Reza Jaelani
153112620120030
EKSPRESI GENETIK
Sel merupakan unit dasar kehidupan terkecil. Komponen dasar sebuah sel
terdiri atas keberadaan membrane sel, sitoplasma, mitokondria, ribosom, dan
materi genetik. Dalam sistem organisme seluler materi genetik terdiri dari dua
komponen yaitu DNA dan RNA. DNA dan RNA berperan dalam mekanisme
ekspresi genetik yang diturunkan secara kontinu dari induk ke keturunannya.
https://en.wikipedia.org/wiki/DNA
DNA merupakan makromolekul yang tersusun atas polimer nukleotida yang
terdiri atas gula 2-deoksiribosa yang dalam struktur siklik pada C-1 terhubung
dengan basa nitrogen (timin, adenine, guanine, sitosin), pada ujung C-5 terikat
dengan gugus fosfat yang melalui ikatan fosfodiester tersambung ke nukleotida
lainnya membentuk rantai DNA.
Susunan DNA
https://en.wikipedia.org/
Siklus Sel
http://www.shmoop.com/
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Dogma Sentral
https://www2.estrellamountain.edu
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai proses replikasi, transkripsi, dan
translasi lebih jauh, diawal kita perlu menyepakati pembagian mekanisme
berdasarkan organisme prokariot dan eukariot. Ini penting, walaupun secara
prinsip dasar mekanismenya relatif sama namun ada beberapa perbedaan
secara struktural dalan hal komponen-komponen yang terlibat dan hasl dari
ekspresi genetik kedua golongan tersebut.
Dimulai dari proses replikasi yang merupakan aktivitas penggandaan untaian
DNA. Aktivitas penggandaan untai DNA berjalan secara semi konservatif hal ini
didasarkan pada percobaan dari Matthew Meselson dan Franklin Stalh.
Walaupun sekarang ini diketahui ada semacan virus tertentu seperti virus
ϕχ174 yang memiliki aktivitas replikasi DNA secara konservatif walaupun hanya
pada beberapa bagian tertentunya.
Pada model replikasi secara semi konservatif, setiap untaian DNA berperan
sebagai DNA template, setiap untaian template direplikasi dengan mekanisme
polimerisasi untai DNA baru yang bersifat komplementer terhadap urutan
nukleotida DNA template.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Ori dan Buble of Replication
http://philschatz.com/
Pada awalan proses replikasi terjadi denaturasi untai DNA. Untaian ganda
diuraikan menjadi untaian yang terbuka ikatan hidrogennya agar dapat
dilakukan proses replikasi. Pada tahapan denaturasi untaian DNA diurai ikatan
hidrogennya oleh enzim helikase. Awalan proses denaturasi pada untai DNA
membentuk struktur khas berupa gelembung replikasi yang disebut sebagai titik
ori (origin of replication) yang secara serentak menjadi awalan pembukaan
untai DNA dengan mekanisme disosiasi ikatan hidrogen antar pasangan basa
nitrogen. Pembukaan untai DNA menjadikan terbentuk sebuah struktur yang
disebut garpu replikasi (replication fork), sesuai dengan bukti percobaan John
Cairn pada pengamatan replikasi pada E.coli. Pembukaan untai DNA ini
menuju ke dua arah (bidireksional), bukti tersebut didapatkan dari percobaan
Gyurasits dan Wake pada biakan B. subtilis.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Replikasi DNA
http://philschatz.com/
Pada untai yang terdenaturasi pada ori akan dimulai sintsesi primer. Primer
merupakan fragmen RNA berukuran 10-12 nukleotida yang menyediakan ujung
3-OH sebagai awalan reaksi polimerisasi monomer nukleotida untuk
membentuk untai baru yang komplementer dengan untaian template.
Aktivitas enzim helikase dalam membuka untaian DNA dibantu dengan aktivitas
enzim topoisomerase. Enzim topoisomerase membantu melonggarkan lilitan
untai DNA agar membuka jalan bagi enzim helikase dan mencegah terputusnya
untaian DNA yang dibuka akibat puntiran dan pembukaan ikatan hidrogen DNA.
Agar untai yang sudah terdisosiasi tetap dalam keadaan single strand maka
pada untai DNA single strand terjadi penempelan protein SSB (Singel Strand
Binding Protein). Untaian DNA akan terdenaturasi membentuk struktur
gelembung yang disebur buble of replication maka dengan pembukaan untai
juga dimuali proses inisiasi pada titik ori yaitu dengan dimulainya pembentukan
primer dengan bantuan aktivitas enzim primase yang memulai pembentukan
primer berupa fragmen RNA berukuran 10-12 nukleotida. Sebenarnya primer
tidak hanya molekul RNA namun juga dapat berupa fragmen DNA seperti pada
reaksi amplifikasi secara invitro pada PCR, dan pada eukariot dengan struktur
DNA linear, susunan primer dapat berupa protein yang spesifik.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Bukti mengenai molekul RNA dipakai sebagai primer didapatkan pada
penelitian bakteriofag M13 yang terhambat proses replikasi pada sel inangnya
akibat keberadan rifampisin sebagai inhibitor primosom (penyintesis fragmen
awal RNA pada E.coli) yang menjelaskan bahwa replikasi menggunakan
untaian fragmen RNA sebagai primer. Bukti juga didapat dari penelitian Tuneko
Okazaki mengenai aktivitas DNase yang menyisakan fragmen-fragmen pendek
berupa RNA pada fragmen Okazaki.
