oleh
Alindhiya Asmiati 1703856
Azam 1706089
Dinda Kartika Agustin 1705777
Fitri Andriani
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas rahmat
dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah penelitian yang berjudul
“Laporan Praktikum Teknik Membatik Sederhana”. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga dan sahabatnya
serta seluruh umat yang tunduk dan patuh akan ajarannya. Aamiin.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari syarat ujian
akhir semester Pendidikan Seni Rupa untuk Anak Usia Dini serta dibuat dalam
rangka membantu memperbaiki program pembelajaran khususnya dalam
pengembangan kemampuan motorik halus anak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
PENUTUP .............................................................................................................19
LAMPIRAN ..........................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Usia dini merupakan periode golden age yang tidak boleh terlewatkan
seluruh aspek perkembangannya. Pada masa ini, seluruh aspek kognitif,
pskiomotorik, bahasa, nilai moral dan agama, serta aspek sosial emosional anak
berkembang secara pesat. Pada periode ini, anak sangat rentan untuk meniru,
memperoleh informasi, dan bebas mengkreasikan dirinya berdasarkan
imajinasi.
Pada masa ini, anak mulai diperkenalkan berbagai hal seperti mengenal
dirinya, keluarganya, lingkungannya termasuk harus diperkenalkan dengan
budaya nya. Pada jaman sekarang, mayoritas anak usia dini kurang mengenal
budaya lokal yang sudah seharusnya diwariskan. Salah satunya budaya
membatik. Batik merupakan sebuah pusaka budaya milik bangsa indonesia,
batik adalah membat rangkaian sedikit demi sedikit. Dalam sebuah kain batik
terdapat nilai-nilai luhur yang dikandungnya. Nilai-nilai yang melekat ketika
sebuah kain batik diciptakan dan nilai-nilai spiritual budaya yang menyertai
pembuatannya, mengajak/menasehati keturunannya. Sehingga membatik harus
mulai diperkenalkan kepada anak usia dini.
Berdasarkan hal tersebut, maka calon pendidik usia dini sebagai fasilitator
bagi anak didiknya harus memperkenalkan budaya-budaya Indonesia
khususnya membatik, agar terciptanya anak yang dapat mencintai akan
kebudayaan membatik dan dapat mewarisi kebudayaan tersebut sehingga
kebudayaan membatik dapat terus terjaga. Maka dari itu penulis akan
memaparkan hasil membatik sederhana yang telah di praktikan bersama anak-
anak TK At-Taufiq.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.1.1 Bagaimana perencanaan membatik sederhana yang dilakukan di TK At-
Taufiq?
1.1.2 Bagaimana implementasi dalam membuat batik sederhana?
1
1.1.3 Bagaimana evaluasi dari kegiatan membuat batik sederhana yang
dilakukan di TK At-Taufiq?
1.3 Tujuan Penelitian
1.1.4 Untuk mengetahui perencanaan membatik sederhana yang dilakukan di
TK At-Taufiq.
1.1.5 Untuk mengetahui implementasi pembuatan batik sederhana.
1.1.6 Untuk mengetahui refleksi dari kegiatan membatik sederhana di TK At-
Taufiq.
1.1.7 Untuk mengetahui evaluasi dari pembuatan batik sederhana di TK At-
Taufiq.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak
khususnya melalui kegiatan membatik sederhana.
2. Manfaat praktis
a. Bagi anak
Membantu anak untuk dapat mengembangkan aspek perkembangan
yaitu kemampuan motorik halus anak khususnya melalui kegiatan
membatik.
b. Bagi guru
Lebih mengoptimalkan guru dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak salah
satunya kemampuan motorik halus serta menambah referensi bahwa
kegiatan membatik dapat digunakan untuk membantu anak
mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
c. Bagi lembaga taman kanak-kanak
Membantu dalam memberikan informasi yang rinci kepada lembaga
taman kanak-kanak mengenai upaya meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui kegiatan membatik sederhana.
2
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan studi literatur. Metode deskriptif ialah perencanaan fakta dengan
interpretasi yang tepat. Sementara secara arti kata, metode deskriptif merupakan
metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kegiatan.
Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan studi
literatur. Pendekatan ini adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan informasi yang terdapat pada buku-buku serta sumber lain
seperti internet.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan observasi ini agar lebih diketahui ini agar lebih
diketahui pokok-pokok isinya, maka perlu dikemukakan dengan jelas susunan
sistematika penulisannya. Adapun sistematika penulisan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
BAB I (Pendahuluan) : Merupakan gambaran secara umum isi laporan,
meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II (Pembahasan) : Merupakan isi pokok dari laporan, meliputi
kajian teori, rencana pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, hasil penilaian anak dan guru,
evaluasi, serta refleksi kegiatan.
BAB III (Penutup) : Merupakan bab penutup dari makalah yang
meliputi kesimpulan dan saran.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Profil Sekolah
1. Profil Umum
4
Ilmu adalah perhiasanku, kesehatan
Motto harta bendaku, mendapat Ridho Allah
tujuanku.
2.2 Seni Rupa Pada Anak Usia Dini
A. Pengertian Konsep Seni Umum
Pendidikan seni sebagai bentuk untuk membentuk sikap dan kepribadian
anak yang mempunyai fungsi-fungsi jiwa yang meliputi fantasi, sensitivitas,
kreativitas dan ekspresi. Seseorang anak dapat berfantasi terhadap hasil karyanya,
melalui perasaan anak menuangkan ide gagasannya kedalam hasil karya
menjadikan anak sensitivitas, menjadikan anak memiliki kreativitas yang baik, dan
mengekspresikan hasil karya seni.
Menurut Sumanto (dalam Ayuningtyas, 2014, hlm. 8) seni adalah hasil atau
proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif,
kepekaan indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang
mempunyai keindahan, keselarasan, bernilai seni dan lainnya.
Pendidikan seni adalah berkaitan dengan keindahan hasil karya yang dibuat
seseorang. Melalui pengalaman anak dapat menuangkan ide gagasannya ke dalam
karya seni. Pendidikan seeni dapat menjadikan otak kanan dan otak kiri
berkembang secara baik.
B. Pembelajaran Seni Anak Usia Dini
Menurut Suyanto (dalam Ayuningtyas, 2014, hlm. 9) pembelajaran seni
mempunyai manfaat untuk mengembangkan estetika, kreativitas, dan untuk
mengekspresikan diri pada anak.
2.3 Kemampuan Motorik Halus
A. Pengertian Kemampuan Motorik Halus
Menurut Sumantri (dalam Utami 2012, hlm. 5) keterampilan motorik halus
adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari tangan
yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek
yang kecil.
Menurut Hirmaningsih (dalam Utami 2012, hlm. 5) menjelaskan bahwa
kemampuan motorik halus adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan
5
dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan
motorik halus.
Menurut Pramita (dalam Utami 2012, hlm. 6) bahwa kemampuan motorik
halus adalah kemampuan anak untuk melihat dan menggunakan tangannya untuk
mengambil objek suatu barang serta menggambar. Dalam teori perkembangan
anak, keterampilan motorik terkoordinasi dengan otak. Jadi amat mempengaruhi
kemampuan kognitif (berpikir) contohnya, bila mereka trampil menggambar,
menggunting, atau menempel, maka gerakan halus ini kelak akan membantu anak
belajar menulis.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kemampuan motorik halus adalah kemampuan seorang anak
dalam penggorganisasian penggunaan gerak yang melibatkan bagian-bagian
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan
gerakan jari jemari tangan.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi motorik halus
Menurut Hurlock (dalam Utami, 2012, hlm. 6) faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik halus adalah sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan
kecerdasan sehingga anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan motoriknya
lebih cepat dibandingkan dengan anak normal atau di bawah normal. Adanya
dorongan atau rangsangan untuk menggerakkan semua kegiatan tubuhnya akan
mempercepat perkembangan motorik anak.
Sedangkan menurut Pramita (Utami, 2012, hlm. 7) diantaranya yaitu
kurangnya kesempatan untuk eksplorasi terhadap lngkungan sejak bayi, pola asuh
orang tua yang cenderung over protectif dan kurang konsisten dalam memberikan
rangsangan belajar dan tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktifitas
sendiri sehingga anak terbiasa selalu dibantu untuk memenuhi kebutuhannya
semisal selalu disuapi sehingga fleksibilitas tangan dan jemarinya kurang terasah.
