Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Adaptif
(Penelitian pada Guru Pendidikan Jasmani Adaptif
Sekolah Dasar Inklusif Kota Surabaya)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
fungsi tubuh yang sangat diperlukan oleh sekolah dasar yang telah ditetapkan sebagai
semua ABK sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat Di lapangan, di sekolah dasar
memberikan sumbangsih terhadap inklusif, masing-masing guru memiliki
keberhasilan aplikasi pendidikan inklusi strategi tersendiri yang berbeda-beda, untuk
melalui bidang yang lebih spesifik yakni mengungkapkan tentang bagaimana strategi
pendidikan jasmani adaptif. Guru olahraga pembelajaran yang diterapkan guru dalam
di sekolah inklusif sebagai praktisi pembelajaran penjas adaptif di sekolah
pendidikan jasmani adaptif memegang inklusif, penulis tertarik untuk mengadakan
peranan sentral dalam kebehasilan penelitian yang didasarkan pada
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, pengalaman guru penjasorkes dalam
oleh karenanya, dalam penelitian ini guru mengelola pembelajaran, atas dasar
olahraga di sekolah inklusif menjadi pemikiran tersebut maka dilakukan
sumber data (narasumber) utama untuk penelitian dengan tema "strategi
mendapatkan gambaran kompleks tentang pembelajaran pendidikanjasmani adaptip "
pelaksanaan pembelajaran penjas adaptif di
METODE
penerimaan guru terhadap siswa ABK usia dan background pendidikan guru
berimplikasi besar terhadap keberhasilan penjas terhadap penerimaan dan pandangan
pembelajaran penjas di kelas inklusif yang guru pada siswa berkebutuhan khusus.
tidak terlepas dari keterlibatan siswa ABK
Pandangan positif/negatif guru dan
di dalamnya. Sherril, C. (1994) menyatakan
penerimaan guru penjas terhadap siswa
bahwa halangan terberat dalam aplikasi
ABK tidak terkait dengan jenis kelamin,
pendidikan jasmani adaptif adalah
usia, dan lalar belakang pendidikan guru,
pandangan negatif serta persepsi guru yang
pernyataan yang bersumber dari hasil
memandang siswa ABK sebagai siswa-
penelitian tersebut selaras dengan penelitian
siswa yang berkemampuan rendah, guru
yang dilaksanakan oleh Aminawa, 0.
dengan pandangan negatif seperti ini akan
(2008). Aminawa melaksanakan penelitian
mendapatkan halangan yang berat dalam
terhadap kepala sekolah dan guru di sekolah
memberikan pelayanan terbaik dalam
yang telah mergaplikasikan pendidikan
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
inklusi di Taw.i Barat, dan hasilnya
bagi siswa-siswanya.
menyatakan bahwa: sikap kepala sekolah
Dari pernyataan Sherril tersebut hal dan guru terhadap pendidikan inklusi tidak
terpenting yang harus dimiliki guru tidak dipengaruhi oleh faktor usia, masa kerja,
terkecuali guru pendidikan jasmani agar status kepegawaian (pns atau non pns) dan
dapat memberikan pelayanan pembelajaran tingkat kependidikan.
yang optimal di kelas inklusif adalah
Dengan adanya hasil penelitian ini
pandangan positif guru terhadap ABK,
optimisme semakin besar bahwa guru-guru
pandangan positif disini dapat juga
dalam sekolah inklusif yang semula kurang
diartikan sebagai penerimaan guru terhadap
bisa menerima ABK dengan berjalannya
keberadaan ABK. Guru yang berpandangan
waktu akan semakin bersikap positif dan
positif pada siswanya tentu saja mampu
dapat menerima keberadaan siswa ABK
menerima dengan baik keberadaan siswa
dengan baik. Dalam hasil penelitian pada
tersebut tidak terkecuali siswa tersebut
bab terdahulu telah dibahas bahwa memang
berkebutuhan khusus atau tidak, guru yang
ada keterkaitan antara penerimaan guru
mampu menerima dengan baik keberadaan
terhadap ABK dengan intensitas
ABK akan memberikan keleluasaan siswa
pengalaman guru dalam berinteraksi dengan
untuk turut berpartisipasi aktif dalam
siswa-siswa berkebutuhan khusus.
pembelajaran, guru yang tidak memandang
kebutuhan khusus siswa sebagai sisi kurang Bila dikaitkan dengan pendapat
yang melemahkan potensi siswa. Karakter Tepper, G.D (1994) yang mengidentifikasi
guru yang seperti ini yang dapat dikatakan bahwa persepsi guru penjas adaptif
sebagai guru yang memiliki interpretasi terhadap kemampuannya mengajar
baik pada siswa, dialah guru yang melibatkan ABK sebagai factor yang
berpandangan positif terhadap siswa, penting untuk menunjang kesuksesan
termasuk terhadap siswa ABK bila guru pembelajaran dalam situasi yang sulit.