Perbedaan mekanisme replikasi pada prokariot dan eukariot juga nampak pada
jumlah ori dan struktur pembentukan gelembung replikasi. Pada prokaroit
dengan struktur DNA sirkuler biasanya tidak memerlukan banyak titik ori
berkaitan dengan besar molekul DNA yang relatif lebih kecil dibanding eukariot.
Pada replikasi DNA sirkuler selama proses berlangsung akan terbentuk struktur
huruf θ akibat pembukaan dan polimerasi untai DNA anakan sampai selesainya
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
proses replikasi. Sedangkan pada eukariot, selama proses replikasi akan
ditemukan banyak titik ori akibat besarnya ukuran DNA yang berstruktur linear.
Setiap ori memulai polimerisasi untai DNA anakan yang baru yang pada
akhirnya akan mempertemukan setiap ori dan menyambungkan setiap untainya
anakan hasil replikasi. Kecepatan pembukaan garpu replikasi pun berbeda
antara prokariot dan eukariot. Pada prokariot pembukaan garpu replikasi
berlangsung lebih cepat, hal tersebut berkaitan dengan siklus sel organisme
uniseluler yang umumnya berlangsung cepat sehingga fase S harus dilakukan
secara cepat.
Pada akhir replikasi terdapat mekanisme terminasi pada sisi terminus pada
tahapan ini terjadi proses pelepasan DNA polimerasi dari untai template. Pada
prokariot seperti E.coli sisi tempat replikasi ditandai dengan keberadaan protein
Tus (terminus utilization substance) yang terdiri atas enam sisi terminasi yaitu
TerA, TerB, TerC, TerD, TerE, dan TerF yang terikat pada suatu urutan
nukeotida konsensus terminasi yaitu AATTAGTATGTTGTAACTAANT, pada
sekuen ini pergerakan garpu replikasi ditahan dengan menghentikan aktivitas
enzim helikase saat melewati protein Ter pada sekuen dan proses polimerasi
akan berlangsung sampai dengan akhiran hilanggnya garpu replikasi. Kedua
untai yang terbentuk harus dilepasakan dengan baktuan aktivitas enzim
topoisomerase I.
Sedangkan pada eukariot, terminasi ditandai dengan bertemunya setiap garpu
replikasi dan terjadi persambungan antai untai DNA anakan yang dibentuk dan
terlepasnya DNA polimerase.
Mekanisme replikasi DNA pada ujung telomer memiliki perbedaan mekanisme.
Pada ujung telomere, mekanisme replikasi dikendalikan oleh aktivitas enzim
Telomerase yang sekaligus berperan sebagai primer, karena apabila pada
ujung telomere replikasinya menggunakan primer berupa RNA yang kemudian
terdegradasi maka akan menyebabkan pemendekan untaian DNA. Sehingga
ditemukanlah solusi mekanisme telomerase oleh Elizabeth Blackburn.
Telomerase akan menambah banyak sekuen spesifik pada setiap organisme di
ujung kromosom. Semua aktivitas replikasi DNA berlangsung pada fase S
siklus Sel, produk akhir dari replikasi DNA adalah untaian DNA baru yang terdiri
dari untai lama dari induk yang berpasangan dengan untaian DNA anakan yang
baaru direplikasi. Pada saat fase pembelahan sel akan nampak sebagai
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
kromosom dengan struktur huruf X yang menandakan kromosom telah
diduplikatkan.
https://www.ndsu.edu/pubweb
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Transkripsi merupakan suatu proses penyalinan gen dari bahasa DNA menjadi
bahasa RNA. Gen didefinisikan sebagai bagian dari DNA yang mengkode asam
amino jika ditranslasikan, namun tidak semua hasil transkripsi ditranslasikan
seperti rRNA, tRNA, dan SPR RNA.
Pembahasan transkripsi secara rinci harus dibedakan antara transkripsi pada
prokariot dan eukariot. Mengingat adanya perbedaan struktur DNA dan struktur
gen pada kedua organisme tersebut. Struktur DNA pada prokariot hanya
berupa untainya DNA sirkuler yang terkondensasi membentuk molekul seperti
gumpalan supercoil (seperti gulungan kabel telepon) yang terdapat dalam
sitoplasma sel tanpa nukleus. Sedangkan pada eukariot molekul DNA terkemas
di dalam nukleus membentuk struktur kromatin dengan jalinan protein histon
sebagai porosnya yang terkondensasi secara rapih.
Mulai dari sistem transkripsi pada prokariot. Pada prokariot, struktur gen terdiri
dari beberapa bagian yang diorganisasikan dalam suatu struktur operon.
