Anda di halaman 1dari 4

opini

Tatalaksana Nutrisi
untuk Pasien Autis
Marcel Aldion Rahardja
Medical Ethical, PT Kalbe Farma Tbk, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Autistic Spectrum Disorder (ASD) memiliki spektrum gejala dan sindrom yang luas. Patofisiologi autisme belum diketahui secara jelas. Terapi
nutrisi dapat memberikan dampak yang lebih bermakna pada ASD sindrom hiperaktif. Regimen terapi nutrisi, seperti GFCF, kombinasi
vitamin B6/Mg, vitamin C, asam lemak omega-3, L-Carnosine, L-Carnitine dapat memberikan perbaikan bermakna.

Kata kunci: nutrisi klinis, autis

ABSTRACT
Autistic Spectrum Disorder (ASD) can manifest in a large and broad spectrum syndrome. Pathophysiology of autism is not completely
understood. Nutritional regiments, such as GFCF, combination vitamin B6/Mg, Vitamin C, omega-3 fatty acid, L-Carnosine, L-Carnitine may
give significant benefit in ASD with hyperactive manifestation. Marcel Aldion Rahardja. Nutritional Management for Autism.

Keywords: Clinical nutrition, autism

PEMBUKAAN plasenta pada saat kehamilan, infeksi purna (prematur). Kondisi ini meningkatkan
Autisme merupakan spektrum penyakit maternal, stres yang meningkat, serta aktivasi sel mastosit. Selain kondisi prematur,
yang sering disebut Autistic Spectrum peningkatan reactive oxygen species (ROS), beberapa faktor lain juga berkontribusi ter­
Disorder (ASD), meliputi spektrum gejala dan bawaan genetik yang menyebabkan jadinya peningkatan aktivasi sel mastosit,
yang luas, seperti ADHD (attention deficit kondisi sel otak tidak bertumbuh sem­ seperti stres pada periode neonatus, infeksi,
hyperactive disorder), OCD (obsessive-
compulsive disorder), Tourette’s, dan lain lain.

Angka kejadian autisme 5 (lima) kali lebih


tinggi pada anak lelaki dibandingkan anak
perempuan.1 Angka ini terus bertambah
dari tahun ke tahun. CDC (Centers for Disease
Control) melaporkan pada tahun 2006, 1
dari 110 anak mengidap autis dan pada
tahun 2008, 1 dari 88 anak mengidap autis,
selanjutnya pada tahun 2010, 1 dari 68
(1,47%) anak mengidap autis.

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi autisme masih belum jelas
diketahui. Terdapat beberapa hipotesis
penyebab ASD, khususnya ADHD, seperti
abnormalitas sistem saraf pusat (SSP) dan/
atau abnormalitas sistem metabolik.1

ASD, seperti ADHD, terjadi karena beberapa


faktor, seperti kondisi autoimun, disfungsi Gambar. Patofisiologi ASD2

Alamat korespondensi email: marcel.rahardja@kalbe.co.id

CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015 711


Opini

toksin logam berat (seperti merkuri), anti­bodi hiperlaktasidemia karena kekurangan umumnya adalah multidiciplinary, seperti
di otak, dan reaksi alergi yang disebabkan carnitine, yang menyebabkan gangguan beberapa regimen berikut:1-3
oleh peningkatan IgE.2 metabolisme energi neuron. 1. Terapi perilaku dan wicara, meliputi:
a. Terapi motorik
Peningkatan aktivasi sel mastosit ber­ Pasien autis memiliki kecenderungan alergi b. Terapi okupasi
dampak pada gangguan sawar darah otak yang tinggi, angka prevalensi alergi men­ c. Terapi integrasi sensori
dan saluran pencernaan yang difasilitasi capai 25-30%. Beberapa jenis alergi yang
oleh peningkatan sitokin stres, seperti IL-6 umumnya terjadi meliputi alergi rinitis, asma 2. Terapi perubahan pola makan.
(interleukin-6) dan TNF (tumor necrosis non-atopik, otitis media, celiac disease, dan Mengingat pasien autis memiliki ke­
factor). Gangguan sawar darah otak ini alergi makanan, seperti alergi terhadap cenderungan alergi yang tinggi, pola makan
menyebabkan terjadinya inflamasi di otak protein susu sapi (casein) dan gula seder­ harus seimbang dan optimal:
yang berdampak pada gejala klinis autis. hana yang dapat meningkatkan reaksi a. Penggunaan nutrisi bebas gluten
hiperaktif.1 dan casein.
Berdasarkan hipotesis abnormalitas pada b. Omega-3.
SSP, gejala klinis autis disebabkan oleh:2 GEJALA c. Suplementasi vitamin dan mineral.
1. Autoantibodi terhadap protein pada Salah satu faktor penting adalah diagnosis
sistem saraf. dini. Beberapa gejala yang masuk kategori 3. Obat-obatan, dapat meliputi:
– Perkembangan sistem saraf yang ter­ “red flag” autisme antara lain:3 a. Immunomodulator untuk mengatasi
hambat. 1. Tidak ada respons terhadap panggilan penurunan sistem imun,
– Inflamasi otak. nama pada usia 1 tahun. b. Antioksidan untuk menurunkan ROS,
2. Tidak tertarik terhadap benda bergerak c. Antipsikotik untuk memperbaiki
2. Berkurangnya sam­bungan atipikal atau diam pada usia 14 bulan. gang­guan neurotransmiter mono­
bagian otak frontalis, menyebabkan: 3. Menghindari kontak mata dan hanya aminergik,
– Gangguan fungsi komunikasi dan sosio- ingin selalu sendiri. d. Secretin, melatonin, oxytocin untuk
emosional. 4. Kemampuan berbicara terlambat. memperbaiki ketidakseimbangan
5. Mengucapkan kata berulang-ulang hormo­nal,
3. Perkembangan prematur. (repetitif ). e. Antiinflamasi pada kondisi neuro­
– Gangguan pada lobus frontalis dan 6. Memiliki reaksi yang tidak umum ter­ inflamasi kronik,
temporalis, sehingga berdampak pada hadap suara, bau, atau rasa, dibandingkan f. Chelating agent untuk meringankan
gangguan daya ingat dan konsentrasi, anak lain dengan rentang usia yang sama. efek keracunan logam berat.
visualisasi, dan komunikasi. 7. Hiperaktif dan impulsif.
4. Terapi alternatif atau yang lebih dikenal
4. Penurunan reseptor gamma-amino­ Mengingat patofisiologi penyakit ini belum dengan CAM (complementary and alternative
butyric acid–B (GABA-B) pada korteks jelas, maka faktor risiko juga belum dapat medicine).
singularis, menyebabkan: ditentukan. Beberapa penelitian telah di­
– Hiperaktif. lakukan untuk menilai faktor risiko yang TERAPI NUTRISI
– Berkorelasi dengan penurunan kadar berkaitan, antara lain:1 Mengingat kondisi inflamasi kronis yang
glutamate, hipotesis ini masih dianggap 1. Usia maternal ≥35 tahun dan paternal terjadi, ditambah dengan kecenderungan
kontroversial. ≥40 tahun. reaksi alergi, khususnya terhadap bahan
2. Bayi lahir prematur atau dengan berat pangan tertentu, tidak mudah untuk
Selain itu, hipotesis abnormalitas sistem badan lahir rendah. memilih pola makan yang sesuai dan
metabolik juga dapat memberikan gejala 3. Keracunan logam berat, misalnya juga memberikan zat gizi yang adekuat
klinis autis yang disebabkan karena:2 merkuri. semasa masa pertumbuhan. Masih banyak
1. Gangguan kadar serotonin menyebab­ 4. Kekurangan asam folat selama ke­ kontroversi apakah pasien autis memer­lu­kan
kan mood-swing, berdampak pada gangguan hamilan. nutrisi khusus.
pola makan, perhatian (fokus).
2. Gangguan neurotransmiter (acetyl­ Selain itu, ASD umumnya terjadi pada Beberapa penelitian untuk menilai
choline). kelompok individu dengan kondisi genetik efektivitas nutrisi khusus juga masih sangat
3. Penurunan biotinidase, menyebabkan tertentu, 10% anak autis juga diidentifikasi terbatas dan tidak seluruhnya mendukung
penurunan kadar biotin. memiliki kondisi, seperti down syndrome, penggunaannya. Masih diperlukan studi
4. Penurunan protein C4B komplemen, fragile X syndrome, dan tuberous sclerosis. skala besar dan jangka panjang lebih lanjut.
menyebabkan peningkatan risiko infeksi.
5. Penurunan kadar cysteine, glutathione, TATALAKSANA TERAPI Meskipun demikian, beberapa penelitian
dan methionine, menyebabkan peningkatan Mengingat gangguan metabolik dan membuktikan adanya perbaikan gejala ASD
stres oksidatif. abnormalitas SSP yang luas berakibat pada dengan penggunaan nutrisi khusus. Bebe­
6. Gangguan mitokondria, menyebabkan kompleksnya manisfestasi gejala klinis, terapi rapa di antaranya adalah sebagai berikut:

712 CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015


opini

1. GFCF (gluten-free, casein-free) 5. Hanya 48,7% pasien autis memiliki gen L-Carnosine6
2. Mg/Vitamin B6 complex celiac disease HLA-DQ2 dan –DQ8 positif. Sebuah studi acak dan tersamar ganda
3. Vitamin C 6. Sebanyak 70% pasien autis memiliki L-Carnosine 800 mg/hari selama 8 minggu
4. Asam lemak omega-3 gejala gangguan gastrointestinal (GI), seperti dengan kontrol plasebo terhadap 31 anak
5. Asam amino khusus: L-Carnosine dan diare, gastroesofageal reflux, dan konstipasi. dengan gejala autisme menghasilkan per­
L-Carnitine Pasien dengan gangguan GI memiliki kadar baikan expressive dan receptive vocabulary,
IgG antibodi terhadap gliadin lebih tinggi serta perbaikan subjektif berdasarkan
GFCF (gluten free, casein free)1,4,5 jika dibandingkan dengan pasien tanpa Gilliam Autism Rating Scale.6
Gluten merupakan cadangan protein utama gangguan GI (p<0,01).
pada gandum dan sereal sejenis. Gluten yang L-Carnitine9,10
utama adalah α/β-gliadin, γ-gliadin, ω-gliadin, Berdasarkan studi ini disimpulkan bahwa Carnitine merupakan suatu komponen yang
dan glutenin. Sensitivitas terhadap gluten pada kelompok anak autis terdapat dibiosintesis di hati dan di ginjal dari asam
dapat didefinisikan sebagai peningkatan peningkatan reaksi imun terhadap gluten, amino lysine dan methionine. Carnitine sangat
reaksi sistem imun terhadap protein yang berbeda jika dibandingkan dengan dibutuhkan untuk membantu utilisasi asam
gluten, disertai peningkatan kadar antibodi. pada celiac disease. Peningkatan respons lemak di mitokondria. Defisiensi carnitine
Peningkatan reaksi sistem imun terhadap antibodi anti-gliadin dan kejadian gejala menyebabkan gangguan produksi ATP di
gluten dipahami dengan baik pada celiac GI merupakan salah satu mekanisme mitokondria (di dalam sel) dan penurunan
disease, sebuah penyakit autoimun yang yang berhubungan dengan abnormalitas ketersediaan energi. Disfungsi mitokondria
terutama menyerang usus kecil. permeabilitas membran usus pada anak pada pasien ASD dapat dinilai dengan
autis. prosedur neuroimaging, seperti PET
Pola makan menghindari kandungan gluten (positron emision tomography) scanning
makin populer di komunitas autis, tetapi Mg/Vitamin B6 complex6 dan NMR (nuclear magnetic resonance)
efektivitasnya belum diketahui dengan baik. Mg/B6 complex telah digunakan lebih dari spectroscopy. Beberapa studi menunjukkan
Sebuah penelitian menilai efek reaksi imun 50 tahun untuk memperbaiki gejala mental adanya gangguan ringan produksi energi di
sistem terhadap gluten pada pasien anak dan dalam 20 tahun terakhir untuk terapi mitokondria pada pasien yang terdiagnosis
dengan autisme dan juga kemungkinan pasien autis. Namun, karena jumlah sampel ASD.
adanya hubungan antara autisme dan celiac dan studi yang sedikit, meta-analisis tidak
disease. Studi ini diikuti 140 pasien anak dapat dilakukan dan tidak tersedia bukti Sebagai suatu strategi alternatif untuk