C. Fungsi dan Tujuan Pengembangan Kemampuan Motorik Halus
6
dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh
yang berhubungan dengan gerak jari jemari yaitu seperti kesiapan menulis,
menggambar dan memanipulasi benda-benda, mampu mengkoordinasikan indra
mata dan aktivitas tangan, mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas
motorik halus secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk usia TK (4-
6 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota
tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan
untuk penalan menulis (Puskur, Balitbang Depdiknas 2002).
Menurut Sumantri (dalam Kania, 2014, hlm. 24) terdapat beberapa tujuan
pengembangan kemampuan motorik halus anak, antara lain:
Yudha dan Rudiyanto (dalam Kania, 2014, hlm. 24) pun mengemukakan tujuan
dari pengembangan kemampuan motorik halus bagi anak yaitu agar anak:
Selain itu, Ratnasari (dalam Puspitasari, 2014, hlm. 24) mengemukakan bahwa
tujuan pengembangan kemampuan motorik halus pada anak yaitu agar anak mampu
mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua
tangan, mampu menggerakkan tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari,
mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan, serta mampu
mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
7
tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari serta membantu anak untuk dapat
mengendalikan emosi, karena tak dapat dipungkiri bahwa aktivitas yang berkaitan
dengan motorik halusnya menuntut anak untuk selalu tekun dan sabar dalam
mengerjakannya.
2.4 Membatik
A. Definisi Membatik
Musman dan Arini (dalam Permata sari, 2014, hlm. 27) menjelaskan bahwa
batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa diartikan
sebagai ngembat atauu melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik.
Jadi, membatik berarti melempar titik-titik berkali-kali pada kain. Sehingga
akhirnya bentuk-bentuk titik tersebut benhimpitan menjadi bentuk garis. Menurut
seni rupa, garis adalah kumpulan dari titik-titik. Selain itu, batik juga berasal dari
kata mbat yang merupakan kependekan dari kata membuat, sedangkan tik adalah
titik. Ada juga yang berpendapat bahwa batik berasal dari gabungan dua kata bahasa
Jawa amba yang bermakna menulis, dan titik yang bermakna titik.
8
47). Dikatakan pula bahwa membatik adalah proses penggungkapan ide, angan-
angan, perasaan, pengalaman dan yang dilihatnya dengan menggunakan jenis
peralatan tertentu.
Selain itu aktivitas membatik menurut Nisa (dalam susanti, 2016, hlm. 29)
adalah suatu kegiatan seni lukis yang merupakan bahasa visual dan merupakan
salah satu media komunikasi. Artinya bahwa anak dapat berkomunikasi melalui
gambar yang ia buat sendiri.
Menurut Rahayu (dalam Larasati, 2015, hlm. 5) menyatakan bahwa
membatik bagi anak usia dini adalah mengoleskan perintang pada kain atau media
pengganti kain sebelum diberi warna. Pemberian perintang pada kain untuk anak
usia dini dilakukan tidak menggunakan lilin malam yang dipanaskan, karena
berbahaya bagi anak. Pengganti lilin malam bisa menggunakan crayon, pasta
tepung, pastel, spidol, pewarna makanan atau media lainnya.
B. Macam-macam Teknik Membatik Untuk Anak Usia Dini
Penelitian ini menggunakan teknik membatik melalui media kain, tisu dan
kertas berikut uraiannya adalah:
1. Teknik jumputan
Menurut Oppie (dalam Puspitasari, 2014, hlm. 36) jumputan adalah salah
satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan dengan cara mengikat kencang di
beberapa bagian kain kemudian dicelupkan oleh pewarna. Oleh karena itu, sebagian
orang menyebutkan jumputan sebagai batik ikat celup.
Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat batik melalui teknik
jumputan adalah kain, air, pewarna makanan, wadah, karet gelang, kelereng,
gunting.
Langkah-langkah membuat batik jumputan dengan teknik ikat celup yaitu:
Pastikan kain dalam kondisi bersih
Membuat bentuk/ desain motif dengan mengikat kelereng pada beberapa
bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariasi.
Campurkan pewarna makanan dengan air.
Celupkan kain dengan cairan warna
Kemudian ulangi langkah sebelumnya yaitu mengikat kelereng lalu beri
warna sampai dirasa cukup.
9
Buka ikatan karet dengan gunting
Buka lipatan kain dan tiriskan.
2. Teknik membatik dengan tisu.
Bagi anak usia dini, membatik menggunakan tisu memiliki manfaat penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena akan melatih jari-jari tangan
berkoordinasi melatih otak berkreasi dan berimajinasi dan mengenal warna.
Alat dan bahan teknik membatik dengan tisu adalah spidol dan tisu.
Langkah-langkah pembuatannya adalah (1) lipat kertas tisu, bisa dilipat menjadi
segi tiga, segi empat, segi lima, atau segi enam bebas tetapi dalam praktek ini dilipat
menjadi segitiga, (2). Setelah dilipat, berikan warna dengan memberikan titik-titik
pada tisu menggunakan spidol warna membentuk motif, (3) motif yang dibentuk
bebas, bisa bentuk garis, lingkapan, atau sesuai kreativitas anak, (4) setelah selesai
membuat motif sesuai keinginan, buka lipatan tisu. Tisu akan membentuk pola batik
yang indah.
3. Membatik dengan teknik mewarnai
Membatik dengan teknik ini adalah pembuatan yang sederhana, tetapi anak
mampu memahami apa arti membatik dan senng serta semangat untuk mencoba
membatik.
Alat dan bahan yang dipakai adalah kertas dengan pola batik dengan garis
titik-titik yang sudah dibuat, crayon atau pensil gambar, pensil untuk menebalkan
garis pada pola. Langkah-langkah pembuatannya yaitu (1) anak menebalkan garis
pada pola yang telah dibuat, (2) setelah itu, berikan warna sesuai keinginan anak,
(3) selesai.
C. Manfaat Membatik
Kegiatan membatik memiliki banyak manfaat, tidak hanya dari aspek
keterampilan, tetapi juga bermanfaat beberapa manfaat tersebut, antara lain:
a. Perkembangan kognitif
1. Melatih kreativitas imajinasi dan konsentrasi serta melatih pemahaman
proses
2. Melatih konsentrasi dan meningkatkan aktivitas otak
10
3. Mengenal keragaman aset budaya dan tradisi yang sangat menarik serta
bervariasi.
b. Perkembangan afektif
1. Melatih kesabaran dan meningkatkan minat anak
2. Meningkatkan pentingnya kerja sama
3. Menghargai upaya nenek moyang berdistribusi menjadi manusia
budaya dan memberikan stimulus dan contoh pada anak-anak untuk
berinovasi atau berkarya.
c. Perkembangan psikomotor
1. Melatih motorik halus anak
2. Melatih koordinasi antara tangan, otak, dan telinga
3. Melatih kepekaan pada sejarah
Disamping itu, Mulyani dan Gracinia (dalam Permatasari, 2014, hlm. 27)) pun
mengemukakan pula mengenai manfaat membatik yaitu:
11
BAB III
12
batik, terlebih pada saat anak-anak bermainn warna, baik itu warna dari
pewarna makaanan ataupun dari kerayon dan spidol.
3. Istirahat
Setelah anak-anak selesai mengerjakan batik sederhana kemudian
mereka mencuci tangan menggunakan sabun yang telah kami bawa.
Kemudian anak-anak di bimbing untuk berdoa sebelum makan. Setelah
makan, anak-anak kemudian bermain permainan yang sudah di sediakan di
Paud At- Taufiq. Anak-anak tadi ada yang bermain di luar ada yang masih
anntusias dengan mebuat batik.
4. Kegiatan penutup
Setelah istirahat, anak-anak di arahkan untuk memasuki kelas
kembali. Kegiatan penutup di awali dengan membaca doa setelah makan,
setelah itu kami melakukan evaluasi yaitu menanyakan kembali tentang
kegiatan pada hari itu. Kemudian anak-anak memperlihatkan karya nya
masing-masing. Setelah anak-anak menunjukan kkarya dan
menceritakannya, kemudian kita melakukan foto bersama. Setelah itu
barulah kita bernyanyi sebelum pulang dan berdoa sebelum pulang.
3.2 Refleksi
Setelah penulis melakukan observasi di Paud At- Taufiq, penulis
memiliki kekurangan dan kelebihan ketika melakukan observasi. Kekurangan
ketika observasi yaitu masalah waktu, waktu yang di RKH dan realita tidak
sama, ketika di RKH tercatat muulai pukul 7.30 tetapi di realita mulai pukul
08.00 di karenakan anak-anak nya datang pada pukul 08.00. Selanjutnya ketika
berbaris kurang maksimal, karena anak-anak nya yang datang baru sedikit dan
anak-anak nya pun masih menyesuaikan dengan observer jadi tidak begitu
antusias, hanya beberapa anak yang antusias dengan kegiatan berbaris tersebut.