Contoh pada gambar di atas adalah struktur gen yang berperan dalam
metabolisme laktosa. Gen terdiri atas struktur promoter sebagai daerah awalan
dari inisiasi sebagai daerah pengenalan yang dikenali oleh RNA polimerase.
Promoter merupakan struktur unik dan spesifik pada daerah hulu suatu gen.
urutan nukleotida pada promoter ditandai dengan keberadaan kotak Pribnow
pada posisi -10 dan -35 sebelum gen struktural. Pada posisi -10 dan -35
terdapat nukeotida konsensus yang didapatkan dari analisis yang dilakukan
pada 100 jenis gen.
Pada -10 : T (89%), A (81%), T (50%), A (61%), A (65%), T (100%)
Pada -35 : T (85%), T (83%), G (81%), A (61%), C (69%), A (52%)
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Jarak maksimum antara kedua kotak adalah 17 nukleotida, berdasarkan
temuan jika ada mutasi pada daerah kotak pribnow atau pergeseran jumlah
nukleotida maka terjadi hambat aktivitas pembentukan kompleks RNA
polimerase pada daerah promoter. Konsensus pada kotak pribnow TATAAT
sering kali disebut sebagai TATA box.
Selain itu juga terdapat struktur operator yang terletak antara promoter dan gen
struktural. Operator merupakan daerah urutan nukleotida tempat perlekatan
protein regulator yang dikode oleh gen repressor. Daerah ini merupakan daerah
kontrol yang dikontrol oleh aktivitas biokimia sel. Seperti halnya pada operon
lac. Pada kondisi glukosa yang mencukupi daerah operator pada operon lac
akan terkunci oleh suatu protein regulator, sedangkan ketika persediaan
glukosa habis dan yang tersedia adalah laktosa maka kompleks protein
regulator akan berikatan dengan laktosa sehingga ikatan pengunci terdisosiasi
sehingga RNA polimerasi dapat melakukan transkripsi pada gen operon lac.
Selain daerah operator sebagai pengendali ekspresi genetik, juga terdapat
kompleks attenurator yang berupa urutan nukleotida yang terdapat pada gen-
gen yang berperan dalam biosintesis asam amino.
Bagian ketiga adalah bagian gen struktural. Bagian ini merupakan daerah yang
akan ditranskripsi atau sebagai daerah pengkode. Pada prokariot, satu gen
struktural memiliki bagian-bagian gen yang mengkode bermacam-macam
polipeptida yang akan ditranskripsikan secara sendiri-sendiri, sehingga dari
hasil transkripsi berupa mRNA akan bersifat polisistronik, seperti pada operon
lac pada bagian gen struktural berisi gen pengkode β-galaktosidase, permease,
dan trans-asetilase. Berdasarkan analisis juga didapatkan tidak terdapat
struktur intron pada DNA prokariot. Hal ini berkaitan dengan proses translasi
yang langsung terjadi sebelum proses transkripsi berakhir. Hal tersebut
berkaitan dengan siklus sel pada prokariot yang cepat, seperti pada E.coli yang
melakukan pembelahan sel setiap 15 menit sekali, sehingga memerlukan
kecepatan yang tinggi dalam ekspresi genetik. Bagian terakhir adalah bagian
terminator yang merupakan daerah signal bagi pengakhiran transkripsi.
Proses transkripsi memerlukan faktor-faktor pengendali pada daerah promoter
seperti faktor rho, RNA polimerase, DNA template, dan monomer ribonukleotida
berupa 5’-trifosfat ATP, GTP, CTP, dan UTP. Reaksi polimerase selalu
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
bergerak dari arah 5’ ke 3’ bersesuaian dengan arah pembentukan ikatan
fosfodiester.
Pada prokariot, RNA polimerase hanya terdiri dari satu macam saja yang terdiri
atas 4 sub unit yaitu sub unit β, β-primer, ζ, dan α. Keseluruhan kompleks unit
RNA polimerase akan tersusun atas β, β-primer, ζ, dan α2 yang disebut sebagai
RNA polimerase holoenzim.
Pada dasarnya reaksi transkripsi berawal dari proses inisiasi pada molekul
DNA. Inisiasi dimulai ketika kompleks RNA polimerase yang disebut RNA
polimerase holoenzim mengenali daerah promoter membentuk kompleks
tertutup dengan promoter, sub unit ζ berperan dalam menstimulasi inisiasi
transkripsi sedangkan yang menentukan kepekaan dan ketahanan
pembentukan kompleks adalah sub unit β, sebagaimana yang ditujukan dalam
penelitian Walter dan Alfred mengenai aktivitas hambatan transkripsi akibat
antibiotic rifampisin, tetapi tidak menghambat polimerasi dalam tahapan
transkripsi. Pembentukan kompleks terbuka promoter ditandai dengan disosiasi
struktur double heliks DNA dan membentuk gelembung transkripsi
a b
Kompleks RNA polimerasse (a) Gelembung Transkripsi (b)
https://en.wikipedia.org
setelah terbentuknya gelembung transkripsi maka sub unit ζ akan terlepas dari
kompleks RNA polimerase, hal ini penting agar reaksi polimerase terjadi pada
kekuatan ionik yang rendah, sehingga RNA polimerase dapat bergerak
melakukan transkripsi pada daerah DNA template.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
DNA template
https://www.mun.ca/biology
RNA polimerase bergerak melakukan transkripsi pada DNA template atau anti
sense. RNA polimerase mentranskripsi dengan melakukan polimerase
monomer ribonukleotida dengan pembentukan ikatan fosfodiester dengan
bantuan sub unit β, secara kontinu dan bersifat komplementer terhadap untai
DNA template, A pada DNA template akan berpasangan dengan U pada untai
RNA, G pada DNA template berpasangan dengan C, C dengan G, dan T
dengan A, molekul RNA yang terbentuk akan membentuk hybrid dengan DNA
template, namun hybrin berupa ikatan hidrogen ini bersifat sementar dan akan
terdisosiasi kembali.