tersebut mengajar di sekolah inklusif. Dikaitkan dengan hasil penelitian ini maka
Dalam penelitian ini diketahui bahwa tidak dapat terbentuk sebuah pemahaman yang
terdapat hubungan antara jenis kelamin, lebih utuh bahwa untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran penjas adaptif maka
diperlukan adanya pandangan positif guru dapat ditingkakan melalui interaksi yang
terhadap kemampuan ABK dan terlaksana antara guru dan siswa ABK.
kemampuan guru dalam mengajar ABK
Pandangan dan
Intensitas
I J Peningkatan J Pendidikan
interaksi penerimaan
i kualitas
i inklusif yang
dengan
ABK
j guru terhadap
ABK
pembelajaran ideal
i i
Bagan Metode Pencapaian Pelaksanaan
Pendidikan Inklusif yang Ideal
Dari data hasil wawancara, setelah dalam kegiatan pembelajaran. Bila dalam
dianalisis ternyata guru-guru olahraga peelitian Avramidis (2002) bahwa anak-
memiliki kecenderungan lebih bebas dan anak dengan kesulitan emosional dan
tidak merasa terbebani dengan melibatkan gangguan perilaku dipandang lebih
siswa ABK tanpa permasalahan gangguan menyebabkan kerisauan dan strees
perilaku dan atau hiperaktifitas dalam dibandingkan anak berkebutuhan khusus
pembelajaran olahraga, dan guru olahraga lainnya, maka dalam penelitian ini
di sekolah inklusif lebih senang mengajar menyatakan guru-guru olahraga yang
dengan melibatkan karakteristik ABK mengajar di sekolah inklusif merasa
slowleamer, underachiever, tunagrahita terbebani dalam mengajar anak-anak
ringan dan tunarunggu/ tunarunggu wicara. dengan kesulitan ganguan perilaku seperti
Sedangkan siswa dengan karateristik siswa Autis dan ADHD yang hiperaktif.
autism, ADHD lebih cenderung untuk tidak
Hasil penelitian yang juga melihat
dilibatkan dalam pembelajaran penjas.
adanya kecenderungan guru untuk lebih
Selain itu siswa dengan karakteristik
memilih mengajar jenis/karakter kebutuhan
tunanetra, tudadaksa adalah golongan
khusus tertentu disampaikan oleh Zyoudi
tengah, artinya dilibatkan dalam
(2006), Zyoudi melaksanakan penelitian
pembelajaran penjas namun dengan
terhadap para guru pelaksanakan
berbagai macam kompensasi yang
pendidikan inklusif di Yordania yang
memudahkan dan juga memberikan
hasilnya menyatakan pandangan guru
kesempatan siswa untuk mengikuti atau
bahwa seharusnya siswa yang diinklusikan
tidak mengikuti pembelajaran penjas,
adalah siswa-siswa dengan permasalahan
kondisi tersebut berbeda dengan kondisi
fisik (tuna daksa, tunarungu, tunanetra)
siswa Autis dan ADHD yang seringkali
siswa yang tidak memungkinkan untuk
diperbolehkan untuk tidak mengikuti
diinklusikan adalah siswa dengan
pembelajaran penjas, atau memang
keterbelakangan mental dan siswa dengan
dipuruskan untuk tidak diikutkan sama
permasalahan gangguan belajar yang
sekali dalam pembelajaran dan belajar
mempengaruhi kemampuan membaca,
terpisah bersama guru shadownya pada saat
menulis dan aritmatika. Responden yang
pembelajaran penjas. Tidak
terdiri dari para guru dalam penelitian
diikutsertakannya siswa Autis dan ADHD
tersebut menunjukkan pandangan yang
dalam pembelajaran penjas oleh guru
positif terhadap siswa dengan keterbatasan
olahraga dikarenakan permasalahan
penglihatan/tunanetra, keterbatasan
penyerta anak, misalnya babbling atau
kemampuan mendengar/tunarunggu,
hiperaktifitas, informasi yang disampaikan
keterbatasan fisik/tunadaksa, dan juga siswa
guru kadang anak menolak mengikuti
dengan hambatan bicara dan bahasa. namun
kegiatan pembelajaran dan berlari untuk
semua partisipan menunjukkan sikap
beraktifitas sesuai keinginan anak (tidak
negative terhadap inklusi bagi siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran olahraga
terbelakang mental/tunagrahita yang
bersama teman-teman lainnya), sehingga
mempengaruhi kemampuan membaca,
mayoritas guru olahraga yang mengajar
menulis, dan aritmatika, khususnya siswa
anak autis juga mengeluhkan penanganan
anak yang belum dapat maksimal terlibat
(d) Melakukan evaluasi program tersebut meskipun tidak selalu hams bempa
pembelajaran bersama gum materi.
kelas;
Teknik lain yang digunakan gum
(2) Membuat laporan program dan
untuk memotivasi siswa ABK adalah
perkembangan anak berkebutuhan
dengan pengurangan bantuan dalam
khusus.
