Sifat Fisiko Kimia Zat Warna
Sifat Fisiko Kimia Zat Warna
a. Karotenoid
Karotenoid merupakan zat warna (pigmen) berwarna kuning,
merah dan oranye yang secara alami terdapat dalam tumbuhan dan hewan,
seperti dalam wortel, tomat, jeruk, algae, lobster, dan lain-lain. Lebih dari
100 macam karotenoid terdapat di alam, tetapi hanya beberapa macam
yang telah dapat diisolasi atau disintesa untuk bahan pewarna makanan.
Diantaranya ialah betakarotein, beta-apo-8’-karotenal, canthaxantin, bixin
dan xantofil.
Karotenoid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan
sedikit larut dalam minyak atau lemak. Karotenoid terdapat dalam buah
pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan
pada beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah. Diperkirakan
lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di alam.
Senyawa ini baik untuk mewarnai margarin, keju, sop, pudding, es krim
dan mie dengan level pemakaian 1 sampai 10 ppm. Zat warna ini juga baik
untuk mewarnai sari buah dan minuman ringan (10 sampai 50 g untuk
1000 liter) dan mempunyai keuntungan tahan reduksi oleh asam askorbat
dalam sari buah dan dapat memberikan proteksi terhadap kaleng dari
korosi. Dibanding dengan zat warna sintetis, karotenoid juga mempunyai
kelebihan, yaitu memiliki aktivitas vitamin A. Akan tetapi faktor harga
kadang-kadang masih menjadi pertimbangan pengusaha karena harganya
relatif lebih mahal daripada zat warna sintetis. Karotenoid merupakan
senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten.
Karoten sendiri merupakan campuran dari beberapa senyawa yaitu α-, β-
dan γ- karoten. Karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang
terdiri dari beberapa unit isoprena (suatu diena). Sedangkan turunannya
mengandung oksigen disebut xantofil.
Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan
makanan adalah β-karoten (berbagai buah-buahan yang kuning dan
merah), likopen (tomat), kapxantin (cabai merah), dan biksin (annatis).
Karoten dan likopen merupakan molekul yang simetrik, artinya separuh
bagian kiri merupakan bayangan cermin dari bagian kanannya. β-karoten
dan likopen merupakan molekul yang serupa, perbedaannya terletak pada
cincin pada karbon ujung. Pada karoten cincinnya tertutup, sedang pada
likopen terbuka. β-karoten banyak terkandung dalam wortel dan lada,
kadang-kadang bebas dan kadang-kadang bercampur dengan α- dan γ-
karoten.
Likopen atau alpha-karoten merupakan suatu pigmen yang berasal
dari kelompok karotenoid yang dapat memberi warna kuning tua hingga
merah pada buah maupun sayur. Likopen terbentuk dari delapan unit
isoprene memiliki 2 cincin asiklik dan 13 ikatan rangkap dengan 11 ikatan
rangkap yang diantaranya terkonjugasi. Likopen dapat ditemukan pada
tomat, semangka, grapefruit, jambu biji, strawberry, wortel, pepaya,
jambu. Rumus molekul C40H56; berat molekul 536,873; titik lebur 172 -
173oC; larut dalam pelarut organik seperti eter, benzen, kloroform dan n-
heksana; Bentuknya seperti kristal berwarna coklat.Penyimpanannya pada
suhu 2-8oC. Dapat dideteksi pada panjang gelombang 446-506 nm. Dapat
mengalami degradasi melalui proses isomerisasi dan oksidasi karena
cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses pengelupasan,
penyimpanan, dan asam. Struktur kimia likopen merupakan rantai tak
jenuh dengan rantai lurus hidrokarbon terdiri dari tiga belas ikatan
rangkap, dua belas di antaranya ikatan rangkap terkonjugasi, sementara
dua ikatan rangkap sisanya tidak terkonjugasi (Agarwal dan Rao, 2000).
Semakin matang tomat, semakin merah warnanya karena kadar likopen
semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena adanya ikatan rangkap yang
terkonjugasi. Semakin banyak ikatan rangkap yang terkonjugasi, pita
serapan utama akan semakin bergeser ke daerah panjang gelombang yang
lebih tinggi, maka rona buah akan semakin merah (DeMan, J. M., 1997).