Terminasi transkripsi pada prokariot terjadi saat RNA polimerase mencapai
ujung gen yang disebut terminator. Sinyal terminasi biasanya dijumpai dalam
struktur berupa hairpin dan lengkungan (loop) yang kaya urutan GC yang
terbentuk pada molekul RNA hasil transkripsi Terdapat dua macam terminator
yaitu yang tidak tergantung protein rho (rho independent terminator), dan
terminator yang tergantung protein rho (rho dependent terminator).
Hairpin structure
https://www.studyblue.com
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Pada struktur yang tidak tegantung faktor Rho, sinya terminasi ditandai dengan
daerah yang kaya akan GC yang membentuk strukrur melengkung (strem and
loop) pada RNA sepanjang 20 basa disebelah hulu dari ujung 3’-OH dan diikuti
oleh rangkaian 4-8 residu uridin berurutan. Struktur tersebut menyebabkan
RNA polimerse tersendat jalannya dan berhenti dan melepaskan bagian 5’
hybrid DNA-RNA akibatnya molekul RNA hasil transkripsi terlepaskan.
Sedangkan pada terminasi yang terkait dengan faktor rho daerah terminasi
dicirikan dengan struktur yang kaya akan AU. Faktor rho pada akhir terminasi
menyebabkan destabilitas ikatan hybrid RNA-DNA sehingga RNA hasil
transkripsi terlepas dari DNA template.
Beralih ke transkripsi pada eukariot. Padasarnya memiliki dasar mekanisme
yang sama, namun ada perbedaan yang fundamental dari mulai struktur gen,
sampai dengan adanya tahapan prosesing pasca transkripsi terhadap molekul
RNA yang terbentuk.
Pada organisasi gen eukariot, umumnya bersifat monosistronik. Karena satu
kali transkripsi hanya menghasilkan satu jenis produk ekspresi genetik. Dalam
bagian genom eukariot tidak dikenal sistem operon karena satu promoter hanya
mengendalikan satu gen struktural. Genom pada eukariot dapat dikelompokan
menjadi tiga kelas yaitu :
1. Gen kelas I
Gen kelas satu merupakan gen yang bertanggung jawab sebagai untai
pengkode rRNA yang digunakan untuk menyusun ribosom yaitu 18S
rRNA, 28S rRNA, dan 5.8S rRNA. Struktur gen pengkode rRNA bersifat
tandem (bersambung) dan terdapat dalam struktur nucleolus. Pada gen
kelas I terdapat dua macam promoter yaitu promoter antara (spacer
promoter). Transkripsi pada gen kelas I ini dilakukan oleh RNA
polimerase I. hasil transkripsi dari gen kelas I tidak mengalami translasi.
2. Gen kelas II
Gen kelas II merupakan gen yang bertanggung jawab mengode segala
macam protein yang ditranskripsi menggunakan RNA polimerase II.
Pada eukariot gen ini diatur ekspresinya oleh satu promoter. Promoter
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
gen kelas II terdiri dari empat elemen yaitu sekuen inisiator, yang terletak
di daerah inisiasi transkripsi, elemen hilir, kotak TATA, dan elemen hulu.
Daerah konsensus kotak TATA pada eukariot mirip dengan prokariot.
Kotak TATA menentukan titik awal inisiasi secara tepat. Kotak TATA
pada promoter memiliki sekuen konsensus T (82%), A (99%), T (93%), A
(83%), A (83%), A (50%). Kotak TATA ini penting karena berdasarkan
seraangkaian uji in vitro menunjukan bahwa perubahan kotak TATA
menjadi TAGA atau TAA pada gen konalbumin menyebabkan tidak
terjadinya transkripsi.
Peranan kotak TATA pada beberapa gen dapat digantikan dengan peran
kota GC pada posisi -33 yaitu dengan urutan konsensus
GGGGCGGAGC. Kotak GC ini biasanya terdapat pada gen house-
keeping yaitu gen yang diekspresikan di semua sel karena diperlukan
untuk jalur metabolisme utama pada sel, dan juga terdapat pada gen
yang diatur ekspresinya berdasarkan perkembangan organisme
tersebut. Bukti bahwa kotaak TATA juga diungkap dalam penelitian Max
Birnstiel pada 1980 yang membuktikan esensi keberadaan kotak TATA
sebagai penentu penemuan posisi awal transkripsi. Pada posisi -100
ada kotak lain yang disebut kotak CCAAT yang juga penting dalam
mengawali transkripsi. Kotak CCAAT diketahui berfungsi mengikat
protein faktor transkripsi yaitu CCAAT-binding transcription factor (CTF)
dan CCAAT-enhancer-binding protein (CEBP).