pembelajaran apalagi bila siswa ABK yang
Upaya Guru Memotivasi dan Mengaktijkan dapat melakukan sendiri berbagai aktivitas
Siswa pembelajaran yang memungkinkan baginya,
gum memberi kepercayaan kepada siswa
Gum telah memperlalukan ABK
untuk melakukan olahraga tanpa bantuan
dan siswa reguler secara adil, sehingga gum, hal ini dilakukan gum untuk
terasa adanya solidaritas di kelas dan di membantu siswa meningkatkan rasa
sekolah secara urnum, suasana yang percaya diri siswa terhadap
mendukung juga tercipta dari tidak adanya kemampuannya.
diskriminasi yang dilakukan oleh seluruh
komponen sekolah baik gum maupun siswa Motivasi psikologi yang diterapkan
reguler. Gum juga memberikan apresiasi gum adalah dengan selalu memberikan
bagi siswa ABK yang mau dan mampu apresiasi atas inisiatif ABK, tidak
menunjukkan prestasi di bidang olahraga. menyalahkan anak atas gerakan yang salah
Kalau tidak memungkinkan bagi ABK atau kurang sempurna tapi tetap memberi
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran kalimat pengguatan "bagus" sebagai
secara penuh gum dapat mengalihkan motivator agar anak mau berbuat lebih baik
pembelajaran anak dengan tanpa lagi. Anak dalam kondisi apapun selalu
memisahkan anak dari aktifitas teman dimotivasi untuk melakukan yang lebih
sekelas dengan menempatkan siswa sebagai baik dan tanpa memberikan punishment
atas kesalahan anak.
supporter sehingga ABK dapat tetap
berperan sebagai penyemangat permainan. Memberikan perhatian dan perlakuan
Dalam proses pendidikan inklusif khusus bagi ABK yang memang
yang ideal, partisipasi ABK haruslah tinggi, membutuhkan, memotivasi siswa juga bisa
baik dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan guru secara individual agar siswa
(KBM) sehari-hari maupun dalam lomba- lebih bisa memahami dan mendalami
lomba yang sesuai dengan kemampuan maksud gum dalam memotivasi siswa. dan
ABK. Partisipasi dari segi tingkat dengan cara memahami bakat dan
kehadiran, partisipasi dalam segi keaktifan kelebihan anak dalam rangka memunculkan
Menurut teori dalam pendidikan inklusif potensinya
yang ideal, sebaiknya gum atau pihak Secara partisipasi, beberapa
sekolah dapat memberikan pengahargaan karakteristik kebutuhan khusus memiliki
atau insentif bagi ABK jika ia mampu nilai partisipasi yang rendah dari segi
berprestasi, baik sama seperti siswa reguler keaktifan dalam kegiatan pemebelajaran
maupun berprestasi dalam ukuran siswa, karekteristik yang sulit berpartisipasi
kekhususannya. Dan dalam aplikasinya adalah siswa autis, ADHD dan anak-anak
gum telah menerapkan pemberian apresiasi hiperaktif sulit untuk dapat berpartisipasi
secara penuh dalam kegiatan pembelajaran, pembelajaran adalah karena ABK tersebut
mayoritas gum mengeluhkan tentang yang memang berkarakter individualis dan
partisipasi siswa-siswa tersebut suka menyendiri atau malah hiperaktif dan
berlari kesana kemari tidak fokus pada
Bagi siswa ABK dengan karakteristik
pembelajaran penjas bersama teman-teman
keterbatasan fisik yang lain tidak ada
yang lain.
keluhan gum tentang masalah parsitisipasi
siswa, menurut guru siswa-siswa dengan Penilaian guru tentang pembelajaran
karakter slow learner, kesulitan belajar penjas adaptif: keberadaan ABK ditengah-
menunjukkan performance dan partisipasi tengah siswa yang reguler semakin
yang jauh lebih baik saat pembelajaran menumbuhkan rasa tenggang rasa dan
penjas bila dibandingkan saat pembelajaran sating tolong menolong diantara siswa.
lain di dalam kelas Semakin membaiknya toleransi anak
terhadap temannya yang mengalami
Tidak ada penolakan teman sebaya
kebutuhan khusus.
terhadap siswa ABK, yang terjadi
seringkali siswa tidak mengikuti
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, Arma. (1996). Pendidikan Barat). Tesis Magister pada SPs UPI
Jasmani Adaptif. Jakarta: Departemen Bandung: tidak diterbitkan.
Pendidikan dan Kebudayaan
Avramidis, E., dkk. (2002). "A Survey into
Direktorat Jenderal Pendidikan
Mainstream Teacher's Attitudes
Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Toward the Incussion of Children
Akademik.
with Special Education Needs in the
Aminawa, O. (2006). Sikap Kepala Sekolah Ordinary School in One Local
dan Guru Terhadap Pendidikan Education Authority". Journal
Inklusif (Studi Deskriptif Terhadap Education Psycology. 20,(2),1991-
Kepala Sekolah dan Guru di SD 211 [Online] Tersedia:
Reguler yang Telah Melaksanakan http ://www.enothe.hva.nl/proiect/tuni
Pendidikan Inklusif di Propinsi Jawa ng/fpypdee/curiculum/docs/a survey
•/