CVA Bab 1 Dan 2
CVA Bab 1 Dan 2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan
200.000 diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi
terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan
kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein dkk : 2006; Kollen
dkk : 2006; Lyoyd-Jones dkk : 2009).
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan tentang definisi CVA.
2. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan tentang etiologi CVA.
3. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan tentang manifestasi klinis CVA.
4. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan CVA.
5. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan diagnosa medis CVA .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian CVA
CVA atau Cerebro Vaskuler Accident biasa di kenal oleh masyarakat dengan istilah
Stroke. Istilah ini lebih populer di banding CVA. Kelainan ini terjadi pada organ otak. Lebih
tepatnya adalah Gangguan Pembuluh Darah Otak. Berupa penurunan kualitas pembuluh
darah otak. Stroke menyebabkan angka kematian yang tinggi.
Kejadian sebagian besar dialami oleh kaum lai-laki daripada wanita (selisih 19 % lebih
tinggi)dan usia umumnya di atas 55 tahun.
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darh ke bagian otak. Sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskular selama beberapa tahun. (Brunner & Suddarth, 2002). Stroke dapat
didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung
24 jam sebagai akibat dari CVD. Hampir sekitar ¾ stroke diakibatkan oleh obstruksi vaskular
(trombus atau emboli), mengakibatkan inskemia dan infark. Sekitar ¼ kasus stroke adalah
hemorragi, yang diakibatkan oleh penyakit vaskular hipertensif (yang menyebabkan
hemorragi intraserebral), ruptur anuerisma atau arteriovenosa malformation (AVM). (Hudak
& Gallo, 2001)
2.2 Manifestasi .
Pecahnya pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya kualitas
pembuluh darah otak.Sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi pembuluh darah
mudah pecah.
Faktor resiko terjadinya stroke ada 2 :
1.Faktor resiko yang dapat diobati / dicegah :
a) Perokok.
b) Penyakit jantung ( Fibrilasi Jantung )
c) Tekanan darah tinggi.
d) Peningkatan jumlah sel darah merah ( Policitemia).
e) Transient Ischemic Attack ( TIAs)
2.Faktor resiko yang tak dapat di rubah :
a) Usia di atas 65.
b) Peningkatan tekanan karotis ( indikasi terjadinya artheriosklerosis yang
meningkatkan resiko serangan stroke).
c) DM.
d) Keturunan ( Keluarga ada stroke).
e) Pernah terserang stroke.
f) Race ( Kulit hitam lebih tinggi )
g) Sex ( laki-laki lebih 30 % daripada wanita ).
2.4 Patofisiologi
Gangguan pasokan darah aliran otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri
yang membentuk sirkulus Willisi seperti arteri karotis interna dan system vertebrobasilar atau
semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus
selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa
oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh
arteri tersebut. Alasannya adalah mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai di
daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses
yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa
keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada atrosklerosis atau trombosis,
robeknya dinding pembuluh, atau peradangan, berkurangnya perfusi akibat gangguan status
aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat bekuan
atauy embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium, atau rupture
vascular di dalm jaringan otak atau ruang subarakhnoid.
Dalam kehidupan sehari-hari otak memerlukan suplai darah konstan yang diperankan
oleh kontraksi otott polos arteri dan arteriol sesuai dengan tekanan luminalnya. Adanya
gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedra pada otak melalui 4
mekanisme, yaitu satyanegara, (2010):
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan atau penyumbatan
lumen sehingga aliran darah dan suplainya ke otak menjadi tidak adekuat, serta selanjutnya
akan mengakibatkan perubahan-perubahan ischemia otak, bila hal ini terus terjadimaka akan
terjadi infark.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke jaringan
(hemoragik).
3. Pembesaran sebuah/sekelompok pembuluh darah yang menekan jarinagn otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumppulan cairan diruang intertitial jaringan
otak.
Pada CVA Infark iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak menyebabakan hipoksia
daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi berantai yang berakhir dengan kematian
sel-sel otak dan unsur-unsur pendukungnya (Misbach, 2007).
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau
emboli. Thrombus terjadi karna berkembangnya aterosklorosis pada dinding pembuluh darah,
sehingga arteri menjadi tersumbat aliran darah ke trombus menjadi berkurang, akhirnya
terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkann oleh embolus yang berjalan menuju
arteri serebral melalui arteri karotis, terjadi blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia
yang tiba-tiba berkembang cepat terjadi gangguan neorologis foksil, perdarahan otak
dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah olek emboli.
Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti dengan tingkat
iskemia terberat dan berlokasi disentral. Daerah ini akan mengalami nekrotik dalam waktu
yang singkat jika tidak ada perfusi.
2.5 WOC/Pathway
Sumber: https://www.slideshare.net/efridorkerinci/woc-stroke
TERAS
RUANG TAMU
KAMAR TIDUR
KAMAR TIDUR