Elemen lain pada daerah hulu yang menjadi elemen pengatur adalah
enhancer dengan sekuen konsensus TGTGGAATTAG. Daerah yang
mengandung enhancer dapat terletak sampai beberapa kilo base pair
dari promoter. Enhancer ini juga terdiri atas modul-modul yang lebih kecil
yaitu enhanson yang menjadi unit dasar dari sebuah enhancer.
Enhancer adalah sebuah elemen yang menstimulasi ekspresi suatu gen.
Maka jika terdapat elemen stimulator terdapat juga elemen inhibitor
ekspresi genetik yaitu daerah silencer. Silencer bekerja dengan
menyebabkan penggulungan pada kromatin menjadi bentuk yang
terkondensasi sehingga sulit diakses oleh RNA polimerase.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Kerja Enhancer
http://schoolbag.info/biology/living/90.html
Enzim RNA polimerase pada eukariot dikenal sebagai RNAPOL yang terdiri
atas 3 jenis dengan karakteristik sebagi berikut :
Tabel Karakteristik RNA Polimerase
Aktivitas Pada ionik rendah, Pada ionik tinggi, lebih Aktif pada range
+2
srimulasi oleh Mn aktif dengan adanya ionik yang lebar,
+2 +2 +2
dan Mg Mn dan Mg lebih aktif dengan
+2
adanya Mn
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
spesifik mengatur transkripsi setiap gennya. Komplek open opromoter
mengawali rangkaian polimerisasi untai RNA berdasarkan DNA template.
Kompleks Inisiasi
http://schoolbag.info/biology/living/90.html
Pada transkrpsi gen kelas II faktor transkripsi umum diantaranya adalah TFIIA,
TFIIB, TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, dan TFIIJ. Faktor-faktor tersebut akan
menempel ke daerah promoter secara bertahap membentuk kompleks pra-
inisiasi yang di kenali RNA polimerase II. TFIID mula-mula akan menempel
pada kotak TATA yang dibantu oleh TFIIA, kemudian diikuti penempelan TFIIB,
dan kemudian TFIIF yang diikuti penempelan RNA polimerase II, akhirnya akan
diikuti dengan penempelan TFIIE, TFIIH, dan TFIIJ. Setelah kompleks pra-
inisiasi terbentuk maka RNA polimerase II siap untuk melakukan polimersiasis
dengan orientasi dari arah 5’ ke 3’.
TFIIH menyebabkan pembukaan ikatan hidrogen pada untai DNA dan
menyebabkan pembentukan gelembung traanskripsi yang memungkinkan
terjadinga transkripsi untai template DNA, TFIIH juga melakukan fosforilasi
terhadap RNA polimerase II yang memicu perubahan pra-inisiasi menjadi
inisiasi dan selanjutnya elongasi yang kemudian distimulasi oleh TFIIS.
Pada gen kelas I dimulai transkripsi dengan pembetukan kompleks pra-inisiasi
yang dilakukan oleh RNA polimerase I dan 2 faktor transkripsi yaitu SL1 dan
UBF (Upstream binding factor). SLI bersifat spesifik untuk suatu spesies, SL1
berperan dalam pra-inisiasi terhadap promoter pada bagian kotak TATA,
kompleks ini menstimulasi adanya transkripsi gen kelas I.
Transkripsi gen kelas I dimulai dari promoter antara dan berakhir pada sisi
sebelah hulu promoter. Selain SL1 juga diperlukan UBF akan menempel pada
promoter dan menfasilitasi terjadinya transkripsi.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Sedangkan pada gen kelas II terdapat sejumlah faktor transkripsi seperti TFIIIA,
TFIIIB, TFIIIC dan protein TBP. Pada sintesi tRNA TFIIIA tidak diperlukan,
sebaliknya pada sintesis 5S rRNA justru diperlukan semua faktor transkripsi.
TFIIIC adalah yang pertama kali menempel pada kotak A dan kotak B yang ada
pada promoter internal. Penempelan TFIIIC menstimulasi penempelan TFIIIB
dna TBP pada daerah hulu awal transkripsi. TFIIIA adalah suatu protein
pengikat pada DNA yang memiliki fungsi zick-finger.
Faktor TBP merupakan protein universal pada semua transkripsi gen yang tidak
memiliki kotak TATA dan berperan sebagai inisiator transkripsi pengganti
perannan kotak TATA.
Setelah dilakukan inisiasi maka terjadilah elongasi oleh RNA polimerase, urutan
RNA akan dikomplementerkan dengan merangkai ribonukleotida dengan
pasnagan yang komplementer pada DNA template, semua gen struktural akan
ditranskripsikan menjadi RNA. RNA polimerasi tidak memiliki kemampuan untuk
membedakan sekuen ekson dan intron, sehinggan intron nantinya akan
dibuang melalui mekanisme splicing.