Ketika di data anak di Paud At- Taufiq terdapat 11 anak tetapi yang hadir hanya
7 orang anak. Kekurangan selanjutnya adalah ketika kegiatan inti, kelompok 2
yang menggunakan media kertas, anak-anak dari kelompok 2 malah lebih
tertarik kepada kegiatan di kelompok 3 sehingga anak-anak di kelompok 2
tidak serius mengerjakan batik yang menggunakan media kertas.
13
Adapun kelebihan dari observasi ini dapat dilihat dari anak yang
bernama Rezky, ketika awal kegiatan ia menangis dan hanya ingin di temani
oleh ibunya, ketika di kegiatan inti yaitu kita mulai membagi kelompok dan
mulai menggunakan alat dan bahan untuk membatik, ia terlihat sangat antusias,
malahan ketika di tinggal oleh ibunya ia tidak cengeng atau pun menangis lagi,
malah asik dengan kegiatan membatik tersebut.
3.5
3
Agama
2.5 Fisik motorik
2 Kognitif
1.5 Bahasa
Sosial emosi
1
seni
0.5
0
Hiban Maufy Febby Saka Esa Fatir Rezky
Di Paud At- Taufiq yang mengikuti kegiatan pada hari Jumat tanggal
10 Agustus 2018 terdapat 7 anak. diantaranya yaitu Hiban, Maufy, Febby,
Saka, Esa, Fatir, dan Rezky. Terlihat dari grafik diatas dapat kita simpulkan
bahwa Hiban terlihat dapat menyesuaikan diri dengan orang asing dengan
begitu singkat dibandingkan teman-teman yang lainnya. Kemudian bahasa dan
seni nya pun cukup bagus, karena terlihat pada saat membuat batik di tisu yang
penuh dengan kreasi warna. Tetapi di agama, fisik motorik dan kognitif Hiban
agak kurang. Terlihat ketika membuat batik dengan media tisu, Hiban ingin di
buatkan pola terlebih dahulu oleh observer.
14
Maufy, hampir sama dengan Hiban perkembangan nilai agama dan
moral, fisik motorik, kognitif sedikit terbelakang, karena ketika berdoa Maufy
masih suka bercanda dengan Hiban, ketika membuat batik harus dibuatkan pola
terlebih dahulu oleh observer. Tetapi di perkembangan bahasa, sosial emosi
dan seni, Maufy terlihat aktif bertanya, kemudian batik yang ia hasilkan di atas
tisu begitu terlihat indah apalagi dengan perpaduan warna yang ia pilih sendiri.
Febby, perkembangan fisik motorik dan seninya sangat unggul
dibandingkan dengan aspek perkembangan ainnya, karena Febby terlihat
sangat kreatif sekali mewarnai batik dengan warrna yang sangat bervariatif dan
terlihat rapih dalam mewarnainya. Kemudian untuk perkembangan kognitif,
bahasa, sosial emosi, dan nilai agama dan moral tidakk begitu menonjol.
Terlihat etika berdoa ia tidak menngikuti, kemudian ia tidak terlalu aktif
bertanya.
Saka, terlihat unggul di perkembangan bahasa dan sosial emosinya.
Karena saka aktif bertanya dan menjawab. Tetapi di perkembangan agama,
fisik motorik, kognitif, dan seni kurang menonjol karena terlihat ketika
mengerjakan batiknya perlu di beritahu warna nya dan di perlu bantu ketika
mewarnai batiknya.
Esa, hampir sama dengan Saka karena mereka merupakan sodara
kandung yang memang selalu bersama, di perkembangan sosial emosi dan
bahasa terlihat unggul karena sering brtanya dan menjawab sama seperti
sodaranya. Tetapi di perkembangan agama, fisik motorik, kognitif, dan seni
kurang menonjol karena Esa dan Saka masih perlu bantuan untuk menentukan
warna dan membantu mewarnai batiknya.
Fatir, di perkembangan fisik motorik, sosial emosi, dan seni terlihat
sangat menonjol, karena Fatir ketika mengerjakan batik nya tidakk terlalu di
bantu oleh observer, observer hanya memberikan contoh dan Fatir langsung
mengikuti, tetapi ketika dia habis kesabaran tetap saja harus di bantu oleh
observer dalam menyelesaikan tugasnya. Di perkembangan agama, kognitif,
dan bahasa, Fatir terlihat tidak terlalu menonjol, karena ketika membatik masih
terdengan bahasa yang tidak baik dari Fatir.