Struktur β-karoten dan likopen :
b. Antosianin
Zat warna (pigmen) ini larut dalam air dan warnanya oranye,
merah dan biru. Secara alami terdapat dalam anggur, stawberry, rasberry,
apel, bunga ros, dan tumbuhan lainnya. Biasanya buah-buahan dan
sayuran warnanya tidak hanya ditimbulkan oleh satu macam pigmen
antosianin saja, tetapi kadang-kadang sampai 15 macam pigmen seperti
pelargonidin, sianidin, peonidin dan lain-lain yang tergolong glikosida-
glikosida antosianidin.
Antosianin banyak menarik perhatian untuk dipakai sebagai
pengganti zat warna sintesis amaranth (FD & C Red No. 2) yang dilarang
di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Pada suasana asam
antosianin sama dengan warna amaranth, tetapi jika pH bahan di atas 4
warna dapat cepat berubah. Antosianin juga tidak tahan terhadap asam
askorbat, metal-metal dan cahaya. Tetapi untuk sirop, nektar dan esen
buah-buahan, penambahan garam alumunium sampai 200 ppm dapat
membantu menstabilkan warnanya.
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada
umumnya larut dalam air. Flavonoid mengandung dua cincin benzena
yang dihubungkan oleh tiga atom karbon. Ketiga atom karbon tersebut
dirapatkan oleh sebuah atom oksigen sehingga terbentuk cincin di antara
dua cincin benzena.
c. Kurkumin
Kurkumin merupakan zat warna alami yang diperoleh dari tanaman
kunyit (Zingeberaceae). Zat warna ini dapat dipakai dalam minuman tidak
beralkohol, seperti sari buah. Akan tetapi zat warna ini masih kalah oleh
zat warna sintesis dalam hal warnyanya.
Kurkumin merupakan zat warna alami yang diperoleh dari tanaman
kunyit (Zingeberaceae) yang menghasilkan warna kuning. Kurkumin
banyak ditemukan pada kunir adalah senyawa aktif berupa polifenol
dengan rumus kimia C21H20O6. Kurkumin memiliki dua bentuk
tautomer : keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk
padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan.
Pada kurkumin terdapat gugusan OH fenolik yang menggambarkan
bahwa kurkumin memiliki sifat yang asam dengan nila pKa sebesar 7,8
sampai 9. Apabila struktur yang bersifat asam berada dalam lingkungan
asam maka struktur itu akan berada dalam bentuk aslinya, sedangkan
apabila berada dalam lingkungan basa maka akan terjadi reaksi asam-basa
membentuk suatu garam. Pada pH asam kurkumin berwarna kuning
hingga kuning jingga sedangkan dalam pH basa berwarna merah.
Perubahan warna ini dapat terjadi karena adanya sistem tautomeri pada
molekulnya. Untuk mendapatkan stabilitas yang optimum dari sediaan
kurkumin maka pH nya dipertahankan kurang dari 7. Pada pH lebih dari 7
kurkumin sangat tidak stabil dan mudah mengalami disosiasi. Struktur
kurkumin dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian A dan C merupaka
gugus aromatis dan B adalah ikatan dien-dion. Hubungan struktur dan
aktivitas kurkumin terkait dengan gugus-gugus fungsional senyawa
tersebut, yaitu sebagai berikut:
- Gugus hidroksi pada cincin aromatik menunjukkan aktivitas
antioksidan pada senyawa kurkumin
- Gugus keton dan ikatan rangkap berperan dalam aktivitas biologis
sebagai antiinflamasi, antikanker dan antimutagenik
- Dua cincin aromatis simetris ataupun tidak simetris menentukan
potensi ikatan antara senyawa obat dengan reseptor .
Sifat kimia kurkumin antara lain titik leleh 183oC, massa molarnya
368.38 gram per mol, tidak larut dalam air dan eter tapi larut dalam
alkohol, pada susana basa berwarna merah kecoklatan sedangkapan pada
suasana asam berwarna kuning terang. Sifat fisiknya berbentuk serbuk dan
warnanya tergantung pH. Struktur molekul dari kurkumin adalah:
Struktur kurkumin
d. Karamel
Karamel berbentuk amorf yang berwarna coklat gelap dan dapat
diperoleh dari pemanasan yang terkontrol terhadap molase, hidrolisa pati,
dekstrosa, gula inverb, laktosa, syrup malt, dan glukosa. Komposisi
karamel sangat kompleks dan sukar didefinisakan. Bila diencerkan
karamel mebntuk koloid yang bermuatan listrik. Karena sifat ini
pemakaian karamel harus memperhatikan pH bahan. Di bawah pH 2.0
(titik isolistrik karamel), karamel bermuatan positif dan akan mengendap.
Untuk mencegah terjadi pengendapan, maka harus diusahakan pH di atas
titik isolistrik.
Ada tiga macam kelas karamel yang membedakan penggunaannya
dalam bahan makanan, yaitu
1. Karamel tahan asam :digunakan untuk mewarnai minuman
yang mengandung CO2 dan bersifat asam. Karamel ini
berbentuk cairan.
2. Karamel untuk roti juga berbentuk cairan, merupakan kelas
yang lebih rendah dan digunakan untuk produk seperti biskuit,
cake dan roti
3. Karamel kering digunakan untuk campuran dm bentuk kering
atau untuk produk cair dalam jumlah banyak.
Struktur Karamel
e. Klorofil
Klorofil adalah pigmen hijau yang ditemukan di kebanyakan
tanaman, alga, dan bakteri tertentu. Hampir semua sayuran berdaun
mengandung klorofil, itu adalah salah satu pigmen tertua dan paling
banyak dikonsumsi dalam makanan kita. Seperti yang telah ada dalam diet
manusia, maka klorofil dapat dianggap sebagai salah satu komponen
makanan yang paling aman. Klorofil memainkan peran penting dalam
tanaman dalam fotosintesis, mekanisme yang digunakan tanaman dalam
memperoleh energi. Klorofil murni digunakan sebagai warna makanan
dengan E-nomor E140, kompleks tembaga lebih stabil dari klorofil adalah
nomor E141. Klorofil merupakan pigmen utama pada tumbuhan, alga dan
bakteri fotosintetik. Sebagian besar klorofil akan terdistribusi di dalam
daun (sehingga disebut zat hijau daun), namun klorofil juga dapat
ditemukan pada batang, akar, buah dan biji yang berwarna hijau dalam
jumlah yang terbatas (Inanc, 2011). Dalam banyak buah, klorofil terdapat
pada buah yang belum dimasak yang kemudian warna hijaunya
menghilang secara perlahan ketika karatenoid merah dan kuning
mengagantikannya selama pemasakan. Beberapa tanaman dikenal sangat
kaya dengan klorofil, yaitu daun suji, daun katuk, daun singkong, chlorela,
alfalfa, spirulina, rumput gandum, bayam, cincau dan lain-lain. Saat ini
bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil
banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan
sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil
warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan
warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
Struktur Klorofil
f. Cochineal (karmin)
Cochineal adalah zat yang berwarna merah yang diperoleh dari
hewan coccus cacti betina yang dikeringkan. Hewan ini hidup pada sejenis
kaktus di Kepulauan Canary dan Amerika Selatan. Zat pewarna yang
terdapat di dalamnya adalah asam karminat. Karmin diperoleh dari
mengekstraksi asam karminat, kemudian dilapisi dengan alumunium, jadi
merupakan lake asam karminat. Zat pewarna karmin ini mahal dan jarang
dipakai. Karmin dipergunakan untuk melapisi bahan berprotein yang
diproses menggunakan retort dan memberikan lapisan merah jambu.
Struktur kimia karmin yaitu:
Struktur Karmin
DAFTAR PUSTAKA
Clydesdale, F.M., dan F.J. Francis. 1976. Pigment dalam O.R. Fennema
Principles of Food Science Marcel Dekker. New York : NY.