Untuk terminasi pada eukariot sampai saat ini belum dipahami secara jelas.
Akan tetapi bukti-bukti menunjukan bahwa terminasi terjadi pada daerah
beberapa ratus atau bahkan ribu nukleotida disebelah hilir sisi sinyal
poliadenilasi (AAUAAA). Secara umum belum ditemukan sekuen konsensus
sebagai sinyal terminasi, saat ini baru diketahui bahwa pada khamir S.
cerviseae yang diduga mempunyai sekuen sinyal terminasi berupa sekuen
TAG…TAGT….(Daerah kaya AT)…TTT.
Dalam proses transkripsi pada eukariot, RNA akan juga melewati beberapa
tahapan seperti berikut :
1. Splicing
DNA hasil transkripsi adalah pre-mRNA yang masih mengandung
sekuen ekson dan intron. Sekuen intron harus dibuang agar tidak
ditranslasi, dan menyambungkan semua sekuen ekson menjadi mRNA
yang mature. Proses ini merupakan proses yang akurat dengan
pengendalian berupa splicing signals dengan memanfaatkan sekuen
lestari pada intron seperti dibawah ini, bagian yang putus-putus
merupakan intron yang akan dibuang.
Ekson-GU……………..AG-Ekson
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Selain itu juga terdapat urutan konsensus pada pertemuan antara ekson
dan intron. Dengan urutan sebagai berikut :
INTRON
EKSON EKSON
5’ A64 G72 G100 U68 A68 A68 G84 U63……..….….6Py74-87 N C65 A100 G100 N 3’
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Dalam tahap 1 enzim yang disebut tRNA endonuclease yang
terdapat di dalam membrane nukleus melakukan dua pemotongan
secara tepat pada setiap ujung-ujung intron, selanjutnya pada
tahapan 2 suatu enzim yang disebut splicing ligase menyambungkan
kedua bagian tRNA sehingga dihasilkan tRNA yang fungsional.
Splicing pre-tRNA
http://mol-biol4masters.masters.grkraj.org/
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Splicing Autokatalitik
http://mol-biol4masters.masters.grkraj.org/
Splicing pre-mRNA
https://et.wikipedia.org/wiki/Splaissimine
http://www.nature.com/nrn/journal/
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
kedua ujung 3-OH pada ekson 1 menyerang ikatan fosfodiester
antara intron dan ekson 2 menghasilkan struktur ekson lariat dan
terjadi penyambungan ekson 1 dan ekson 2 yang diperantarai ikatan
gugus fosfat 5’ dan ekson 2.
Pada sebuah penelitian terhadap khamir, menunjukan bahwa dalam
mekanisme splicing berlangsung dalam sebuah partikel berukuran
40S yang disebut spliceosome, selain itu juga terdapat faktor lain
yang berperan dalam splicing yaitu small RNA (snRNA) yang
berasosiasi dengan sebuah protein membentuk kompleks small
ribonuklear proteins (snRNP) kompleks tersebut terdiri atas
U1,U2,U4,U5, dan U6.
2. Poliadenilasi mRNA
Prosesing lebih lanjut dari sebuah pre-mRNA adalah tahapan
poliadenilasi, yaitu proses penambahan poliA (rantai AMP) pada ujung 3’
mRNA sepangjang kurang lebih 200-250 nukleotida. Sebuah molekul
pre-mRNA akan mengalami poliadenilasi sebelum terjadinya terminasi
pada proses transkripsi yang dilakukan dengan cara memotong
precursor mRNA pada bagian yang nantinya akan menjadi mRNA
matang yang kemudian dilanjutkan dengan penambahan poliA pada
ujung 3’ yang terbuka.
Poliadenilasi
http://www.biochemistry.ucla.edu
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Penambahan ini dilakukan oleh enzim poli(A) polimerase yang ada
dalam nukleus. Sebagian besar mRNA mengandung poliA, kecuali pada
mRNA pengkode histon.
Tempat penambahan poliA dicirikan suatu sinyal poliadenilasi pada gen
mamalia yang terdiri atas nukleotida AATAAA yang diikuti oleh sekitar 20
niukleotida yang kaya residu GT serta diikuti oleh motif yang kaya T.
Penambahan poliA menyebabkan peningkatan stabilitas mRNA
sehingga tidak mudah terdegradasi.
3. Capping mRNA
Pada ujung 5’mRNA terjadi suatu reaksi metilasi yang kemudian dikenal
sebagai mRNA cap. Pada penelitian Yasuhiro diketahu bahwaa cap
tersebut tersusun atas 7-metilguanosin (m7G).
Cap m7G disintesis melalui tahapan-tahapan dengan bantuan banyak
enzim. Pada tahap pertama enzim RNA trifosfatase akan memotong
gugus fosfat pada ujung pre-mRNA, kemudian aktivitas enzim guanili
transferase menambahkan GMP (Guanosin monofosfat). Selanjutnya
enzim metil-transferase melakukan metilasi tudung guanisun pada N 7
dan gugus 2’-O-metil pada nukleotida ujung tersebut. Proses ini terjadi
pada tahapan awal transkripsi sebelum transkripsi memcapai panjang 30
nukleotida. Cap m7G berikatan dengan mRNA melalui ikatan trifosfat
yang tidak dapat dipotong aktivitas enzim RNase.