15
Rezky, dalam perkembangan fisikmotorik, sosial emosi, dan seni
terlihat menonjol apalagi dalam aspek seninya, karena ketika membatik Rezky
mencampur warna begitu rapih, di bandingkan dengan teman-teman yang
lainnya. Tetapi di perkembangan agama, kognitif, dan bahasa kuranng begitu
menonjol karena ketika berdoa Rezky tidak mengikuti sama skali, malah
cengeng karena takut di tinggal oleh ibunya.
b. Motivasi belajar anak
3.5
Perhatian
3
Ketekunan
2.5
Antusiasme
2
Pemahaman
1 Mengajukan Pertanyaan
Menyelesaikan Tugas
0.5
0
Hiban Maufy Febby Saka Esa Fatir Rezky
16
Maufy terlihat sangat tekut, perhatian, antusias dalam pengerjaan batik
menggunakan bahan dari tisu. Maufy juga sangat memahami cara membuat
batiknya seperti apa. Sama seperti Hiban Maufy pun tidak aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan. Untuk keamanan dan kebersihan, bahan-bahan yang
digunakan aman, dan tidak menyebabkan kotor.
17
Rezky, ketekunan, antusias, dan pemahamannya sangat terlihat. Tetapi
dalam mengajukan pertanyaan tidak begitu terlihat. Rezky lebih sering
menjawab pertanyaan. Dalam menyelesaikan tugas, Rezky sangat baik,
tugasnya tidak ditunda-tunda sehhingga cepat selesai. Untuk keamanan dan
kebersihan, bahan-bahan yang digunakan aman tetapi membuat kotor, tapi
observer ketika melakukan praktek menggunakan trashbag supaya cat tidak
kena karpet sekolah.
4.5
Pengembangan Rencana
4
Pembelajaran
3.5
Pra Pembelajaran
3
2.5 Membuka Pembelajaran
2
1.5 Kegiatan Inti
1
Penutup
0.5
0 Rata-Rata
Pengamat
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Membatik merupaakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
seluruh aspek perkembangan anak terutama motorik dan kognitif. Selain itu,
dapat menjadi suatu cara untuk mengenalkan kebudayaan indonesia pada
anak usia dini. Berdasarkan hasil praktek yang telah dilakukan tingkat
antusias dan kreatifitas anak meningkat saat melakukan kegiatan membatik.
Adapun teknik membatik yang dipraktikan kepada anak anak yaitu teknik
jumputan dan mewarnai batik. Denfan 3 media yabg berbeda yaitu tissu,
kertas, dan kain. Hasil batik yang dibuat oleh anak sangat menarik dan
membuat anak kembali ingin melakukannya lagi.
4.2 Saran
Kepada pihak tk penulis merekomendasikan untuk menerapkan
sistem disiplin pada anak untuk selalu masuk kelas dan hadir tepat waktu
dengam berbagai cara yang menarik. Adapun saran untuk observer yaitu
menyediakan berbagai icebreaking yang menarik sehingga tidak ada
keheningan saat melakukan praktik ke lapangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Utami, MW. (2012). Optimalisasi Metode Membatik dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus pada siswa kelompok B TK Pertiwi Tlahab Lor
Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Puspitasari, K. (2014). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Membatik Di Kelompok A TK AL-HIKMAH II. Skripsi UPI.
Permata sari, E. (2014). Peningkatan Kreativitas anak dalam membatik melalui
penerapan teknik jumputan di Taman Kanak-Kanak. Skripsi UPI.
Larasati, A. (2015). Membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada
anak kelompok B di BA Asyiyah Wonosari Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Artikel PAUD Jateng. (2015). Membatik Kertas Tisu-membuat APE Sederhana. Di
akses dari https://www.paud.id/2015/03/membatik-kertas-tisu-membuat-ape-
paud.html
20
LAMPIRAN
BERBARIS
KEGIATAN PEMBUKAAN
21
KEGIATAN INTI
22
ISTIRAHAT
23
KEGIATAN PENUTUP
24
HASIL KARYA ANAK
TEKNIK MEWARNAI
TEKNIK JUMPUTAN
25