dengan 3 kelompok: 37 anak autis yang adekuat untuk mendukung penggunaan ASD adalah pemberian kofaktor untuk
terdiagnosis menggunakan kriteria ADOS suplementasi Mg/B6 complex pada pasien meningkatkan fungsi mitokondria. Strategi
(Autism Diagnostic Observation Schedule) dan ASD. Pada tahun 2002, studi Kuriyama, ini dapat menstimulasi aktivitas enzim
ADI-R (Autism Diagnostic Interview, Revised), dkk. menyimpulkan penggunaan Mg/ dengan memberikan prekursor atau ko-
27 saudara kandung mereka (unaffected B6 complex dapat memperbaiki IQ dan enzim dan substrat alternatif.
sibling) yang tidak autis (kelompok autis dan juga kemampuan sosial pasien ASD, akan
unaffected sibling), dan 76 pasien anak sehat tetapi studi tersebut memiliki kelemahan L­-carnitine merupakan molekul pembawa
dengan usia setara (kontrol). Serum darah metodologi bermakna, seperti deskripsi pada transpor asam lemak rantai panjang
mereka diuji untuk antibodi terhadap diagnosis tidak adekuat, kriteria seleksi, untuk melewati membran mitokondria
gliadin dan juga gen yang berhubungan dan outcome measures. bagian dalam. L-carnitine terbentuk alami di
dengan celiac disease, yaitu HLA-DQ2 dan dalam tubuh, diperlukan oleh mamalia untuk
–DQ8. Hasilnya: Vitamin C6,7 proses metabolisme energi. Konsentrasi
1. Peningkatan antibodi anti-gliadin IgG Vitamin C pada umumnya dicampurkan carnitine tinggi dapat ditemukan pada
secara bermakna lebih tinggi di kelompok ke dalam diet anak ASD. Studi acak dan daging merah dan produk susu (dairy). Pada
autisme jika dibandingkan kelompok tersamar ganda dengan kontrol plasebo otot rangka dan otot jantung, yang substrat
kontrol (p<0,01). oleh Dolske, dkk. menunjukkan perbaikan utama untuk produksi energinya berupa asam
2. Peningkatan antibodi anti-gliadin IgG perilaku stereotype pada pasien anak ASD lemak, carnitine memfasilitasi masuknya asam
secara bermakna lebih tinggi pada kelompok selama 30 hari terapi. Disimpulkan perbaikan lemak rantai panjang ke dalam mitokondria
saudara kandung pasien autis yang tidak ini berhubungan dengan peranan vitamin C untuk oksidasi dan produksi energi.
memiliki gejala autisme (unaffected sibling) terhadap stres oksidatif.
jika dibandingkan dengan kelompok kontrol Sebuah studi acak dan tersamar ganda
(p<0,01). Asam Lemak Omega-38 menilai efek carnitine terhadap perbaikan
3. Peningkatan antibodi anti-gliadin Studi terbaru acak dan tersamar ganda ASD; 30 pasien ASD anak berusia 3-10 tahun
IgG lebih tinggi di kelompok autisme jika dengan kontrol plasebo oleh Amminger, dkk. mendapat L-carnitine 50 mg/kgBB/hari (0,5
dibandingkan dengan kelompok unaffected terhadap 13 pasien anak ASD menunjukkan mL/kgBB/hari) atau plasebo selama 3 bulan,
sibling, akan tetapi tidak bermakna (p>0,05). perbaikan perilaku selama 6 minggu durasi diberikan 2 dosis - 0,25 mL/kgBB di pagi hari,
4. Kadar IgA sebanding antara ketiga pemberian. Tidak ditemukan efek samping dan 0,25 mL/kgBB di malam hari. Hasilnya:
kelompok individual (p>0,05). selain gangguan saluran cerna.8 1. Perbaikan CARS (Childhood Autism Rating

CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015 713


Opini

Scale) pada kelompok carnitine lebih baik (p=0,03). setiap tahun, tetapi patofisiologinya masih
secara bermakna jika dibandingkan plasebo 4. Tidak terdapat perbedaan angka kejadian belum jelas diketahui. Belum terdapat terapi
(p=0,02). efek samping bermakna antara kedua yang dapat menyembuhkan kondisi ASD.
2. Perbaikan modified CGI (global impression kelompok (p>0,05). Tatalaksana nutrisi khusus dengan dukungan
score) pada kelompok carnitine lebih baik zat gizi, seperti vitamin C, omega-3, dan asam
secara bermakna jika dibandingkan plasebo Studi ini menyimpulkan bahwa terapi amino khusus, serta dengan formula GFCF
(p=0,03). alternatif L-carnitine dengan dosis 50 mg/ mungkin dapat bermanfaat memperbaiki
3. Perbaikan ATEC (Autism Treatment kgBB/hari selama 3 bulan secara bermakna gejala; tetapi belum ada data penunjang
Evaluation Checklist), khususnya pada memperbaiki parameter klinis pasien ASD. yang meyakinkan, misalnya meta-analisis
parameter speech dan kognitif, pada atau Cochrane Review. Tidak ada rekomendasi
kelompok carnitine lebih baik secara SIMPULAN khusus terkait distribusi dan densitas kalori
bermakna jika dibandingkan plasebo Angka prevalensi autisme meningkat yang ideal untuk anak autis.

DAFTAR PUSTAKA
1. CDC. Autism spectrum disorder (ASD) [Internet]. 2014 [cited on 2014 Oct 31]. Available from: http://www.cdc.gov/ncbddd/autism/index.html.
2. Watts TJ. The pathogenesis of autism. Clin Med Pathol. 2008; 1: 99-103.
3. Myers SM, Johnson CP. Management of children with autism spectrum disorders. Pediatrics 2007; 120(5): 1162-82.
4. Lau NM, Green PH, Taylor AK, Hellberg D, Ajamian M, Tan CZ, et al. Markers of celiac disease and gluten sensitivity in children with autism. PloS One 2013; 8(6): 66155.
5. Briani C, Samaroo D, Alaedini A. Celiac disease: From gluten to autoimmunity. Autoimmun Rev. 2008; 7(8): 644-50.
6. Levy SE, Hyman SL. Complementary and alternative medicine treatments for children with autism spectrum disorders. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am. 2008; 17(4): 803-
20.
7. Dolske MC, Spollen J, McKay S, Lancashire E, Tolbert L. A preliminary trial of ascorbic acid as supplemental therapy for autism. Prog Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry
1993; 17: 765-74.
8. Amminger GP, Berger GE, Schäfer MR, Klier C, Friedrich MH, Feucht M. Omega-3 fatty acids supplementation in children with autism: A double-blind randomized, placebo-controlled pilot
study. Biol Psychiatry 2007; 61(4): 551-3.
9. Geier DA, Kern JK, Davis G, King PG, Adams JB, Young JL, et al. A prospective double-blind, randomized clinical trial of levocarnitine to treat autism spectrum disorders. Med Sci Monit.
2011; 17(6): 15-23.
10. Filipek PA, Juranek J, Nguyen MT, Cummings C, Gargus JJ. Relative carnitine deficiency in autism. J Autism Dev Disord. 2004; 34(6): 615-23.

714 CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015

Anda mungkin juga menyukai