan motorik. Bila ada gangguan
atau autonomik. Saat Ca2+ meningkat, terhadap mekanisme neuromuskuler tersebut
kontraksi otot dimulai. berarti seseorang tidak dalam kondisi untuk
Hasil penelitian yang didapat juga siap bereaksi terhadap rangsangan-
didukung oleh teori Guyton & Hall (2007), rangsangan yang akan datang sehingga dia
stimulasi kulit dengan acupressure akan tidak mampu untuk bereaksi ke arah yang
menyebabkan sel mengalami depolarisasi, tepat seperti yang dia kehendaki. Metode
akupresur juga berusaha memberikan stroke non hemoragik di Ruang Interna
rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan Rumah Sakit Umum Klungkung tahun 2013.
reaksi yang dikehendaki, yang pada
akhirnya akan dicapai kemampuan atau DAFTAR RUJUKAN
gerakan yang terkoordinasi. Intensitas
Adam, 2011, Pengaruh Akupresur
stimulasi dengan acupresur bersifat terhadap Rentang Gerak
berkesinambungan dapat membantu Ekstremitas Atas pada Pasien
terbentuknya lintasan penghubung baru dan Stroke Pasca Rawat Inap di RSUP
fungsi yang lebih aktif dari neuron-neuron Fatmawati Jakarta. (online)
available: www.scribd. com/doc,
yang semulapasif akan memacu perbaikan- diperoleh pada tanggal 2
perbaikan fungsional di otak dengan latihan Nopember 2013.
pencegahan athropy yang terjadi jika otot
tidak digunakan dalam jangka waktu lama Alkaissiet al, 2008, Effect and placebo
effect of acupressure (P6) on
(disuded athropy) sehingga terjadi nausea and vomiting after
keselarasan antara perbaikan ditingkat pusat outpatient gynaecological surgery.
dan terpeliharanya kondisi otot-otot ActaAnaestheseologica
penggerak. Scandinavia, 43, 3, 270-274
Basmara, 2011, Efektivitas Terapi
Hasil penelitian penelitian yang Latihan Dengan Propioceptif
menunjukkan ada pengaruh akupresur pada Neuromuscular Facilitation
scapula terhadap kekuatan otot ekstremitas (PNF) Terhadap Perbaikan
Kemampuan Fungsional Pasien
atas pasien stroke non hemorogik, menurut Pasca Stroke di Instalasi
peneliti hal ini dapat disebabkan karena Rehabilitasi Medik RSUP dr. M.
pemberian akupresur pada titik meridian Djamil Padang (Online) available:
dapat memperbaiki sirkulasi qi dan darah http://library.usu.ac.id/
keperawatan.pdf. 26 Juli 2013.
dalam tubuh, sehngga akan merelaksasikan
otot yang mengeras dan merangsang Cheung, Li & Wong, 2008, The
perbaikan alamiah pada abnormalitas Mechanism of acupuncture
skeletal dan kekuatan otot dapat meningkat. therapy and clinical case studies.
New York: Taylor & Francis.
SIMPULAN Feigin, 2006, How to study stroke
Gambaran kekuatan otot estremitas atas incidence. Lancet, 363, 1920–
pada pasien stroke non hemoragik dominan 1921
pada derajat 2 yaitu sebesar 50% pada Ganong, 2008,Buku Ajar Fisiologi
kelompok perlakuan dan 40% pada Kedokteran. Jakarta: EGC
kelompok kontrol. Setelah diberikan
perlakuan, seluruh pasien pada kelompok Guyton & Hall, 2001, Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi
perlakukan mengalami peningkatan 8,Jakarta: EGC.
kekuatan otot ekstremitas atas, sedangkan
pada kelompok kontrol hanya 20% pasien Harsono, 2009, Kapita Selekta Neurologi.
mengalami peningkatan dan 80% tetap. Edisi Kedua Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Kekuatan otot ekstremitas atas setelah
perlakuan, 50% berada pada derajat 4 pada Heyward, 2006, Acupressure. Great
kelompok perlakukan sedangkan pada Britania: Hodder & Stroughton
kelompok kontrol sebagian (50%) pada Educational.
derajat 2. Berdasarkan uji Wilcoxon dapat Irfan, M, 2010,Fisioterapi bagi Insan
disimpulakan bahwa secara bermakna Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.
akupresur pada scapula meningkatkan
kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien Kang et al, 2009, Effects of meridian
acupressure for stroke patient in
Korea. Journal of Clinical com/2013/8/24/ acupressure-terapi-
Nursing, 18, 2145-2151 dengan-penekanan-titik-akupunktur/.

Kuntono, 2007, Prinsip-prinsip Dasar PNF. Widianto, 2009, Assesment pada Penderita
Makalah Pelatihan Metode PNF. Stroke; Pelatihan FT IV:
Jakarta: Sasana Husada-Profisio. Optimalisasi Fungsi Senso-Motorik
pada Penderita Stroke; Jakarta
Lumbantobing, 2008, Neurogeriatri.
Jakarta: BalaiPustaka FKUI
Lukas, 2008,Efektifitas Mobilisasi Aktif Dan
Pasif Terhadap Kekuatan Otot
Lengan Pada Pasien Paska Stroke
Di Ruang Wijaya Kusuma RSU Dr.
Soedono. Diaksestanggal 29 Juli
2013.
Michael, 2010, Buku Pintar Akupunktur.
Jogjakarta: Penerbit Think
Muttaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Neurologi. Jakarta: EGC
Misbach, J. 2009, Stroke. Jakarta: FK UI
Price, 2005 & Wilson, Patofisiologi:
KonsepKlinis, Proses-proses
Penyakit Vol. I. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Rekam Medik, 2012, Buku Register Rawat
Inap Tahun 2012 Rumah Sakit
Umum Klungkung.
Saputra, 2006, Akupunktur untuk nyeri
dengan pendekatan neurosain.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Shin & Lee, 2007, Effects of Aromatherapy
Acupressure on Hemiplegic
Shoulder Pain and Motor Power in
Stroke Patients: A Pilot Study. The
Journal Of Alternative And
Complementary Medicine, 13 (2),
247–251.
Sukanta (2008), Pijat akupresur untuk
kesehatan. Depok : Penebar Plus
Sok & Kim, 2005, Effect of auricular
acupuncture on insomnia in korea
elderly. Journal of Korean Academy
of Nursing, 35, 1041-1024.
Smeltzer & Bare, 2009, Buku Ajar
Keperawatan Medikal – Bedah.
Jakarta: EGC.
Triyono, 2010, Homeopathy & akupresure.
Avalilabel: http://
homeopathypandaan. wordpress.

Anda mungkin juga menyukai