Penambangan capping pada mRNA diduga memiliki fungsi sebagi
pelindung mRNA dari degradasi, meningkatkan efisiensi translasi,
meningkatkan pengangkutan mRNA ke sitoplasma, dan meningkatkan
efisiensi dalam splicing.
pada prekursor tRNA merupakan bagian belum matang yang juga harus
dilakukan pemotongan agar menjadi unit-unit fungsional, kadang
prekursor tRNA juga mengandung sekuen yang dapat menjadi rRNA.
Pemotongan dapat dilakukan dengan aktivitass enzim RNAse III.
Sedangkan pas eukariot sub unit kecil berukuran 40S dengan kandungan rRNA
18S dengan 33 macam protein. Sub unit besar berukuran 60S dengan rRNA
berukuran 5S, 5.8S, dan 28S dengan 49 macam protein.
Pada prokariot, translasi sudah dimulai sebelum proses transkripsi berakhir,
dengan demikian proses transkripsi dan translasi berlangsung hampir serentak.
Hal tersebut dapat dipahami karena mRNA pada prokariot tidak mengalami
proses lanjutan, dan juga disebabkan kecepatan pertumbuhan sel prokariot
yang beregenerasi dalam hitungan menit, sehingga memerlukan baham
pembentukan utamanya protein yang lebih cepat.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Translasi pada DNA prokariot
http://book.bionumbers.org/
Proses translasi yang langsung terjadi pada prokariot juga disebabkan letak
DNA yang berada pada sitoplasma sehingga mRNA dapat langsung ditempeli
ribosom untuk ditranslasikan. Berbeda dengan struktur DNA eukariot yang lebih
komleks dan terdapat di dalam nukleus, menyebabkan translasi tidak serentak
terjadi pasca transkripsi.
Pada dasarnya proses translasi pada prokariot maupun eukariot dapat dibagi
menjadi tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Sebelum terjadi
inisiasi, diperlukan pembawa asam amino yaitu tRNA aminoasil. Masing-masing
asam amino akan diikatkan pada tRNA yang spesifik melalui tahapan tRNA
charging yang merupakan proses penambahan muatan asam amino pada
tRNA.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
tRNA Charging
http://www.mun.ca/biology
Proses ini berlangsung pada ujung 3 basa tRNA pada ujung 3’ dengan urutan
CCA. Pada residu adenosine akan ditambahkan asam amino yang diikatkan
dengan ikatan ester antara gugus karboksil asam amino dengan gugus hidroksil
2’ atau 3’ yang apa pada adenosine paling ujung. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim aminoasil tRNA sintetase melalui dua tahapan. Reaksi pertama adalah
aktivasi asam amino dengan menggunakan ATP dan dihasilkan aminoasil-
AMP. Selanjutnya enerdi dari AMP digunakan untuk memindahkan gugus asam
amino ke tRNA sehingga dihasilkan aminoasil-tRNA.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Ini
Inisiasi
http://www.nature.com/nsmb/journal/v19/n6/full/nsmb.2285.html
Berlanjut ke proses inisiasi. Pada prokariot, inisiasi ditandai dengan
penggabungan mRNA dengan ribosom sub unit kecil dan formilmetionin-tRNA
membentuk kompleks inisiasi 30S. pembentukan ini memerlukan GTP dan
beberapa protein yang disebut sebagai faktor inisiasi (IF). IF-3 secara sendirian
berikatan denga ribosom sub unit kecil yang ikatannya distabliskan oleh IF-2
dan IF-3. Setelah ikatan tersebut terbentuk kemudian mRNA dan amino asil
tRNA yang pertama akan bergabung dengan rangkaian tersebut. Pada
prokariot, asam amino pertama yang digabungkan adalah N-formil metionin
(fMet).
Dalam proses inisiasi IF-3 berperan dalam pengikatan mRNA ke ribosom,
sedangkan IF-2 berperan dalam mengikatkan fMet-tRNAfMet pada kompleks
inisiasi 30S. Ikatan antara kodon inisiasi pada mRNA ditentukan oleh pasangan
nukleotida antar sekuens yang disebut sekuens Shine-Dalgarno (SD) dengan
sekuens komplementer pada ujung 3’ 16S rRNA, sekuen SD (AGGAGG)
terletak disebelah hulu kodon inisiasi.
Setelah itu terjadi penggabungan sub unit besar membentuk kompleks inisiasi
70S. Pada tahanan ini IF-1 dan IF-3 terlepas dari kompleks, selanjutnya terjadi
hidrolisis GTP yang diikuti oleh terlepasnya IF-2 menyisakan kompleks 70S
yang sudah ditempeli oleh mRNA yang siap ditranslasikan.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Pada eukariot terdapat beberapa perbedan dalam hal inisiasi. Pada eukariot,
asam amino pertama adalah metionin, bukan formil metionin, dengan molekul
tRNA inisiator berupa tRNAiMet. Pada eukariot juga tidak ditemukan sekuen
Shine-Dalgarno karenan peranannya digantikan oleh cap 7meti guanosin pada
mRNA mature.
