Anda di halaman 1dari 4

Teori S-O-R merupakan singkatan dari stimulus yang merupakan pesan,

organism yang merupakan komunikan, dan response yang merupakan efek yang
ditimbulkan. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini
adalah: (1) pesan (stimulus, S); (2) Komunikan (Organism, O); (3) Efek (Response,
R) (Effendy, 2003:255-256). Pesan yang disampaikan oleh komunikator ke
komunikan akan menimbulkan suatu efek yang kehadirannya terkadang tanpa
disadari oleh komunikan. Stimulus atau pesan yang diterima oleh komunikan melalui
media diterima oleh organism atau komunikan yang kemudian menimbulkan
response atau efek. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa efek - efek dari
penerimaan pesan yang terjadi pada komunikan antara lain mengubah opini,
perilaku, kognisi, afeksi dan konasi (Effendy, 2003:255).

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima


atau mungkin ditolak. Komunikasi berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Komunikasi pada iklan dapat menarik perhatian konsumen untuk menciptakan suatu
isi pesan iklan, yaitu dengan menggunakan sistem semiotika komunikasi visual yang
kreatif. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan tingkatan kreatifitas yang dianggap
oleh masyarakat sehingga mendapakatkan apresiasi dari masyarakat itu. Proses
berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang kemudian
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya,
maka terjadilah kesediaan komunikan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003:254-
255).

Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R) Teori ini mendasarkan asumsi


bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsang
(stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber
komunikasi (sources) misalnya, kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau
masyarakat. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku
sama dengan proses belajar, pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau


ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu
tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti di sini. Akan tetapi
bila stimulus diterima oleh organism berarti ada perhatian dari individu dan
stimulus tersebut efektif.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu organism mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap)
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
perilaku).
Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons) ini lahir karena adanya pengaruh
dari ilmu psikologi, hal ini karena objek kajian psikologi terutama yang berhubungan
dengan behavioristik dan komunikasi adalah sama, yaitu jiwa manusia yang
meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Komponen dalam model S-
O-R : ( Effendy, 2013 :254)

a. Stimulus, yaitu berupa rangsangan yang di dalamnya mengandung pesan


pesan atau gagasan.
b. Organism, yaitu individu atau komunikan yang akan menjadi objek proses
momunikasi persuasif.
c. Respons, yaitu berupa efek yang akan terjadi sebagai sebuah akibat dari
adanya stimulus.

Pada prosesnya perubahan sikap dapat berubah, jika hanya stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi stimulus semula. Prof. Dr. Ma’rat dalam bukunya
“Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland,
Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelah sikap yang baru ada tiga
variabel penting yaitu :
a. perhatian, komunikasi akan terjadi jika ada perhatian dari komunikan
(organisme)
b. pengertian, yaitu bagaimana komunikan mengerti akan stimuli yang diberikan
c. penerimaan. Hal ini jika komunikan telah mengolah stimuli dan
menerimannya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap ( Framanik,
2012 : 58)

faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi teori S-O-R :


a. Komunikator
Hal ini berkaitan dengan siapa yang memberikan stimuli, sorang
komunikator dituntut untuk memiliki kredibilitas yang tinggi, kemampuan
berkomunikasi yang memadai, dan juga daya tarik yang dapat menarik
perhatian komunikan.
b. Media
Agar pesan atau gagasan dapat mudah diterima oleh komunikan maka
seorang komunikator harus mampu menggunakan media yang sesuai
dengan karakteristik komunikan, hal ini bertujuan untuk memudahkan
proses pemahaman.
c. Karakteristik komunikan (organisme)
Faktor ini sngat menentukan apakah gagasan yang disampaikan akan
diterima atau tidak, sehingga pendalaman terhadap komunikan akan
memunggkinkan tingkat keberhasilan stimuli yang diberikan sangat besar.
d. Status sosial, berkaitan dengan tingkat ekomomi komunikan
e. Tingkat pendidikan
f. Karakteristik budaya
g. Suku/ras

Hambatan/gangguan teori S-O-R ( Framanik, 2012 : 25 ) Hambatan ini


sebenarnya berlaku untuk semua kegiatan komunikasi, namun karena toeri ini
merupakan bagian dari teori komunikasi sehingga hambatannya akan mengalami
kesamaan. Effendy (1993:45) mengatakan bahwa ada beberapa jenis gangguan
terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Gangguan mekanik, adalah gangguan yang bersifat fisik.
b. Gangguan semantic, gangguan yang berhubungan dengan keterbatasan
atau perbedaan bahasa.
c. Gangguan kepentingan, hal ini karena komunikan selektif dalam memilih
pesan apa yang penting untuknya.
d. Gangguan motivasi,berkaitan dengan emosi dan pengalaman.
e. Gangguan keinginan, adanya perubahan keingginan pada waktu tertentu.
f. Gangguan prasangka, adanya rasa curiga komunikan terhadap
komunikator.
g. Gangguan evasi komunikasi, memiliki dua sifat yaitu objektif dan subjektif.

Seksualitas merupakan bagian integral kehidupan manusia, kondisi seksualitas yang


sehat menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia. Seksualitas menyangkut dimensi
biologis, sosial, perilaku dan kultural.
Konsep seksualitas
1. Karakter biologis dan fisiologis tubuh yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau
perempuan (depkes RI,2002)
2. Perbedaan fisik biologis yang mudah dilihat lewat ciri fisik primer dan sekunder yang ada
pada laki-laki dan perempuan (badan pemberdayaan masyarakat, 2003)

Dimensi seksualitas
1. Dimensi sosiostruktural
Seksualitas dipengaruhi norma dan peraturan kultural yang menentukan perilaku
yang diterima kultul. Setiap kelompok sosial memiliki aturan dan norma sendiri untuk
memandu anggotanya.
2. Dimensi agama dan etik
Sikap seksualitas yang ditunjukkan oleh individu dipengaruhi oleh agama dan
nilai etis yang aada di lingkungannya.
3. Dimensi psikologi
Mencakup perilaku seksual yang ditunjukkan individu dan di pengaruhi oleh
karakter pribadi masing-masing individu.
4. Dimensi biologis
Pembeda biologis antara laki-laki dan perempuan.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Teory dan Filsafat Komunikasi. PT.Citra
Aditya Bakti. Bandung.
Framanik, Naniek Aprilla. 2012. Komunikasi Persuasi. Kocipta Publishing.
Serang.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Azwar, Azrul, DR. MPH. Administrasi Kesehatan ; JakartaBina Rupa Aksara,
1988
Maidin, Alimin,dr.MPH, Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai