Konektor OBD (On-Board Diagnostic) merupakan sebuah perangkat yang berfungsi sebagai
jalur agar dapat melakukan komunikasi dengan ECU (Electronic Control Unit), dengan
menggunakan Konektor OBD maka akan dimungkinkan untuk membaca dan me-reset kode
kerusakan yang tersimpan pada memori ECU.
Mobil-mobil teknologi tinggi sekarang ini ada yang menggunakan berbagai macam control
modul dalam jumlah yang cukup banyak dengan fungsi yang beraneka ragam dalam sistem
kendaraan, dimana seluruh informasi diagnosa di dalam control modul tersebut dapat diakses
melalui konektor OBD-II.
Sebuah mobil mempunyai satu buah Konektor OBD-II yang dapat digunakan untuk melakukan
diagnosa dan programming.
Soket DLC 3
OBD-II yang digunakan pada seluruh kendaraan sekarang mempunyai standard yang sama, baik
dari segi bentuk konektornya maupun penyusunan pin konektornya mengikuti standard yang
sama.
Beberapa Pin merupakan pin standard yang harus digunakan oleh seluruh pabrikan
mobil, namun ada beberapa pin khusus yang dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masing-masing pabrikan mobil
Sistem transmisi data OBD-II menggunakan sistem komunikasi Bus Line. ISO Lines
menyediakan transfer data untuk banyak merk mobil, dan terminal manufacturer
spesific dapat digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan keperluan dan
keinginan masing-masing pabrikan mobil.
Konektor OBD II umumnya diletakkan pada ruang penumpang di sisi pengemudi, yaitu dibawah
steering wheel atau di konsol tengah sehingga akan lebih mudah diakses dari ruang penumpang
maupun dari luar kendaraan.
Lokasi konektor OBD-II dibuat standard berada disekitar area steering wheel atau
dalam area jangkauan pengemudi, tidak seperti lokasi konektor OBD-I yang
ditempatkan pada area yang berbeda-beda, seperti di ruang mesin dll.
Kode kerusakan atau sering disebut juga DTC (Diagnostic Trouble Code) biasanya terdiri dari 5
karakter yaitu 1 huruf yang kemudian diikuti oleh 4 angka.
Karakter Pertama :
Karakter Kedua:
x0xxx – Kode standard ISO/SAE
Karakter Ketiga :
Karakter Pertama dari kode tersebut berupa Huruf yang menunjukkan sistem
yang mengalami kerusakan dan menghasilkan DTC. Pada contoh ini adalah
huruf ( P ) menunjukkan kerusakan pada sistem powertrain.
Karakter kedua berupa Angka (0) menunjukkan ini adalah kode standard SAE
atau ISO.