Struktur Ribosom
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
http://www.discoveryandinnovation.com/
Pertama pengikatan aminoasil-tRNA pada sisi A, masih kosong pada awal
translasi. Molekul tRNA pertama berikatan dengan kodon AUG atau GUG pada
mRNA melalui pasangan komplementer pada anti kodon. Macam-macam tRNA
akan dicocokan antara kodon dan anticodon. Proses ini dibantu oleh suatu
protein yang disebut faktor pemanjjangan (Tu ; elongation factor Tu, EF-Tu).
Penyisipan in I dilakukan setelah proses hidrolisis GTP menjadi GDP.
Setelah ssi P dan A terisi, maka tahapan selanjutnya adalah pembentukan
ikatan peptide yang dikatalisis oleh enzim peptidil transferase. Molekul fMet dan
tRNAiMet yang ada di sisi P hanya berisi tRNA saja, sedangkan sisi A berisi
dipeptidil tRNA. Kemudian terjadi proses translokasi dipeptidil tRNA. Dari sisi A
ke sisi P, Sedangkan tRNA kosong menempati sisi E. Pada proses translokasi
ini, mRNA bergerak dari arah 5’ ke 3’ sepanjang tiga-tiga nukleotida sehingga
berikutnya akan bergeser ke sisi A untuk menunggu aminoasil-tRNA berikutnya.
Proses translokasi ini memerlukan GTP dan faktor pemanjangan (elongation
G).
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Polipeptida yang dari pencocokan antara kode pada kodon dan ati kodon.
Asam amino yang dibawa oleh tRNA akan dirangkai melalui ikatann peptide
membentuk polipeptida yang keluar melalui exit tunnel.
Dalam proses translasi,s etiap kodon berpasangand engan anticodon yang
sesuai yang terdapat pada tRNA, contohnya kodon metionin (AUG) mempunyai
komplemennya dalam bentuk anticodon UAS yang terdapat pada tRNA. Pada
waktu tRNA membawa asam amini diikat ke dalam sisi A dalam ribosom. Jika
setiap kodon memerlukan tRNA tersendiri, maka diperlukan banyak tRNA untuk
translasi. Oleh karena itu Francis Crick mengemukakan hipotesis Wobble untuk
menunjukan bahwa tRA yang diperlukan tidak harus sebanyak kodon yang ada.
Crik mengemukakan bahwa kedua basa pertama dalam setiap kodon harus
berpasangan secara tepat dengan anticodon yang sesuai, sedangkan basa
ketiga dapat berpasangan dengan basa yang tidak biasa. Dalam hal ini Crick
mengemukakan bahwa G dapat berpasangan tidak hanya dengan C pada
posisi ketiga kodon, tetapi dapat berpasangan juja dengan U sehingga
meghasilkan pasangan basa wobble G-U.
Lebih jauh crick jega mengemukan bahwa dalam tRNA ada suatu basa yang
tidak biasa yaitu inosin yang mempunyai struktur mirip G. Basa inosin dapat
berpasangan dengan C atau dengan U pada posisi ketiga kodon. Selain itu
inosin juga dapat berpasangan dengan A. dengan demikian anti koso
mengandung inosin pada posisi pertama dapat berpasangan dengan tiga
macam kdom
Translasi berakhir pada saat salah satu menemukan urutan sekuens konsensus
bermakna STOP UAA, UGA, dan UAG.
Pada E.coli dikenal Release Factor (RF) atau eRF yang membantu terminasi
tersebut mengenali kodon Stop yang mengaktifkan enzim peptidil transferase
menghidrolisis ikatan antara tRNA dengan sisi P, dan menyebabkan tRNA yang
kosong tersebut mengalami translokasi ke sisi E. sedangkan pada eukariot
dikenal adanya eRF yang berperan sama dengan RF.
Setelah itu polipeptida sudah terbentuk, dan sub unit – su unit ribosom akan
terdisosiasi kembali.
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
REFERENSI
Buku
Starr, Cecie,dkk. 2009. Biology : The unity and diversity of life. Jakarta :
Salemba Teknika.
Karp, Gerald. 2013. Cell and Molecular Biology 7th. USA : Wiley
Internet
http://mol-biol4masters.masters.grkraj.org/html/RNA_Processing3C-
Self_Splicing_RNAs.htm
http://www.nature.com/nrn/journal/v2/n1/box/nrn0101_043a_BX1.html
http://www.biochemistry.ucla.edu/biochem/Faculty/Martinson/Cleavageandpolya
denylation.html
http://atlasgeneticsoncology.org/Genes/GC_RMRP.html
http://kushnerlab.genetics.uga.edu/research.html
http://www.shmoop.com/dna/dna-replication.html
http://www.yourgenome.org/facts/what-is-dna-replication
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016
Biologi Sel
Muh. Reza Jaelani- April 2016