Anda di halaman 1dari 2

PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA RASULULLAH DAN KHULAFAUR

RASYIDIN.

Sebelum Islam datang bangsa Arab berada pada masa Jahiliyah (kebodohan). Mereka berada
dalam kegelapan akidah dan ilmu pengetahuan. Di sisi keilmuan tercatat sekitar 17 orang
Quraisy yang pandai baca tulis. Turunnya wahyu pertama tidak hanya pertanda dimulainya
pemurnian akidah tetapi juga dorongan untuk menggali ilmu. Bukankah surat Al ’Alaq diawali
dengan ”Iqra!” (bacalah)?. Di kalangan kaum Muslimin sendiri sahabat yang pandai baca tulis
masih sedikit, diantaranya Zaid ibn Tsabit yang kemudian menjadi penulis wahyu Rasulullah.
Setelah memperoleh kemenangan di perang Badar, kaum muslimin banyak menawan pasukan
Quraisy. Diantara para tawanan tersebut terdapat beberapa orang yang pandai baca tulis. Untuk
memperoleh kebebasannya kembali salah satu tebusannya mereka harus mengajar baca tulis
kepada kaum Muslimin. Rasulullah sendiri sangat memperhatikan masalah ilmu pengetahuan.
Beberapa hal yang melandasi pengembangan ilmu pengetahuan pada jaman Rasulullah adalah :

a. Wahyu pertama di awali dengan perintah membaca. Membaca adalah kemampuan awal
dalam menggali ilmu pengetahuan.
b. Bangsa Arab pada umumnya mempunyai daya hafal yang tinggi.
c. Rasulullah membangun tradisi menulis dengan menunjuk Zaid ibn Tsabit sebagai penulis
wahyu.
d. Al Quran merupakan sumber ilmu pengetahuan. Disamping itu di dalam Al Quranpun
terdapat dorongan untuk menuntut ilmu : ... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadilah : 11)

Dengan landasan tersebut Rasulullah meneladani, membimbing dan mendorong para sahabat
untuk beriman dan berilmu, sebagaimana sabdanya yang artinya : Menuntut ilmu hukumnya
wajib bagi Muslimin dan Muslimat (HR. Ibnu Abdil Bar) Rasulullahpun mendorong para
sahabat untuk menuntut ilmu ke luar Arab, dengan mengatakan “Tuntutlah ilmu walau sampai
ke negeri Cina”. Dengan bimbingan Rasulullah muncullah sahabat-sahabat yang memiliki
kemampuan dalam bidangnya. Misalnya :
a. Umar ibn Khaththab ahli dalam bidang hukum dan manajemen lembaga pemerintahan.
b. Abdullah ibn Umar merupakan salah satu pengumpul hadits.
c. Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Mas’ud dan Ubay ibn Kaab menguasai bidang tafsir.
d. Abdullah ibn Abbas mahir dalam asbabun nuzul (sebab turunnya ayat Al Quran), faraid
(waris) dan sejarah peperangan Rasulullah.
1
Pada masa Khulafaur Rasyidin ilmu pengetahuan berkembang pesat terutama pada masa
Khalifah Umar ibn Khaththab. Pada masa ini wilayah Islam semakin luas meliputi Syiria, Mesir,
Palestina dan Persia. Dalam proses perluasan itu terjadi kontak dengan budaya dan bahasa di
daerah-daerah baru. Syiria, Mesir dan Palestina sebelumnya merupakan daerah jajahan Romawi
lambat laun masuk dalam wilayah kekhalifahan Islam. Di beberapa kota yang terdapat di
wilayah tersebut seperti Iskadariyah dan Antiokia telah berkembang kebudayaan Yunani yang
dibawa bangsa Romawi. Beberapa orang ilmuwan ada yang masuk Islam. Selanjutnya mereka
mengembangkan ilmunya sehingga menambah khazanah dalam kebudayaan Islam, terjadilah
asimilasi dalam bidang bahasa, adat istiadat, pemikiran dan bidang–bidang lainnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan Islam berasal dari dua sumber
utama, yaitu Al Quran/Al Hadits dan kontak dengan budaya baru. Pertama, sebagai landasan
utama ajaran Islam Al Quran dan Al Hadits melahirkan kajian-kajian dan dampak sebagai
berikut :

a. Ilmu nahwu (tatabahasa Arab), dasar-dasarnya dikembangkan oleh Ali ibn Abi Thalib,
kemudian disempurnakan oleh Abul Aswad Al Dualy.
b. Ilmu tafsir, para pengkaji pertamanya adalah Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Abbas,
Abdullah ibn Mas’ud dan Ubay ibn Kaab.
(Lebih lanjut akan dibahas pada ”Perkembangan Ilmu Naqli” beberapa halaman mendatang)
c. Pengiriman guru ke luar Arab untuk menyebarkan ilmu agama Islam sudah dilakukan,
misalnya Abdullah ibn Mas’ud ke Kufah, Abu Musa dan Anas ibn Malik ke Basrah. Ilmu agama
Islampun berkembang dan memunculkan ahli ilmu di daerah-daerah baru wilayah Islam.
d. Pembukuan Sunnah oleh Al Zuhri atas perintah khalifah Umar.
e. Umat Islam tertarik mempelajari budaya, kaidah dan ilmu yang berkembang di kalangan
orang Yahudi dan Nasrani.
Kedua, telah disebutkan bahwa kontak budaya dengan bangsa lain membuat kaum Muslimin
menyerap pengetahuan-pengetahuan baru bangsa-bangsa lain tersebut yang selanjutnya menjadi
bagian dari budaya Islam. Dari kebudayaan Persia dan Byzantium kaum Muslimin mengambil
cara pengorganisasian negara, militer, gaya upacara dan seni. Dari bangsa India mereka
mengambil matematika dan astronomi. Dari bangsa Yunani mengambil filsafat dan ilmu.
Selanjutnya pengetahuan-pengetahuan baru tersebut diramu dengan ajaran-ajaran Islam
sehingga muncullah pengetahuan dan budaya yang bercorak Islam.

Anda mungkin juga menyukai